Anda di halaman 1dari 36

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelayanan farmasi rumah sakit merupakan salah satu kegiatan di rumah


sakit yang menunjang pelayanan kesehatan yang bermutu. Tuntutan pasien dan
masyarakat akan mutu pelayanan farmasi, mengharuskan adanya perubahan
pelayanan dari paradigma lama drug oriented ke paradigma baru patient oriented
dengan dengan filosofi Pharmaceutical Care (Pelayanan Kefarmasian). Praktek
pelayanan kefarmasian merupakan kegiatan yang terpadu dengan tujuan untuk
mengindetifikasi, mencegah dan menyelesaikan masalah obat dan masalah yang
berhubungan dengan kesehatan.
Tugas utama instalasi Farmasi Rumah Sakit adalah pengelolaan mulai dari
perencanaan, pengadaan, penyimpanan, penyiapan, peracikan, pelayanan langsung
kepada penderita sampai dengan pengendalian perbekalan kesehatan yang beredar
dan digunakan dalam rumah sakit, baik untuk penderita rawat inap maupun rawat
jalan.
Mengingat Standar Pelayanan Farmasi Rumah Sakit sebagaimana tercantum
dalam Standar Pelayanan Rumah Sakit masih umum, maka untuk membantu pihak
rumah sakit dalam mengimplementasikan Standar Pelayanan Rumah Sakit tersebut
perlu dibuat Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit. Sehubungan dengan
berbagai kendala sebagaimana disebut di atas, maka sudah saatnya pula farmasi
rumah sakit menginventarisasi semua kegiatan farmasi yang harus dijalankan dan
berusaha mengimplementasikan secara prioritas dan sesuai kondisi rumah sakit.
Kegiatan pelayanan farmasi Rumah Sakit yang utama adalah pengelolaan
dan penggunaan perbekalan farmasi yang diselenggarakan secara berdaya guna dan
berhasil guna. Dengan demikian perlu adanya perumusan Kebijakan Pelayanan
Farmasi yang sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor: 58 tahun
2014 tentang Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit.

1
1. Tujuan Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
Adapun tujuan pelayanan farmasi di Rumah Sakit adalah sebagai berikut :
a. Melaksanakan pelayanan farmasi yang optimal baik dalam keadaan
biasa maupun dalam keadaan gawat darurat, sesuai dengan keadaan
pasien maupun fasilitas yang tersedia
b. Menyelenggarakan kegiatan pelayanan profesional berdasarkan prosedur
kefarmasian dan etik profesi
c. Melaksanakan KIE (Komunikasi Informasi dan Edukasi) mengenai obat
d. Menjalankan pengawasan obat berdasarkan aturan-aturan yang berlaku
e. Melakukan dan memberi pelayanan bermutu melalui analisa, telaah dan
evaluasi pelayanan
f. Mengawasi dan memberi pelayanan bermutu melalui analisa, telaah dan
evaluasi pelayanan
g. Mengadakan penelitian di bidang farmasi dan peningkatan metoda

2. Fungsi Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit


Adapun fungsi pelayanan farmasi di rumah sakit menurut keputusan menteri
kesehatan adalah sebagai berikut :
1. Pengelolaan Perbekalan farmasi, meliputi :
a. Memilih perbekalan farmasi sesuai kebutuhan pelayanan rumah
sakit
b. Merencanakan kebutuhan perbekalan farmasi secara optimal
c. Mengadakan perbekalan farmasi berpedoman pada perencanaan
yang telah dibuat sesuai ketentuan yang berlaku
d. Memproduksi perbekalan farmasi untuk memenuhi kebutuhan
pelayanan kesehatan di rumah sakit
e. Menerima perbekalan farmasi sesuai dengan spesifikasi dan
ketentuan yang berlaku
f. Menyimpan perbekalan farmasi sesuai dengan spesifikasi dan
persyaratan kefarmasian
g. Mendistribusikan perbekalan farmasi ke unit-unit pelayanan di
rumah sakit

2
2. Pelayanan kefarmasian dalam penggunaan obat dan alat kesehatan,
meliputi:
a. Mengkaji instruksi pengobatan/resep pasien
b. Mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan penggunaan
obat dan alat kesehatan
c. Mencegah dan mengatasi masalah yang berkaitan dengan obat
dan alat kesehatan
d. Memantau efektifitas dan keamanan penggunaan obat dan alat
kesehatan
e. Memberikan informasi kepada petugas kesehatan,
pasien/keluarga
f. Memberi konseling kepada pasien/keluarga
g. Melakukan pencampuran obat suntik
h. Melakukan penyiapan nutrisi parenteral
i. Melakukan pencatatan setiap kegiatan
j. Melaporkan setiap kegiatan

B. Ruang Lingkup

1. Administrasi dan Pengelolaan


Pelayanan diselenggarakan dan diatur demi berlangsungnya pelayanan
kefarmasian yang efisien dan bermutu, berdasarkan fasilitas yang ada dan
standar pelayanan keprofesian yang universal.
1. Adanya bagan organisasi yang menggambarkan uraian tugas, fungsi,
wewenang dan tanggung jawab serta hubungan koordinasi di dalam
maupun diluar pelayanan farmasi yang ditetapkan oleh pimpinan rumah
sakit.
2. Bagan organisasi dan pembagian tugas dapat direvisi kembali dan
diubah bila terdapat :
a. Perubahan pola kepegawaian
b. Perubahan standar pelayanan farmasi
c. Penambahan atau pengurangan pelayanan
3. Kepala instalasi terlibat dalam perencanaan manajemen dan penentuan
anggaran serta penggunaan sumber daya

3
4. Instalasi farmasi menyelenggarakan rapat pertemuan untuk
membicarakan masalah-masalah dalam peningkatan pelayanan farmasi.
5. Adanya Komite/Panitia Farmasi dan Terapi (KFT) di rumah sakit dan
Kepala IFRS (instalasi farmasi dan terapi) sebagai sekretaris KFT
6. Adanya komunikasi yang tetap dengan dokter dan paramedis, serta
selalu berpartisipasi dalam rapat yang membahas masalah perawatan
7. Hasil penilaian/pencatatan komite terhadap staf di dokumentasikan
secara rahasia san hanya digunakan oleh atasan yang mempunyai
wewenang untuk itu
8. Dokumentasi yang rapi dan rinci dari pelayanan farmasi dan dilakukan
evaluasi terhadap pelayanan setiap tahun
9. Kepala instalasi farmasi harus terlibat secara langsung dalam perumusan
segala keputusan yang berhubungan dengan pelayanan farmasi dan
kebutuhan obat.
2. Staf dan Pimpinan

