B. Identitas Peneliti
Nama : Ni Komang Sudiarni
NIM : 0300315
Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Seni
C. Latar Belakang
Belajar merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan secara sadar oleh
seseorang yang mengakibatkan perubahan. dalam diri, perubahan itu berupa perubahan
pengetahuan, sikap atau keterampilan. Hasil belajar di sekolah adalah salah satu wujud
yang berupa prestasi belajar. Untuk itu tugas seorang guru atau pendidik tidak hanya
bagaimana agar siswa diharapkan belajar secara kreatif. Pembelajaran secara kreatif
Belajar merupakan suatu proses yang secara sadar diarahkan kepada tujuan
yang telah diterapkan, namun di setiap peserta didik selalu mengalami suatu masalah di
dalam proses pembelajaran , yang terjadi dalam siswa ,maka guru harus mampu
Fenomena yang dialami oleh siswa kelas VIII D SMP Negeri 5 Melaya adalah
mana seorang guru masih menggunakan metode konversional adalah metode ceramah
dalam menyajikan materi terutama pada pelajaran Bahasa Bali, dalam artian di sini
pengajar kurang kreatif di dalam menggali dan menciptakan gagasan baru berupa
metode yang bersifat inovatif. Hal ini menyebabkan peserta didik pasif dalam
mengikuti proses pembelajaran seperti: kurangnya usaha untuk bertanya baik dengan
sesama siswa maupun kepada guru yang mengajar, kurangnya rasa ingin tahu terhadap
belajar di mana dapat dilihat dari data hasil pre test, yang sangat jauh aktivitas =
41,82%, rata-rata kelas (M= 64,06), daya serap (DS) 64,06% dan ketuntasan belajar
(KB) 40,63%. Nilai ini juga sangat rendah karena tidak bisa mencapai KKM yang
sudah ditentukan yaitu 75. Rendahnya prestasi belajar Pendidikan Bahasa Bali pada
siswa kelas VIII D SMP Negeri 5 Melaya ditunjukkan dengan hasil pre test yaitu dari
jumlah siswa sebanyak 32 orang siswa, hanya 25% atau 8 orang siswa yang mendapat
nilai di atas rata- rata, 25% atau 8 orang siswa mendapat sesuai dengan KKM (75) dan
50% atau 16 orang siswa mendapat nilai di bawah rata-rata atau KKM (75).
Terkait dengan masalah tersebut, temuan awal yang diperoleh dari beberapa
siswa bahwa proses pembelajaran kurang bergairah dan kurang menantang. Hal itu
kurangnya rasa ingin tahu terhadap Pelajaran Bahasa Bali dan di samping itu pengajar
atau guru dalam menyajikan materi pelajaran lebih banyak menggunakan metode
ceramah.
Dalam upaya meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar sangat diperlukan
adanya penggunaan beberapa cara yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah
di atas, antara lai 1) metode tanya jawab , 2) metode drill, 3) metode ceramah, 4)
mengkombinasikan alternatif ke-4 dan ke-8 yaitu metode diskusi dan metode
Bahasa Bali siswa kelas VIIID SMP Negeri 5 Melaya dengan judul “ Penerapan
Metode Diskusi dan Pemberian Tugas Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Prestasi
Belajar Pendidikan Bahasa Bali Siswa Kelas VIIID SMP Negeri 5 Melaya Tahun
Ajaran 2017/2018”.
1. Rumusan masalah
aktivitas belajar Bahasa Bali siswa kelas VIIID SMP Negeri 5 Melaya ?
prestasi belajar Bahasa Bali siswa kelas VIIID SMP Negeri 5 Melaya
2. Pemecahannya
digunakan metode diskusi dan pemberian tugas, karena dapat merangsang siswa
kelompok, memiliki tanggung jawab menghargai pendapat orang lain, maka sangat
perlu diterapkan metode diskusi dan pemberian tugas untuk meningkatkan aktivitas
dan prestasi belajar Bahasa Bali siswa kelas VIIID SMP Negeri 5 Melaya.
