Anda di halaman 1dari 27

TUGAS MAKALAH

“PENGEMBANGAN ALAT EVALUASI”


MATA KULIAH
Desain Pembelajaran Fisika

OLEH
Agnes Jois Palamba’ A 241 16 006
Atika Saskia putri A 241 16 003
Agnes Sesmita K A 241 16 033
Mu’ila Nur A 241 16 060
o Name A 241 16 033

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya
tugas makalah Pengembangan Program Pembelajaran Fisika yang berjudul
“Pengembangan Alat Evaluasi” dapat diselesaikan tepat pada waktunya dalam
bentuk dan isinya yang sederhana.
Penulisan makalah ini dapat terselesaikan dengan baik berkat bantuan dari
berbagai pihak serta melalui tinjau pustaka. Terimakasih kami ucapkan kepada
pihak-pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan makalah ini, yang
tidak dapat disebutkan satu persatu.
Disadari bahwa makalah ini sangat jauh dari sempurna, maka itu kritik dan
saran yang bersifat konstruktif sangat diharapkan guna proses penyempurnaan
makalah ini. Harapannya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembaca. Sekian dan terimakasih.

Palu, April 2019

Penulis

1|Page
DAFTAR ISI

JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
1.2.Rumusan Masalah
1.3.Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN
2.1.Evaluasi Pembelajaran
2.2.Tujuan dan Fungsi Evaluasi
2.3.Prinsip-Prinsip Pelaksanaan Evaluasi
2.4.Alat dan Teknik Evaluasi Pembelajaran
2.5.Tes dan Tujuan Pembelajaran
2.6.Tes Hasil Belajar
2.7 Petunjuk Pengembangan Alat Evaluasi

BAB III PENUTUP


3.1.Kesimpulan
3.2.Saran

DAFTAR PUSTAKA

2|Page
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di era sekarang ini, pendidikan merupakan kebutuhan manusia yang harus
dipenuhi. Dengan pendidikan manusia berusaha mengembangkan potensi yang
dimilikinya dan mengubah tingkah laku manusia ke arah yang lebih baik. Hal ini
sesuai tujuan pendidikan nasional yang telah dirumuskan pada Undang-Undang
RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa
pendidikan nasional berupaya mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang serta bertanggung jawab.
Mutu pendidikan dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya siswa,
pengelola sekolah, lingkungan, kualitas pengajaran, kurikulum dan sebagainya.
Usaha peningkatan pendidikan bisa ditempuh dengan peningkatan kualitas
pembelajaran dan sistem evaluasi yang baik. Sistem penilaian/evaluasi yang baik
akan mendorong guru untuk menentukan strategi mengajar yang baik dan
memotivasi siswa untuk belajar yang lebih baik.
Sebagai pengajar, guru diharapkan tidak hanya dapat memberikan pelajaran di
kelas tetapi juga mampu mengevaluasi pembelajaran dengan baik. Kegiatan
evaluasi sebagai bagian dari program pembelajaran perlu lebih dioptimalkan.
Evaluasi tidak hanya bertumpu pada penilaian hasil belajar, namun perlu penilaian
terhadap input, output, dan kualitas proses pembelajaran itu sendiri. Melalui
evaluasi yang tepat bukan saja kita dapat menentukan keberhasilan siswa
mencapai tujuan pembelajaran, akan tetapi juga sekaligus dapat melihat efektifitas
program desain yang direncanakan.

1.2 Rumusan Masalah

3|Page
1. Apa pengertian evaluasi?
2. Bagaimana tujuan dan fungsi evaluasi?
3. Apa prinsip-prinsip dalam pelaksanaan evaluasi?
4. Bagaimana teknik evaluasi pembelajaran?
5. Bagaimana tes dan tujuan dalam pembelajaran?
6. Bagaimana tes hasil belajar siswa?
7. Bagaimana petunjuk dan pengembanagan alat evaluasi?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui apa itu evaluasi..
2. Mengetahui tujuan dan fungsi evaluasi.
3. Mengetahui prinsip-prinsip dalam pelaksanaan evaluasi.
4. Mengetahui teknik evaluasi pembelajaran.
5. Mengetahui tes dan tujuan dalampembelajaran
6. Mengetahui tes hasil belajar siswa.
7. Menegtahui petunjuk dan pengembangan alat evaluasi.

4|Page
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Evaluasi Pembelajaran


Evaluasi pembelajaran pada prinsipnya sebagai tahap akhir dalam kegiatan
pembelajaran. Kegiatan evaluasi ini adalah melakukan pengukuran untuk
menentukan penilaian tentang tiga fungsi yang harus dipenuhi, yaitu :
1. Menilai efektivitas proses pembelajaran : sampai dimana kemampuan
siswa/peserta didik mengerti yang harus dimengerti.
2. Menilai efektivitas prosedur pembelajaran : samapai dimana pengajar
berhasil mencapai tujuannya.
3. Menilai kemampuan siswa sesuai standart yang harus dicapai
Penilaian dalam evaluasi pembelajaran ada dua pendekatan antara lain :
1) Penilaian Acuan Normatif (PAN) ialah penilaian yang membandingkan
hasil belajar siswa terhadap hasil belajar siswa lain dalam
kelompoknyav(pendekatan apa adanya).
2) Penilaian Acuan Patokan (PAP) adalah penilaian yang membandikan
hasil belajar siswa terhadap patokan yang telah ditetapkan sebelumnya
(batas lulus atau tingkat penguasaan minimum). PAP ini bersifat tetap
untuk kelompok siswa yang memperoleh pembelajaran yang sama.
Mendengar istilah evaluasi, seringkali kita menyamakannya dengan
pengukuran, tes, penilaian (asesmen) padahal ketiga istilah ini memiliki
pengertian yang berbeda.
Evaluasi merupakan kegiatan identifikasi untuk melihat apakah suatu
program yang telah direncanakan telah tercapai atau belum, berharga atau tidak,
dan dapat pula untuk melihat tingkat efisiensi pelaksanaannya. Evaluasi
berhubungan dengan keputusan nilai (value judgement).
Pengukuran (Measurement) merupakan serangkaian proses pemberian
angka atau usaha memperoleh deskripsi numerik dari suatu tingkatan dimana
seorang siswa telah mencapai karakteristik tertentu. Hasil Pengukuran
berhubungan dengan proses pencarian atau penetuan nilai kuantitatif.

