Anda di halaman 1dari 16

BAB I

DEFINISI KOMUNIKASI EFEKTIF

Komunikasi adalah sebuah proses penyampaian pikiran atau informasi dari seseorang
kepada orang lain melalui suatu cara tertentu sehingga orang lain tersebut mengerti betul apa
yang dimaksud oleh penyampai pikiran-pikiran atau informasi”. (Komaruddin,
1994;Schermerhorn, Hunt & Osborn, 1994; Koontz & Weihrich, 1988). Sedangkan komunikasi
efektif adalah komunikasi yang tepat waktu, akurat, jelas, dan mudah dipahami oleh penerima,
sehingga dapat mengurangi tingkat kesalahan (kesalahpahaman).
Komunikasi ada dua macam yaitu lisan dan telepon. Komunikasi antar perawat, antara
perawat dan dokter dan antar petugas kesehatan. Petugas kesehatan yang dimaksud adalah semua
petugas kesehatan yang berhubungan dengan pelayan dan keselamatan pasien. Semua petugas
kesehatan harus mempunyai tehnik yang sama dalam komunikasi dan secara konsisten harus
melaksanakannya dalam pelayanan sehingga akan terwujud keselamatan pasien dan kepuasan
pasien.
Komunikasi dengan pasien saat memberi informasi dan edukasi adalah komunikasi
yang menyangkut keselamatan pasien. Cara penyampaian informasi yang salah akan
menyebabkan penerimaan informasi dan intepretasi yang salah juga . Oleh sebab itu komunikasi
efektif yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas dan dipahami oleh kedua belah pihak harus
dimengerti oleh petugas kesehatan di rumah sakit.

1
BAB II
RUANG LINGKUP

Panduan komunikasi efektif ini akan membahas mengenai komunikasi antara petugas
kesehatan dengan dokter. Petugas kesehatan yang dimaksud adalah semua petugas kesehatan
yang berkomunikasi dengan dokter baik secara langsung atau lisan maupun melalui telepon atau
dengan saluran komunikasi. Dan membahas mengenai serah terima pasien antar perawat dan
antara perawat dan dokter.
Beberapa petugas kesehatan yang berkomunikasi dengan dokter:
1. Perawat
2. Bidan
3. Fisioterapis
4. Ahli gizi
5. Apoteker dan Asisten apoteker
Panduan ini akan membahas lebih rinci mengenai cara dan tehnik komunikasi antar
petugas kesehatan dengan dokter, hal yang akan dibahas adalah;
1. Jenis komunikasi
2. Komunikasi efektif dengan menggunakan tehnik SBAR
3. Proses komunikasi
4. Tata laksana komunikasi lisan
5. Tata laksana pengisian formulir komunikasi melalui telepon

2
BAB III
TATA LAKSANA

1. Tata Laksana Komunikasi Efektif


1.1 Tehnik komunikasi efektif dengan SBAR
SBAR adalah standar komunikasi kesehatan untuk meningkatkan keselamatan
pasien. Dengan teknik SBAR maka komunikasi yang terjadi akan lebih efektif dan
akurat.

1.1.1 Introduction :individu yang terlibat dalam komunikasi memperkenalkan


diri, peran, tugas dan profesi

1.1.2 Situation :komplain atau keluhan, diagnosis, rencana keperawatan,


keinginan dan kebutuhan pasien

1.1.3 Background :latar belakang dari keadaan yang akan dilaporkan


tanda-tanda vital, status mental daftar obat dan hasil
laboratorium

1.1.4 Assessment :penilaian situasi saat ini oleh provider atau komunikator

1.1.5Rekomendation : mengidentifikasi hasil laboratorium yang tertunda dan


apa yang perlu dilakukan selama beberapa jam berikutnya
dan rekomendasi lain untuk perawatan