Pelayanan farmasi diatur dan dikelola demi terciptanya tujuan pelayanan


a. IFRS (Instalasi Farmasi Rumah Sakit) dipimpin oleh Apoteker.

b. Pelayanan farmasi diselenggarakan dan dikelola oleh Apoteker yang


mempunyai pengalaman minimal dua tahun di bagian farmasi rumah
sakit.

c. Apoteker telah terdaftar di Depkes dan mempunyai surat ijin kerja.

d. Pada pelaksanaannya Apoteker dibantu oleh Tenaga Ahli Madya


Farmasi (D-3) atau Sarjana Farmasi

e. Kepala Instalasi Farmasi bertanggung jawab terhadap aspek hukum


dan peraturan-peraturan farmasi baik terhadap pengawasan distribusi
maupun administrasi barang farmasi.

f. Setiap saat harus ada apoteker yang bertanggungjawab dan mengawasi


pelayanan farmasi dan ada pendelegasian wewenang dan tanggung
jawab bila kepala instalasi farmasi berhalangan kepada kepala ruangan.

g. Adanya uraian tugas (job description) bagi staf dan pimpinan farmasi.

4
h. Adanya staf farmasi yang jumlah dan kualifikasinya disesuaikan
dengan kebutuhan.

i. Penilaian terhadap staf harus dilakukan berdasarkan tugas yang terkait


dengan pekerjaan fungsional yang diberikan dan juga pada penampilan
kerja yang dihasilkan dalam meningkatkan mutu pelayanan.

3. Fasilitas dan Peralatan

Harus tersedia ruangan, peralatan dan fasilitas lain yang dapat


mendukung administrasi, profesionalisme dan fungsi teknik pelayanan
farmasi, sehingga menjamin terselenggaranya pelayanan farmasi yang
fungsional, profesional dan etis.
a. Tersedianya fasilitas penyimpanan barang farmasi yang menjamin
semua barang farmasi tetap dalam kondisi yang baik dan dapat
dipertanggung jawabkan sesuai dengan spesifikasi masing-masing
barang farmasi dan sesuai dengan peraturan.

b. Tersedianya fasilitas untuk pendistribusian obat.

c. Tersedianya fasilitas pemberian informasi dan edukasi.

d. Tersedianya fasilitas untuk penyimpanan arsip resep.

e. Ruangan perawatan harus memiliki tempat penyimpanan obat yang baik


sesuai dengan peraturan dan tata cara penyimpanan yang baik.

f. Obat yang bersifat adiksi disimpan sedemikian rupa demi menjamin


keamanan setiap staf.

4. Kebijakan dan Prosedur

Semua kebijakan dan prosedur yang ada harus tertulis dan dicantumkan
tanggal dikeluarkannya peraturan tersebut.Peraturan dan prosedur yang ada
harus mencerminkan standar pelayanan farmasi mutakhir yang sesuai dengan
peraturan dan tujuan dari pada pelayanan farmasi itu sendiri.
1. Kriteria kebijakan dan prosedur dibuat oleh kepala instalasi,
panitia/komite farmasi dan terapi serta para apoteker.

5
2. Obat hanya dapat diberikan setelah mendapat pesanan dari dokter dan
apoteker menganalisa secara kefarmasian. Obat adalah bahan
berkhasiat dengan nama generik atau nama dagang.

3. Kebijakan dan prosedur yang tertulis harus mencantumkan beberapa


hal berikut :

a. Macam obat yang dapat diberikan oleh perawat atas perintah


dokter

b. Label obat yang memadai

c. Daftar obat yang tersedia

d. Gabungan obat parenteral dan labelnya

e. Pencatatan dalam rekam farmasi pasien beserta dosis obat yang


diberikan

f. Pengadaan dan penggunaan obat di rumah sakit

g. Pelayanan perbekalan farmasi untuk pasien rawat inap, rawat


jalan, karyawan dan pasien tidak mampu

h. Pengelolaan perbekalan farmasi yang meliputi perencanaan,


pengadaan, penerimaan, pembuatan/produksi, penyimpanan,
pendistribusian dan penyerahan

i. Pencatatan, pelaporan dan pengarsipan mengenai pemakaian


obat dan efek samping obat bagi pasien rawat inap dan rawat
jalan serta pencatatan penggunaan obat yang salah dan atau
dikeluhkan pasien

j. Pengawasan mutu pelayanan dan pengendalian perbekalan


farmasi

k. Pemberian konseling/informasi oleh apoteker kepada pasien


maupun keluarga pasien dalam hal penggunaan dan
penyimpanan obat serta berbagai aspek pengetahuan tentang obat
demi meningkatkan derajat kepatuhan dalam penggunaan obat

l. Apabila ada sumber daya farmasi lain disamping instalasi maka


secara organisasi dibawah koordinasi instalasi farmasi

m. Prosedur penarikan/penghapusan obat

n. Pengaturan persediaan dan pesanan

o. Penyebaran informasi mengenai obat yang bermanfaat kepada


staf

6
p. Masalah penyimpanan obat yang sesuai dengan
peraturan/undang-undang

q. Pengamanan pelayanan farmasi dan penyimpanan obat harus


terjamin

4. Harus ada sistem yang mendokumentasikan penggunaan obat yang


salah dan atau mengatasi masalah obat.

5. Kebijakan dan prosedur harus konsisten terhadap sistem pelayanan


rumah sakitlainnya.

7
BAB II

GAMBARAN UMUM

A. SEJARAH RUMAH SAKIT

Rumah sakit ini terletak di desa simpang tiga pekan jalan Deli
kecamatan perbaungan kabupaten Serdang bedagai. Sebelumnya bernama
Rumah sakit Ibunda yang didirikan oleh Bapak Suhardi sekitar tahun 1985. Dan
kemudian berpindah tangan kepada tuan Hanafi orang tua dari dokter Tondy,
yang merupakan dokter jaga sekaligus pemimpin di RSU Ibunda.
Kemudian dengan bergantinya pemilik RS ini maka berganti nama
menjadi RSU. Melati Perbaungan, dan telah memiliki Akta Notaris dengan No.
C - 199 - HT. 03. 01 - Th. 1992 tertanggal 15 Desember 1997. Yang kemudian
terus mengalami perbaikan dibidang pelayanan dan SDM maupun peralatan.