E.Tujuan Penelitian
tugas dapat meningkatkan aktivitas belajar Bahasa Bali siswa kelas VIIID SMP
Negeri 5 Melaya
tugas dapat meningkatkan prestasi belajar Bahasa Bali siswa kelas VIIID SMP
Negeri 5 Melaya.
F. Manfaat Penelitian
seluruh komponen yang berinterasi pada proses pembelajaran antara lain siswa, guru,
1. Bagi siswa
aktivitas dan prestasi dalam artian siswa akan menjadi lebih aktif di dalam mengikuti
proses pembelajaran. Sekaligus prestasi yang diproleh dalam bidang studi Bahasa Bali
tinggi.
2. Bagi guru
Bagi guru dari penelitian ini dapat memanfaatkan sebagai alternatif model
pembelajaran yang inovatif di dalam meningkatkan prestasi anak didik dan dapat
memberikan wawasan baru tentang metode diskusi dan metode pemberian tugas.
3. Bagi Lembaga
4. Bagi Peneliti
melakukan penelitian tindakan kelas, dan merupakan salah satu faktor untuk mencapai
suatu kelulusan.
G. Kajian Teori
Kegiatan penelitian selalu bertitik tolak dari pengetahuan yang sudah ada.
Pengetahuan yang digunakan tentunya adalah pengetahuan dan teori-teori yang relevan
dengan masalah penelitian. Teori-teori inilah yang akan penulis gunakan sebagai acuan
dalam mengkaji penelitian yang akan dilaksanakan.
1. Metode Diskusi
serta untuk membuat suatu keputusan ( Killen , 1998 ). Karena itu , diskusi bukanlah
debat yang bersifat mengadu argumentasi. Diskusi lebih bersifat bertukar pengalaman
untuk menentukan keputusan tertentu secaca besama-sama. Selama ini banyak guru
pembelajaran. Keberatan itu biasanya timbul dari asumsi : pertama diskusi merupakan
metode yang sulit diprediksi hasilnya oleh karena interaksi antar siswa muncul secara
spontan, sehingga hasil dan arah diskusi sulit ditentukan. Kedua diskusi biasanya
memerlukan waktu yang cukup panjang, padahal waktu pembelajaran di dalam kelas
sangat terbatas, sehingga keterbatasan itu tidak mungkin dapat menghasilkan sesuatu
secara tuntas. Sebenarnya hal ini tidak perlu dirisaukan oleh guru karena perencanaan
yang tinggi dari setiap anak didik. Mereka dibin.a untuk rasa sosial pada diri setiap
anak didik. Mereka dibina untuk mengendalikan rasa egois yang ada pada diri mereka
masing-masing, anak didik dibiasakan hidup bersama, bekerja sama dalam diskusi,
dengan iklas mau membantu mereka yang memiliki kekurangan. Sebaliknya mereka
yang memiliki kekurangan dengan rela hati mau belajar dengan mereka yang memiliki
kelebihan, tanpa ada rasa minder,. Persaingan positif pun terjadi di kelas dalam rangka
uintuk mencapai prestasi belajar yang optimal. Inilah yang diharapkan anak didik aktf,
Metode diskusi yang digunakan dalam penelitian ini memiliki beberapa tujuan,
3) Setiap siswa melatih diri untuk menyatakan pendapatnya sendiri secara lisan
Dari setiap jenis metode pembelajaran selalu ada kekurangan dan kelebihan
1) Sering terjadi pembicaraan dalam diskusi dikuasai oleh 2 orang atau 3 orang siswa
kabur
3) Memerlukan waktu yang cukup pnjang, yang kadang-kadang tidak sesuai dengan
yang direncanakan.
