OLEH
Agnes Jois Palamba’ A 241 16 006
Atika Saskia putri A 241 16 003
Agnes Sesmita K A 241 16 033
Mu’ila Nur A 241 16 060
o Name A 241 16 033
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya
tugas makalah Pengembangan Program Pembelajaran Fisika yang berjudul
“Pengembangan Alat Evaluasi” dapat diselesaikan tepat pada waktunya dalam
bentuk dan isinya yang sederhana.
Penulisan makalah ini dapat terselesaikan dengan baik berkat bantuan dari
berbagai pihak serta melalui tinjau pustaka. Terimakasih kami ucapkan kepada
pihak-pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan makalah ini, yang
tidak dapat disebutkan satu persatu.
Disadari bahwa makalah ini sangat jauh dari sempurna, maka itu kritik dan
saran yang bersifat konstruktif sangat diharapkan guna proses penyempurnaan
makalah ini. Harapannya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembaca. Sekian dan terimakasih.
Penulis
1|Page
DAFTAR ISI
JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
1.2.Rumusan Masalah
1.3.Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
2.1.Evaluasi Pembelajaran
2.2.Tujuan dan Fungsi Evaluasi
2.3.Prinsip-Prinsip Pelaksanaan Evaluasi
2.4.Alat dan Teknik Evaluasi Pembelajaran
2.5.Tes dan Tujuan Pembelajaran
2.6.Tes Hasil Belajar
2.7 Petunjuk Pengembangan Alat Evaluasi
DAFTAR PUSTAKA
2|Page
BAB I
PENDAHULUAN
3|Page
1. Apa pengertian evaluasi?
2. Bagaimana tujuan dan fungsi evaluasi?
3. Apa prinsip-prinsip dalam pelaksanaan evaluasi?
4. Bagaimana teknik evaluasi pembelajaran?
5. Bagaimana tes dan tujuan dalam pembelajaran?
6. Bagaimana tes hasil belajar siswa?
7. Bagaimana petunjuk dan pengembanagan alat evaluasi?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui apa itu evaluasi..
2. Mengetahui tujuan dan fungsi evaluasi.
3. Mengetahui prinsip-prinsip dalam pelaksanaan evaluasi.
4. Mengetahui teknik evaluasi pembelajaran.
5. Mengetahui tes dan tujuan dalampembelajaran
6. Mengetahui tes hasil belajar siswa.
7. Menegtahui petunjuk dan pengembangan alat evaluasi.
4|Page
BAB II
PEMBAHASAN
5|Page
Tes merupakan cara penilaian yang dirancang dan dilaksanakan kepada siswa
pada waktu dan tempat tertentu serta dalam kondisi yang memenuhi syarat-syarat
tertentu yang jelas.
Sedangkan, Penilaian (Asessmen) adalah proses mengumpulkan informasi
dan membuat keputusan berdasarkan informasi itu (Blaustein, D. et.al ,1999).
Dengan kata laian penilaian merupakan proses sistematik meliputi pengumpulan
dan penafsiran data hasil belajar sebagai dasar membuat keputusan tentang siswa.
6|Page
guru/instruktur perlu melakukan penilaian terhadap prestasi belajar
peserta didiknya.
2. Secara sosiologis, untuk mengetahui apakah peserta didik sudah cukup
mampu untuk terjun ke masyarakat. Mampu dalam arti dapat
berkomunikasi dan beradaptasi dengan seluruh lapisan masyarakat
dengan segala karakteristiknya.
3. Menurut didaktis-metodis, evaluasi berfungsi untuk membantu
guru/instruktur dalam menempatkan peserta didik pada kelompok tertentu
sesuai dengan kemampuan dan kecakapannya masing-masing.
4. Untuk mengetahui kedudukan peserta didik diantara teman-temannya,
apakah ia termasuk anak yang pandai, sedang atau kurang.
5. Untuk mengetahui taraf kesiapan peserta didik dalam menempuh program
pendidikannya.
6. Untuk membantu guru dalam memberikan bimbingan dan seleksi, baik
dalam rangka menentukan jenis pendidikan, jurusan maupun kenaikan
tingkat/kelas.