5|Page
Tes merupakan cara penilaian yang dirancang dan dilaksanakan kepada siswa
pada waktu dan tempat tertentu serta dalam kondisi yang memenuhi syarat-syarat
tertentu yang jelas.
Sedangkan, Penilaian (Asessmen) adalah proses mengumpulkan informasi
dan membuat keputusan berdasarkan informasi itu (Blaustein, D. et.al ,1999).
Dengan kata laian penilaian merupakan proses sistematik meliputi pengumpulan
dan penafsiran data hasil belajar sebagai dasar membuat keputusan tentang siswa.

2.2 Tujuan dan Fungsi Evaluasi


Secara umum, tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk mengetahui
efektivitas proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. Indikator efektivitas
dapat dilihat dari perubahan tingkah laku yang terjadi pada peserta didik.
Perubahan tingkah laku itu dibandingkan dengan perubahan tingkah laku yang
diharapkan sesuai dengan kompetensi, tujuan dan isi program pembelajaran.
Adapun secara khusus, tujuan evaluasi adalah untuk :
1. Mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang
telah ditetapkan.
2. Mengetahui kesulitan-kesulitan yang dialami peserta didik dalam proses
belajar, sehingga dapat dilakukan diagnosis dan kemungkinan memberikan
remedial teaching.
3. Mengetahui efisiensi dan efektifitas strategi pembelajaran yang digunakan
guru, baik yang menyangkut metode, media maupun sumber-sumber belajar.
Depdiknas (2003 : 6) mengemukakan tujuan evaluasi pembelajaran adalah
untuk (a) melihat produktivitas dan efektivitas kegiatan belajar-mengajar, (b)
memperbaiki dan menyempurnakan kegiatan guru, (c) memperbaiki,
menyempurnakan dan mengembangkan program belajar-mengajar, (d)
mengetahui kesulitan-kesulitan apa yang dihadapi oleh siswa selama kegiatan
belajar dan mencarikan jalan keluarnya, dan (e) menempatkan siswa dalam situasi
belajar- mengajar yang tepat sesuai dengan kemampuannya.

Adapun fungsi evaluasi adalah :


1. Secara psikologis, peserta didik perlu mengetahui prestasi belajarnya,
sehingga ia merasakan kepuasan dan ketenangan. Untuk itu,

6|Page
guru/instruktur perlu melakukan penilaian terhadap prestasi belajar
peserta didiknya.
2. Secara sosiologis, untuk mengetahui apakah peserta didik sudah cukup
mampu untuk terjun ke masyarakat. Mampu dalam arti dapat
berkomunikasi dan beradaptasi dengan seluruh lapisan masyarakat
dengan segala karakteristiknya.
3. Menurut didaktis-metodis, evaluasi berfungsi untuk membantu
guru/instruktur dalam menempatkan peserta didik pada kelompok tertentu
sesuai dengan kemampuan dan kecakapannya masing-masing.
4. Untuk mengetahui kedudukan peserta didik diantara teman-temannya,
apakah ia termasuk anak yang pandai, sedang atau kurang.
5. Untuk mengetahui taraf kesiapan peserta didik dalam menempuh program
pendidikannya.
6. Untuk membantu guru dalam memberikan bimbingan dan seleksi, baik
dalam rangka menentukan jenis pendidikan, jurusan maupun kenaikan
tingkat/kelas.
7. Secara administratif, evaluasi berfungsi untuk memberikan laporan
tentang kemajuan peserta didik kepada pemerintah, pimpinan/kepala
sekolah, guru/instruktur, termasuk peserta didik itu sendiri.
Di samping itu, fungsi evaluasi dapat dilihat berdasarkan jenis evaluasi itu
sendiri, yaitu :
1. Formatif, yaitu memberikan feed back bagi guru/instruktur sebagai dasar
untuk memperbaiki proses pembelajaran dan mengadakan program remedial
bagi peserta didik yang belum menguasai sepenuhnya materi yang
dipelajari.
2. Sumatif, yaitu mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi
pelajaran, menentukan angka (nilai) sebagai bahan keputusan kenaikan
kelas dan laporan perkembangan belajar, serta dapat meningkatkan motivasi
belajar.
3. Diagnostik, yaitu dapat mengetahui latar belakang peserta didik (psikologis,
fisik, dan lingkungan) yang mengalami kesulitan belajar.
4. Seleksi dan penempatan; yaitu hasil evaluasi dapat dijadikan dasar untuk
menyeleksi dan menempatkan peserta didik sesuai dengan minat dan
kemampuannya.