4) Dalam diskusi sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat emosional yang tidak
Metode pemberian tugas adalah cara mengajar yang diberikan oleh adanya
kegiatan perencanaan antara siswa dan guru mengenai suatu persoalan, yang harus
diselesaikan atau didiskusikan oleh siswa dalam jangka waktu tertentu yang telah
tugas ) adalah metode penyajian bahan di mana guru memberikan tugas tertentu agar
siswa melakukan kegiatan belajar, Pendapat ini menekankan pada pemberian tugas
karena dirasakan pelajaran terlalu banyak, sementara waktu sedikit, Agar bahan
pelajaran selesai sesuai dengan waktu yang ditentukan maka metode inilah yang biasa
2008 : 20 ), “ Bahwa kegiatan belajar tidaklah hanya berlangsung di dalam kelas atau
di sekolah tetapi bisa juga di luar kelas “. Pendapat ini menjelaskan bahwa tugas guru
dapat pula dikerjakan di sekolah maupun di rumah dan pada umumnya tanpa
Metode pemberian tugas yang digunakan dalam penelitian ini memiliki beberapa
2) Metode pemberian tugas untuk membuat siswa aktif,hubungan guru dengan siswa
dipelajari.
3) Agar siswa memiliki hasil belajar yang lebih mantap , karena siswa melaksanakan
Tugas yang juga memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Sutomo (1993) (dalam
1) Dapat membangkitkan siswa untuk lebih giat belajar, apabila tugas yang
yaitu:
1) Lebih merangsang siswa dalam melakukan aktivitas belajar individual ataupun
kelompok.
2) Dapat mengembangkan kemandirian siswa di luar pengawsan guru.
3) Dapat membina tanggung jawab dan disiplin siswa.
4) Dapat mengembangangkan kreativitas siswa.
1) Tugas-tugas yang diberikan kepada adak sukar dikontrololeh guru, sehingga guru
sulit menemukan apakah tugas itu diselesaikan sendiri atau oleh orang lain yang ahli.
3) Kalau tugas yang diberikan terlalu sulit bagi siswa maka dapat menurunkan minat
teratur
4) Dapat menimbulkan frustasi bila gagal menyelesakan tugas
2 Aktifitas Belajar
yang di lakukan di sekolah, di rumah dan ada di tempat-tempat lainya. Kegiatan belajar
dapat dirancang oleh guru dan dapat dirancang oleh siswa sendiri, artinya siswa belajar
karena keinginan sendiri. Dalam interaksi belajar mengajar, proses dilakukan oleh
siswa merupakan kunci keberhasilan belajar. Proses belajar ini dipengaruhi oleh sikap,
motivasi dan konsentrasi belajar. Seseorang yang mempunyai motivasi belajar tinggi
cenderung mempunyai aktivitas belajar yang tinggi pula. Motivasi sebagai daya
penggerak yang ada pada dalam diri siswa untuk belajar lebih giat guna mencapai hasil
belajar yang memberikan kepuasan pribadi. Jadi aktivitas adalah segala kegiatan yang
dilaksanakan baik secara jasmani maupun rohani. Aktivitas siswa selama proses belajar
mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa yang diamati, yang
terdiri dari beberapa indikator sebagai berikut: 1) partisipasi siswa terhadap materi, 2)
pertanyaan dan, 5) Aktivitas di dalam mengerjakan tugas. Dari indikator ini keaktivan
siswa dalam proses pembelajaran akan semakin hidup, sehingga mendorong kearah
untuk belajar secara aktif. Ketika peserta didik belajar dengagn aktif, berarti mereka
otak, baik untuk menemukan ide pokok dari materi, memecahkan persoalan, atau
mengaplikasikan apa yang baru mereka pelajari ke dalam satu persoalan yang adala
dalam kehidupan nyata. Dengan belajar aktif ini, peserta didik diajak untuk turut serta
dalam semua proses pembelajaran, tidak hanya mental akan tetapi juga melibatkan
fisik. Dengan cara ini biasanya peserta didik akan merasakan suasana yang lebih
2011:16 )
4. Prestasi Belajar
4.1.Pengertian Prestasi Belajar
Salah satu ciri sukses dalam belajar adalah memperoleh prestasi yang tinggi.