7. Secara administratif, evaluasi berfungsi untuk memberikan laporan
tentang kemajuan peserta didik kepada pemerintah, pimpinan/kepala
sekolah, guru/instruktur, termasuk peserta didik itu sendiri.
Di samping itu, fungsi evaluasi dapat dilihat berdasarkan jenis evaluasi itu
sendiri, yaitu :
1. Formatif, yaitu memberikan feed back bagi guru/instruktur sebagai dasar
untuk memperbaiki proses pembelajaran dan mengadakan program remedial
bagi peserta didik yang belum menguasai sepenuhnya materi yang
dipelajari.
2. Sumatif, yaitu mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi
pelajaran, menentukan angka (nilai) sebagai bahan keputusan kenaikan
kelas dan laporan perkembangan belajar, serta dapat meningkatkan motivasi
belajar.
3. Diagnostik, yaitu dapat mengetahui latar belakang peserta didik (psikologis,
fisik, dan lingkungan) yang mengalami kesulitan belajar.
4. Seleksi dan penempatan; yaitu hasil evaluasi dapat dijadikan dasar untuk
menyeleksi dan menempatkan peserta didik sesuai dengan minat dan
kemampuannya.
7|Page
2.3 Prinsip-prinsip Pelaksanaan Evaluasi
Untuk memperoleh hasil evaluasi yang lebih baik, maka pelaksanaan evaluasi
hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip : kontinuitas, komprehensif,
objektivitas, kooperatif, dan praktis. Dengan demikian, evaluasi pembelajaran
hendaknya ;
a) Dirancang sedemikian rupa, sehingga jelas abilitas yang harus dievaluasi,
materi yang akan dievaluasi, alat evaluasi dan interpretasi hasil evaluasi
b) Menjadi bagian integral dari proses pembelajaran
c) Agar hasilnya objektif, evaluasi harus menggunakan berbagai alat
(instrumen) dan sifatnya komprehensif
d) Diikuti dengan tindak lanjut.
Di samping itu, evaluasi juga harus memperhatikan prinsip keterpaduan,
prinsip berorientasi kepada kecakapan hidup, prinsip belajar aktif, prinsip
kontinuitas, prinsip koherensi, prinsip keseluruhan, prinsip paedagogis, prinsip
diskriminalitas, dan prinsip akuntabilitas.
Evaluasi pembelajaran dilakukan dengan menganut prinsip.
a. Menyeluruh
b. Kontinu
c. Berorientasi pada kompetensi
d. Valid
e. Objektif/Adil
f. Terbuka
g. Bermakna
h. Mendidik
i. Memotivasi
j. Akuntabel
Ada beberapa masalah yang perlu ditangani secara serius dalam evaluasi
pembelajaran. Pertama, pengembangan sistem ujian yang tidak berjalan dengan
baik. Ujian sekedar menjadi kegiatan musiman, tidak berkesinambungan, dan
tanpa perencanaan yang sistematis. Kedua, nilai yang diperoleh dari seorang guru
tidak dapat dibandingkan dengan nilai yang diperoleh dari guru lain. Ketiga,
kualitas soal masih meragukan karena dibuat tergesa-gesa dan tidak diuji dulu
mutunya. Hal yang kurang diperhatikan adalah
1) materi tidak sesuai tujuan/indikator,
8|Page
2) materi yang diujikan tidak penting,
3) materi yang diujikan tidak sesuai dengan yang diajarkan,
4) tidak adanya pedoman penskoran,
5) “tidak ada” koreksi sungguhan, yang ada hanya NGA-JI (ngarang biji), dan
6) tidak menyusun pengecoh dan kunci jawaban untuk soal objektif.
9|Page
Berdasarkan bagan di atas dapat terlihat jelas teknik dan bentuk alat evaluasi
yang dapat digunakan dalam pembelajaran.