7|Page
2.3 Prinsip-prinsip Pelaksanaan Evaluasi
Untuk memperoleh hasil evaluasi yang lebih baik, maka pelaksanaan evaluasi
hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip : kontinuitas, komprehensif,
objektivitas, kooperatif, dan praktis. Dengan demikian, evaluasi pembelajaran
hendaknya ;
a) Dirancang sedemikian rupa, sehingga jelas abilitas yang harus dievaluasi,
materi yang akan dievaluasi, alat evaluasi dan interpretasi hasil evaluasi
b) Menjadi bagian integral dari proses pembelajaran
c) Agar hasilnya objektif, evaluasi harus menggunakan berbagai alat
(instrumen) dan sifatnya komprehensif
d) Diikuti dengan tindak lanjut.
Di samping itu, evaluasi juga harus memperhatikan prinsip keterpaduan,
prinsip berorientasi kepada kecakapan hidup, prinsip belajar aktif, prinsip
kontinuitas, prinsip koherensi, prinsip keseluruhan, prinsip paedagogis, prinsip
diskriminalitas, dan prinsip akuntabilitas.
Evaluasi pembelajaran dilakukan dengan menganut prinsip.
a. Menyeluruh
b. Kontinu
c. Berorientasi pada kompetensi
d. Valid
e. Objektif/Adil
f. Terbuka
g. Bermakna
h. Mendidik
i. Memotivasi
j. Akuntabel
Ada beberapa masalah yang perlu ditangani secara serius dalam evaluasi
pembelajaran. Pertama, pengembangan sistem ujian yang tidak berjalan dengan
baik. Ujian sekedar menjadi kegiatan musiman, tidak berkesinambungan, dan
tanpa perencanaan yang sistematis. Kedua, nilai yang diperoleh dari seorang guru
tidak dapat dibandingkan dengan nilai yang diperoleh dari guru lain. Ketiga,
kualitas soal masih meragukan karena dibuat tergesa-gesa dan tidak diuji dulu
mutunya. Hal yang kurang diperhatikan adalah
1) materi tidak sesuai tujuan/indikator,

8|Page
2) materi yang diujikan tidak penting,
3) materi yang diujikan tidak sesuai dengan yang diajarkan,
4) tidak adanya pedoman penskoran,
5) “tidak ada” koreksi sungguhan, yang ada hanya NGA-JI (ngarang biji), dan
6) tidak menyusun pengecoh dan kunci jawaban untuk soal objektif.

2.4 Alat dan Teknik Evaluasi Pembelajaran


Dalam pengertian umum, alat adalah sesuatu yang dapat digunakan untuk
mempermudah seseorang dalam melaksanakan tugas atau mencapa tujuan secara
lebh efektif dan efisien. Kata “alat” biasa disebut juga dengan istilah “instrumen”.
Dengan demikian, alat evaluasi juga dikenal dengan instrumen evaluasi. Dalam
kegiatan evaluasi, fungsi alat juga untuk memperoleh hasil yang lebih baik sesuai
dengan kenyataan yang dievaluasi. Alat evaluasi dikatakan baik apabila mampu
mengevaluasi sesuatu dengan hasil seperti keadaan yang dievaluasi. Dalam
menggunakan alat tersebut evaluator menggunakan cara atau teknik, maka dikenal
dengan teknik evaluasi. Ada dua teknik evaluasi, yaitu teknik nontes dan teknik
tes.
Teknik Evaluasi Pembelajaran

9|Page
Berdasarkan bagan di atas dapat terlihat jelas teknik dan bentuk alat evaluasi
yang dapat digunakan dalam pembelajaran.
1. Teknik Nontes
Yang tergolong teknik nontes adalah.
a. Skala bertingkat (rating scale)
Skala menggambarkan suatu nilai yang berbentuk angka terhadap
sesuatu hasil pertimbangan. Biasanya angka-angka yang digunakan
diterapkan pada skala dengan jarak yang sama. Meletakannya secara
bertingkat dari yang rendah ke yang tinggi. Kita dapat menilai hampir
segala sesuatu dengan skala
b. Kuesioner (questionair)
Kuesioner (questionair) juga sering dikenal sebagai angket. Pada
dasarnya, kuesioner adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh
orang yang akan diukur (responden). Tentang macam kuesioner, dapat
ditinjau dari beberapa segi yaitu.
1) Ditinjau dari segi siapa yang menjawab, maka ada.
a) Kuesioner langsung adalah kuesioner yang dikirimkan dan diisi
langsung oleh responden.
b) Kuesioner tidak langsung adalah kuesioner yang dikirimkan dan
diisi oleh bukan responden. Kuesioner tidak langsung biasanya