Bila seseorang memperoleh prestasi yang baik, maka secara umum dapat dakatakan dia
sukses belajar. Menurut Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan
nilai atau angka-angka nilai yang diberi oleh guru. Woodwort dan Marquis (1962:58)
diukur dengan tes. Blom (1971:7) mengungkapkan bahwa prestasi belajar merupakan
hasil perubahan tingkah laku yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotor,
terhadap pengetahuan atau keterampilan tertentu dalam suatu mata pelajaran, yang
lazim diperoleh dari nilai tes atau angka yang diberikan. Dengan demikian dapat
seorang siswa sebagai hasil belajarnya. Kemampuan aktual tersebut dapat berupa
pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai yang dapat diukur tinggi rendahnya dengan
jalan memberikan tugas-tugas kepada siswa yang reevan dengan sasaran yang
berbeda dengan siswa yang tidak dapat belajar, misalnya sebelum belajar kemampuan
hanya 25% setelah belajar selama tiga bulan menjadi 90% . Menurut Dimiyati dan
Moedjiono (dalam Winkel, 1991) hasil belajar tersebut adalah ranah-ranah kognitif,
afektif, dan psikomotor. Kondisi kemampuan pra belajar dan kemampuan yang akan
dicapai dapat dilihat sebagai berikut: 1) Guru melakukan tugas pembelajaran, tugas
dan evaluasi belajar. 2) Siswa memiliki motivasi belajar dan beremansipasi sepanjang
psikomotor menjadi lebih baik. 5) evaluasi belajar dari guru, maka siswa digolongkan
telah mencapai suatu belajar, wujud hasil belajar tersebut adalah semakin bermutunya
kemapuan kognitif, afektif, dan psikomotor, hasil belajar tersebut dapat digolongkan
Dari apa yang dijelaskan dapat disimpulkan bahwa siswa yang mengalami
proses belajar akan memiliki kemampuan, baik dalam ranah kognitif, afektif, maupun
psikomotor.
Setiap orang beranggapan bahwa anak yang berprestasi adalah anak yang
meraih nilai yang tinggi dan memperoleh peringkat tertentu di kelas dan biasanya
tingkat IQ yang tinggi. Tetapi sebenarnya banyak faktor yang mempengaruhi prestasi
seorang anak. Para ahli mengatakan bahwa keberhasilan belajar anak dipengaruhi oleh
banyak faktor yang bersumber dari dalam diri (internal) dan dari luar diri (eksternal).
Di mana faktor internal meliputu keadaan fisik secara umum. Sedangkan psikologi
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar anak dibagi dua yaitu: 1)
seseorangdalam mempelajari hal-hal baru, memusatkan perhatian pada aneka tugas dan
latian, menyimpan dan mengingat kembali informasi objektif, terlihat dalam berfikir,
bekerja dengan angka, berfikir abstrak dan analisis, serta memecahkan masalah dengan
pengetahuan yang telah ada sebelumnya. Jika IQ jika tinggi (angka rata-ratanya 100)
seseorang memiliki modal yang sangat baik untuk lulus dari semua ujian dengan
gemilang.
Menurut Salovey dan Mayer (dalam Sein dan Book 1992:30), dinyatakan bahwa
dengan akal sehat, yang memungkinkan seseorang memahami dengan spontan apa
yang diinginkan oleh orang lain, mengenali kelebihan dan kekurangan dari orang lain
serta tidak terpengaruh oleh rekanan dan kemampuan menjadi orang yang
c) Kesehatan
Kondisi jasmani yang kurang baik membuat individu cepat lelah, kurang giat dalam
belajar, dan tidak berkonsentrasi dengan baik sehingga daya tangkap terhadap apa yang
disampaikan oleh guru berkurang sehingga akan berpengaruh terhadap prestasi belajar
d) Bakat
samping intelegensi, bakat merupakan faktor yang besar pengaruhnya terhadap proses
dari hasil belajar seseorang. Dengan adanya bakat, maka biasanya seseorang akan lebih
tekun dalam belajar dan akan berpengaruh terhadap prestasi seorang siswa (Nasution,
dkk.1992:9)
e) Minat
Minat adalah sebagai suatu tenaga pendorong menyebabkan seseorang
a. Faktor luar
a) Keluarga
dengan cara yang berbeda-beda. Adanya perbedaan tersebut disebabkan karena latang
belakang keluarga yang berbeda pula. Latar belakang yang dimaksud di sini adalah
sosial ekonomi dari orang tuanya, seperti pekerjaan orang tua, wawasan orang tua,
pendidikan orang tua, serta komunikasi orang tua terhadap anaknya. Jadi secara tidak
langsung latar belakang tersebut sangat berpengaruh terhadap prestasi anak di dalam
proses pembelajaran.
b) Metode pembelajaran
diharapkan (Usman,1990:8)
c) Manajemen kelas
(Usman,1990:8L9)
d) Lingkungn sosial
yang berwujud hal-hal lain, langsung berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar.
