Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
A. Pengertian
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengn tinja berbentuk cair
atau setengah cair, kandungan air tinja lebih banyak daripada biasanya
lebih dari 200 gram atau 200 ml/24 jam (Sudoyo, 2009)
Diare merupakan gejala yang terjadi karena kelainan yang
melibatkan funsi pencernaan, penyerapan dan sekresi. Diare disebabkan
oleh transportasi oleh air dan elektrolit yang abnormal dalam usus
(Wulandari, 2016)
Buang Air Besar (BAB) umumnya berfariasi dalam jumlah dan
konsistensi, tergantung pada usia dan makanan anak. Bayi yang diberi ASI
akan BAB lebih dari 12 X/hari, tetapi pada bulan ke 2 atau ke 3 dimana
dia tidak BAB. Tinja yang sekali aencer bukan suatu bahaya. Tetapi bila
pola BAB tiba - tiba berubah menjadi lunak,cair dan terjadi lebih sering
dari biasanya maka anak mengalami diare.
BAB II
PROSES TERJADI MASALAH

A. Faktor Presipitasi dan Predisposisi


Faktor penyebab diare pada anak yaitu faktor presipitasi dan faktor
predisposisi menurut (Sumampouw, 2017) :

1. Faktor presipitasi
a. Virus
b. Bakteri
c. Protozoa
2. Faktor predisposisi
a. Kebiasaan mencuci tangan
b. Kebiasaan menyuapi anak
c. Tingkat pendidikan orang tua
d. Pendapatan keluarga

B. Patofisiologi
Menurut (Vivian, 2010), mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya
diare adalah sebagai berikut : gangguan osmotic merupakan akibat
terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan
tekanan osmotik dalam rongga meninggi sehingga terjadi pergeseran air dan
elektrolit kedalam rongga usus, isi rongga usus yang berlebihan akan
merangsang usus untuk mengeluarkan sehingga timbul diare. Gangguan
sekresi akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus atau
terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit kedalam rongga usus dan
selanjutnya timbul diare karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
Gangguan motilitas usus hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya
kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare sebaliknya
bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri timbul berlebihan
selanjutnya timbul diare pula.

2
Menurut (Hidayat, 2006), proses terjadinya diare dapat disebabkan oleh
berbagai macam kemungkinan faktor diantaranya :
1. Faktor infeksi
Proses ini dapat diawali adanya mikroorganisme (kuman) yang masuk
kedalam saluran pencernaan yang kemudian berkembang dalam usus dan
merusak sel mukosa usus yang dapat menurunkan daerah permukaan
usus, selanjutnya terjadi perubahan kapasitas usus yang akhirnya
menyebabkan gangguan fungsi usus dalam absorpsi cairan dan elektrolit.
Atau juga dikatakan adanya toksin bakteri akan menyebabkan sistem
transport aktif dalam usus sehingga sel mukosa mengalami iritasi yang
kemudian sekresi cairan dan elektrolit akan meningkat.
2. Faktor malabsorpsi
Merupakan kegagalan dalam melakukan absorbsi yang menyebabkan
tekanan osmotik meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit
kerongga usus yang dapat isi meningkatkan rongga usus sehingga
terjadilah diare.
3. Faktor makanan
Ini dapat terjadi apabila toksin yang ada tidak mampu diserap dengan
baik.Sehingga terjadi peningkatan peristaltik usus yang mengakibatkan
penurunan kesempatan untuk menyerap makanan yang kemudian
menyebabkan diare.
4. Faktor psikologis
Faktor ini dapat mempengaruhi terjadinya peningkatan peristaltik usus
yang akhirnya mempengaruhi proses penyerapan makanan yang
menyebabkan diare

3
C. Pathway
Infeksi (virus, Malobsorbsi KH Makanan beracun Faktor
bakteri, parasit) lemak, protein psikologis

Berkembang diusus Tes Osmotik Makanan tidak diserap Ansietas

PC sekresi cairan Pergeseran cairan dan


dan elektrolit elektrolit ke rongga usus

Isi usus meningkat

Penyerapan makanan di usus


Menurun

Diare

Frekuensi BAB naik Distensi abdomen

Hilangnya cairan dan Mual dan muntah


elektrolit berlebihan

Gangguan keseimbangan cairan Nafsu makan menurun


dan elektrolit

Dehidrasi Ketidakseimbangan nutrisi kurang


Dari kebutuhan tubuh

Kekurangan volume cairan

(Vivian, 2010)

4
D. Manifestasi klinik
Tanda gejala anak yang menderita diare menurut (Nelwar, 2014) :
1. BAB lebih 3X
2. Badan lemas, tidak napsu makan, tugor kulit jelek.
3. Membran mulkosa bibir kering.
4. Feses bisa terdapat darah maupun lendir.
5. Mata cekung.
6. Mual, mutah, kembung.
7. Kram perut.