10 | P a g e
digunakan untuk mencari informasi tentang bawahan, anak,
saudara, tetangga, dan sebagainya.
2) Ditinjau dari segi cara menjawab, terdiri dari.
a) Kuesioner tertutup adalah kuesioner yang disusun dengan
menyediakan pilihan jawaban lengkap sehingga responden
hanya tinggal memberi tanda pada jawaban yang dipilih.
b) Kuesioner terbuka adalah kuesioner yang disusun sedemikian
rupa sehingga responden bebas mengemukakan pendapatnya
c. Daftar cocok (check list)
Daftar cocok (check lisit) adalah deretan pernyataan (yang biasanya
singkat-singkat, dimana responden yang dievaluasi tinggal membubuhkan
tanda cocok (v) di tempat yang sudah disediakan. Ada pendapat yang
mengatakan bahwa sebenarnya skala bertingkat dapat digolongkan ke
dalam daftar cocok karena dalam skala bertingkat, responden juga diminta
untuk memberikan tanda cocok pada pilihan yang tepat.
d. Wawancara (interview)
Wawancara atau interviu (interview) adalah suatu metode atau cara
yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan cara
tanya-jawab sepihak. Dikatan sepihak karena dalam wawancara ini
responden tidak diberi kesempatan sama sekali untuk mengajukan
pertanyaan.
Wawancara dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu:
1) Wawancara bebas, dimana responden mempunyai kebebasan
untuk mengutarakan pendapatnya, tanpa dibatasi oleh patokan-
patokan yang telah dibuat oleh subjek evaluasi.
2) Wawancara terpimpin, yaitu wawancara yang dilakukan oleh
subjek evaluasi dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan
yang disusun terlebih dahulu.
e. Pengamatan (observation)
Pengamatan atau observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan
cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara
sistematis.
Ada 2 (dua) macam observasi:
1) Observasi partisipan, yaitu observasi yang dilakukan oleh pengamat,
dalam hal ini pengamat memasuki dan mengikuti kegiatan kelompok
yang sedang diamati.

11 | P a g e
2) Observasi sistematik, yaitu observasi dimana faktor-faktor yang
diamati sudah didaftar secara sistematis dan sudah diatur menurut
kategorinya. Berbeda dengan observasi partisipan, maka dalam
observasi sistematik ini pengamat berada di luar kelompok.
3) Observasi eksperimental terjadi jika pengamat tidak berpartisipasi
dalam kelompok.
f. Riwayat hidup
Riwayat hidup adalah gambaran tentang keadaan seseorang selama
masa kehidupannya. Dengan mempelajari riwayat hidup, maka subjek
evaluasi akan dapat menarik suatu kesimpulan tentang kepribadian,
kebiasaan, dan sikap dari objek yang dinilai.

2. Teknik Tes
Ada bermacam-macam rumusan tentang tes. Menurut Amir Daien
Indrakusuma dalam bukunya yang berjudul Evaluasi Pendidikan, tes adalah suatu
alat atau prosedur yang sistematis dan objektif untuk memperoleh data-data atau
keterangan-keterangan yang diinginkan tentang seseorang, dengan cara yang
boleh dikatakan tepat dan cepat.
Selanjutnya, menurut Muchtar Bukhori dalam buku Teknik-Teknik Evaluasi,
mengatakan , tes ialah suatu percobaan yang diadakan untuk mengetahui ada atau
tidaknya hasil-hasil pelajaran tertentu pada seorang murid atau kelompok murid.
Definisi terakhir yang dikemukakan disini yakni menurut Webster’s
Collegiate, yang dalam bahasa Indonesia tes adalah serentetan pertanyaan atau
latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan,
intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.
Definisi-definisi di atas disajikan dalam buku Encyclopedia of Education
Evaluation yang di dalam buku tersebut diterangkan pula bahwa pengertiannya
dipersempit dengan menyederhanakan definisi yaitu tes adalah penilaian yang
komprehensif terhadap seseorang individu atau keseluruhan usaha evaluasi
program.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa tes merupakan suatu
alat pengumpul informasi, tetapi jika dibandingkan dengan alat-alat yang lain, tes
bersifat lebih resmi karena penuh dengan batasan-batasan. Apabila tes dikaitkan
dengan evaluasi yang dilakukan di sekolah, khusunya di suatu kelas maka tes

12 | P a g e
mempunyai fungsi ganda, yaitu untuk mengukur siswa dan untuk mengukur
keberhasilan program pengajaran. Ditinjau dari segi kegunaan untuk mengukur
siswa, tes dibagi menjadi 3, yaitu:
a. Tes diagnostic
Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan –
kelemahan siswa sehingga berdasarkan hal tersebut dapat dilakukan
penanganan yang tepat.

1 2 3 4

Input Output

b. Tes formatif
Evaluasi formatif dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa
telah terbentuk setelah mengikuti program tertentu. Tes ini diberikan pada
akhir program atau biasa disebut dengan post test.

Pre – test Post – test


(tes awal) PROGRAM (tes akhir)

Evaluasi formatif memiliki manfaat baik bagi siswa, guru, maupun


program itu sendiri.
1) Manfaat bagi siswa
a) Digunakan untuk mengetahui apakah siswa sudah menguasai
materi program secara menyeluruh.
b) Merupakan penguatan (reinforcement) nagi siswa.
c) Usaha perbaikan.
d) Sebagai diagnosis.
2) Manfaat bagi guru
a) Mengetahui sejauh mana materi yang diajarkan sudah dapat
diterima oleh siswa.
b) Mengetahui bagian – bagian mana dari materi pelajaran yang
belum dikuasai siswa.
c) Dapat meramalkan sukses dan tidaknya seluruh program yang akan
diberikan.
3) Manfaat bagi program

13 | P a g e
a) Dapat diketahui apakah program yang telah diberikan merupakan
program yang tepat dalam arti sesuai dengan kecakapan anak.
b) Dapat diketahui apakah program tersebut membutuhkan
pengetahuan – pengetahuan prasyarat yang belum diperhitungkan.
c) Dapat diketahui apakah diperlukan alat, sarana, dan prasarana
untuk mempertinggi hasil yang akan dicapai.
d) Dapat diketahui apakah metode, pendekatan, dan alat evaluasi yang
digunakan sudah tepat.
c. Tes Sumatif
Tes ini dilaksanakan setelah berakhirnya pemberian sekelompok atau
sebuah program yang lebih besar. Dalam pengalaman di sekolah, tes ini
disamakan dengan ulangan harian atau ulangan umum akhir semester.