Seseorang yang sedang belajar memecahkan soal akan terganggu, bila ada orang yang
sedang mondar mandir di dekatnya atau keluar masuk, hiruk pikuk lalu lintas, suara
deru mesin akan berpengaruh kurang menguntungkan bagi siswa (Nasution, dkk.
1992:6).
faktor sukses. Dunia maya mempunyai manfaat dan memberikan berbagai kemudahan
untuk siswa. Internet memungkinkan anak bisa mengambil dan mengolah ilmu
pengetahuan melalui situs-situs yang dikunjunginya tanpa ada batasan jarak dan waktu.
Selain itu masih ada manfaat lain lain yang didapat dari internet, misalnya surat
menyurat (e-mail) dan berbincang (chatting), jadi jelaslah bahwa sarana dan prasarana
terbukti mampu meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran
Bahasa Bali . Pelaksanaan ini dilaksanakan dalam dua siklus dengan analisis data
belajar dengan nilai rata-rata kelas 83,24 dari 68,78 daya serap dari 68,78% manjadi
83,24% dan ketuntasan belajar dari 59,46% menjadi 81,08%. Dan juga Wiwin
meningkatkan aktivitas dan prestasi siswa pada mata pelajaran Bahasa Bali.
Pelaksanaan ini dilaksanakan dalam dua siklus dengan analis data secara naratif
kualitatif dengan metode pengumpulan data melalui metode wawancara dan observasi
C. Kerangka Pikir
Berdasarkan dari kajian teori dan temuan hasil penelitian yang relevan terkait
dengan variabel, maka kerangka pikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai
berikut:
Metode Diskusi
Aktivitas Prestasi
Metode Pemberian Tugas
Berdasarkan bagan di atas dapat dijelaskan bahwa: Metode pembelajaran adalah suatu cara
yang digunakan oleh seorng guru dalam menyampaikan materi pembelajaran pada peserta
didik. Metode dapat mempermudah pemahaman materi, dapat membuat suasana lebih
menarik, dapat menumbuhkan motivasi dan aktivitas yang nantinya berimplikasi pada
oleh suasana/situasi kelas, sarana/fasilitas penunjang, teori yang dibangun, dan kajian
pustaka.
Penerapan metode diskusi yang dikombinasikan dengan metode pemberian tugas diduga
dapat meningkatkan prestasi Belajar Pendidikan Bahasa Bali . Metode diskusi yang
pelajaran di mana siswa diberikan keleluwasan sendiri dan materi tersebut dikemas dalam
bentuk tugas, kemudian peserta didik mengerjakan tugas tersebut. Tugas yang disusun
secara sistematis dan jelas, akan lebih mudah dipahami sehingga peserta didik dapat
mengerjakan dengan mudah juga. Tugas yang baik dan berkesinambungan akan dapat
menuntun perilaku.
PELAKSANAAN PENELITIAN
2017/2018. Sekolah ini terletak di Desa Ekasari, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana.