B. VISI, MISI DAN TUJUAN RUMAH SAKIT UMUM MELATI

Visi :
Menjadi Rumah Sakit pilihan di Serdang Bedagai dalam penanganan dini
kesehatan ibu dan anak tahun 2023

Misi :
1. Memberikan pelayanan kesehatan yang mengutamakan keselamatan dan
keamanan pasien
2. Meningkatkan kompetensi sumber daya manusia
3. Menyediakan fasilitas yang lebih lengkap dan terbaru

Tujuan :
1. Melaksanakan upaya pelayanan kesehatan masyarakat yang bersifat sosial
dalam arti seluas-luasnya guna menyokong program sistem kesehatan
nasional.
2. Melakukan berbagai peningkatan kesehatan untuk masyarakat dalam
mencapai standar hidup sehat.
3. Melakukan upaya pendidikan dan pengembangan dalam bidang kesehatan
masyarakat.

8
Fungsi :
1. Menyelenggarakan pelayanan medis
2. Menyelenggarakan pelayanan penunjang medis dan non medis
3. Menyelenggarakan pelayanan rujukan
4. Menyelenggarakan pelayanan asuhan keperawatan
5. Menyelenggarakan pelayanan administrasi umum dan keuangan rumah
sakit

Motto :Melayani Dengan Hati

9
BAB III

STRUKTUR ORGANISASI

Pelayanan diselenggarakan dan diatur demi berlangsungnya pelayanan farmasi


yang efisien dan bermutu, berdasarkan fasilitas yang tersedia dan standar pelayanan
keprofesian universal. Untuk menggambarkan garis tanggung jawab struktural maupun
fungsional dan koordinasi didalam dan diluar pelayanan farmasi tercermin dalam bagan
organisasi Rumah Sakit dan bagan organisasi Instalasi farmasi.

A. Struktur Organisasi Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Melati


Perbaungan

Ka. Instalasi Farmasi

Rinda Milasari S.Farm., Apt.

Koordinator Koordinator Managemen


Administrasi Farmasi Kefarmasian Koordinator Farmasi Klinis

Rinda Milasari S.Farm., Apt. Laura Khristiani Marbun S.Farm.,


Rinda Milasari S.Farm., Apt.
Apt.

Pengelolaan Sediaan - Farmasi Rawat Inap


Samiah Farmasi - Farmasi Rawat Jalan
- IGD
- ICU/NICU

Regi Satria Novanto S.Farm Regi Satria Novanto S.Farm

Riana Nur Fatimah AM.Keb Riana Nur Fatimah AM.Keb


SKM SKM

10

SAMIAH
B. Visi dan Misi Instalasi Farmasi
 Visi:
Terwujudnya pelayanan farmasi terbaik di Rsu.Melati Perbaungan yang
berorientasi kepada pelayanan pasien dalam penyediaan obat yang bermutu dan
terjangkau bagi semua lapisan masyarakat.

 Misi :
1. Menyelenggarakan pelayanan kefarmasian yang berorientasi pada pasien.
2. Menyelenggarakan pelayanan kefarmasian yang bermutu, ramah dan
professional.
3. Menyelenggarakan pelayanan kefarmasian secara tepat dan tepat.
4. Menyelenggarakan pelayanan kefarmasian rumah sakit sesuai setandar dan
prosedur.
5. Bertanggung jawab atas pengelolaan farmasi rumah sakit yang berdaya guna
dan berhasil guna.
6. Memberi pelayanan unggulan

C. Uraian Tugas Jabatan Instalasi Farmasi

I. Kepala Instalasi Farmasi Rumah Sakit

Tanggung Jawab :

1. Bertanggung jawab terhadap keakuratan, kebenaran, dan ketepatan dalam


pelayanan farmasi
2. Bertanggung jawab terhadap ketertiban, kejelasan dan kebenaran tata kerja di
instalasi farmasi
3. Bertanggung jawab atas terpenuhinya layanan farmasi
4. Bertanggung jawab terhadap keakuratan, kebenaran, dan ketepatan laporan
berkala dan laporan khusus di instalasi farmasi.

Uraian Tugas :

1. Menyusun program kerja


2. Mengatur pelaksanaan pelayanan obat
3. Mengatur pelaksanaan pelayanan peralatan kesehatan

11
4. Mengatur pelaksanaan penyediaan stock obat
5. Mengatur pelaksanaan pelayanan resep rawat jalan
6. Mengatur pelaksanaan pelayanan resep rawat inap
7. Mengatur pelaksanaan peracikan obat
8. Mengatur pelaksanaan pengawasan pelayanan instalasi farmasi
9. Mengatur pelaksanaan pelayanan kebutuhan obat
10. Menyusun kebutuhan instalasi farmasi
11. Melaksanakan pembinan pegawai di instalasi farmasi
12. Mengatur pelaksanaan pencatatan dan pelaporan
13. Mengadakan evaluasi pelayanan farmasi
14. Melaksanakan tugas/kegiatan lain sesuai pengarahan pimpinan
15. Memberikan saran baik diminta ataupun tidak diminta kepada pimpinan
tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan tugas/kegiatan instalasi
farmasi

II. Farmasi Klinik

Tanggung Jawab :

Menjamin penggunaan obat dan alat kesehatan sesuai dengan indikasi,


efektif, dan aman untuk pasien melalui kerjasama dengan tenaga kesehatan
profesional terkait di rumah sakit.

Uraian Tugas :

1. Melakukan pemantauan terapi obat (PTO)


2. Melakukan kegiatan Konseling dan Pusat Informasi Obat (PIO)
3. Monitoring Efek Samping Obat (MESO)
4. Melakukan Evaluasi Penggunaan obat (EPO)
5. Melakukan Pemantauan Kesalahan Obat (PKO)

III. Pengelolaan Perbekalan Farmasi


Tanggung Jawab :
Mengelola perbekalan farmasi yang efektif dan efisien di Instalasi Farmasi.