1. Teknik Nontes
Yang tergolong teknik nontes adalah.
a. Skala bertingkat (rating scale)
Skala menggambarkan suatu nilai yang berbentuk angka terhadap
sesuatu hasil pertimbangan. Biasanya angka-angka yang digunakan
diterapkan pada skala dengan jarak yang sama. Meletakannya secara
bertingkat dari yang rendah ke yang tinggi. Kita dapat menilai hampir
segala sesuatu dengan skala
b. Kuesioner (questionair)
Kuesioner (questionair) juga sering dikenal sebagai angket. Pada
dasarnya, kuesioner adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh
orang yang akan diukur (responden). Tentang macam kuesioner, dapat
ditinjau dari beberapa segi yaitu.
1) Ditinjau dari segi siapa yang menjawab, maka ada.
a) Kuesioner langsung adalah kuesioner yang dikirimkan dan diisi
langsung oleh responden.
b) Kuesioner tidak langsung adalah kuesioner yang dikirimkan dan
diisi oleh bukan responden. Kuesioner tidak langsung biasanya
10 | P a g e
digunakan untuk mencari informasi tentang bawahan, anak,
saudara, tetangga, dan sebagainya.
2) Ditinjau dari segi cara menjawab, terdiri dari.
a) Kuesioner tertutup adalah kuesioner yang disusun dengan
menyediakan pilihan jawaban lengkap sehingga responden
hanya tinggal memberi tanda pada jawaban yang dipilih.
b) Kuesioner terbuka adalah kuesioner yang disusun sedemikian
rupa sehingga responden bebas mengemukakan pendapatnya
c. Daftar cocok (check list)
Daftar cocok (check lisit) adalah deretan pernyataan (yang biasanya
singkat-singkat, dimana responden yang dievaluasi tinggal membubuhkan
tanda cocok (v) di tempat yang sudah disediakan. Ada pendapat yang
mengatakan bahwa sebenarnya skala bertingkat dapat digolongkan ke
dalam daftar cocok karena dalam skala bertingkat, responden juga diminta
untuk memberikan tanda cocok pada pilihan yang tepat.
d. Wawancara (interview)
Wawancara atau interviu (interview) adalah suatu metode atau cara
yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan cara
tanya-jawab sepihak. Dikatan sepihak karena dalam wawancara ini
responden tidak diberi kesempatan sama sekali untuk mengajukan
pertanyaan.
Wawancara dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu:
1) Wawancara bebas, dimana responden mempunyai kebebasan
untuk mengutarakan pendapatnya, tanpa dibatasi oleh patokan-
patokan yang telah dibuat oleh subjek evaluasi.
2) Wawancara terpimpin, yaitu wawancara yang dilakukan oleh
subjek evaluasi dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan
yang disusun terlebih dahulu.
e. Pengamatan (observation)
Pengamatan atau observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan
cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara
sistematis.
Ada 2 (dua) macam observasi:
1) Observasi partisipan, yaitu observasi yang dilakukan oleh pengamat,
dalam hal ini pengamat memasuki dan mengikuti kegiatan kelompok
yang sedang diamati.
11 | P a g e
2) Observasi sistematik, yaitu observasi dimana faktor-faktor yang
diamati sudah didaftar secara sistematis dan sudah diatur menurut
kategorinya. Berbeda dengan observasi partisipan, maka dalam
observasi sistematik ini pengamat berada di luar kelompok.
3) Observasi eksperimental terjadi jika pengamat tidak berpartisipasi
dalam kelompok.
f. Riwayat hidup
Riwayat hidup adalah gambaran tentang keadaan seseorang selama
masa kehidupannya. Dengan mempelajari riwayat hidup, maka subjek
evaluasi akan dapat menarik suatu kesimpulan tentang kepribadian,
kebiasaan, dan sikap dari objek yang dinilai.
2. Teknik Tes
Ada bermacam-macam rumusan tentang tes. Menurut Amir Daien
Indrakusuma dalam bukunya yang berjudul Evaluasi Pendidikan, tes adalah suatu
alat atau prosedur yang sistematis dan objektif untuk memperoleh data-data atau
keterangan-keterangan yang diinginkan tentang seseorang, dengan cara yang
boleh dikatakan tepat dan cepat.
Selanjutnya, menurut Muchtar Bukhori dalam buku Teknik-Teknik Evaluasi,
mengatakan , tes ialah suatu percobaan yang diadakan untuk mengetahui ada atau
tidaknya hasil-hasil pelajaran tertentu pada seorang murid atau kelompok murid.
