Anda di halaman 1dari 2

NAMA : INDAH PURNAMASARI R

STAMBUK : G 501 11 018


KEOMPOK : 2

LEARNING OBJECTIVE
“ICEBERG PHENOMENON”

1. Doubling Time?
2. Epidemiologi Kanker paru?
3. Etiologi kanker paru?

JAWABAN
1. Doubling time

Doubling Time sering digunakan dalam membela keterlambatan dalam


diagnosiskasus kanker. Biasanya, kanker berada pada stadium lanjut pada saat
Diagnosis, dengan prognosis buruk. Penggugat menuduh bahwa kesempatan untuk
mendiagnosa kanker pada tahap awal dengan taruhan ter prognosis telah hilang
karena terdakwa dokter kelalaian.Pesan yang mendasari sebagian besar
pertahanan ahli menggunakan Doubling Time teori untuk meningkatkan pendapat
mereka adalah bahwa tumor kanker terdiri dari jutaan jika bukan miliaran sel sebelum
terdeteksi; metastasis terjadi di awal tumor kehidupan, jauh sebelum menjadi gejala;
dan karena itu "deteksi dini mungkin tidak menjadi deteksi awal cukup.

2. Epidemiologi Kanker Paru


Kanker paru masih menjadi salah satu keganasan yang paling sering, berkisar 20%
dari seluruh kasus kanker pada laki-laki dengan risiko terkena 1 dari 13 orang dan 12%
dari semua kasus kanker pada perempuan dengan risiko terkena 1 dari 23 orang. Di
Inggris rata-rata 40.000 kasus baru dilaporkan setiap tahun. Perkiraan insidensi kanker
paru pada laki-laki tahun 2005 di Amerika Serikat adalah 92.305 dengan rata-rata 91.537
orang meninggal karena kanker. American Cancer Society mengestimasikan kanker paru
di Amerika Serikat pada tahun 2010 sebagai berikut :

- Sekitar 222.520 kasus baru kanker paru akan terdiagnosa (116.750 orang laki-laki
dan 105.770 orang perempuan).

- Estimasi kematian karena kanker paru sekitar 157.300 kasus (86.220 pada laki-laki
dan 71.080 pada perempuan), berkisar 28% dari semua kasus kematian karena
kanker.
Risiko terjadinya kanker paru sekitar 4 kali lebih besar pada laki-laki dibandingkan
perempuan dan risiko meningkat sesuai dengan usia: di Eropa insidensi kanker paru 7
dari 100.000 laki-laki dan 3 dari 100.000 perempuan pada usia 35 tahun, tetapi pada
pasien >75 tahun, insidensi 440 pada laki-laki dan 72 pada perempuan. Variasi
insidensi kanker paru secara geografik yang luas juga dilaporkan dan hal ini terutama
berhubungan dengan kebiasaan merokok yang bervariasi di seluruh dunia.
Di Indonesia data epidemiologi belum ada. Di Rumah Sakit Persahabatan jumlah
kasus tumor ganas intratoraks cukup sering ditemukan. Kekerapan kanker paru di rumah
sakit itu merupakan 0.06% dari jumlah seluruh penderita rawat jalan dan 1.6% dari
seluruh penderita rawat inap

3. Etiologi kanker paru


Dari beberapa kepustakaan telah dilaporkan bahwa etiologi dari kanker paru sangat
berhubungan dengan kebiasaan merokok. Tingginya insiden kanker paru pada
perokok dibandingkan dengan yang tidak merokok. Belakangan ini dari laporan
beberapa penelitian mengatakan bahwa perokok pasif pun akan berisiko terkena
kanker paru. Anak-anak yang terpapar asap rokok selama 25 tahun pada usia dewasa
akan terkena risiko kanker paru dua kali lipat, dibandingkan dengan yang tidak
terpapar, dan perempuan yang hidup dengan suami/pasangan perokok juga terkena
risiko kanker paru 2-3 kali lipat. Diperkirakan 25 % kanker paru dari bukan perokok
adalah berasal dari perokok pasif

Etiologi lain dari kanker paru yang pernah dilaporkan adalah:

- Yang berhubungan dengan paparan zat karsinogen. Seperti:

a. Asbestos, sering menimbulkan mesotelioma

b. Radiasi ion pada pekerja tambang uranium

c. Radon, arsen, kromium, nikel, polisiklik hidrokarbon, vinil klorida.

- Polusi udara, pasien kanker paru lebih banyak di daerah urban yang banyak polusi
udaranya dibandingkan yang tinggi di daerah rural

- Genetik, terdapat perubahan/mutasi beberapa gen yang berperan dalam kanker paru,
yakni : proto oncogen, tumor supressor gene, gene encoding enzyme.

- Teori oncogenesis, terjadinya kanker paru didasari dari perubahan tampilnya gen
supresor tumor dalam genom (oncogen)

- Diet, rendahnya mengonsumsi betakarotene, selenium, dan vitamin A menyebabkan


tingginya risiko kanker paru.

Anda mungkin juga menyukai