1.1.6 Question dan answer : kesempatan bagi tanya jawab dalam proses
komunikasi

1.2 Proses komunikasi efektif


Komunikasi dapat efektif apabila pesan diterima dan dimengerti sebagaimana
dimaksud oleh pengirim pesan, pesan ditindaklanjuti dengan sebuah perbuatan oleh
penerima pesan dan tidak ada hambatan untuk hal itu (Hardjana, 2003).
Komunikasi ada dua macam yaitu lisan dan melalui telepon.
1.2.1 Komunikasi yang dilakukan secara lisan
Komunikasi lisan dilakukan secara berhadapan dan dengan tatap muka.
Komunikasi lisan bisa berlangsung secara dua arah ataupun lebih. Dalam
komunikasi lisan termasuk di dalamnya adalah komunikasi secara tertulis
yaitu saat serah terima jaga antar perawat dan antara perawat dengan
dokter.
1.2.2 Komunikasi yang dilakukan melalui telepon
3
Komunikasi dengan telepon dilakukan dengan menggunakan saluran yaitu
alat komunikasi dalam hal ini adalah telepon seluler. Dalam komunikasi
ini diperlukan perhatian lebih dan tehnik khusus dalam mendengar, karena
dalam prosesnya bisa terdapat gangguan, misalnya suara yang kurang
jelas, gangguan pada saluran, dll.
Gambar
Dia Mengert…
Oh saya
Umpan Balik
mengert
..o

Komunikator Pesan Saluran Komunikan

Ganguan
1.2.2.1 Pemberi pesan secara lisan atau melalui telepon memberikan
pesan, setelah itu dituliskan secara lengkap isi pesan tersebut
oleh penerima pesan (write back)
1.2.2.2 Isi pesan dibacakan kembali (Read Back) secara lengkap oleh
penerima pesan.
1.2.2.3 Penerima pesan mengkonfirmasi atau mengulang isi pesan
kepada pemberi pesan(repeat back atau reconfirm)
1.2.2.4 Dalam menuliskan kalimat yang sulit, maka komunikan harus
menjabarkan hurufnya satu persatu dengan menggunakan
alfabeth (terlampir)
Tiga hal diatas(write back, Read Back dan repeat back atau reconfirm)
harus dimengerti dan dilaksanakan secara konsisten oleh perawat saat
menerima instruksi dokter, kecuali pasien dalam keadaan gawat darurat,
langkah terakhir yaitu repeat atau reconfirm boleh tidak dilakukan
misalnya di ruang HCU,OK dan IGD. Mengenai hal ini akan diatur dalam
kebijakan yang dibuat oleh RS Panti Secanti.

2. Tata laksana komunikasi lisan


4
2.1 Dokter saat kunjungan ke pasien harus menulis perkembangan pasien dengan
SOAP dan menuliskan secara lengkap hasil kolaborasi dan instruksi pada catatan
terintegrasi.
2.2 Jika dalam penulisan pada catatan terintegrasi ada instruksi atau hasil kolaborasi
yang belum ditulis tapi disampaikan secara lisan maka perawat wajib menulis hasil
kolaborasi atau instruksi secara lisan dalam catatan keperawatan.
2.3 Catatan dokter harus dibaca ulang oleh perawat pendamping dan dikonfirmasi
kembali sampai perawat mengerti hasil kolaborasi atau instruksi dokter.
2.4 Tulisan dokter yang kurang jelas boleh ditulis ulang pada catatan keperawatan guna
memudahkan perawat menyampaikan hasil kolaborasi dan instruksi saat serah
terima antar perawat atau laporan pada dokter jaga ruangan.

3. Tata laksana pengisian formulir komunikasi melalui telepon


Form komunikasi dengan telepon terdiri dari 4 kolom, di bawah ini akan dijelaskan cara
pengisian tiap kolom:

3.1 Tanggal dan jam

3.1.1 Diisi oleh perawat, bidan atau petugas kesehatan lain seperti fisioterapis
yang melakukan komunikasi dengan telepon

3.1.2 Diisi jam dan tanggal segera setelah komunikasi dengan telepon selesai

3.1.3 Diisi dengan menggunakan tinta berwarna hitam

3.1.4 Jika ada kesalahan penulisan, coret, tanda tangan dan perbaiki, tulis
tanggal dan jam yang benar

3.2 Instruksi atau isi perintah


3.2.1 Diisi oleh perawat, bidan atau petugas kesehatan lain seperti fisioterapis
yang melakukan komunikasi dengan telepon
3.2.2 Tulis situasi, background dan assessment pasien yang akan dilaporkan
secara ringkas, tulis isi perintah atau hasil kolaborasi secara lengkap,
baca ulang isi perintah, konfirmasi kembali dan lakukan pengejaan jika isi
perintah merupakan nama obat HAM dan LASA/NORUM
3.2.3 Pelaporan hasil laboratorium atau pemeriksaan diagnostik seperti hasil
laboratorium hasil rontgen, dan pemeriksaan penunjang lain, tulis hasil
yang menyimpang atau tidak normal saja catat hasil kolaborasi atau
instruksi dokter, baca ulang dan konfirmasi kembali.