Definisi terakhir yang dikemukakan disini yakni menurut Webster’s
Collegiate, yang dalam bahasa Indonesia tes adalah serentetan pertanyaan atau
latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan,
intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.
Definisi-definisi di atas disajikan dalam buku Encyclopedia of Education
Evaluation yang di dalam buku tersebut diterangkan pula bahwa pengertiannya
dipersempit dengan menyederhanakan definisi yaitu tes adalah penilaian yang
komprehensif terhadap seseorang individu atau keseluruhan usaha evaluasi
program.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa tes merupakan suatu
alat pengumpul informasi, tetapi jika dibandingkan dengan alat-alat yang lain, tes
bersifat lebih resmi karena penuh dengan batasan-batasan. Apabila tes dikaitkan
dengan evaluasi yang dilakukan di sekolah, khusunya di suatu kelas maka tes
12 | P a g e
mempunyai fungsi ganda, yaitu untuk mengukur siswa dan untuk mengukur
keberhasilan program pengajaran. Ditinjau dari segi kegunaan untuk mengukur
siswa, tes dibagi menjadi 3, yaitu:
a. Tes diagnostic
Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan –
kelemahan siswa sehingga berdasarkan hal tersebut dapat dilakukan
penanganan yang tepat.
1 2 3 4
Input Output
b. Tes formatif
Evaluasi formatif dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa
telah terbentuk setelah mengikuti program tertentu. Tes ini diberikan pada
akhir program atau biasa disebut dengan post test.
13 | P a g e
a) Dapat diketahui apakah program yang telah diberikan merupakan
program yang tepat dalam arti sesuai dengan kecakapan anak.
b) Dapat diketahui apakah program tersebut membutuhkan
pengetahuan – pengetahuan prasyarat yang belum diperhitungkan.
c) Dapat diketahui apakah diperlukan alat, sarana, dan prasarana
untuk mempertinggi hasil yang akan dicapai.
d) Dapat diketahui apakah metode, pendekatan, dan alat evaluasi yang
digunakan sudah tepat.
c. Tes Sumatif
Tes ini dilaksanakan setelah berakhirnya pemberian sekelompok atau
sebuah program yang lebih besar. Dalam pengalaman di sekolah, tes ini
disamakan dengan ulangan harian atau ulangan umum akhir semester.
F F F F F
Keterangan: S
F = tes formatif
S = tes sumatif
14 | P a g e
1) Pihak pengelola sekolah dapat membandingkan kemajuan sekolah
yang ada di wilayahnya
2) Akan timbul persaingan yang sehat
3) Standar pelajaran akan terpelihara dengan baik karena soal tes disusun
oleh dinas
Keburukan THB bersama:
1) Ada kemungkinan terjadi pemberian pelajaran yang hanya
berorientasi pada ujian
2) Tidak menghiraukan jika terjadi beberapa kecurangan demi mendapat
nama baik untuk sekolah
15 | P a g e
psikologis, tinggi (bukan sekadar
lingkungan hafalan saja)
Alat - Tes prestasi belajar -Tes prestasi belajar - Tes ujian akhir
- Tes diagnostik
evaluasi yang tersusun secara
- Tes buatan guru
- Pengamatan baik
Tujuan - Memilih tiap -Mengukur semua - Mengukur tujuan
yang keterampilan tujuan instruksional instruksional umum
dievaluasi prasyarat khusus
- Memilih tiap tujuan
program pelajaran
secara berimbang
- Memilih yang
berhubungan dengan
tingkah laku, fisik,
mental, dan perasaan
Tingkat - Untuk mengukur -Belum dapat ditentukan - Rata-rata tingkat kesulitan
kesulitan keterampilan dasar antara 0,35 – 0,70.
tes dengan tingkat Ditambah beberapa soal
kesulitan soal tes 0,65 yang sangat mudah dan
atau lebih sangat sukar.