Sekolah ini jauh dari kebisingan atau keramaian dan keadaan lingkungan di sekolah ini
sangat sejuk karena banyak pohon ketapang dan pepohonan yang lain yang merindangi
halaman sekolah. Letak sekolah ini agak jauh dari jalan raya ± 8 km.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dalam waktu 3 (tiga) bulan. Dari bulan Maret sampai
B. Subjek Penelitian
Yang dijadikan subjek penelitian adalah siswa kelas VIIID yang jumlah siswanya
32 orang yang terdiri dari laki-laki 17 orang dan perempuan 15 orang. Objek penelitian
yaitu tentang Metode Diskusi dan Pemberian Tugas untuk peningkatan aktivitas dan
C. Presedur Penelitian
Menggunakan metode yang tepat dalam penelitian merupakan hal yang sangat
dan sekaligus memberikan pemecahan terhadap masalah. Penelitian ini akan berlangsung
melalui beberapa siklus sesuai dengan waktu dan hasil yang dicapai atau diinginkan. Pada
setiap siklus terdapat tahapan kegiatan pembelajaran. Langkah-langkah pokok yang
ditempuh pada siklus pertama dan siklus berikutnya adalah : 1) Perencanaan Tindakan, 2)
Perencanaan
Refleksi
Observasi, Evaluasi
dan Analisis
Pelaksanaan
Tindakan
Perencanaan
1. Perencanaan Tindakan Siklus ke-N
mengupayakan pendekatan kepada pihak-pihak terkait khususnya Kepala Sekolah dan guru
bidang studi Bahasa Daerah Bali kelas VIIID dengan membawa surat pengantar dari
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Agama Hindu Singaraja dengan tujuan
untuk mendapatkan dukungan serta persiapan semua fasilitas yang diperlukan pada saat
informasi kelas seperti jumlah siswa, absensi siswa dan fasilitas,lain yang digunakan
Sebelum melaksanakan tindakan tindakan maka perlu perencanaan sebagai
tindakan persiapan. Beberapa hal perlu direncanakan secara baik antara lain:
Sarana pembelajaran ini dapat berupa perangkat Lembar Kerja Siswa (LKS) buku pelajaran
terhadap materi, siswa dalam berdiskusi, aktivitas siswa dalam bertanya dan siswa
an tugas merupakan metode pembelajaran yang cukup inovatif dibandingkan dengan model
pembelajaran konvensial, maka peneliti perlu memiliki komitmen yang kuat dan sungguh-
sungguh tentang penelitian, agar pelaksanaan penelitian dari awal sampai akhir dapat
Sekolah SMP Negeri 5 Melaya , guru bidang studi Bahasa Bali serta yang lainnya agar
semua komponen yang dilibatkan dapat memberikan dukungan baik moral maupun dalam
f. Peneliti mempersiapkan sarana dan sumber belajar yang dibutuhkan yang bisa
a. Gegiatan Guru
1. Kegiatan Pendahuluan
a. Kegiatan pendahuluan meliputi peneliti masuk ke ruang kelas yang diteliti tepat waktu
d. Mengabsen siswa.
2. Kegiatan Inti
a. Kegiatan Peneliti
pemberian tugas
3. Peneliti memberikan tugas untuk menceritakan kembali apa yang sudah dijelaskan.
4. Peneliti mengawasi siswa yang sedang mengerjakan tugas dan memberikan penjelasan
6. Peneliti memberikan pengarahan untuk belajar lebih giat agar memperoleh hasil yang
lebih baik.
3. Penutup
2. Peneliti melaksanakan evaluasi sebagai tolak ukur keberhasilan peneliti dalam proses
pembelajaran.
3. Peneliti menutup materi pelajaran dengan mengucapkan parama santi “Om Santi, Santi,
Santi Om”
b. Kegiatan Siswa
3. Siswa menanyakan kepada guru jika ada hal-hal yang belum dimengerti
Dalam tindakan ini ada hal yang menjadi fokus perhatian peneliti yaitu 1)
memberikan materi yang sesuai dengan metode yang telah dirancang sebelumnya, 2)
melakukan perbaikan keadaan dan proses belajar melalui metode yang telah dipilih yaitu
metode diskusi dan pemeberian tugas sesuai dengan jadwal tatap muka 2 X 40 menit setiap
minggu, yakni setiap hari Senin jam ke 4-5 (jam 09.15 - 10.35 wita). Proses dilaksanakan
berdasarkan siklus yang dirancang dan jumlah siklus tergantung target yang tercapai sesuai
dengan tujuan peneliti.Jumlah tatap muka dalam satu siklus didasarkan pada jumlah pokok
3.1 Observasi
keterangan (data) yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara
Observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamata secara
teliti sistimatik (Suarsini Arikunto, 1998:28). Observasi sebagai alat evaluasi banyak
digunakan untuk menilai tingkah laku individu atau proses terjadinya suatu kegiatan yang
diamati. Observasi dapat mengukur atau menilai hasil proses belajar mengajar, misalnya
tingkah laku peserta didik pada waktu guru menyampaikan pelajaran dikelas.