E. Klafisikasi
Klasifikasi diare menurut (Wong, 2009) :
1. Diare akut
Diare akut sebagai keadaan peningkatan dan perubahan tiba-tiba yang
sering di sebabkan oleh agens infeksius dalam fraktus GI. Keadaan ini
dapat menyertai infeksi saluran nafas atas atau saluran kemih. Diare akut
biasanya sembuh sendiri ( lamanya sakit kurang dari 14 hari) dan akan
mereda tanpa terapi yang spesifik jika dehidrasi tidak terjadi.
2. Diare kronik
Diare kronik sebagai keadaan meningkatnya frekuensi defekasi dan
kandungan air dalam feses dengan lamanya sakit lebih dari 14 hari. Diare
kronis terjadi karena keadaan kronis seperti sindrom, malabsorpsi,
penyakit inflasi usus, defisiensi kekebalan,alergi makanan.

F. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang terhadap penyakit diare menurut (Nelwan, 2014) :
1. Analisa gas darah.
2. Pemeriksaan darah ferifer lengkap,urium,kreatin,elektrilit
3. Pemeriksaan toksik.
4. Analisa feses rutin leokosit difeses.

5
G. Penatalaksana Medis
Penatalaksanaan diare pada anak-anak akibat infeksi menurut (Ridha,
2014) :

1. Rehidrasi menggunakan oralit osmolalitas rendah


Oralit untuk mencegah terjadinya dehidrasi dapat dilakukan mulai dari
rumah dengan memberikan oralit osmolaritas rendah, dan bila tidak
tersedia berikan cairan air tajin,kuah sayur,air matang.oralit di pasaran
dapat mengurangi rasa mual dan muntah.oralit merupakan cairan yang
terbaik bagi penderita diare untuk mengganti cairan yang hilang.
a. diare tanpa dehidrasi
umur < 1 tahun:1/2 -1/2 gelas setiap kali anak mencret
umur 1-4 tahun : 1/2 -1 gelas setiap kali anak mencret
umur di atas 5 tahun :1- 1 ½ gelas setiap kali anak mencret
b. diare dengan dehidrasi ringan sedang
dosis oralit yang diberikan dalam 3 jam pertama 75 ml/kg bb dan
selanjutnya di teruskan dengan pemberian oralit seperti diare tanpa
dehidrasi.
c. diare dengan dehidrasi berat
penderita diare yang yang tidak dapat minum harus segera di rujuk
ke rumah sakit, untuk anak dibawah umur 2 tahun cairan harus di
berikan dengan 1 sendok setiap 1 sampai 2 menit,pemberian
dengan botol tidak di perbolehkan. Anak yang lebih besar dapat
minum langsung dari gelas. Bila terjadi muntah hentikan dulu
selama10 menit kemudian mulai lagi perlahan-lahan misalnya 1
sendok setiap 2-3 menit. Pemberian cairan ini di lanjutkan sampai
dengan diare berhenti.
2. Zinc diberikan selama 10 hari berturut-turut
Zinc mrupakan salah satu mikronutrien yang penting dalam tubuh.
Zinc dapat menghambat enzim INOS( inducible nitric oxide synthase)
dimana enzim meningkat selama diare dan mengakibatkan hipersekresi
epitel usus. Zinc juga berperan dalam epitelisasi dinding usus yang

6
mengalami kerusakan morfologi dan fungsi selama kejadian diare.
Pemberian zinc terbukti mampu mengurangi dan tingkat keparahan diare,
mengurai frekuensi buang air besar, serta menurunkan kekambuhan
kejadian diare pada 3 bulan berikutnya. Berdasarkan bukti ini semua
anak diare harus diberi zinc segera saat anak mengalami diare. Dosis
pemberian zinc pada balita:
a. umur < 6 bulan: ½ tablet (10mg) per hari selama 10 hari
b. umur > 6 bulan: 1 tablet (20 mg) per hari selama 10 hari
zinc tetap di berikan selama 10 hari walaupun diare sudah berhenti.
3. Terusan pemberian air susu ibu dan makanan
Pemberian makan selama diare bertujuan untuk memberikan gizi pada
penderita terutama pada anak agar tetap kuat dan tumuh serta mencegah
berkurangnya berat badan. Anak yang minim air susu ibu harus lebih
sering di berikan.anak usia 6 bulan atau lebih termasuk bayi yang telah
mendapatkan makanan padat harus di berikan makanan yang mudah di
cernadan di berikan sedikit lebih sering. Setelah diare berhenti, pemberian
makanan ekstra diteruskan selama 2 minggu untuk membantu pemulihan
berat badan.
4. Antibiotik selektif
Antibiotika tidak boleh di gunakan secara rutin karena kecilnya kejadian
diare pada balita yang di sebebkan oleh bakteri. Antibiotika hanya
bermanfaat pada penderita diare dengan darah(sebagian besar karena
shigellosis),dan suspek kolera.