Skoring - Menggunakan standar -Menggunakan standar - Kebanyakan menggunakan
mutlak dan standar mutlak standar relatif, tapi dapat
relatif juga menggunakan
standar mutlak
Tingkat - Tingkat pencapaian -75%. Siswa yang belum - Tidak diperlukan tuntutan
pencapaian tidak sama, mencapai skor 75% harus seberapa besar
tergantung macam tes diwajibkan untuk tingkat penguasaan yang
diagnostik. Untuk tes menempuh perbaikan dicapai.
- Hasil digunakan sebagai
prasyarat, tingkat program (remedial)
norma kenaikan kelas
pencapaian harus hingga lulus dalam
atau norma kelulusan
100%. tes.
Cara - Dicatat dan -Dilaporkan dalam - Keseluruhan skor atau
pencatatan dilaporkan dalam bentuk catatan sebagian skor dari tujuan
16 | P a g e
hasil bentuk profil berhasil atau gagal yang dicapai
menguasai suatu
tugas
17 | P a g e
a. Tes buatan guru
b. Tes yang
diperdagangkan
18 | P a g e
menjelaskan pengaruh respirasi
2 Setelah kegiatan belajar mengajar Coba kamu kemukakan, apa
berakhir diharapkan siswa dapat perbedaan pengertian antara
mengemukakan perbedaan pengertian respirasi aerob dengan anaerob?
antara respirasi aerob dengan anaerob
19 | P a g e
3. Kriteria Tes
Sebagai alat ukur dalam proses evaluasi, tes harus memiliki dua
kriteria, yaitu kriteria validitas dan reabilitas. Tes sebagai alat ukur
dikatakan memiliki tingkatvaliditas seandainya dapat mengukur apa yang
hendak diukur.
Tes memiliki tingkatreabilitas atau keandalan jika tes tersebut dapat m
enghasilkan informasi yang konsisten. Misalnya, jika suatu tes diberikan
pada sekelompok siswa, kemudiandiberikan lagi kepada kelompok siswa
yang sama pada saat yang berbeda, makahasilnya akan relative sama.
4. Jenis-jenis Tes
Tes hasil belajar dapat dibedakan atas beberapa jenis. Berdasarkan ju
mlah peserta, tes hasil belajar dapat dibedakan menjadi tes kelompok dan
tes individual.Dilihat dari cara penyusunannya, tes juga dibedakan menjadi
tes buatan guru dan tesstandar. Tes buatan guru disusun untuk
menghasilkan informasi yang dibutuhkan oleh guru yang
bersangkutan.Tes standar adalah tes yang digunakan untuk mengukur
kemampuan siswa sehingga berdasarkan kemampuan tersebut tes standar
dapat memprediksi keberhasilan belajar siswa pada masa yang akan
datang. Dilihat dari cara pelaksanaannya, tes dapat dibedakan menjadi
tes tulisan, tes lisan dan tesperbuatan.
20 | P a g e
mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik dalam proses
pembelajaran (diagnostik), atau untuk menempatkan posisi peseta
didik sesuai dengan kemampuannya (penempatan).
21 | P a g e
pedoman kisi-kisi. Setiap pertanyaan harus jelas dan terfokus serta
menggunakan bahasa yang efektif, baik bentuk pertanyaan maupun
bentuk jawabannya. Kualitas butir soal akan menentukan kualitas tes
secara keseluruhan. Setelah semua soal ditulis, sebaiknya soal tersebut
dibaca lagi, jika perlu didiskusikan kembali dengan tim penelaah soal,
baik dari ahli bahasa, ahli bidang studi, ahli kurikulum, dan ahli
evaluasi.
e. Uji coba dan analisis soal
Jika semua soal sudah disusun dengan baik, maka perlu di uji
cobakan terlebih dahulu dilapangan. Tujuannya untuk mengetahui
soal-soal mana yang perlu diubah, diperbaiki, bahkan dibuang sama
sekali, serta soal-soal mana yang baik untuk dipergunakan
selanjutnya. Soal yang baik adalah soal yang sudah mengalami
beberapa kali uji coba dan revisi, yang didasarkan atas analisis empiris
dan rasional. Analisis empiris dimaksudkan untuk mengetahui
kelemahan-kelemahan setiap soal yang diginakan.