Proses observasi diselenggarakan pada setiap pembelajaran berlangsung dari awal
sampai akhir, serta pada setiap siklus, Siklus pengamatan aktivitaas belajar secara
individual dan kelompak yang meliputi: perhatian siswa terhadap materi, motivasi belajar,
ketekunan, aktivitas bertanya kepada guru, aktivitas kelas, suasana kelas, kegiatan individu
Keterangan :
Evaluasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu proses penilaian dan
pengukuran terhadap hasil belajar siswa setelah yang bersangkutan mengikuti proses
pembelajaran. Dalam penelitian ini digunakan dua jenis evaluasi, dilihat dari waktu
pelaksanaannya yaitu: post test. Pre test adalah evaluasi yang dilaksanakan sebelum proses
test diberikan setelah pemberian tindakan pada akhir setiap siklus. Melalui evaluasi ini
diharapkan dapat diketahiu kekuatan dan kelemahan proses pembelajaran yang telah
dilaksanakan. Hal ini dapat dilihat dari hasil evaluasi berupa nilai/angka yang diperoleh
siswa. Alat ukur (instrument) yang digunakan adalah achievement test (tes hasil belajar)
baik pada pre test dan post test, adalah jenis tes objektif tipe pilihan ganda sebanyak 30 tem
dengan option sebanyak 4 (a, b, c, dan d) yang masing-masing item dengan bobot 1. Dan
yang salah akan diberi nilai 0. Nilai yang diperoleh siswa adalah jumlah jawaban benar
dikali jumah bobot dibagi jumlah soal dan hasilnya dikalikan 100. Nilai siswa dalam angka
puluhan.Pre test dan post test siklus 1 sama. Hal ini dimaksudkan pre-test untuk
mengetahui kelemahan atau kekurangan pengetahuan yang dimiliki oleh siswa. Yang
dimaksud untuk mengetahui seberapa jauh proses treatment yang telah menunjukkan
keberhasilan yang ditunjukkan dengan adanya peningkatan nilai yang diperoleh siswa
DS=75%
KB=80%
( Sumber : Musyawarah Guru Mata Pelajaran Bahasa Bali SMP N5 Melaya, :20017)
data tentang aktivitas belajar siswa, interaksi, kendala-kendala yang terdapat dalam
pelaksanaan pembelajaran Bahasa Bali Untuk data tentang prestasi belajar dianalisis
Penyimpulan hasil analisis merupakan pengambilan inti sajian data yang telah
terorganisir dalam bentuk pernyataan atau kalimat singkat, padat, dan bermakna. Untuk
prestasi belajar, skor yang diproleh dianalisis dengan bantuan statistik deskriptif dasar
sebagai berikut:
Keterangan :
Keterangan :
Keterangan :
( Sumber : Musyawarah Guru Mata Pelajaran Bahasa Bali SMP N5 Melaya, 2017 )
4. Refleksi
Pada tahap ini diadakan perbandingan antara hasil penelitian yang ingin dicapai
dengan hasil yang dicapai selama penelitian. Apabila hasil yang dicapai tidak sesuai dengan
target yang telah ditentukan maka akan diambil tindakan berupa identifikasi apa penyebab,
mengapa hasil yang ditargetkan tidak tercapai. Apabila telah disimpulkan tentang apa
penyebab target tidak tercapai, maka dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya, peneliti
akan lebih menekankan pada aspek-aspek mana saja yang belum tercapai targetnya. Di
samping itu, juga peneliti harus memikirkan bagaimana untuk memperbaiki aspek-aspek
yang kurang tersebut sehingga di siklus selanjutnya aspek-apek tersebut memenuhi target
DAFTAR PUSTAKA
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa. 1988. Kamus
Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Sein. Steven, J.Phd. Book, Howard E. 1992. Ledakan EQ. Bandung: Kaifa
Arikunto, Suharsini. Prof. Dr. 2007. Dasar- Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi
Revisi). Jakarta: Bumi Aksara