5
3.2.4 Jika isi pelaporan atau komunikasi adalah pemberitahuan terhadap dokter
bahwa pasien pindah ruangan, menanyakan jam kunjungan, atau dokter
dihubungi tidak bisa, tidak perlu dituliskan dalam form tersebut.
3.2.5 Diisi dengan menggunakan tinta berwarna hitam
3.2.6 Jika ada kesalahan penulisan, coret, tanda tangan dan perbaiki, tulis
tanggal dan jam yang benar
3.2.7 Beri cap Tulis Baca Kofirmasi
3.3 Tanda tangan dan nama penelepon
3.3.1 Diisi nama jelas dan tanda tangan penelepon baik perawat maupun bidan
3.4 Tanda tangan dan nama dokter yang ditelepon
3.5 Tanda tangan dokter harus diisi sesegera mungkin setelah dokter datang
atau dalam waktu maksimal satu kali duapuluh empat jam setelah
komunikasi berlangsung oleh dokter yang dihubungi
3.6 Cap komunikasi via telepon diisi tanda tangan, nama dokter tanggal dan
waktu saat dokter tanda tangan

6
BAB IV
DOKUMENTASI

1. Kode Alfabet International


2. Daftar Singkatan Yang Tidak Boleh Digunakan
3. Daftar Hasil Pemeriksaan Kritis
4. Contoh komunikasi yang efektif
5. Formulir Pencatatan Lengkap Perintah Lisan/Melalui Telepon/Pelaporan Hasil
Pemeriksaan Kritis
6. Petunjuk Pengisian Formulir Pencatatan Lengkap Perintah Lisan/Melalui
Telepon/Pelaporan Hasil Pemeriksaan Kritis
7. SPO Komunikasi Efektif Melalui Telepon
8. SPO Komunikasi Efektif Melalui Telepon di Ruang Rawat Inap
9. SPO Komunikasi Efektif Secara Lisan di Ruang Rawat Inap
10. SPO Komunikasi Efektif Secara Lisan di Ruang Gawat Darurat
11. SPO Komunikasi Efektif Melalui Telepon di Ruang Gawat Garurat
12. SPO Komunikasi Pelaporan Hasil Pemeriksaan Kritis Melalui Telepon
13. SPO Komunikasi Efektif Dalam Pemberian Edukasi
14. SPO Komunikasi Efektif Melalui Telepon Petugas Admisi ke Ruang Perawatan
15. SPO Serah Terima Jaga Antara Perawat dengan Perawat
16. SPO Serah Terima Antara Perawat dengan Dokter Jaga Ruangan Tiap Shift

7
1. Kode Alfabet International:

CHARAKCTER THELEPONE

A ALFA

B BRAVO

C CHARLIE

D DELTA

E ECHO

F FOXTROT

G GOLF

H HOTEL

I INDIA

J JULIET

K KILO

L LIMA

M MIKE

N NOVEMBER

O OSCAR

P PAPA

Q QUEBEC

R ROMEO

S SIERRA

T TANGO

U UNIFORM

V VICTOR

W WHISKEY

X XRAY

Y YANKEE

Z ZULU

Sumber: Wikipedia

8
2. Daftar Singkatan Yang Tidak Boleh Digunakan

DAFTAR SINGKATAN YANG TIDAK BOLEH DIGUNAKAN

SINGKATAN MAKSUD KESALAHAN KOREKSI


SEBENARNYA INTERPRETASI
Ug Microgram Salah interpretasi sbg “mg” Tulis “mcg”
AD, AS, AU Telinga kanan, Salah interpretasi sbg OD, Tulis “Telinga
Telinga Kiri, OS, OU (mata kanan, mata kiri”, “Telinga
Kedua Telinga kiri, kedua mata) kanan”, “Kedua
telinga”
OD, OS, OU Mata kanan, Mata Salah interpretasi sbg AD, Tulis “Mata
kiri, Kedua mata AS, AU (Telinga kanan, kiri”, “mata
Telinga Kiri, Kedua Telinga) kanan”, “Kedua
mata”
BT Bedtime Salah interpretasi sbg “BID” Tulis “Sebelum
(dua kali sehari) tidur”
Cc Centimeter kubik Salah interpretasi sbg “u” Tulis “mL”
(unit)
IN Intranasal Salah interpretasi sbg “IV” Tulis
atau “IM” “Intranasal”
Hs Horasomni, Salah interpretasi sbg “HS”: Tulis sebelum
sebelum tidur setengah dosis” tidur
IU Internasional Unit Salah interpretasi sbg IV Tulis “Unit”
(intravena) atau 10 (sepuluh)
SC Subcutan Salah interpretasi sbg SL Tulis
(sublingual) “Subcutan”
U atau u Unit Salah interpretasi sbg angka Tulis “Unit”
0 atau 4 yg menyebabkan
dosis meningkat 10 kali lipat
atau lebih (contoh : 4U
dibaca “40” atau 4u dibaca
“44”)
SIMBOL MAKSUD KESALAHAN KOREKSI
SEBENARNYA INTERPRETASI
>DAN< Lebih besar dari Salah interpretasi sbg lawan Tulis “lebih
dan lebih kecil dari yang dimaksud; besar dari” atau
dari kesalahan penulisan simbol “lebih kecil
yg salah ; contoh “<10” dari”
dibaca “40”
/ Pemisahan dua Salah interpretasi sbg angka Tulis “per”
dosis atau “per” 1 (contoh : “25 unit/10 unit” daripada tanda /
dibaca “ 25 unit dan 110 untuk
unit” memisahkan
dosis
@ “At” atau “Di” Salah interpretasi sbg “2” Tulis “Di”
& Dan Salah interpretasi sbg “2” Tulis “dan”
+ Plus atau dan Salah interpretasi sbg 4 Tulis “dan”
No Singkatan yang Arti singkatan Yang benar
tidak boleh
digunakan
9
PENANDA MAKSUD KESALAHAN KOREKSI
DOSIS DAN SEBENARNYA INTERPRETASI
INFORMASI
LAIN
Angka 0 1 mg Salah interpretasi sbg 10 jika Jangan gunakan
setelah tanda tanda desimal tidak jelas angka 0 setelah
decimal tanda desimal
(contoh: 1,0 jika dosis dalam
mg) bilangan bulat
Angka setelah 0,5 mg Salah interpretasi sbg 5 mg
tanda desimal jika tanda desimal tidak jelas Gunakan angka
(contoh : ,5 0 sebelum tanda
mg) desimal jika
dosis dalam
bilangan bulat

Nama obat Tegretol 300 mg Salah interpretasi sbg Berikan jeda


dan dosis Tegretol 1300 mg atau spasi yang
ditulis terlalu cukup diantara
rapat nama obat, dosis
(terutama dan satuan
berisiko untuk ukuran
nama obat yg
berakhir
dengan huruf
“L” spt
Tegretol300
mg)
HCl Asam hidroklorid Salah interpretasi sbg KCl Tulis nama
lengkap obat
MS Salah interpretasi sbg Langsung ditulis
Morphine Sulfat atau obat yang
Magnesium Sulfat dimaksud
Contoh :
Morphine
Sulfat,
Magnesium
Sulfat
“Norflox” Norfloxacin Salah interpretasi sbg Tulis nama
Norflex lengkap obat
“IV Vanc” Vankomisin Salah interpretasi sbg Invanz Tulis nama
intravena lengkap obat

3. Daftar Hasil Pemeriksaan Kritis

DAFTAR HASIL PEMERIKSAAN DARAH YANG MEMILIKI NILAI KRITIS PADA


PASIEN DEWASA
10
HASIL KRITIS
N NAMA NILAI
YANG HARUS INTERPRETASI
O PEMERIKSAAN NORMAL
DILAPORKAN

1 Hb Pria : 13 - 18 Hb <8,0g/dL kondisi yang dapat memicu


g/dl gagal jantung dan kematian.
Wanita: 12 - 16 >20g/dl memicu kapiler clogging
g/dL sebagai akibat
hemokonsenstrasi

2 Luekosit 5.000 – 20.000/mm3 Leukositosis


10.000/mm3
50.000/mm3 mengindikasikan gangguan
di luar sumsum tulang
(bone marrow)