f. Revisi dan merakit soal (instrument baru)
Setelah soal diuji coba dan dianalisis, kemudian direvisi sesuai
dengan proporsi tingkat kesukaran soal dan daya pembeda. Dengan
demikian, ada soal yang masih dapat diperbaiki dari segi bahasa, ada
juga soal yang harus direvisi total, baik yang menyangkut pokok soal
(stem) maupun alternatif jawaban (option), bahkan ada soal yang
harus dibuang atau disisihkan. Berdaarkan hasil revisi soal ini, barulah
dilakukan perkaitan soal menjadi suatu instrumen yang terpadu. Untuk
itu, semua hal yang dapat mempengaruhi validitas skor tes, seperti
nomor urut soal, pengelompokan bentuk soal,penataan soal, dan
sebagainya haruslah diperhatikan.
2. Prinsip dan Prosedur Penilaian
Mengingat pentingnya penilaian dalam menentukan kualitas
pendidikan, maka upaya merencanakan dan melaksanakan penilaian
22 | P a g e
hendaknya memperhatikan beberapa prinsip dan prosedur penilaian
sebagai berikut:
a. Dalam menilai hasil belajar, hendaknya dirancang sedemikian rupa
sehingga jelas abilitas yang harus dinilai, materi penilaian, alat
penilaian, dan interpretasi hasil penilaian.
b. Penilaian hasil belajar hendaknya menjadi bagian integral dari proses
belajra-mengajar. Artinya, penilaian senantiasa dilaksanakan pada tiap
saat proses belajar-mengajar sehingga pelaksanaannya
berkesinambungan.
c. Agar diperoleh hasil belajar yang obyektif dalam pengertian
menggambarkan prestasi dan kemampuan siswa sebagaimana adanya,
penilaian harus menggunakan berbagai alat penilaian dan sifatnya
komprehensif (mencakup berbagai ranah, sepesrti kognitif, afektif,
dan psikomotorik).
d. Penilaian hasil belajar hendaknya diikuti dengan tindak lanjutnya.
Data hasil penilaian sangat bermanfaat bagi guru maupun bagi
siapapun.
23 | P a g e
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Alat evaluasi juga dikenal dengan instrumen evaluasi. Dalam kegiatan
evaluasi, fungsi alat juga untuk memperoleh hasil yang lebih baik sesuai dengan
kenyataan yang dievaluasi. Alat evaluasi dikatakan baik apabila mampu
mengevaluasi sesuatu dengan hasil seperti keadaan yang dievaluasi. Dalam
menggunakan alat tersebut evaluator menggunakan cara atau teknik, maka dikenal
dengan teknik evaluasi. Ada dua teknik evaluasi, yaitu teknik nontes dan teknik
tes. Teknik Nontes, yang terdiri dari: 1) Skala bertingkat (rating scale), 2)
Kuesioner (questionair), 3) Daftar cocok, 4) Wawancara, 5) Pengamatan, 6)
Riwayat hidup dan teknik tes terdiri dari: 1) Tes diagnostik, 2) Tes formatif, 3) Tes
Sumatif.
Dalam menyusun alat evaluasi, khususnya teknik tes diperlukan langkah-
langkah sebagai berikut: 1) Pembuatan Kisi-Kisi, 2) Penyusunan Soal, dan 3)
Perakitan Tes. Dalam merakit tes tersebut, perlu diperhatikan tata urutan soal-soal
dengan mempertimbangkan urutan bahan serta jenjang kemampuan yang
terkandung dalam setiap soal.
Dalam prosedur pengembangan alat evaluasi yang perlu diperhatikan ialah
perencanaan evaluasi, pelaksanaan evaluasi, monitoring pelaksanaan evaluasi
pengolahan data, pelaporan hasil evaluasi hingga pada tahap penggunaan hasil
evaluasi.
3.2 Saran
Makalah ini dibuat denagan tujuan memberikan pengetahuan kepada
pembaca untuk mengetahui materi mengenai pengembangan alat evaluasi
pembelajaran. Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna,
kedepannya penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang
makalah di atas dengan sumber-sumber kepustakaan yang lebih banyak.
35 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA