Anda di halaman 1dari 2

INISIASI MENYUSUI DINI

No. Dokumen No. Revisi : Halaman


.../SPO-Keb/2019 :1/2

RUMAH SAKIT UMUM


DAERAH LANDAK

Ditetapkan
Direktur RSUD Landak
STANDAR
Tanggal Terbit
PROSEDUR
01 April 2019
OPERASIONAL
Dr. H.S. Wahyu Purnomo, Sp.B
NIP 198107152009041002
1. PENGERTIAN 1.1 Inisiasi Menyusui Dini (IMD) adalah proses menyusu segera yang dilakukan
dalam satu jam pertama setelah bayi lahir.
1.2 Inisiasi Menyusu Dini dapat dilakukan jika ibu dan bayi dalam keadaan SEHAT,
BUGAR, TIDAK GAWAT DARURAT. Jika ketiga syarat tersebut terpenuhi,
maka bayi dan ibu berhak mendapatkan IMD, meskipun kelahiran dilakukan
melalui operasi caesar.

2. TUJUAN Inisiasi Menyusu Dini (IMD) merupakan langkah yang sangat baik untuk
memudahkan bayi dan ibu dalam memulai proses menyusui. Berbagai macam
keuntungan didapatkan dari proses `baik untuk ibu maupun bayi`.
Manfaat yang didapatkan dengan dilakukannya Inisiasi Menyusui Dini/IMD
antara lain:
1. Mencegah perdarahan pada ibu pasca bersalin, karena hisapan bayi pada puting
akan merangsang hormon oksitosin sehingga otot rahim akan berkontraksi
2. Termoregulasi, suhu tubuh ibu akan naik untuk menghangatkan bayi sehingga
mencegah bayi mengalami hipothermia.
3. Pembentukan koloni bakteri baik pertama, pada saat IMD bayi akan menjilati
kulit ibunya, sehingga terjadi pemindahan bakteri dari kulit ibunya ke sakuran
cerna bayi
4. Terbentuk ikatan yang kuat antara ibu, bayi dan ayah yang mendampingi proses
IMD (Bonding)
5. Membantu keberhasilan proses menyusui, karena pada saat IMD bayi akan
belajar menghisap dan melekat pada payudara. Pada satu jam pertama, insting
bayi yang terbentuk akan terlatih dan diingat oleh bayi.
6. Bayi mendapatkan KOLOSTRUM yang banyak mengandung protein anti
infektif sehingga melindungi bayi dari infeksi.

3. KEBIJAKAN 3. 1. Undang-undang No 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan ;


3. 2. Undang-undang No 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit ;
3. 3. Peraturan Pemerintah No 32 tahun 1996. Tentang Tenaga Kesehatan
(lembaran negara tahun 1996 No. 49, tambahan lembaran negara no 3637
);
3. 4. Permenkes No. 97 Tentang Pelayanan Kesehatan Kehamilan;
3. 5. Keputusan Menteri Kesehatan No 1277/Menkes/SK/XII/ 2001 Tentang
Organisasi Dan Tata Kerja Departemen Kesehatan;
3. 6. Keputusan Menteri Kesehatan No 900/Menkes/SK/VII/ 2002 Tentang
Registrasi Dan Praktek Bidan ;
3. 7. Keputusan Menteri Kesehatan No 836/Menkes/SK/VI/ 2005 Tentang
Pedoman Pengembangan Manajemen Kinerja Perawat Dan Bidan ;
3. 8. SK Direktur RSUD Landak Tentang Pembentukan TIM PONEK di
RSUD Kabupaten Landak
3. 9. Kumpulan Prosedur Tetap RSUD Landak

4. PROSEDUR 4.1 Segera setelah bayi lahir dan diputuskan tidak memerlukan resusitasi, letakkan
bayi di atas perut ibunya (bila sectio,bayi diletakkan diatas dada) dan keringkan
bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh lainnya kecuali kedua
tangannya. Bau cairan amnion pada tangan bayi akan membantunya mencari
puting ibu yang mempunyai bau yang sama.
4.2 Setelah tali pusat dipotong dan diikat, tengkurapkan bayi di atas perut ibu
dengan kepala bayi menghadap kearah kepala ibunya
4.3 Kalau ruang bersalin dingin, berikan selimut yang akan menyelimuti ibu dan
bayinya, dan kenakan topi pada kepala bayi;
4.4 Setelah 12-44 menit bayi akan mulai bergerak dengan menendang,
menggerakkan kaki, bahu dan lengannya. Stimulasi ini akan membantu uterus
untuk berkontraksi. Meskipun kemampuan melihatnya terbatas, bayi dapat
melihat areola mammae yang berwarna lebih gelap dan bergerak menuju ke
sana. Bayi akan membentur-benturkan kepalanya ke dada ibu;
4.5 Bayi kemudian mencapai puting dengan mengandalkan indera penciuman dan
dipandu oleh bau pada kedua tangannya. Bayi akan mengangkat kepala, mulai
mengulum puting, dan mulai menyusu;
4.6 Pada saat bayi siap untuk menyusu, menyusu pertama berlangsung sebentar,
sekitar 15 menit;
4.7 etelah usai tindakan inisiasi menyusu dini ini, baru tindakan asuhan keperawatan
seperti menimbang, pemeriksaan antropometri lainnya, penyuntikkan vitamin
K1, dan pengoleskan salep pada mata bayi dapat dilakukan;
4.8 jika memungkinkan, Bayi tetap berada dalam jangkauan ibunya agar dapat
disusukan sesuai keinginan bayi (rooming in / rawat gabung).

5. UNIT TERKAIT 5. 1. Kamar Bersalin


5. 2. Kamar Operasi

Anda mungkin juga menyukai