3 Trombosit 170.000 – < 50.000/mm3


380.000/mm3
>500.000/mm3

4 LED Pria <15mm/1 50mm/jam jam harus diinvestigasi lebih


jam lanjut
Wanita >100mm/jam selalu dihubungkan dengan
<20mm/1 jam kondisi serius, misalnya:
infeksi, malignansi, dll

5 Natrium 135 – 144 <120 mEq/L lemah, dehidrasi


mEq/L
90-105 mEq/L gejala neurologi parah,
penyebab vaskular

> 150 mEq/L Gejala kardiovaskuler dan


ginjal

> 160 mEg/L Gagal jantung

6 Kalium  0 - 17 < 3,0 mEq/L Hipokalemia


tahun : 3,6 - 5,2
mEq/L > 5.5 mEq/L Hiperkalemia
 ≥ 18 tahun :
3,6 – 4,8 mEq/L
7 Chlorida 97 - 106 mEq/L <70 atau > 120 Hipo dan hiperchloremia
mEq/L atau
mmol/L

8 BSS 70 - < 180 > 300 mg/dl Hiperglikemia, berpotensi


mg/dl menyebabkan KAD dan
HONK

< 50 mg/dl Hipoglikemia,

Rujukan : Buku Pedoman Interpretasi Klinik, Kemenkes RI 2011

DAFTAR HASIL PEMERIKSAAN DARAH YANG MEMILIKI NILAI KRITIS PADA


PASIEN ANAK

N NAMA NILAI HASIL KRITIS INTERPRETASI


11
YANG HARUS
O PEMERIKSAAN NORMAL
DILAPORKAN

1 Hb Pria : 13 - 18 Hb <6,0g/dL kondisi yang dapat memicu


g/dl gagal jantung dan kematian.
Hb<10g/dL
Wanita: 12 - 16 dengan gangguan
g/dL oksigenasi

>20g/dl memicu kapiler clogging


sebagai akibat
hemokonsenstrasi

2 Luekosit 5.000 – 20.000/mm3 Leukositosis


10.000/mm3
50.000/mm3 mengindikasikan gangguan
di luar sumsum tulang
(bone marrow)

3 Trombosit 150.000 – < 50.000/mm3


380.000/mm3
>500.000/mm3

4 Natrium 135 – 144 <120 mEq/L lemah, dehidrasi


mEq/L
90-105 mEq/L gejala neurologi parah,
penyebab vaskular

> 150 mEq/L Gejala kardiovaskuler dan


ginjal

> 160 mEg/L Gagal jantung

5 Kalium  0 - 17 < 3,0 mEq/L Hipokalemia


tahun : 3,6 - 5,2
mEq/L > 5.5 mEq/L Hiperkalemia
 ≥ 18 tahun :
3,6 – 4,8 mEq/L
6 Chlorida 97 - 106 mEq/L <70 atau > 120 Hipo dan hiperchloremia
mEq/L atau
mmol/L