Program Program Program Program Program

F F F F F

Keterangan: S
F = tes formatif
S = tes sumatif

Ada beberapa manfaat tes sumatif, 3 diantaranya yang terpenting


adalah sebagai berikut.
1) Untuk menentukan nilai.
2) Untuk menentukan seseorang anak dapat atau tidaknya mengikuti
kelompok dalam menerima program berikutnya.
3) Untuk mengisi catatan kemajuan belajar siswa yang akan berguna bagi
orang tua, pihak bimbingan dan penyuluhan sekolah, pihak – pihak
lain apabila siswa tersebut akan pindah ke sekolah lain melanjutkan
sekolah, atau memasuki lapangan kerja.
Dalam pelaksanaan tes sumatif di sekolah-sekolah, ada yang
disamakan antara satu daerah atau wilayah adminsitratif, dan dikenal
sebagai THB (Tes Hasil Belajar), TPB (Tes Prestasi Belajar), atau istilah
lain lagi.
Atas dihapuskannya ujian Negara menjadi ujian sekolah, maka tes
sumatif bersama (THB atau TPB) ini mempunyai kebaikan dan keburukan.
Kebaikan THB bersama:

14 | P a g e
1) Pihak pengelola sekolah dapat membandingkan kemajuan sekolah
yang ada di wilayahnya
2) Akan timbul persaingan yang sehat
3) Standar pelajaran akan terpelihara dengan baik karena soal tes disusun
oleh dinas
Keburukan THB bersama:
1) Ada kemungkinan terjadi pemberian pelajaran yang hanya
berorientasi pada ujian
2) Tidak menghiraukan jika terjadi beberapa kecurangan demi mendapat
nama baik untuk sekolah

Perbandingan antara tes diagnostik, tes formatif, dan tes sumatif


Pembanding Tes diagnostik Tes formatif Tes sumatif
Fungsi - Menentukan bahan -Sebagai umpan balik - Memberi tanda bagi sisa
prasyarat telah untuk menilai bahwa telah mengikuti
dikuasai atau belum pelaksanaan satu unit suatu program dan
- Menentukan tingkat
program menentukan posisi siswa
penguasaan siswa
dibandingkan kawannya
terhadap bahan
dalam kelompok
pelajaran
- Mengelompokkan
siswa berdasar
kemampuan
menerima pelajaran
- Menentukan kesulitan
belajar yang dialami
Waktu - Saat penyaringan -Selama pelajaran - Pada akhir catur wulan,
calon siswa berlangsung semester akhir tahun,
- Saat pembagian kelas
atau akhir pendidikan
- Selama pelajaran
berlangsung jika guru
akan memberi
bantuan kepada siswa
Titik berat - Tingkah laku kognitif, -Tingkah laku kognitif - Menekankan pada tingkah
peilaian afektif, psikomotor laku kognitif, tetapi pada
- Faktor fisik,
tingkatan yang lebih

15 | P a g e
psikologis, tinggi (bukan sekadar
lingkungan hafalan saja)
Alat - Tes prestasi belajar -Tes prestasi belajar - Tes ujian akhir
- Tes diagnostik
evaluasi yang tersusun secara
- Tes buatan guru
- Pengamatan baik
Tujuan - Memilih tiap -Mengukur semua - Mengukur tujuan
yang keterampilan tujuan instruksional instruksional umum
dievaluasi prasyarat khusus
- Memilih tiap tujuan
program pelajaran
secara berimbang
- Memilih yang
berhubungan dengan
tingkah laku, fisik,
mental, dan perasaan
Tingkat - Untuk mengukur -Belum dapat ditentukan - Rata-rata tingkat kesulitan
kesulitan keterampilan dasar antara 0,35 – 0,70.
tes dengan tingkat Ditambah beberapa soal
kesulitan soal tes 0,65 yang sangat mudah dan
atau lebih sangat sukar.
Skoring - Menggunakan standar -Menggunakan standar - Kebanyakan menggunakan
mutlak dan standar mutlak standar relatif, tapi dapat
relatif juga menggunakan
standar mutlak
Tingkat - Tingkat pencapaian -75%. Siswa yang belum - Tidak diperlukan tuntutan
pencapaian tidak sama, mencapai skor 75% harus seberapa besar
tergantung macam tes diwajibkan untuk tingkat penguasaan yang
diagnostik. Untuk tes menempuh perbaikan dicapai.
- Hasil digunakan sebagai
prasyarat, tingkat program (remedial)
norma kenaikan kelas
pencapaian harus hingga lulus dalam
atau norma kelulusan
100%. tes.
Cara - Dicatat dan -Dilaporkan dalam - Keseluruhan skor atau
pencatatan dilaporkan dalam bentuk catatan sebagian skor dari tujuan

16 | P a g e
hasil bentuk profil berhasil atau gagal yang dicapai
menguasai suatu
tugas

Menurut Scawia B. Anderson, tes dibedakan menurut dimensilimensinya, yaitu:


1. Unsur kegiatan 2. Tujuan penggunaan hasil
a. Tes pengukur proses a. Tes formatif
b. Tes pengukur hasil b. Tes subsumatif
c. Tes sumatif

