Pengertian DNR atau do-not-resuscitate adalah suatu perintah yang
memberitahukan tenaga medis untuk tidak melakukan CPR (Cardio Pulmonary Resuscitation / Resusitasi Jantung Paru). DNR Order : Perintah untuk menahan resusitasi. Sebuah Order DNR dianggap hanya jika satu atau lebih kondisi berikut ada: 1. Terdapat bukti legal baik fotocopi maupun asli yang berisi order DNR. 2. Pasien memakai Medallion /gelang DNR 3. Untuk pasien yang berada dalam fasilitas perawatan kesehatan berlisensi atau yang sedang ditransfer antara fasilitas kesehatan berlisensi, dokumen yang ditulis dalam catatan permanen medis pasien yang berisi pernyataan "Jangan Resusitasi", "Kode Tidak Resusitasi", ’Do Not Resuscitate (DNR)” atau "Tidak CPR", telah dilihat oleh personil tenaga medis. Keaslian dokumen ini harus secara verbal didokumentasikan oleh saksi dari fasilitas perawatan kesehatan Tujuan Untuk menyediakan suatu proses dimana pasien bisa memilih prosedur yang nyaman dalam hal bantuan hidup oleh tenaga medis emergensi dalam kasus henti jantung atau henti napas.
Prosedur 1. Semua pasien memerlukan evaluasi medis segera.
2. Semua pasien dengan tanda-tanda vital tidak ada yang tidak "jelas mati," harus diperlakukan dengan tindakan resusitasi, kecuali petugas medis disajikan dengan Order DNR sebagaimana ditentukan sebelumnya. Tanda jelas mati (triple zero): Jelas pasien meninggal adalah mereka ditemukan non-bernapas, pulseless, asystolic, dan memiliki satu atau lebih dari jangka panjang indikasi berikut kematian. a. Dekapitasi b. Rigor Mortis tanpa hypothermia c. Profound dependent lividity d. Decomposition (pembusukan) e. Mummifikasi / putrifikasi f. insenerasi g. pembekuan mayat 3. Identifikasi yang benar dari pasien sangat penting dalam proses ini. Jika tidak mengenakan Medallion DNR, pasien harus positif diidentifikasi sebagai orang yang disebutkan dalam Order DNR. Hal ini biasanya akan memerlukan baik kehadiran saksi atau band identifikasi. 4. Ketika Order DNR adalah operasi, jika pasien tidak teraba nadi dan apneu, resusitasi akan ditahan atau dihentikan. Pasien menerima perawatan lengkap selain resusitasi (misalnya, untuk obstruksi jalan napas, nyeri, dyspnea, perdarahan, dll) 5. Sebuah Order DNR dianggap batal dan tidak berlaku di bawah salah satu kondisi berikut. Jika ada dari keadaan ini terjadi, pengobatan yang tepat akan terus atau segera dimulai, termasuk resusitasi, jika perlu. a. Pasien sadar dan menyatakan bahwa ia ingin resusitasi. b. Ada keberatan atau perselisihan dengan anggota keluarga atau pengasuh. c. Ada pertanyaan/ perselisihan mengenai keabsahan Order DNR. d. Petunjuk penting lainnya, seperti informal "Wasiat hidup" atau instruksi tertulis tanpa agen untuk Perawatan Kesehatan, mungkin ditemui. Jika hal ini terjadi, resusitasi harus dimulai, jika ada indikasi. e. Jika agen perawatan resusitasi tidak dilakukan, petugas medis harus menginformasikan agen konsekuensi dari permintaan. f. Order DNR harus dihormati selama transportasi rujukan. Dalam hal pasien berakhir selama transportasi, berikut harus dipertimbangkan: 1) Kecuali secara khusus meminta, pasien tidak harus dikembalikan ke kediaman pribadi atau fasilitas keperawatan terampil. 2) Lanjutkan ke rumah sakit tujuan atau kembali ke rumah sakit yang berasal jika waktu tidak berlebihan. 3) Jika waktu transportasi akan berlebihan, mengalihkan ke rumah sakit terdekat. g. Untuk semua kasus ketika seorang pasien dengan Order DNR ditemui, petugas harus mendokumentasikan berikut pada laporan perawatan pra-rumah sakit mereka:
1) Nama dokter pasien menandatangani Order DNR.
2) Tanggal perintah itu ditandatangani. 3) Jenis DNR Order (DNR Medallion, pra-rumah sakit DNR Form, ditulis urutan bagan fasilitas perawatan kesehatan berlisensi). 4) Nama orang yang mengidentifikasi pasien jika Medallion/ gelang DNR bukanlah dasar keputusan.
Sumber Krisanty, Paula, Santa Manurung, dkk. 2009. Asuhan Keperawatan
Gawat Darurat. Jakarta: Trans Info Media. SOP Rumah Sakit Umum Ummi Bengkulu SOP Rumah Sakit Umum Aminah Blitar