7 BSS 70 - < 180 > 200 mg/dl Hiperglikemia, berpotensi


mg/dl menyebabkan KAD dan
HONK

< 50 mg/dl Hipoglikemia,

Rujukan : Buku Pedoman Interpretasi Klinik, Kemenkes RI 201

4. Contoh komunikasi yang efektif

1. Mengucapkan salam
“Selamat pagi/siang/sore/malam”
12
2. Memperkenalkan diri, peran dan tugas , profesi
“Saya suster M. Saya perawat yang bertugas di unit X.”
3. Melaporkan komplain, diagnosis, rencana perawatan dan keinginan dan kebutuhan pasien
(situation)
“Saya mau melaporkan pasien atas nama Y umur z tahun dengan diagnosa DM mengeluh
keringat dingin dan lemas”
4. Melaporkan tanda-tanda vital, berat badaaan untuk pasien anak – anak, status mental ,
daftar obat-obatan dan hasil lab (background)
“Saat ini tekanan darah pasien 100/70 mmHg, S : 360C, nadi 56 kali/menit, lemah, RR 16
kali/menit, GDS : 55 gr/dl, kesadaran umum composmentis, pasien tampak lemas, pasien
terpasang infus D5%15tpm”
5. Melaporkan penilaian situasi saat ini dan tindakan keperawatan yang sedang berlangsung
(assesment)
“Saat ini pasien sedang diberikan 1 gelas teh manis, pasien minum hanya sedikit –
sedikit”
6. Melakukan kolaborasi untuk tindakan dan pengobatan yang perlu dilakukan dan
rekomendasi lain untuk perawatan (recomendation)
“Apakah pasien perlu diberikan injeksi D 40%? Jika iya, berapa cc? Dan apakah cairan
infus perlu diganti D10?”
7. Mencatat hasil kolaborasi (write back)
“Berikan injeksi D 40 IV bolus 15 cc. Infus diganti dengan D10 20 tpm, 1 jam kemudian
cek ulang DGS dan laporkan”
8. Membacakan hasil pencatatan (read back)
“Berikan injeksi D 40 IV bolus 15 cc. Infus diganti dengan D10 20 tpm, 1 jam kemudian
cek ulang DGS dan laporkan”
9. Membacakan ulang hasil pencatatan sampai kedua belah pihak saling mengerti hasil
kolaborasi (reconfirm)
“ Saya ulangi lagi dokter. Berikan injeksi D 40 IV bolus 15 cc. Infus diganti dengan D10
20 tpm, 1 jam kemudian cek ulang DGS dan laporkan”
10. Mengucapkan salam
“Terimakasih dan selamat pagi/siang/sore/malam”

RM 28
RUMAH SAKIT SANTO ANTONIO
Jalan Komisaris Umar No. 33 BATURAJA 32121
OKU - SUMATERA SELATAN

13
Telepon 0735-320395, 322418, Faksimile 0735-320201 e-mail: rsantonio_bta@yahoo.com

FORMULIR PENCATATAN LENGKAP PERINTAH LISAN/MELALUI


TELEPON/PELAPORAN HASIL PEMERIKSAAN KRITIS
Nama Pasien : Tanggal Lahir :
No. RM : Diagnosa :

TGL ISI PERINTAH PENERIMA PEMBERI


JAM PERINTAH PERINTAH

PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR PENCATATAN LENGKAP PERINTAH


LISAN/MELALUI TELEPON/PELAPORAN HASIL PEMERIKSAAN KRITIS

14
Form komunikasi dengan telephone terdiri dari 4 kolom, di bawah ini akan dijelaskan cara
pengisian tiap kolom:

1. Tanggal dan jam

1.1 Diisi oleh perawat atau bidan yang melakukan komunikasi dengan telepon

1.2 Diisi jam dan tanggal segera setelah komunikasi dengan telepon selesai

1.3 Diisi dengan menggunakan tinta berwarna hitam

1.4 Jika ada kesalahan penulisan, coret, tanda tangan dan perbaiki, tulis tanggal dan jam
yang benar

2. Instruksi atau isi perintah

2.1 Diisi oleh perawat atau bidan yang melakukan komunikasi dengan telepon

2.2 Ditulis isi perintah atau hasil kolaborasi secara lengkap, baca ulang isi perintah,
konfirmasi kembali dan lakukan pengejaan jika isi perintah merupakan nama obat

2.3 Pelaporan hasil laboratorium atau pemeriksaan diagnostik seperti hasil rontgen, USG
tidak perlu ditulis ulang kesan atau bacaan dari hasil pemeriksaan, melainkan langsung
ditulis saran atau instruksi dokter

2.4 Keadaan umum pasien dalam hal ini background dalam komunikasi dengan tehnik
SBAR tidak perlu ditulis dalam form ini, melainkan ditulis dalam catatan integrasi.
Dalam kolom instruksi langsung ditulis saran dokter.

2.5 Diisi dengan menggunakan tinta berwarna hitam

2.6 Beri cap Tulis Baca Konfirmasi

2.7 ika ada kesalahan penulisan, coret, tanda tangan dan perbaiki, tulis tanggal dan jam
yang benar

3. Tanda tangan dan nama penelepon

3.1 Diisi nama jelas dan tanda tangan penelepon baik perawat maupun bidan segera setelah
komunikasi berlangsung

4. Tanda tangan dan nama dokter yang ditelepon

4.1 Tanda tangan dokter harus diisi dalam waktu maksimal satu kali duapuluh empat jam
setelah komunikasi berlangsung oleh dokter yang dihubungi
15
4.2 Tanggal dan waktu saat dokter tanda tangan

4.3 Cap komunikasi via telepon diisi tanda tangan, nama dokter tanggal dan waktu saat
dokter tanda tangan

16

Anda mungkin juga menyukai