12
Uraian Tugas :

1. Melakukan koordinasi terhadap penyimpanan perbekalan farmasi yang


tersedia di unit produksi, distribusi dan penyimpanan
2. Melakukan koordinasi terhadap pembuatan laporan kondisi persediaan di
unit produksi, distribusi, dan penyimpanan.
IV. Administrasi Farmasi

Tanggung Jawab :

Menjaga kelancaran, ketepatan administrasi di Instalasi Farmasi.

Uraian Tugas :

1. Membuat laporan penjualan, laporan obat kadaluwarsa


2. Membuat laporan Farmasi Rumah Sakit
3. Membuat laporan pengambilan obat ke apotek rekanan
4. Membuat surat dan penyimpanan arsip
5. Mencatat barang-barang inventaris (penyediaan alat tulis kantor)
6. Membuat laporan keuangan bulanan dan tahunan

13
BAB IV
SUMBER DAYA MANUSIA

A. SUMBER DAYA MANUSIA FARMASI RUMAH SAKIT

Personalia pelayanan farmasi rumah sakit adalah sumber daya manusia yang
melakukan pekerjaan kefarmasian di rumah sakit yang termasuk dalam bagan
organisasi rumah sakit dengan persyaratan :
1. Terdaftar di Departemen Kesehatan
2. Terdaftar di Asosiasi Profesi
3. Mempunyai izin kerja
4. Mempunyai SK penempatan
Penyelenggaraan pelayanan kefarmasian dilaksanakan oleh tenaga farmasi
professional yang berwewenang berdasarkan undang-undang, memenuhi persyaratan
baik dari segi aspek hukum, strata pendidikan, kualitas maupun kuantitas dengan
jaminan kepastian adanya peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap
keprofesian terus menerus dalam rangka menjaga mutu profesi dan kepuasan
pelanggan. Kualitas dan rasio kuantitas harus disesuaikan dengan beban kerja dan
keluasan cakupan pelayanan serta perkembangan dan visi rumah sakit.

Kompetensi Apoteker
1. Sebagai Pimpinan :
a. Mempunyai kemampuan untuk memimpin
b. Mempunyai kemampuan dan kemauan mengelola dan mengembangkan
pelayanan farmasi
c. Mempunyai kemampuan untuk mengembangkan diri
d. Mempunyai kemampuan untuk bekerja sama dengan pihak lain
e. Mempunyai kemampuan untuk melihat masalah, menganalisa dan
memecahkan masalah

2. Sebagai Tenaga Fungsional :


1. Mampu memberikan pelayanan kefarmasian
2. Mampu melakukan akuntabilitas praktek kefarmasian
3. Mampu mengelola manajemen praktis farmasi

14
4. Mampu berkomunikasi tentang kefarmasian
5. Mampu melaksanakan pendidikan, penelitian dan pengembangan
6. Dapat mengoperasikan komputer
7. Mampu melaksanakan penelitian dan pengembangan bidang farmasi
klinik

B. ANALISA KEBUTUHAN TENAGA

Jenis Ketenagaan

a. Untuk pekerjaan kefarmasian dibutuhkan tenaga :


 Apoteker
 Sarjana Farmasi
 Asisten Apoteker

b. Untuk pekerjaan administrasi dibutuhkan tenaga :


 Operator komputer/Teknisi yang memahami kefarmasian
 Tenaga Administrasi

c. Pembantu pelaksana
 Juru racik
 Kurir

Beban Kerja

Dalam perhitungan beban kerja perlu diperhatikan faktor-faktor yang


berpengaruh pada kegiatan yang dilakukan, yaitu :

 Kapasitas tempat tidur dan BOR


 Jumlah resep perhari
 Idealnya 30 tempat tidur = 1 Apoteker (untuk pelayanan kefarmasian)

Pendidikan

Untuk menghasilkan mutu pelayanan yang baik, dalam penentuan


kebutuhan tenaga harus dipertimbangkan :

 Kualifikasi pendidikan disesuaikan dengan jenis pelayanan/tugas fungsi

15
 Penambahan pengetahuan disesuaikan dengan tanggung jawab
 Peningkatan keterampilan disesuaikan dengan tugas Waktu Pelayanan
Pelayanan 3 shift (24 jam)

Jenis Pelayanan

 Pelayanan IGD (Instalasi Gawat Darurat)


 Pelayanan rawat inap
 Pelayanan rawat jalan
 Penyimpanan dan pendistribusian
 Produksi obat

C. URAIAN TUGAS STAF INSTALASI FARMASI


 Staf dan Pimpinan

a. IFRS ( Instalasi Farmasi Rumah Sakit) dipimpin oleh Apoteker.

b. Apoteker telah mempunyai surat ijin kerja.

c. Pada pelaksanaannya Apoteker dibantu oleh Tenaga Ahli Madya


Farmasi (D3) atau Sarjana Farmasi (S-1)

d. Kepala Instalasi Farmasi bertanggung jawab terhadap segala aspek


hukum dan peraturan-peraturan farmasi baik terhadap pengawasan
distribusi maupun administrasi barang farmasi.

 Apoteker Pendamping

Tugas pokok :

Memimpin, mengatur dan mengawasi pelaksanaan pelayanan farmasi dan


management pengelolaan perbekalan farmasi selama Kepala Instalasi
Farmasi tidak berada di tempat

Fungsi :

Menyelengarakan dan mengkoordinasikan pelayanan farmasi, dan


management pengelolaan perbekalan farmasi meliputi perencanaan,
pemilihan, pengadaan,penyimpanan dan penyaluran obat dan alat kesehatan

16
sesuai dengan ketentuan yang berlaku selama Kepala Instalasi Farmasi tidak
berada di tempat.

Tanggung Jawab :

a. Bertanggung jawab terhadap keakuratan, kebenaran, dan ketepatan dalam


pelayanan farmasi di unit kerja yang ditugaskan.

b. Bertanggung jawab terhadap ketertiban, kejelasan dan kebenaran tata kerja di


instalasi farmasi di unit kerja yang ditugaskan.

c. Bertanggung jawab atas terpenuhinya layanan farmasi di unit kerja yang


ditugaskan.

d. Bertanggung jawab terhadap keakuratan, kebenaran, dan ketepatan laporan


berkala dan laporan khusus di unit kerja yang ditugaskan.

