Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM

ILMU PENYAKIT DALAM VETERINER

Disusun oleh:

- Adek livia yunita Ningrum


- Ayu Ratna Sari
- Desi Susilawati
- Dita Permatasari
- Gunawan

UNIVERSITAS NUSA TENGGARA BARAT

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

Tahun ajaran 2019

Jl. Tawak-Tawak, Karang Sukun, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat


Laporan Kasus : ektoparasit felicola subrostratus malophaga pada Kucing Lokal

ABSTRAK

Hewan kasus adalah seekor kucing lokal bernama Jenny BP, berjenis kelamin betina dan
berumur 1 tahun. Hewan kasus menunjukkan gejala klinis berupa bulu kucing yang kusam.
Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik tersebut dapat diduga bahwa kucing tersebut terinfeksi oleh
ektoparasit dengan jenis Felicola subrotrotus molophaga, terapi yang diberikan dengan cara
memandikan kucing tersebut menggunakan shampo anti kutu, selain itu menjaga kebersihan
lingkungan si kucing juga dapat dilakukan sebagai terapi pencegahan.

PENDAHULUAN

Kucing merupakan salah satu hewan yang tergolong “ pet animal”, atau bisa dikatakan
hewan yang dekat dengan manusia. Sehingga banyak masyarakat yang menjadikan kucing
sebagai hewan kesayangan. Selain itu tingkat kepekaan kucing yang cukup tinggi dan jenis-jenis
kucing yang bervariasi dengan tampilan yang menarik serta karakter yang unik dari masing-
masing jenis kucing, menjadi faktor pendukung meningkatnya pemeliharaan kucing. Oleh karena
itu segala bentuk perhatian terhadap kebutuhan kucing harus dipenuhi untuk menjaga
kelangsungan hidupnya. Kucing dapat terinfeksi oleh agen penyakit terutama apabila tidak di
pelihara dengan baik dan benar. Salah satu agen penyakit yang sering menginfeksi kucing yaitu
ektoparasit
Ektoparasit merupakan parasit yang dapat hidup diluar yang hidup pada permukaan tubuh
hospes atau liang-liang kulit bagian luar dari hospes. Parasit ini hidup pada organisme yang lebih
besar. Proses menempelnya ektoparasit pada tubuh hospes di sebut infestasi. Ektoparasit ini
hidup dengan menghisap darah (parasit hewan). Parasit menghisap cairan inangnya sehingga
dapat melemahkan inangnya atau akhirnya dapat membunuh inangnya. Salah satu ektoparasit
yang menyerang kucing adalah felicola subrstratus mallophaga
KEJADIAN KASUS

Signalement

Pemeriksaan dilakukan pada kucing lokal bernama jenny Bp, berjenis kelamin betina.
Kucing tersebut memiliki warna rambut hitam coklat, berumur 1 tahun, dengan bobot badan 2,4
kg. Pemilik kucing bernama Desi susilawati yang beralamat di karang sukun, mataram.

Anamnesis

Berdasarkan ananmnesa yang dilakukan Dari hasil pemeriksaan dapat dilihat bahwa
kucing terse but memiliki bulu yang kusam dan telinga yang kotor dan banyak di jumpai parasit
di dalam telinga kucing tersebut, pada mukosa gusi terjadi hiperemis sistem digesti mengalami
sedikit gangguan berupa diare namun terjadinnya kadang-kadang. Selain itu kucing tersebut
kurang di perhatikan kebersihannya.

Tanda Klinis

Kucing bernama jenny Bp menunjukan tanda klinis berupa gejala bahwa kucing tersebut
juga mengalami dehidrasi dan rambut kusam pada kucing tersebut dengan adannya korengan
pada kulit dan di jumpai adanya kutu(lice) jenis felicola subrostratus.

Pemeriksaan fisik

Ketika diinspeksi, hewan kasus menunjukkan tanda klinis berupa kulit kusam,Telinga bagian
dalam terdapat banyak kotoran dan terdapat juga ektoparasit, dan kucing terlihat kotor, kusam.
Selanjutnya dari pemeriksaan umum diperoleh data kucing lokal betina yang bernama jenny Bp
berumur 1 tahun memiliki bobot 2,4 kg, suhu tubuh 39,5 oC, frekuensi pulsus 90 kali/menit,
frekuensi respirasi 66 kali/menit.
Kondisi umum bahwa kucing tersebut dari berat tubunya masih dalam kategori Normal
dan cara berjalannya masih normal namun sedikit Lemas, Kondisi Kulit Bulu yang terlihat
bahwa kucing tersebut mengalami dehidrasi dikarenakaan saat rambutnya diuji dengan ditarik
bahwa kulit kucing tersebut kembali pada keadaan semula lebih dari 2 menit dan kucing tersebut
trmasuk kategori dehidrasi. Dan terdapat ektoparasi pada kulit bulu kucing. kondisi membrane
mukosa kucing tersebut tidak menunjukkan gejala-gejala yang berat terlihat dari membrane
mukosa gusi masih terlihat merah muda dan saat di tekan tidak lebih dari 2 detik saat dilepas
membrane mukosa gusi dari wrna putih langsung kembali lagi ke warna merah muda . Namun
terjadi hiperemis (gusi luka).
kondisi kelenjar limfa dari diagnose saat prkikum bahwa kelenjar limfa tidak ada gejala
yang menunjukkan bahwa kucing tersebut abnormal.
Pemeriksaan system sirkulasi pada kucing (jantung & suara) kucing masuk dalam
kategori normal karena denyut jantung kucing tersebut 84x/menit jdi kucing tersebut tidak
termasuk dalam kategori takikardi(110-140/menit) atau brakardi.