7
5. Nasihat orang tua atau pengasuh
Ibu atau pengasuh yang berhubungan erat dengan balita harus di beri
nasehat tentang:
a. cara memberi cairan dan obat di rumah
b. kapan harus membawa kembali balita ke petugas kesehatan bila:
1.) diare lebih sering
2.) muntah berulang
3.) sangat haus
4.) makan/minum sedikit

8
Intervensi Keperawatan
1. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan kurang asupan makanan
NIC:
a. Manajemen Nutrisi (1100)
1.) Kaji adanya alergi makanan
Rasional : untuk mengetahui adanya alergi klien
2.) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori
dan nutrisi yang dibutuhkan klien
Rasional : agar tidak berlebihan dalam memberikan asupan
pada klien
3.) Kaji kemampuan klien untuk mendapatkan nutrisi yang
dibutuhkan
Rasional : untuk mengetahui kemampuan klien menerima
nutrisi
4.) Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
Rasional : meminimalkan terjadinya konstipasi
b. Monitoring Nutrisi (1160)
1.) Monitor berat badan klien
Rasional : untuk mengetahui turun atau tidaknya berat badan
klien
2.) Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
Rasional : untuk memantau asupan klien
3.) Monitor pertumbuhan dan perkembangan
Rasional : untuk memantau perkebangan fisik dan biologis anak
4.) Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjugtiva
Rasional : untuk mengetahui parahnya penyakit pasien

9
2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan obstruksi intestinal
a. Manajemen Cairan (4120)
1.) Monitor status hidrasi
Rasional : untuk mengetahui klien mengalami dehidrasi atau
tidak
2.) Monitor TTV
Rasional : untuk mengetahui keadaan umum klien
3.) Monitor intake dan output
Rasional : untuk mengetahui ada ketidakseimangan cairan
didalam tubuh klien
4.) Monitor status nutrisi
Rasional : untuk mengetahui nutrisi yang masuk ke dalam
tubuh klien
5.) Monitor berat badan
Rasional : untuk mengetahui penurunan berat badan klien
6.) Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat
Rasional : untuk mengurangi diare yang dirasakan klien
7.) Timbang popok atau pembalut jika diperlukan
Rasional : untuk mengetahui berapa cairan yang keluar dari
tubuh klien
b. Manajemen Hipovolemi (4180)
1.) Monitor status cairan termasuk intake dan output
Rasional : untuk mengetahui keseimbangan cairan pasien
2.) Pelihara IV line
Rasional : untuk meminimalisir terjadinya infeksi
3.) Monitor TTV
Rasional : untuk mengetahui keadaan umum pasien
4.) Monitor respon pasien terhadap penambahan cairan
Rasional : untuk mengetahui respon pasien terhadap
penambahan cairan yang diberikan

10
3. Diare berhubungan dengan inflamasi gastrointestinal
a. Manajemen diare (0460)
1.) Instruksikan keluarga untuk mencatat warna, volume,
frekuensi, dan konsistensi tinja
Rasional : untuk memonitor kondisi BAB dan diare yang
dialami pasien
2.) Monitor tanda dan gejala diare
Rasional : untuk memonitor adanya kekurangan cairan atau
tidak
3.) Monitor persiapan makanan yang aman
Rasional : agar tidak memperparah sakit yang dialami pasien
4.) Timbang pasien secara berkala
Rasional : untuk memonitor penurunan berat badan pasien
5.) Evaluasi intake makanan yang masuk
Rasional : untuk memonitor asupan yang masuk ke dalam
tubuh klien
6.) Opservasi turgor kulit secara rutin
Rasional : untuk memonitor adanya kulit yang terluka atau
tidak
7.) Intruksikan klien untuk makan rendah serat, tinggi protein dan
tinggi kalori jika memungkinkan
Rasional : mencegah terjadinya konstipasi
8.) Kolaborasi dengan dokter dengan pemberian obat
Rasional : untuk mencegah terjadinya terlalu banyak

11
4. Ansietas berhubungan dengan ancaman pada status terkini
a. Pengurangan kecemasan (5820)
1.) Gunakan pendekatan yang menenangkan
Rasional : untuk membentuk rasa saling percaya dengan klien
2.) Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku pasien
Rasional : untuk membentuk rasa kepercayaan
3.) Jelaskan semua prosedur yang akan dilakukan
Rasional : agar klien paham atau mengetahui prosedur yang
akan dilakukan
4.) Identifikasi tingkat kecemasan
Rasional : untuk mengetahui tingkat kecemasan klien
5.) Dorong klien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan,
persepsi
Rasional : agar mengetahui apa penyebab kecemasan
6.) Dorong keluarga untuk menemani anak
Rasional : agar anak merasa tenang

12
Daftar Pustaka

Shelov, Steven. 2008. Perawatan Untuk Bayi. Jakarta: Arcan


Sodikin. 2012. Keperawatan Anak. Jakarta: Buku Kedokteran

13

Anda mungkin juga menyukai