3. Konstruksi yang diukur 4. Isi atau bidang studi


a. Tes kepribadian a. Tes matematika
b. Tes bakat b. Tes sejarah
c. Tes kemampuan c. Tes IPA
d. Tes minat
e. Tes perhatian
f. Tes sikap
5. Lingkup materi yang 6. Keragaman butir
a. Tes homogen
diungkap
b. Tes heterogen
a. Tes pencapaian
b. Tes penelusuran
7. Cara tester memberikan 8. Cara skoring
a. Tes objektif
respon
b. Tes subjektif
a. Tes tertulis
b. Tes lisan
c. Tes penampilan
d. Tes pengenalan
9. Standar dalam menentukan 10. Cara pengadministrasian
a. Pre-test
jawaban
b. Posttest
a. Tes yang menuntuk
adanya kebenaran
mutlak
b. Tes yang dimaksudkan
untuk sekadar
mengetahui keadaan
seseorang
11. Tekanan aspek yang diukur 12. Banyaknya testee yang dites
a. Speed test a. Tes individual
b. Power test b. Tes kelompok
13. Penyusunnya

17 | P a g e
a. Tes buatan guru
b. Tes yang
diperdagangkan

2.5 Tes dan Tujuan Pembelajaran


Penilaian adalah salah satu komponen dalam proses pembelajaran, yang
meliputi: (1) tujuan pembelajaran, (2) metode pembelajaran, (3) penilaian hasil
belajar. Yang menjadi kunci dalam rangka menentukan tujuan pembelajaran
adalah kebutuhan siswa, mata ajaran, dan guru. Guru sendiri adalah sumber utama
tujuan bagi para siswa, sehingga guru dituntut untuk mampu memilih tujuan-
tujuan pendidikan yang bermakna dan terukur.
Dalam konteks kurikulum berorientasi pencapaian kompetensi, tujuan
pembelajaran itu tiadak lain dirumuskan dalam bentuk kompetensi, yakni
kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa. Kompetensi yang harus dicapai
dirumuskan dalam bentuk perubahan perilaku yang terukur yang kemudian
dinamakan obyektif. Penulisan perubahan tingkahlaku sebagai obyektif
dikembangkan oleh Merger dalam format ABCD, yaitu Audience (siapa yang
harus memiliki kemampuan), Behaviour (perilaku yang bagaimana yang
diharapkan dimiliki), Condition (dalam situasi dan kondisi yang bagaimana
subyek dapat menunjukkan kemampuan sebagai hasil belajar yang telah
diperolehnya), Degree (kualitas dan kuantitas tingkahlaku yang diharapkan
dicapai sebagai batas minimal).
Bentuk perumusannya bias dilihat pada contoh berikut ini. Disampaikan
tentang jenis-jenis pernapasan (c), diharapkan siswa (A) dapat membedakan (B)
pengertian pernapasan aerob dan anaerob dengan tepat (D). Oleh karena tujuan
pembelajaran atau kompetensi merupakan tujuan pembelajaran yang harus
dicapai, maka desainer pembelajaran harus segera merumuskan item tessesuai
dengan tujuan yang dirumuskan. Perhatikan contoh berikut.
RumusanTujuan Evaluasi
1 Setelah kegiatan belajar mengajar Coba kamu jelaskan apa yang
berakhir diharapkan siswa dapat dimaksud dengan respirasi?

18 | P a g e
menjelaskan pengaruh respirasi
2 Setelah kegiatan belajar mengajar Coba kamu kemukakan, apa
berakhir diharapkan siswa dapat perbedaan pengertian antara
mengemukakan perbedaan pengertian respirasi aerob dengan anaerob?
antara respirasi aerob dengan anaerob

Dari rumusan diatas, tampak jelas bahwa perubahan perilaku yang


terkandung dalam tujuan itu dapat diukur, karena memang melalui alat evaluasi
dapat ditentukan keberhasilannya.

2.6 Tes Hasil Belajar


1. Pengertian
Selama ini tes merupakan alat ukur yang sering digunakan untuk
mengukur keberhasilan siswa mencapai kompetensi. Tes pengukuran
keberhasilan atau sering dikenal Criterion Refernced Test (CRT) adalah tes
yang terdiri atas item-item yang secara langsung mengukur tingkahlaku
yang harus dicapai oleh suatu proses pembelajaran. Tes pengukuran
keberhasilan ini juga dikenal dengan Penilaian Acuan Patokan (PAP).
Karena item tes itu harus parallel dengan rumusan indicator hasilbelajar.
2. Petunjuk Tes Pengukur Keberhasilan
Untuk mengembangkan tes pengukur keberhasilan atau tes yang di
desain untuk Penilaian Acuan Patokan, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan.
a. Item tes diturunkan dari indicator hasil belajar. Artinya, setiap item
dirumuskan untuk melihat keberhasilan siswa mencapai indicator hasil
belajar
b. Item tes harus berorientasi pada hasil belajar. Artinya, item-item tes
harus mampu mengukur apakah siswa telah berhasil menyelesaikan
tugas tertentu
c. Item tes perlu menjelaskan dalam kondisi yang bagaimana hasil belajar
itu dapat ditunjukkan.
d. Setiap indicator hasil belajar sebaiknya disusun lebih dari satu item tes.

19 | P a g e
3. Kriteria Tes
Sebagai alat ukur dalam proses evaluasi, tes harus memiliki dua
kriteria, yaitu kriteria validitas dan reabilitas. Tes sebagai alat ukur
dikatakan memiliki tingkatvaliditas seandainya dapat mengukur apa yang
hendak diukur.
Tes memiliki tingkatreabilitas atau keandalan jika tes tersebut dapat m
enghasilkan informasi yang konsisten. Misalnya, jika suatu tes diberikan
pada sekelompok siswa, kemudiandiberikan lagi kepada kelompok siswa
yang sama pada saat yang berbeda, makahasilnya akan relative sama.
4. Jenis-jenis Tes
Tes hasil belajar dapat dibedakan atas beberapa jenis. Berdasarkan ju
mlah peserta, tes hasil belajar dapat dibedakan menjadi tes kelompok dan
tes individual.Dilihat dari cara penyusunannya, tes juga dibedakan menjadi
tes buatan guru dan tesstandar. Tes buatan guru disusun untuk
menghasilkan informasi yang dibutuhkan oleh guru yang
bersangkutan.Tes standar adalah tes yang digunakan untuk mengukur
kemampuan siswa sehingga berdasarkan kemampuan tersebut tes standar
dapat memprediksi keberhasilan belajar siswa pada masa yang akan
datang. Dilihat dari cara pelaksanaannya, tes dapat dibedakan menjadi
tes tulisan, tes lisan dan tesperbuatan.

2.7 Petunjuk Pengembangan Alat Evaluasi


1. Beberapa factor yang harus di perhatikan dalam mengembangkan tes alat
evaluasi:
a. Menentukan tujuan penilaian
Tujuan penilaian ini harus dirumuskan secara jelas dan tegas serta
ditentukan sejak awal, karena menjadi dasar untuk menentukan arah,
ruang lingkup materi, jenis/model, dan karakter alat penilaian. Dalam
penilaian hasil belajar, ada emapat kemungkinan tujuan penelitian,
yaitu untuk memperbaiki kinerja tau proses pembelajaran (formatif),
untuk menentukan keberhasilan peserta didik (sumatif), untuk

20 | P a g e
mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik dalam proses
pembelajaran (diagnostik), atau untuk menempatkan posisi peseta
didik sesuai dengan kemampuannya (penempatan).

b. Mengindentifikasi hasil belajar


Kompetensi adalah pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-
nilai yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak.
Peserta didik dianggap kompeten apabila dia memiliki pengetahuan
keterampilan, sikap dan nilai untuk melakukan sesuatu setelah
mengikuti proses pembelajaran. Dalam kurikulum berbasis
kompetensi, semua jenis kompetensi dan hasil belajar sudah
dirumuskan oleh tim pengembang kurikulum, seperti standar
kompetensi, kompetensi dasar, hasil belajar, dan indikator. Guru
tinggal mengidentifikasi kompetensi mana yang akan dinilai.
c. Menyusun Kisi-kisi
Menyusun kisi-kisi dimaksudkan agar materi penilaian betul-betul
representatif dan relevan dengan materi pelajaran yang sudah
diberikan oleh guru kepada peserta didik. Jika materi penilaian tidak
relevan dengan materi pelajaran yang telah diberikan, maka akan
berakibat hasil penilaian itu kurang baik. Begitu juga jika materi
penilaian terlalu banyak dibandingkan dengan materi pelajaran, maka
akan berakibat sama. Untuk melihat apakah materi penilaian relevan
dengan materi pelajaran atau apakah penilaian terlalu banyak atau
kurang, guru harus menyusun kisi-kisi.
d. Mengembangkan draf intrumen
Mengembangkan draf instrumen penilaian merupakan salah satu
langkah penting dalam prosedur penilaian. Instrumen penilaian dapat
disusun dalam bentuk tes maupun nontes, dalam bentuk tes, berarti
guru harus membuat soal. Penilaian sosial adalah penjabaran indikator
menjadi pertanyaan-pertanyaan yang karakteristiknya sesuai dengan

21 | P a g e
pedoman kisi-kisi. Setiap pertanyaan harus jelas dan terfokus serta
menggunakan bahasa yang efektif, baik bentuk pertanyaan maupun
bentuk jawabannya. Kualitas butir soal akan menentukan kualitas tes
secara keseluruhan. Setelah semua soal ditulis, sebaiknya soal tersebut
dibaca lagi, jika perlu didiskusikan kembali dengan tim penelaah soal,
baik dari ahli bahasa, ahli bidang studi, ahli kurikulum, dan ahli
evaluasi.
e. Uji coba dan analisis soal
Jika semua soal sudah disusun dengan baik, maka perlu di uji
cobakan terlebih dahulu dilapangan. Tujuannya untuk mengetahui
soal-soal mana yang perlu diubah, diperbaiki, bahkan dibuang sama
sekali, serta soal-soal mana yang baik untuk dipergunakan
selanjutnya. Soal yang baik adalah soal yang sudah mengalami
beberapa kali uji coba dan revisi, yang didasarkan atas analisis empiris
dan rasional. Analisis empiris dimaksudkan untuk mengetahui
kelemahan-kelemahan setiap soal yang diginakan.
f. Revisi dan merakit soal (instrument baru)
Setelah soal diuji coba dan dianalisis, kemudian direvisi sesuai
dengan proporsi tingkat kesukaran soal dan daya pembeda. Dengan
demikian, ada soal yang masih dapat diperbaiki dari segi bahasa, ada
juga soal yang harus direvisi total, baik yang menyangkut pokok soal
(stem) maupun alternatif jawaban (option), bahkan ada soal yang
harus dibuang atau disisihkan. Berdaarkan hasil revisi soal ini, barulah
dilakukan perkaitan soal menjadi suatu instrumen yang terpadu. Untuk
itu, semua hal yang dapat mempengaruhi validitas skor tes, seperti
nomor urut soal, pengelompokan bentuk soal,penataan soal, dan
sebagainya haruslah diperhatikan.
2. Prinsip dan Prosedur Penilaian
Mengingat pentingnya penilaian dalam menentukan kualitas
pendidikan, maka upaya merencanakan dan melaksanakan penilaian