Sistem respirasi pada kucing ini masih tergolong normal, karna tidak ada gangguan-
gangguan respirasi yang terlihat seperti, sesak, batuk, dan keluar cairan atau eksudat dari hidung
kucing tersebut.

Pada pemeriksaan system digesti dari yang kita amati dalam beberapa saat bahwa kucing
tersebut menunjukkan bahwa kucing tersebu diare namun keadaan feses nya tidak menentu.

Pemeriksaan system urogenital dalam pemeriksaan system urogenital bahwa kucing


tersebut nafsu minum normal,uriin masih normal(berwarna kuning) berbau urin pada umumnya.
Saat palpasi vesica urinaria dan ginjal masih normal, namun alat kelaminnya sedikit kotor,

Pada pemeriksaan system syaraf yang di amati tidak ada disposisi / trauma kepala pada
kucing terse but

Keadaan Mata masih dalam keadan normal dapat dilihat dari warna mata masih sehat
tidak berwarna kuning atau lainnya. Dilihat dari korne masih terlihat normal karena tidak
menunjukkan bahwa kornea kucing tersebut ulcer, laserasi maupun keratitis.Namun, pada
pemeriksaan telinga menggunakan otoskop terdapat ektoparasit dalam telinga kucing.

DIAGNOSA

Berdasarkan
hasil pemeriksaan fisik terse but dapat diduga bahwa kucing tersebut terinfeksi oleh ektoparasit
dengan jenis Felicola subrotrotus molophaga, yang merupakan salah satu jenis kutu yang sering
menginfeksi kucing

PROGNOSIS

Untuk prognosis dari infeksi ektoparasit ini masih tergolong pada jenis penyakit yang bisa
disembuhkan dengan menghilangkan agen infeksinya yaitu Felicola subrotrotus molophaga
tersebut.
TERAPI

Adapun tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi gejala yang ditimbulkan dari
infeksi Felicola subrotrotus molophaga pada kucing ini yaitu dengan cara memandikan kucing
tersebut menggunakan shampo anti kutu, selain itu menjaga kebersihan lingkungan si kucing
juga dapat dilakukan sebagai terapi pencegahan.

PEMBAHASAN

Hasil pemeriksaan klinis yang dilakukan pada kucing lokal tersebut diperoleh frekuensi
pulsus kucing cukup rendah yaitu 90 kali/menit, dimana frekuensi pulsus normal kucing berkisar
110-130 kali/menit. Hasil pemeriksaan frekuensi nafas kucing juga meningkat yaitu 66
kali/menit dengan frekuensi nafas normal kucing berkisar 20-30 kali/menit. Suhu tubuh tinggi
yaitu 39,5˚C dengan tempratur normal berkisar 37,8˚C – 39,2˚C. Membrane mukosa gusi
berwarna merah muda, namun terjadi hiperemis (gusi luka). Pada pemeriksaan detak jantung,
denyut nadi, dan respirasi terjadi peningkatan frekuensi. Pemeriksaan urogenital, limfonodus dan
pencernaan menunjukkan keadaan normal. Tanda klinis yang muncul pada kucing ditemukan
adanya ektoparsit di dalam telinga kucing dan di bulu bulu serta luka(korengan) pada bagian
kulit rambut terlihat kusam telingannya pun terlihat sangat kotor sehingga terdapat ektoparasit
dalam telinga. Setelah dilakukan pemeriksaan klinis dan hasil pemeriksaan fisik tersebut dapat
diduga bahwa kucing tersebut terinfeksi oleh ektoparasit dengan jenis Felicola subrotrotus
molophaga, yang merupakan salah satu jenis kutu yang sering menginfeksi kucing.

Ektoparasit merupakan parasit yang dapat hidup diluar yang hidup pada permukaan tubuh
hospes atau liang-liang kulit bagian luar dari hospes. Parasit ini hidup pada organisme yang lebih
besar. Proses menempelnya ektoparasit pada tubuh hospes di sebut infestasi. Ektoparasit ini
hidup dengan menghisap darah (parasit hewan). Parasit menghisap cairan inangnya sehingga
dapat melemahkan inangnya atau akhirnya dapat membunuh inangnya.
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil anamnesa, pemeriksaan fisik, dan tanda klinis maka dapat diketahui bahwa
kucing jenny Bp didiagnosis terinfeksi ektoparasit jenis felicola subrotrotus malophaga dengan
prognosa fausta. Terapi yang dapat dilakukan pada kucing yang terinfeksi ektoparasit dengan
cara memandikan kucing tersebut menggunakan shampo anti kutu, selain itu menjaga kebersihan
lingkungan si kucing juga dapat dilakukan sebagai terapi pencegahan.

DAFTAR PUSTAKA

http://ilmuveteriner.com/ektoparasit-yang-dapat-menyerang-kucing/

http://eprints.umm.ac.id/20881

Laporan Kasus : Rhinitis Unilateral pada Kucing Lokal

Anda mungkin juga menyukai