Wewenang :

Melakukan pengawasan dan evaluasi dalam bidang pelayanan farmasi dan


pengelolaan perbekalan farmasi di unit kerja yang ditugaskan

Uraian Tugas :

a. Mengkoordinir pelaksanaan pelayanan obat


b. Mengkoordinir pelaksanaan pelayanan peralatan kesehatan
c. Mengkoordinir pelaksanaan penyediaan stock obat
d. Mengkoordinir pelaksanaan pelayanan resep rawat jalan
e. Mengkoordinir pelaksanaan pelayanan resep rawat inap
f. Mengkoordinir pelaksanaan peracikan obat
g. Mengkoordinir pelaksanaan pengawasan pelayanan instalasi farmasi
h. Mengkoordinir pelaksanaan pelayanan kebutuhan obat
i. Mengkoordinir pencatatan dan pelaporan
k. Berkoordinasi dengan Ka. IFRS untuk mengevaluasi pelayanan farmasi

17
 Asisten Apoteker
Pengertian :
Seorang tenaga kefarmasian yang diberikan tanggung jawab dalam kegiatan
pelayanan resep.

Uraian tugas :

a. Melakukan analisa resep.


b. Membuat etiket.
c. Mengemas obat dan alkes.
d. Menghubungi dan memesan ke Apotik lain apabila obat dan alkes tidak
tersedia di IFRS.
e. Konsultasi dengan dokter penulis resep jika ada keraguan dalam membaca
resep atau jika obat tidak tersedia di IFRS.
f. Mengontrol perhitungan dosis racikan.
g. Membuat copy resep
h. Membuat salinan resep beban pasien.
i. Menyerahkan obat rawat jalan dan memberikan PIO (Penyampaian
Informasi Obat) kepada pasien.
j. Mendata dan memeriksa stock obat dan alkes yang kosong untuk diminta
ke Gudang.
k. Melakukan stock opname dan membuat laporannya setiap awal bulan
sesuai tanggung jawab yang telah diberikan.
l. Melakukan tugas lain yang diperintahkan atasan.

Tanggung jawab :

a. Memastikan keterangan yang dietiket sesuai dengan resep meliputi no resep,


nama pasien, tanggal resep, aturan pakai dan keterangan lain yang perlu
ditambahkan.

b. Memastikan obat dan alkes yang dikemas sesuai dengan resep, meliputi no
resep, nama pasien, tanggal resep, nama pasien, aturan pakai dan
keterangan yang perlu ditambahkan.

18
c. Memastikan obat dan alkes yang dipesan diapotik lain (jika obat dan alkes
tidak tersedia) sesuai dengan resep.

d. Meminta persetujuan kembali/konfirmasi ke dokter tentang resep yang


ditulisnya apabila ada keraguan atau stock obat dan alkes di instalasi
farmasi kosong.

e. Memastikan pasien mendapatkan dosis terapi secara tepat.

f. Memastikan resep yang dicopy tertulis secara benar meliputi no resep,


tanggal resep, tanggal penulisan copy resep, nama pasien, nama obat,
jumlah obat, aturan pakai, keterangan khusus yang diperlukan, jumlah
pengambilan obat dan tanda tangan apoteker.

g. Memastikan ketersediaan obat dan alkes yang ada di Apotik.

h. Memberikan laporan stock opname tepat pada waktunya dengan sebenar-


benarnya.

i. Menjaga kebersihan dan kerapian unit kerja.

Wewenang :

a. Menuliskan keterangan sesuai dengan resep


b. Mengemas obat sesuai dengan resep (kondisi dan umur pasien)
c. Melakukan pemesanan obat dan alkes ke apotik lain (jika obat dan alkes
tidak tersedia ) sesuai dengan resep
d. Menghubungi dokter penulis resep untuk meminta persetujuan
kembali/konfirmasi apabila ada keraguan nama obat dan alkes, jumlah,
aturan pakai atau stock obat kosong
e. Menghitung dosis obat dan alkes sesuai dengan resep agar pasien
mendapatka dosis terapi secara tepat
f. Menuliskan copy resep secara benar sesuai dengan resep meliputi no
resep, tanggal resep, tanggal penulisan copy resep, nama pasien, nama
obat, jumlah obat, aturan pakai, keterangan khusus yang diperlukan,
jumlah pengambilan perobat dan tanda tangan apoteker
g. Menyediakan stock obat dan alkes sesuai dengan kebutuhan Apotik.

19
D. FASILITAS DAN PERALATAN

a. Tersedianya fasilitas penyimpanan barang farmasi yang menjamin semua


barang farmasi tetap dalam kondisi yang baik dan dapat dipertanggung
jawabkan sesuai dengan spesifikasi masing-masing barang farmasi dan
sesuai dengan peraturan.
b. Tersedianya fasilitas produksi obat yang memenuhi standar
c. Tersedianya fasilitas untuk pendistribusian obat
d. Tersedianya fasilitas pemberian informasi dan edukasi
e. Tersedianyafasilitas untuk penyimpanan arsip resep.

20
BAB IV

TATA LAKSANA PELAYANAN

A. PENGELOLAAN PERBEKALAN FARMASI

Pengelolaan Perbekalan Farmasi merupakan suatu siklus kegiatan, dimulai dari


pemilihan, perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian,
pengendalian, penghapusan, administrasi dan pelaporan serta evaluasi yang diperlukan
bagi kegiatan pelayanan.

Tujuan :
1. Mengelola perbekalan farmasi yang efektif dan efesien

2. Menerapkan farmako ekonomi dalam pelayanan

3. Meningkatkan kompetensi/kemampuan tenaga farmasi

4. Mewujudkan Sistem Informasi Manajemen berdaya guna dan tepat guna

5. Melaksanakan pengendalian mutu pelayanan

a. Pemilihan / seleksi
Merupakan proses kegiatan sejak dari meninjau masalah kesehatan yang terjadi
di rumah sakit, identifikasi pemilihan terapi, bentuk dan dosis, menentukan kriteria
pemilihan dengan memprioritaskan obat esensial, standarisasi sampai menjaga dan
memperbaharui standar obat.
Penentuan seleksi obat merupakan peran aktif apoteker dalam Panitia Farmasi dan
Terapi untuk menetapkan kualitas dan efektifitas, serta jaminan purna transaksi
pembelian.

b. Perencanaan
Merupakan proses kegiatan dalam pemilihan jenis, jumlah, dan harga
perbekalan farmasi yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran, untuk menghindari
kekosongan obat dengan menggunakan metode yang dapat dipertanggung jawabkan
dan dasar-dasar perencanaan yang telah ditentukan antara lain Konsumsi,
Epidemiologi, Kombinasi metode konsumsi dan epidemiologi disesuaikan dengan
anggaran yang tersedia.

21
Pedoman Perencanaan :
a. Formularium Rumah Sakit, Standar Terapi Rumah Sakit, Ketentuan setempat
yang berlaku.
b. Data catatan medik
c. Anggaran yang tersedia
d. Penetapan prioritas
e. Siklus penyakit
f. Sisa persediaan
g. Data pemakaian periode yang lalu
h. Rencana pengembangan

c. Pengadaan
Merupakan kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan yang telah direncanakan
dan disetujui, melalui :
1. Pembelian :
Secara langsung dari pabrik/distributor/pedagang besar farmasi/rekanan
2. Produksi/pembuatan sediaan farmasi

d. Pengemasan / Produksi
Merupakan kegiatan membuat, merubah bentuk, dan pengemasan kembali
sediaan farmasi steril atau nonsteril untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan di
rumah sakit.
Kriteria obat yang diproduksi :
1. Sediaan farmasi dengan formula khusus

2. Sediaan farmasi dengan harga murah

3. Sediaan farmasi dengan kemasan yang lebih kecil

4. Sediaan farmasi yang tidak tersedia dipasaran

e. Penerimaan
Merupakan kegiatan untuk menerima perbekalan farmasi yang telah diadakan
sesuai dengan aturan kefarmasian, melalui pembelian langsung, tender, konsinyasi atau
sumbangan.

22
Pedoman dalam penerimaan perbekalan farmasi:
1. Pabrik harus mempunyai Sertifikat Analisa

2. Barang harus bersumber dari distributor utama

3. Harus mempunyai Material Safety Data Sheet (MSDS)

4. Khusus untuk alat kesehatan/kedokteran harus mempunyai certificate of origin

5. Expire date minimal 2 tahun

f. Penyimpanan
Merupakan kegiatan pengaturan perbekalan farmasi menurut persyaratan yang
ditetapkan:
1. Dibedakan menurut bentuk sediaan dan jenisnya

2. Dibedakan menurut suhunya, kestabilannya

3. Mudah tidaknya meledak/terbakar

4. Tahan/tidaknya terhadap cahaya disertai dengan sistem informasi yang selalu


menjamin ketersediaan perbekalan farmasi sesuai kebutuhan

g. Pendistribusian

Merupakan kegiatan mendistribusikan perbekalan farmasi di rumah sakit untuk


pelayanan individu dalam proses terapi bagi pasien rawat inap dan rawat jalan serta
untuk menunjang pelayanan medis.

Sistem distribusi dirancang atas dasar kemudahan untuk dijangkau oleh pasien dengan
mempertimbangkan :
a) Efisiensi dan efektifitas sumber daya yang ada

b) Metode sentralisasi atau desentralisasi

c) Sistem floor stock dan resep individu.

1. Pendistribusian Perbekalan Farmasi untuk Pasien Rawat Inap


Merupakan kegiatan pendistribusian perbekalan farmasi untuk memenuhi kebutuhan
pasien rawat inap di rumah sakit, yang diselenggarakan secara sentralisasi dan
dengan sistem persediaan life saving di ruangan dan sistem resep perorangan.

23
2. Pendistribusian Perbekalan Farmasi untuk Pasien Rawat Jalan
Merupakan kegiatan pendistribusian perbekalan farmasi untuk memenuhi kebutuhan
pasien rawat jalan di rumah sakit, yang diselenggarakan secara sentralisasi dengan
sistem resep perorangan oleh Apotik Rumah Sakit.

3. Pendistribusian Perbekalan Farmasi di luar Jam Kerja


Merupakan kegiatan pendistribusian perbekalan farmasi untuk memenuhi kebutuhan
pasien di luar jam kerja yang diselenggarakan oleh:

a. Apotik rumah sakit yang dibuka 24 jam

b. Ruang rawat yang menyediakan perbekalan farmasi emergensi

Sistem pelayanan distribusi :


Sistem resep perorangan
Pendistribusian perbekalan farmasi resep perorangan/pasien rawat jalan dan rawat
inap melalui Instalasi Farmasi.

h. Penghapusan Perbekalan Farmasi


Penghapusan perbekalan farmasi dilakukan terhadap obat yang sudah tidak
memenuhi standar farmasi Rumah Sakit antara lain :
1. Obat sudah Kadaluwarsa

2. Obat yang sudah ditarik izin edarnya dari BPOM RI

3. Obat yang sudah Rusak

Penghapusan obat dilakukan disaksikan kepala Instalasi dengan membuat berita acara
yang isinya memuat keterangan :
1. Hari, tanggal dan lokasi pemusnahan
2. Petugas yang melakukan pemusnahan
3. Saksi – saksi
4. Nama obat
5. Bentuk sediaan

6. Jumlah Obat

7. Nomor Bets obat


8. Cara pemusnahan

24
9. Nama dan tanda tangan pihak yang memusnahkan dan saksi – saksi

Kepala Instalasi farmasi melaporkan acara penghapusan obat kepada direktur


rumah sakit setelah dilakukam pemusnahan obat.

B. PELAYANAN KEFARMASIAN DALAM PENGGUNAAN OBAT DAN


ALAT KESEHATAN

Adalah pendekatan profesional yang bertanggung jawab dalam menjamin


penggunaan obat dan alat kesehatan sesuai indikasi, efektif, aman dan terjangkau oleh
pasien melalui penerapan pengetahuan, keahlian, ketrampilan dan perilaku apoteker
serta bekerja sama dengan pasien dan profesi kesehatan lainnya.
Tujuan :

a. Meningkatkan mutu dan memperluas cakupan pelayanan farmasi di rumah


sakit

b. Memberikan pelayanan farmasi yang dapat menjamin efektifitas, keamanan


dan efisiensi penggunaan obat

c. Meningkatkan kerjasama dengan pasien dan profesi kesehatan lain yang


terkait dalam pelayanan farmasi

d. Melaksanakan kebijakan obat di rumah sakit dalam rangka meningkatkan


penggunaan obat secara rasional

Kegiatan :
a. Pengkajian Resep
Kegiatan dalam pelayanan kefarmasian yang dimulai dari seleksi persyaratan
administrasi, persyaratan farmasi dan persyaratan klinis baik untuk pasien rawat inap
maupun rawat jalan.
Persyaratan administrasi meliputi :
1) Nama, umur, jenis kelamin dan berat badan pasien

2) Nama, nomor ijin, alamat dan paraf dokter

3) Tanggal resep

4) Ruangan/unit asal resep

25
Persyaratan farmasi meliputi :
1) Bentuk dan kekuatan sediaan

2) Dosis dan Jumlah obat

3) Stabilitas dan ketersediaan

4) Aturan, cara dan tehnik penggunaan

Persyaratan klinis meliputi :

1) Ketepatan indikasi, dosis dan waktu penggunaan obat


2) Duplikasi pengobatan
3) Alergi, interaksi dan efek samping obat
4) Kontra indikasi
5) Efek aditif

b. Dispensing
Merupakan kegiatan pelayanan yang dimulai dari tahap validasi, interpretasi,
menyiapkan/meracik obat, memberikan label/etiket, penyerahan obat dengan
pemberian informasi obat yang memadai disertai sistem dokumentasi.

Tujuan
1) Mendapatkan dosis yang tepat dan aman

2) Menyediakan nutrisi bagi penderita yang tidak dapat menerima makanan secara
oral atau emperal

3) Menurunkan total biaya obat

c. Pemantauan Dan Pelaporan Efek Samping Obat


Merupakan kegiatan pemantauan setiap respon terhadap obat yang merugikan
atau tidak diharapkan yang terjadi pada dosis normal yang digunakan pada manusia
untuk tujuan profilaksis, diagnosis dan terapi.

Tujuan :
1) Menemukan ESO (Efek Samping Obat) sedini mungkin terutama yang berat,
tidak dikenal, frekuensinya jarang.

26
2) Menentukan frekuensi dan insidensi Efek Samping Obat yang sudah dikenal
sekali, yang baru saja ditemukan.

3) Mengenal semua faktor yang mungkin dapat menimbulkan/mempengaruhi


timbulnya Efek Samping Obat atau mempengaruhi angka kejadian dan hebatnya
Efek Samping Obat.

d. Pelayanan Informasi Obat


Merupakan kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh Apoteker untuk
memberikan informasi secara akurat, tidak bias dan terkini kepada dokter, apoteker,
perawat, profesi kesehatan lainnya dan pasien.
Tujuan
1) Menyediakan informasi mengenai obat kepada pasien dan tenaga kesehatan
dilingkungan rumah sakit.

2) Menyediakan informasi untuk membuat kebijakan-kebijakan yang berhubungan


dengan obat, terutama bagi Panitia/Komite Farmasi dan Terapi.

3) Meningkatkan profesionalisme apoteker.

4) Menunjang terapi obat yang rasional

e. Konseling
Merupakan suatu proses yang sistematik untuk mengidentifikasi dan
penyelesaian masalah pasien yang berkaitan dengan pengambilan dan penggunaan
obat pasien rawat jalan dan pasien rawat inap.
Tujuan konseling adalah memberikan pemahaman yang benar mengenai obat
kepada pasien dan tenaga kesehatan mengenai nama obat, tujuan pengobatan, jadwal
pengobatan, cara menggunakan obat, lama penggunaan obat, efek samping obat,
tanda-tanda toksisitas, cara penyimpanan obat dan penggunaan obat-obat lain.

Kegiatan :
1) Membuka komunikasi antara apoteker dengan pasien.

2) Menanyakan hal-hal yang menyangkut obat yang dikatakan oleh dokter kepada
pasien dengan metode open-ended question

3) Apa yang dikatakan dokter mengenai obat

27
4) Bagaimana cara pemakaian

5) Efek yang diharapkan dari obat tersebut.

6) Memperagakan dan menjelaskan mengenai cara penggunaan obat

7) Verifikasi akhir : mengecek pemahaman pasien, mengidentifikasi dan


menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan cara penggunaan obat, untuk
mengoptimalkan tujuan terapi.

Faktor yang perlu diperhatikan :


1) Kriteria pasien :

a) Pasien rujukan dokter

b) Pasien dengan penyakit kronis

c) Pasien dengan obat yang berindeks terapetik sempit dan polifarmasi

d) Pasien geriatrik.

e) Pasien pediatrik.

f) Pasien pulang sesuai dengan kriteria diatas

2) Sarana dan Prasarana :

a) Ruangan khusus

b) Kartu pasien/catatan konseling

f. Pemantauan Kadar Obat Dalam Darah


Melakukan Pemeriksaan kadar beberapa obat tertentu atas permintaan dari dokter
yang merawat karena indeks terapi yang sempit.
Tujuan :
1) Mengatur kadar obat dalam darah

2) Memberikan rekomendasi pada dokter yang merawat

Kegiatan :
1) Memisahkan serum dan plasma
2) Memeriksa kadar obat yang terkandung dalam plasma dengan menggunakan alat
TDM

3) Membuat rekomendasi kepada dokter berdasarkan hasil pemeriksaan

28
Faktor – faktor yang perlu diperhatikan :
1) Alat therapeutic drug monitor

2) Reagen sesuai obat yang diperiksa

g. Ronde/Visite Pasien

Merupakan kegiatan kunjungan ke pasien rawat inap bersama tim dokter dan
tenaga kesehatan lainnya.
Tujuan :
1) Pemilihan obat

2) Menerapkan secara langsung pengetahuan farmakologi terapetik

3) Menilai kemajuan pasien.

4) Bekerjasama dengan tenaga kesehatan lain.

Kegiatan :
1) Apoteker harus memperkenalkan diri dan menerangkan tujuan dari kunjungan
tersebut kepada pasien.

2) Untuk pasien baru dirawat Apoteker harus menanyakan terapi obat terdahulu dan
memperkirakan masalah yang mungkin terjadi.

3) Apoteker memberikan keterangan pada formulir resep untuk menjamin penggunaan


obat yang benar.

4) Melakukan pengkajian terhadap catatan perawat akan berguna untuk pemberian


obat.

5) Setelah kunjungan membuat catatan mengenai permasalahan dan penyelesaian


masalah dalam satu buku dan buku ini digunakan oleh setiap Apoteker yang
berkunjung ke ruang pasien untuk menghindari pengulangan kunjungan.

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan :


1) Pengetahuan cara berkomunikasi

2) Memahami teknik edukasi

3) Mencatat perkembangan pasien

29
h. Pengkajian Penggunaan Obat
Merupakan program evaluasi penggunaan obat yang terstruktur dan
berkesinambungan untuk menjamin obat-obat yang digunakan sesuai indikasi, efektif,
aman dan terjangkau oleh pasien.

Tujuan :
1) Mendapatkan gambaran keadaan saat ini atas pola penggunaan obat pada pelayanan
kesehatan/dokter tertentu.

2) Membandingkan pola penggunaan obat pada pelayanan kesehatan/dokter satu


dengan yang lain.
3) Penilaian berkala atas penggunaan obat spesifik

4) Menilai pengaruh intervensi atas pola penggunaan obat.

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan :


1) Indikator peresepan

2) Indikator pelayanan

3) Indikator fasilitas

30
BAB V

KESELAMATAN PASIEN

A. Pengertian
Maksud dari Sasaran Keselamatan Pasien adalah mendorong perbaikan spesifik
dalam keselamatan pasien.Sasaran ini menyoroti bagian-bagian yang bermasalah dalam
pelayanan kesehatan dan menjelaskan bukti serta solusi dari konsensus para ahli atas
permasalahan ini.Diakui bahwa desain sistem yang baik secara intrinsik adalah untuk
memberikan pelayanan kesehatan yang aman dan bermutu tinggi, sedapat mungkin
sasaran secara umum, difokuskan pada solusi-solusi sistem yang menyeluruh. Dalam
pelayanan farmasi sasaran keselamatan pasien adalah Peningkatan Keamanan Obat
yang Perlu Diwaspadai (high-alert)

B. Tujuan
Untuk memperbaiki keamanan obat-obat yang perlu diwaspadai (high alert
medications)

Ruang Lingkup
1. Obat-obat yang beresiko tinggi menyebabkan dampak yang tidak diinginkan
seperti obat-obat yang terlihat mirip dan kedengarannya mirip
2. Obat-obat yang perlu diwaspadai (high alert medications) merupakan obat-obat
yang sering menyebabkan terjadinya kesalahan / kesalahan serius (sentinel
event), obat yang beresiko tinggi menyebankan dampak yang tidak diinginkan
(adverse outcome) seperti obat-obat yang terlihat mirip dan kedengarannya
mirip (Nama Obat Rupa dan Ucapan Mirip / NORUM), atau Look Alike Sound
Alike / LASA)
3. Obat-obat yang sering digunakan dalam keadaan darurat karena berkaitan
dengan keselamatan pasien.

C. Tata Laksana Keselamatan Pasien


1. Membuat daftar obat-obatan baik yang aman maupun yang harus diwaspadai

2. Memberi label yang jelas pada obat-obat yang harus diwaspadai

31
3. Membatasi akses masuk dimana hanya orang tertentu yang boleh masuk ke dalam
tempat penyimpanan obat yang perlu diwaspadai untuk mencegah pemberian yang
tidak disengaja / kurang hati-hati (restricted area).

4. Obat/konsentrat tinggi tidak boleh diletakkan di dalam ruang pelayanan


5. Tempat pelayanan obat-obat yang terlihat mirip dan kedengarannya mirip tidak
boleh diletakkan di dalam 1 rak / disandingkan

Tanggung Jawab
1) Tanggung jawab tahapan proses diatas dipegang oleh kepala instalasi farmasi dan
setiap unit yang terkait

2) Apabila yang tersebut diatas tidak ada maka tanggung jawab dialihkan ke wakil
kepala masing-masing instalasi atau staff pengganti yang telah ditunjuk

32
BAB VI

PENGENDALIAN MUTU

A. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Agar setiap pelayanan farmasi memenuhi standar pelayanan yang ditetapkan dan
dapat memuaskan pelanggan.

2. Tujuan Khusus
a. Menghilangkan kinerja pelayanan yang substandar

b. Terciptanya pelayanan farmasi yang menjamin efektifitas obat dan keamanan


pasien

c. Meningkatkan efesiensi pelayanan

d. Meningkatkan mutu obat yang diproduksi di rumah sakit sesuai CPOB (Cara
Pembuatan Obat yang Baik)

e. Meningkatkan kepuasan pelanggan

f. Menurunkan keluhan pelanggan atau unit kerja terkait

B. EVALUASI
1. Jenis Evaluasi
Berdasarkan waktu pelaksanaan evaluasi, dibagi tiga jenis program evaluasi:
a. Prospektif : program dijalankan sebelum pelayanan dilaksanakan
Contoh : pembuatan standar, perijinan.
b. Konkuren : program dijalankan bersamaan dengan pelayanan dilaksanakan
Contoh : memantau kegiatan konseling apoteker, peracikan resep oleh Asisten
Apoteker
c. Retrospektif : program pengendalian yang dijalankan setelah pelayanan dilaksanakan
Contoh : survei konsumen, laporan mutasi barang.

2. Metoda Evaluasi
a. Audit (pengawasan)
Dilakukan terhadap proses hasil kegiatan apakah sudah sesuai standar
b. Review (penilaian)
Terhadap pelayanan yang telah diberikan, penggunaan sumber daya, penulisan resep

33
c. Survei
Untuk mengukur kepuasan pasien, dilakukan dengan angket atau wawancara
langsung.
d. Observasi
Terhadap kecepatan pelayanan antrian, ketepatan penyerahan obat.

34
BAB VII

PENUTUP

Dengan ditetapkannya Pedoman Pengorganisasian Pelayanan


Kefarmasian di Rumah Sakit, tidaklah berarti semua permasalahan tentang
pelayanan kefarmasian di rumah sakit menjadi mudah dan selesai. Dalam
pelaksanaannya di lapangan, standar pelayanan farmasi di rumah sakit ini sudah
tentu akan menghadapi berbagai kendala, antara lain sumber daya manusia/tenaga
farmasi di rumah sakit, kebijakan manajemen rumah sakit serta pihak-pihak terkait
yang umumnya masih dengan paradigma lama yang “melihat” pelayanan farmasi di
rumah sakit “hanya” mengurusi masalah pengadaan dan distribusi obat saja.

35
36

Anda mungkin juga menyukai