22 | P a g e
hendaknya memperhatikan beberapa prinsip dan prosedur penilaian
sebagai berikut:
a. Dalam menilai hasil belajar, hendaknya dirancang sedemikian rupa
sehingga jelas abilitas yang harus dinilai, materi penilaian, alat
penilaian, dan interpretasi hasil penilaian.
b. Penilaian hasil belajar hendaknya menjadi bagian integral dari proses
belajra-mengajar. Artinya, penilaian senantiasa dilaksanakan pada tiap
saat proses belajar-mengajar sehingga pelaksanaannya
berkesinambungan.
c. Agar diperoleh hasil belajar yang obyektif dalam pengertian
menggambarkan prestasi dan kemampuan siswa sebagaimana adanya,
penilaian harus menggunakan berbagai alat penilaian dan sifatnya
komprehensif (mencakup berbagai ranah, sepesrti kognitif, afektif,
dan psikomotorik).
d. Penilaian hasil belajar hendaknya diikuti dengan tindak lanjutnya.
Data hasil penilaian sangat bermanfaat bagi guru maupun bagi
siapapun.

23 | P a g e
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Alat evaluasi juga dikenal dengan instrumen evaluasi. Dalam kegiatan
evaluasi, fungsi alat juga untuk memperoleh hasil yang lebih baik sesuai dengan
kenyataan yang dievaluasi. Alat evaluasi dikatakan baik apabila mampu
mengevaluasi sesuatu dengan hasil seperti keadaan yang dievaluasi. Dalam
menggunakan alat tersebut evaluator menggunakan cara atau teknik, maka dikenal
dengan teknik evaluasi. Ada dua teknik evaluasi, yaitu teknik nontes dan teknik
tes. Teknik Nontes, yang terdiri dari: 1) Skala bertingkat (rating scale), 2)
Kuesioner (questionair), 3) Daftar cocok, 4) Wawancara, 5) Pengamatan, 6)
Riwayat hidup dan teknik tes terdiri dari: 1) Tes diagnostik, 2) Tes formatif, 3) Tes
Sumatif.
Dalam menyusun alat evaluasi, khususnya teknik tes diperlukan langkah-
langkah sebagai berikut: 1) Pembuatan Kisi-Kisi, 2) Penyusunan Soal, dan 3)
Perakitan Tes. Dalam merakit tes tersebut, perlu diperhatikan tata urutan soal-soal
dengan mempertimbangkan urutan bahan serta jenjang kemampuan yang
terkandung dalam setiap soal.
Dalam prosedur pengembangan alat evaluasi yang perlu diperhatikan ialah
perencanaan evaluasi, pelaksanaan evaluasi, monitoring pelaksanaan evaluasi
pengolahan data, pelaporan hasil evaluasi hingga pada tahap penggunaan hasil
evaluasi.

3.2 Saran
Makalah ini dibuat denagan tujuan memberikan pengetahuan kepada
pembaca untuk mengetahui materi mengenai pengembangan alat evaluasi
pembelajaran. Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna,
kedepannya penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang
makalah di atas dengan sumber-sumber kepustakaan yang lebih banyak.

35 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

Abdussakir . Pengembangan Evaluasi Pembelajaran Berbasis Kompetensi.


[Online] . Tersedia: http://repository.uin-malang.ac.id/1750/6/1750.pdf
[15 September 2018].
Ali . Prosedur Pengembangan Evaluasi Pembelajaran. [Online] . Tersedia:
https://alisadikinwear.wordpress.com/2011/10/20/prosedur-
pengembangan-evaluasi-pembelajaran/ [15 September 2018].
Anonim. Prinsip dan Alat Evaluasi. [Online] . Tersedia: http://file.upi.edu/Di rektor
i /FPTK/JUR._PEND._TEKNIK_ELEKTRO/196311211986032-
TUTI_SUARTINI/Hand out_3_evaluasi_pendidi kan_.p df [15
September 2018].
Anonim. (2015). Pengembangan Alat Evaluasi, [online]. Tersedia:
http://grabalong.blogspot.com/2015/05/pengembangan-alat-
evaluasi.html. [21 April 2019]
Arifin, D. . Evaluasi Pembelajaran (teori dan Praktik). [Online] . Tersedia:
https://www.academia.edu/6346925/EVALUASI_PEMBELAJARAN_T
EORI_DAN_PRAKTIK_MAKALAH_JURUSAN_KURIKULUM_DA
N_TEKNOLOGI_PENDIDIKAN_FAKULTAS_ILMU_PENDIDIKAN_
UNIVERSITAS_PENDIDIKAN_INDONESIA [15 September 2018].
Falah, A. (2015). Makalah Pengembangan Alat Evaluasi, [online]. Tersedia :
http://abanfalahyes.blogspot.com/2015/06/makalah pengembangan-alat-
evaluasi.html. [21 April 2018].
Suryadi . Teknik Menyusun Alat Evaluasi dan Analisis Hasil Belajar. [Online] .
Tersedia: http://file.upi.edu/Direktori/FIP/
JUR._ADMINISTRASI_PEND IDIKAN/1968072 91998021-
SURYADI/pengembangan_soal.pdf [15 September 2018].
Widiarsih, T . Alat Evaluasi. [Online] . Tersedia: https://w ww.academia.ed u/1
9611970/A LAT_EVALUA SI_PEMBELAJ ARAN _.p df [15 September
2018].

Anda mungkin juga menyukai