Anda di halaman 1dari 34

A.

Judul : PENERAPAN METODE DISKUSI DAN PEMBERIAN TUGAS


UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR
PENDIDIKAN BAHASA BALI PADA SISWA KELAS VIII SMP
NEGERI 5 MELAYA

B. Identitas Peneliti
Nama : Ni Komang Sudiarni
NIM : 0300315
Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Seni

C. Latar Belakang
Belajar merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan secara sadar oleh

seseorang yang mengakibatkan perubahan. dalam diri, perubahan itu berupa perubahan

pengetahuan, sikap atau keterampilan. Hasil belajar di sekolah adalah salah satu wujud

yang berupa prestasi belajar. Untuk itu tugas seorang guru atau pendidik tidak hanya

menerangkan dan memberikan informasi kepada siswa, tetapi mengusahakan

bagaimana agar siswa diharapkan belajar secara kreatif. Pembelajaran secara kreatif

merupakan pembelajaran yang berorientasi pada siswa aktif.

Belajar merupakan suatu proses yang secara sadar diarahkan kepada tujuan

yang telah diterapkan, namun di setiap peserta didik selalu mengalami suatu masalah di

dalam proses pembelajaran , yang terjadi dalam siswa ,maka guru harus mampu

berperan aktif unuk meningkatkan kreativitas peserta didik.

Fenomena yang dialami oleh siswa kelas VIII D SMP Negeri 5 Melaya adalah

sangat kompleks yaitu masalah-masalah dalam penggunaan metode pembelajaran , di

mana seorang guru masih menggunakan metode konversional adalah metode ceramah
dalam menyajikan materi terutama pada pelajaran Bahasa Bali, dalam artian di sini

pengajar kurang kreatif di dalam menggali dan menciptakan gagasan baru berupa

metode yang bersifat inovatif. Hal ini menyebabkan peserta didik pasif dalam

mengikuti proses pembelajaran seperti: kurangnya usaha untuk bertanya baik dengan

sesama siswa maupun kepada guru yang mengajar, kurangnya rasa ingin tahu terhadap

pengetahuan pelajaran Bahasa Bali

Berdasarkan temuan di atas permasalahannya adalah rendahnya prestasi

belajar di mana dapat dilihat dari data hasil pre test, yang sangat jauh aktivitas =

41,82%, rata-rata kelas (M= 64,06), daya serap (DS) 64,06% dan ketuntasan belajar

(KB) 40,63%. Nilai ini juga sangat rendah karena tidak bisa mencapai KKM yang

sudah ditentukan yaitu 75. Rendahnya prestasi belajar Pendidikan Bahasa Bali pada

siswa kelas VIII D SMP Negeri 5 Melaya ditunjukkan dengan hasil pre test yaitu dari

jumlah siswa sebanyak 32 orang siswa, hanya 25% atau 8 orang siswa yang mendapat

nilai di atas rata- rata, 25% atau 8 orang siswa mendapat sesuai dengan KKM (75) dan

50% atau 16 orang siswa mendapat nilai di bawah rata-rata atau KKM (75).

Terkait dengan masalah tersebut, temuan awal yang diperoleh dari beberapa

siswa bahwa proses pembelajaran kurang bergairah dan kurang menantang. Hal itu

disebabkan karena Guru kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk

mengemukakan pendapat, kurangnya keterlibatan siswa dalam aktivitas belajar

kurangnya rasa ingin tahu terhadap Pelajaran Bahasa Bali dan di samping itu pengajar

atau guru dalam menyajikan materi pelajaran lebih banyak menggunakan metode

ceramah.
Dalam upaya meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar sangat diperlukan

adanya penggunaan beberapa cara yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah

di atas, antara lai 1) metode tanya jawab , 2) metode drill, 3) metode ceramah, 4)

metode diskusi, 5) metode pengelompokan, 6) metode demontrasi, 7) metode inquiri,

8) metode pemberian tugas dan lain sebagainya.

Dari beberapa alternatif pemecahan yang dirujuk di atas, peneliti akan

mengkombinasikan alternatif ke-4 dan ke-8 yaitu metode diskusi dan metode

pemberian tugas yang diduga dapat meningkatkan pemahaman terhadap pelajaran

Bahasa Bali siswa kelas VIIID SMP Negeri 5 Melaya dengan judul “ Penerapan

Metode Diskusi dan Pemberian Tugas Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Prestasi

Belajar Pendidikan Bahasa Bali Siswa Kelas VIIID SMP Negeri 5 Melaya Tahun

Ajaran 2017/2018”.

D. Rumusan Masalah dan Pemecahannya

1. Rumusan masalah

1. Bagaimana penerapan metode diskusi dan pemberian tugas dapat meningkatkan

aktivitas belajar Bahasa Bali siswa kelas VIIID SMP Negeri 5 Melaya ?

2. Bagaimana penerapan metode diskusi dan pemberian tugas dapat meningkatkan

prestasi belajar Bahasa Bali siswa kelas VIIID SMP Negeri 5 Melaya
2. Pemecahannya

Untuk dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa dapat

digunakan metode diskusi dan pemberian tugas, karena dapat merangsang siswa

kreatif dalam mengembangkan aktivitas dalam memecahkan suatu masalah berani

mengeluarkan pendapat dan tanggapan, mampu bekerja sama dengan anggota

kelompok, memiliki tanggung jawab menghargai pendapat orang lain, maka sangat

perlu diterapkan metode diskusi dan pemberian tugas untuk meningkatkan aktivitas

dan prestasi belajar Bahasa Bali siswa kelas VIIID SMP Negeri 5 Melaya.

E.Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan metode diskusi dan pemberian

tugas dapat meningkatkan aktivitas belajar Bahasa Bali siswa kelas VIIID SMP

Negeri 5 Melaya

2. Untuk mengetahui bagaimana penerapan metode diskusi dan pemberian

tugas dapat meningkatkan prestasi belajar Bahasa Bali siswa kelas VIIID SMP

Negeri 5 Melaya.
F. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian tindakan kelas diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

seluruh komponen yang berinterasi pada proses pembelajaran antara lain siswa, guru,

lembaga dan peneliti.

1. Bagi siswa

Bagi siswa peranan penelitian yang dilakukan adalah untuk meningkatkan

aktivitas dan prestasi dalam artian siswa akan menjadi lebih aktif di dalam mengikuti

proses pembelajaran. Sekaligus prestasi yang diproleh dalam bidang studi Bahasa Bali

tinggi.

2. Bagi guru

Bagi guru dari penelitian ini dapat memanfaatkan sebagai alternatif model

pembelajaran yang inovatif di dalam meningkatkan prestasi anak didik dan dapat

memberikan wawasan baru tentang metode diskusi dan metode pemberian tugas.

3. Bagi Lembaga

Melalui pelaksanaan penelitian ini, diharapkan mampu meningkatkan

pemahaman siswa yang nantinya berpengruh terhadap kelulusan siswa.

4. Bagi Peneliti

Bagi peneliti. Penelitian ini mampu meningkatkan wawasan di dalam

melakukan penelitian tindakan kelas, dan merupakan salah satu faktor untuk mencapai

suatu kelulusan.
G. Kajian Teori
Kegiatan penelitian selalu bertitik tolak dari pengetahuan yang sudah ada.
Pengetahuan yang digunakan tentunya adalah pengetahuan dan teori-teori yang relevan
dengan masalah penelitian. Teori-teori inilah yang akan penulis gunakan sebagai acuan
dalam mengkaji penelitian yang akan dilaksanakan.

1. Metode Diskusi

1.1.Pengertian Metode Diskusi


Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada

permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan sesuatu

permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa,

serta untuk membuat suatu keputusan ( Killen , 1998 ). Karena itu , diskusi bukanlah

debat yang bersifat mengadu argumentasi. Diskusi lebih bersifat bertukar pengalaman

untuk menentukan keputusan tertentu secaca besama-sama. Selama ini banyak guru

yang merasa keberatan untuk menggunakan metode diskusi dalam proses

pembelajaran. Keberatan itu biasanya timbul dari asumsi : pertama diskusi merupakan

metode yang sulit diprediksi hasilnya oleh karena interaksi antar siswa muncul secara

spontan, sehingga hasil dan arah diskusi sulit ditentukan. Kedua diskusi biasanya

memerlukan waktu yang cukup panjang, padahal waktu pembelajaran di dalam kelas

sangat terbatas, sehingga keterbatasan itu tidak mungkin dapat menghasilkan sesuatu

secara tuntas. Sebenarnya hal ini tidak perlu dirisaukan oleh guru karena perencanaan

dan persiapan yang matang kejadian semacam itu bisa dihindari.


Dengan metode diskusi diharapkan dapat ditumbuhkembangkan rasa sosial

yang tinggi dari setiap anak didik. Mereka dibin.a untuk rasa sosial pada diri setiap

anak didik. Mereka dibina untuk mengendalikan rasa egois yang ada pada diri mereka

masing-masing, anak didik dibiasakan hidup bersama, bekerja sama dalam diskusi,

akan meyadari dirinya ada kekurangan dan kelebihan.Yang mempunyai kelebihan

dengan iklas mau membantu mereka yang memiliki kekurangan. Sebaliknya mereka

yang memiliki kekurangan dengan rela hati mau belajar dengan mereka yang memiliki

kelebihan, tanpa ada rasa minder,. Persaingan positif pun terjadi di kelas dalam rangka

uintuk mencapai prestasi belajar yang optimal. Inilah yang diharapkan anak didik aktf,

kreatif, dan inovatif .

1.2 Tujuan Penggunaan Metode Diskusi

Metode diskusi yang digunakan dalam penelitian ini memiliki beberapa tujuan,

yakni sebagai berikut :

1) Setiap siswa dapat bicara mengeluarkan gagasan dan pendapatnya.

2) Setiap siswa dilatih berpikir dan memecahkan masalah sendiri

3) Setiap siswa melatih diri untuk menyatakan pendapatnya sendiri secara lisan

tentang suatu masalah bersama

4) Setiap siswa dilatih untuk belajar berpartisipasa dalam pembicaraan untuk

memecahkan suatu masalah. ( Bridges, Roestiyah N.K. ; 1985 )


1.3 Kelebihan dan Kekurangan Dari Metode Diskusi

1.3.1 Kelebihan Metode Diskusi

Dari setiap jenis metode pembelajaran selalu ada kekurangan dan kelebihan

di dalam suatu pembelajarn, adapun kelebihan dari metode diskusi yaitu:

1) Metode diskusi dapat mempertinggi partisipasi siswa secara individual.


2) Dapat mempertinggi kegiatan kelas sebagai keseluruhan dan kesatuan.
3) Rasa sosial mereka dapat dikembangkan, karena bisa saling membantu dalam

memecahkan soal, mendorong rasa kesatuan.


4) Memberi kemungkinan untuk saling mengemukakan pendapat.
5) Membantu mengembangkan kepemimpinan.
6) Merupakan pendekatan yang demokratis.
7) Memperluas pandangan. (Roestiyah N.K. , Yumiati Suharto : 1985 )

1.3.2 Kekurangan Metode Diskusi

Adapun kekurangan dari metode Diskusi yaitu:

1) Sering terjadi pembicaraan dalam diskusi dikuasai oleh 2 orang atau 3 orang siswa

yang memiliki keterampilan berbicara.


2) Kadang-kadang pembahasan dalam diskusi meluas, sehingga kesimpulan menjadi

kabur
3) Memerlukan waktu yang cukup pnjang, yang kadang-kadang tidak sesuai dengan

yang direncanakan.
4) Dalam diskusi sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat emosional yang tidak

terkontrol. Akibatnya kadang-kadang ada pihak yang merasa tersinggug sehingga

dapat mengganggu pembelajaran. (Roestiyah N.K. ,Yumiati Suharto 1985 )


2. Metode Pemberian Tugas
2.1. Pengertian

Metode pemberian tugas adalah cara mengajar yang diberikan oleh adanya

kegiatan perencanaan antara siswa dan guru mengenai suatu persoalan, yang harus

diselesaikan atau didiskusikan oleh siswa dalam jangka waktu tertentu yang telah

disepakati bersama antara siswa dan guru.

Djamarah (2002 : 96 ) menyatakan bahwa metode penugasan (pemberian

tugas ) adalah metode penyajian bahan di mana guru memberikan tugas tertentu agar

siswa melakukan kegiatan belajar, Pendapat ini menekankan pada pemberian tugas

karena dirasakan pelajaran terlalu banyak, sementara waktu sedikit, Agar bahan

pelajaran selesai sesuai dengan waktu yang ditentukan maka metode inilah yang biasa

digunakan untuk mengatasinya. Pendapat senada disampaikan Syaodih (dalam Nuriani,

2008 : 20 ), “ Bahwa kegiatan belajar tidaklah hanya berlangsung di dalam kelas atau

di sekolah tetapi bisa juga di luar kelas “. Pendapat ini menjelaskan bahwa tugas guru

dapat pula dikerjakan di sekolah maupun di rumah dan pada umumnya tanpa

pengawasan atau mendapat bimbingan langsung dari guru namun tetap\

dipertanggungjawabkan kepada guru.

2.2. TujuanPenggunaan Metode Pemberian Tugas

Metode pemberian tugas yang digunakan dalam penelitian ini memiliki beberapa

tujuan sebagai berikut:


1) Metode pemberian tugas dapat mengaktifkan kegiatan siswa agar terjadi interaksi

antara guru dengan siswa.

2) Metode pemberian tugas untuk membuat siswa aktif,hubungan guru dengan siswa

terpelihara , mengembangkan kemandirian siswa memperkaya apa yang telah

dipelajari.
3) Agar siswa memiliki hasil belajar yang lebih mantap , karena siswa melaksanakan

latihan-latihan selama melakukan tugas.


4) Dapat merangsang anak untuk aktif belajar baik secara individual maupun secara

kelompok. ( Sunantri dkk, 1999 ; Nurani, 2008 ; Roestiyah 2001 )

2.3. Kelebihan dan Kekurangan Metode Pemberian Tugas


2.3.1. Kelebihan Metode Pemberian Tugas

Sebagaimna yang terjadi pada metode pembelajaran maka Metode Pemberian

Tugas yang juga memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Sutomo (1993) (dalam

Nuriani 2008:23) menyatakan bahwa, kelebihan metode pemberian tugas yaitu:

1) Dapat membangkitkan siswa untuk lebih giat belajar, apabila tugas yang

diberikan sesuai dengan kebutuhan siswa


2) Dapat memupuk rasa tanggung jawab siswa, terhadap guru yang memberikan tugas
3) Dapat memupuk percaya diri sendiri
4) Dapat mengembangkan pola pikir, keterampilan maupun kreatifitas siswa yang

berhubungan dengan tugas yang diberikan.


Djamarah (2002:98), menyatakan bahwa kelebihan metode pemberian tugas

yaitu:
1) Lebih merangsang siswa dalam melakukan aktivitas belajar individual ataupun

kelompok.
2) Dapat mengembangkan kemandirian siswa di luar pengawsan guru.
3) Dapat membina tanggung jawab dan disiplin siswa.
4) Dapat mengembangangkan kreativitas siswa.

2.3.2. Kekurangan Metode Pemberian Tugas.


Di samping mempunyai kelebihan, metode ini juga memiliki kekurangan

yang tentunya sebagai masukan peneliti untuk mengatasi masalah-masalah di dalam

penerapannya. Adapun kekurangan-kekurangan Metode Pemberian tugas, menurut

Soetomo (1993) (dalam Nuriani 2008:24), yaitu:

1) Tugas-tugas yang diberikan kepada adak sukar dikontrololeh guru, sehingga guru

sulit menemukan apakah tugas itu diselesaikan sendiri atau oleh orang lain yang ahli.

2) Sulit untuk memberikan tugas yang dapat memenuhi kebutuhan individu.

3) Kalau tugas yang diberikan terlalu sulit bagi siswa maka dapat menurunkan minat

belajar siswa itu sendiri

Sedangkan Wiryawan dkk (1994) (dalam Nuriani 2008:24) menyatakan kekurangan

metode pemberian tugas yaitu:

1) Memerlukan pengawasan yang ketat, baik oleh guru maupunorang tua


2) Sukar menetapkan,apakah tugas dikerjakan sendiri atau atas bantuan orang lain
3) Agak sulit dkerjakan oleh siswa sendiri yang tinggal bersama keluarga yang kurang

teratur
4) Dapat menimbulkan frustasi bila gagal menyelesakan tugas

2 Aktifitas Belajar

Belajar merupakan kegiatan sehari-hari siswa, kegiatan belajar tersebut ada

yang di lakukan di sekolah, di rumah dan ada di tempat-tempat lainya. Kegiatan belajar

dapat dirancang oleh guru dan dapat dirancang oleh siswa sendiri, artinya siswa belajar
karena keinginan sendiri. Dalam interaksi belajar mengajar, proses dilakukan oleh

siswa merupakan kunci keberhasilan belajar. Proses belajar ini dipengaruhi oleh sikap,

motivasi dan konsentrasi belajar. Seseorang yang mempunyai motivasi belajar tinggi

cenderung mempunyai aktivitas belajar yang tinggi pula. Motivasi sebagai daya

penggerak yang ada pada dalam diri siswa untuk belajar lebih giat guna mencapai hasil

belajar yang memberikan kepuasan pribadi. Jadi aktivitas adalah segala kegiatan yang

dilaksanakan baik secara jasmani maupun rohani. Aktivitas siswa selama proses belajar

mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa yang diamati, yang

terdiri dari beberapa indikator sebagai berikut: 1) partisipasi siswa terhadap materi, 2)

aktivitas dalam kerja kelompok, 3) aktivitas bertanya, 4) aktivitas menjawab

pertanyaan dan, 5) Aktivitas di dalam mengerjakan tugas. Dari indikator ini keaktivan

siswa dalam proses pembelajaran akan semakin hidup, sehingga mendorong kearah

yang bermakna. ( Hartono, 2008:14 )

Pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik

untuk belajar secara aktif. Ketika peserta didik belajar dengagn aktif, berarti mereka

mendominasi aktifitas pembelajaran. Dengan ini mereka secara aktif menggunakan

otak, baik untuk menemukan ide pokok dari materi, memecahkan persoalan, atau

mengaplikasikan apa yang baru mereka pelajari ke dalam satu persoalan yang adala

dalam kehidupan nyata. Dengan belajar aktif ini, peserta didik diajak untuk turut serta

dalam semua proses pembelajaran, tidak hanya mental akan tetapi juga melibatkan

fisik. Dengan cara ini biasanya peserta didik akan merasakan suasana yang lebih

menyenangkan sehingga hasil belajar dapat dimaksimalkan. (Hisyam Zaini, dkk,

2011:16 )
4. Prestasi Belajar
4.1.Pengertian Prestasi Belajar

Salah satu ciri sukses dalam belajar adalah memperoleh prestasi yang tinggi.

Bila seseorang memperoleh prestasi yang baik, maka secara umum dapat dakatakan dia

sukses belajar. Menurut Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan

Bahasa (1988), definisi prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau

keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan

nilai atau angka-angka nilai yang diberi oleh guru. Woodwort dan Marquis (1962:58)

mengungkapkan bahwa prestasi belajar merupakan kemampuan aktual yang dapat

diukur dengan tes. Blom (1971:7) mengungkapkan bahwa prestasi belajar merupakan

hasil perubahan tingkah laku yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotor,

sedangkan menurut Nasution (2001:439) prestasi belajar adalah penguasaan seseorang

terhadap pengetahuan atau keterampilan tertentu dalam suatu mata pelajaran, yang

lazim diperoleh dari nilai tes atau angka yang diberikan. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan kemampuan aktual yang dimiliki

seorang siswa sebagai hasil belajarnya. Kemampuan aktual tersebut dapat berupa

pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai yang dapat diukur tinggi rendahnya dengan

jalan memberikan tugas-tugas kepada siswa yang reevan dengan sasaran yang

diinginkan. Siswa yang belajar akan memiliki perkembangan kemampuan yang

berbeda dengan siswa yang tidak dapat belajar, misalnya sebelum belajar kemampuan

hanya 25% setelah belajar selama tiga bulan menjadi 90% . Menurut Dimiyati dan

Moedjiono (dalam Winkel, 1991) hasil belajar tersebut adalah ranah-ranah kognitif,
afektif, dan psikomotor. Kondisi kemampuan pra belajar dan kemampuan yang akan

dicapai dapat dilihat sebagai berikut: 1) Guru melakukan tugas pembelajaran, tugas

pembelajaran tersebut dilakukan dengan pengorganisasian siswa, pengelolaan kelas

dan evaluasi belajar. 2) Siswa memiliki motivasi belajar dan beremansipasi sepanjang

hayat, 3) Siswa bersangkutan memiliki kemampuan pra belajar, kemampuan tersebut

berupa kemampuan-kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor, 4) Berkat tindak

pembelajaran ataupun motivasi instrinsik, siswa melakukan kegiatan belajar tersebut

siswa mengembangkan atau meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, dan

psikomotor menjadi lebih baik. 5) evaluasi belajar dari guru, maka siswa digolongkan

telah mencapai suatu belajar, wujud hasil belajar tersebut adalah semakin bermutunya

kemapuan kognitif, afektif, dan psikomotor, hasil belajar tersebut dapat digolongkan

sebagai dampakpengajar dan dampak pengertian

Dari apa yang dijelaskan dapat disimpulkan bahwa siswa yang mengalami

proses belajar akan memiliki kemampuan, baik dalam ranah kognitif, afektif, maupun

psikomotor.

4.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Setiap orang beranggapan bahwa anak yang berprestasi adalah anak yang

meraih nilai yang tinggi dan memperoleh peringkat tertentu di kelas dan biasanya

tingkat IQ yang tinggi. Tetapi sebenarnya banyak faktor yang mempengaruhi prestasi

seorang anak. Para ahli mengatakan bahwa keberhasilan belajar anak dipengaruhi oleh

banyak faktor yang bersumber dari dalam diri (internal) dan dari luar diri (eksternal).

Di mana faktor internal meliputu keadaan fisik secara umum. Sedangkan psikologi

meliputi variabel kognitif termasuk di dalamnya yaitu kemampuan khusus (bakat).


Faktor eksternal meliputi aspek fisik dan sosial. Kondisi tempat, sarana belajar, dan

perlengakapan belajar merupakan aspek fisik. Sedangkan dukungan sosial dan

pengaruh budaya termasuk aspek social.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar anak dibagi dua yaitu: 1)

factor internal dan 2) factor ekternal :

1) Faktor Internal (dalam)


a) Kecerdasan Intelegensi (IQ)

Menurut Stein dan Book (2002:29-30) IQ adalah ukuran kemampuan

intelektual, analisis logika, dan rasio seseorang. IQ mengukur kecepatan

seseorangdalam mempelajari hal-hal baru, memusatkan perhatian pada aneka tugas dan

latian, menyimpan dan mengingat kembali informasi objektif, terlihat dalam berfikir,

bekerja dengan angka, berfikir abstrak dan analisis, serta memecahkan masalah dengan

pengetahuan yang telah ada sebelumnya. Jika IQ jika tinggi (angka rata-ratanya 100)

seseorang memiliki modal yang sangat baik untuk lulus dari semua ujian dengan

gemilang.

b) Kecerdasan Emosional (EQ)

Selain intelegensi, prestasi belajar juga sangat dipengaruhi oleh emosi.

Menurut Salovey dan Mayer (dalam Sein dan Book 1992:30), dinyatakan bahwa

kecerdasan emosi adalah kemampuan untuk mengenali perasaan, meraih dan

membangkitkan perasaan untuk membantu pikiran, memahami perasaan dan

maknanya, dan mengendalikan perasaan secara mendalam sehingga membantu


perkembangan emosi dan intelektual. Dalam bahasa sehari-hari EQ sering disebut

dengan akal sehat, yang memungkinkan seseorang memahami dengan spontan apa

yang diinginkan oleh orang lain, mengenali kelebihan dan kekurangan dari orang lain

serta tidak terpengaruh oleh rekanan dan kemampuan menjadi orang yang

menyenangkan dan kehadiran selalu didambakan oleh orang lain.

c) Kesehatan

Kesehatan merupakan suatu faktor yang sangat penting di dalam belajar.

Kondisi jasmani yang kurang baik membuat individu cepat lelah, kurang giat dalam

belajar, dan tidak berkonsentrasi dengan baik sehingga daya tangkap terhadap apa yang

disampaikan oleh guru berkurang sehingga akan berpengaruh terhadap prestasi belajar

siswa (Nasution, dkk. 1992:9)

d) Bakat

Faktor bakat mempunyai peranan penting di dalam kegiatan belajar di

samping intelegensi, bakat merupakan faktor yang besar pengaruhnya terhadap proses

dari hasil belajar seseorang. Dengan adanya bakat, maka biasanya seseorang akan lebih

tekun dalam belajar dan akan berpengaruh terhadap prestasi seorang siswa (Nasution,

dkk.1992:9)

e) Minat
Minat adalah sebagai suatu tenaga pendorong menyebabkan seseorang

mnaruh perhatian kepada suatu aktivitas termasuk kegiatan belajar. Keberhasilan

seseorang dalam belajar sangat dipengaruhi oleh minat yang dimiliki.

a. Faktor luar

a) Keluarga

Setiap orang memberikan partisipasi dalam kegiatan belajar anak-anaknya

dengan cara yang berbeda-beda. Adanya perbedaan tersebut disebabkan karena latang

belakang keluarga yang berbeda pula. Latar belakang yang dimaksud di sini adalah

sosial ekonomi dari orang tuanya, seperti pekerjaan orang tua, wawasan orang tua,

pendidikan orang tua, serta komunikasi orang tua terhadap anaknya. Jadi secara tidak

langsung latar belakang tersebut sangat berpengaruh terhadap prestasi anak di dalam

proses pembelajaran.

b) Metode pembelajaran

Guru hendaknya mampu mempergunakan pengetahuan tentang teori

pembelajaran sehingga memungkinkan terciptanya situasi belajar mengajar yang

efektif dan efesien sehingga memudahkan pencapaian tujuan pendidikan yang

diharapkan (Usman,1990:8)

c) Manajemen kelas

Keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang

optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses pembelajaran


dengan kata lain kegiatan-kegiatan yang oleh guru dilakukan untuk menciptakan dan

mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses pembelajaran

(Usman,1990:8L9)

d) Lingkungn sosial

Lingkungan sosial baik yang berwujud manusia dan refresentasinya maupun

yang berwujud hal-hal lain, langsung berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar.

Seseorang yang sedang belajar memecahkan soal akan terganggu, bila ada orang yang

sedang mondar mandir di dekatnya atau keluar masuk, hiruk pikuk lalu lintas, suara

deru mesin akan berpengaruh kurang menguntungkan bagi siswa (Nasution, dkk.

1992:6).

e) Sarana dan prasarana

Menjamurnya dan murahnya layanan dunia maya (Internet) bisa dijadikan

faktor sukses. Dunia maya mempunyai manfaat dan memberikan berbagai kemudahan

untuk siswa. Internet memungkinkan anak bisa mengambil dan mengolah ilmu

pengetahuan melalui situs-situs yang dikunjunginya tanpa ada batasan jarak dan waktu.

Selain itu masih ada manfaat lain lain yang didapat dari internet, misalnya surat

menyurat (e-mail) dan berbincang (chatting), jadi jelaslah bahwa sarana dan prasarana

juga sangat berperan di dalam prestasi anak didik.


B. Temuan Hasil Penelitian yang Relevan

Beberapa temuan hasil penelitian yang relevan digunakan untuk mendukung

penelitian ini adalah antara lain ;

Penelitian Wiwin Purmadewi (2007:30) membuktikan bahwa Metode Diskusi

terbukti mampu meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran

Bahasa Bali . Pelaksanaan ini dilaksanakan dalam dua siklus dengan analisis data

secara naratif kuantitatif . Hasil penelitiannya membuktikan ada peningkatan hasil

belajar dengan nilai rata-rata kelas 83,24 dari 68,78 daya serap dari 68,78% manjadi

83,24% dan ketuntasan belajar dari 59,46% menjadi 81,08%. Dan juga Wiwin

Purnawi menyatakan bahwa Metode Pemberian Tugas terbukti mampu untuk

meningkatkan aktivitas dan prestasi siswa pada mata pelajaran Bahasa Bali.

Pelaksanaan ini dilaksanakan dalam dua siklus dengan analis data secara naratif

kualitatif dengan metode pengumpulan data melalui metode wawancara dan observasi

C. Kerangka Pikir
Berdasarkan dari kajian teori dan temuan hasil penelitian yang relevan terkait

dengan variabel, maka kerangka pikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai

berikut:

Gambar 01 : Kerangka Pikir

Metode Diskusi
Aktivitas Prestasi
Metode Pemberian Tugas
Berdasarkan bagan di atas dapat dijelaskan bahwa: Metode pembelajaran adalah suatu cara

yang digunakan oleh seorng guru dalam menyampaikan materi pembelajaran pada peserta

didik. Metode dapat mempermudah pemahaman materi, dapat membuat suasana lebih

menarik, dapat menumbuhkan motivasi dan aktivitas yang nantinya berimplikasi pada

peningkatan prestasi belajar. Dalam penerapan metode pembelajaran sangat dipengaruhi

oleh suasana/situasi kelas, sarana/fasilitas penunjang, teori yang dibangun, dan kajian

pustaka.

Penerapan metode diskusi yang dikombinasikan dengan metode pemberian tugas diduga

dapat meningkatkan prestasi Belajar Pendidikan Bahasa Bali . Metode diskusi yang

dikombinasikan dengan metode pemberian tugas merupakan cara penyajian materi

pelajaran di mana siswa diberikan keleluwasan sendiri dan materi tersebut dikemas dalam

bentuk tugas, kemudian peserta didik mengerjakan tugas tersebut. Tugas yang disusun

secara sistematis dan jelas, akan lebih mudah dipahami sehingga peserta didik dapat

mengerjakan dengan mudah juga. Tugas yang baik dan berkesinambungan akan dapat

menuntun perilaku.

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian


1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 5 Melaya pada tahun pelajaran

2017/2018. Sekolah ini terletak di Desa Ekasari, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana.

Sekolah ini jauh dari kebisingan atau keramaian dan keadaan lingkungan di sekolah ini
sangat sejuk karena banyak pohon ketapang dan pepohonan yang lain yang merindangi

halaman sekolah. Letak sekolah ini agak jauh dari jalan raya ± 8 km.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dalam waktu 3 (tiga) bulan. Dari bulan Maret sampai

dengan bulan Mei 2017-2018.

B. Subjek Penelitian

Yang dijadikan subjek penelitian adalah siswa kelas VIIID yang jumlah siswanya

32 orang yang terdiri dari laki-laki 17 orang dan perempuan 15 orang. Objek penelitian

yaitu tentang Metode Diskusi dan Pemberian Tugas untuk peningkatan aktivitas dan

prestasi belajar siswa pada pelajaran Bahasa Daerah Bali.

C. Presedur Penelitian

Menggunakan metode yang tepat dalam penelitian merupakan hal yang sangat

penting, di samping juga ditentukan oleh kecermatan peneliti dalam melaksanakan

penelitian. Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk mengungkapkan penyebab masalah

dan sekaligus memberikan pemecahan terhadap masalah. Penelitian ini akan berlangsung

melalui beberapa siklus sesuai dengan waktu dan hasil yang dicapai atau diinginkan. Pada
setiap siklus terdapat tahapan kegiatan pembelajaran. Langkah-langkah pokok yang

ditempuh pada siklus pertama dan siklus berikutnya adalah : 1) Perencanaan Tindakan, 2)

Pelaksanaan Tindakan, 3) Observasi,Evaluasi, Analisis Data 4) Refleksi,

Secara skematis prosedur penelitian tindakan dapat digambarkan dalam siklus


sebagai berikut:

Gambar 02 : Siklus Penelitian

Perencanaan

Refleksi

Observasi, Evaluasi
dan Analisis

Pelaksanaan
Tindakan

Perencanaan
1. Perencanaan Tindakan Siklus ke-N

Sebelum melaksanakan penelitian lebih lajut, peneliti terlebih dahulu

mengupayakan pendekatan kepada pihak-pihak terkait khususnya Kepala Sekolah dan guru

bidang studi Bahasa Daerah Bali kelas VIIID dengan membawa surat pengantar dari

Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Agama Hindu Singaraja dengan tujuan

untuk mendapatkan dukungan serta persiapan semua fasilitas yang diperlukan pada saat

pelaksanaan penelitian, di antaranya menyangkut materi, jadwal, ruang tempat penelitian ,

informasi kelas seperti jumlah siswa, absensi siswa dan fasilitas,lain yang digunakan
Sebelum melaksanakan tindakan tindakan maka perlu perencanaan sebagai

tindakan persiapan. Beberapa hal perlu direncanakan secara baik antara lain:

a. Membuat skenario pembelajaran yang berisikan langkah-langkah kegiatan .

b. Mempesiapkan sarana pembelajaran yang mendukung terlaksananya tindakan.

Sarana pembelajaran ini dapat berupa perangkat Lembar Kerja Siswa (LKS) buku pelajaran

untuk bahan diskusi dan pemberian tugas.

c. Mempesiapkan instrument penelitian, aspek yang diobservasi meliputi siswa

terhadap materi, siswa dalam berdiskusi, aktivitas siswa dalam bertanya dan siswa

bertanggung jawab dengan tugas yang diberikan.

d. Metode pembelajaran diskusi yang dikombinasikan dengan metode pemberian

an tugas merupakan metode pembelajaran yang cukup inovatif dibandingkan dengan model

pembelajaran konvensial, maka peneliti perlu memiliki komitmen yang kuat dan sungguh-

sungguh tentang penelitian, agar pelaksanaan penelitian dari awal sampai akhir dapat

terlaksana dengan lancar.

e. Sosialisasi program kepada pihak-pihak terkait terutama kepada Kepala

Sekolah SMP Negeri 5 Melaya , guru bidang studi Bahasa Bali serta yang lainnya agar

semua komponen yang dilibatkan dapat memberikan dukungan baik moral maupun dalam

bentuk partisipasi tindakanatau perlakuan.

f. Peneliti mempersiapkan sarana dan sumber belajar yang dibutuhkan yang bisa

disediakan di sekolah untuk memperlancar pelaksanaan inovasi pembelajaranini.


Setelah kegiatan awal disiapkan, maka langkah selanjutnya membuat skenario

pembelajaran, langkah-langkah dalam skenario pembelajaran.

a. Gegiatan Guru

1. Kegiatan Pendahuluan

a. Kegiatan pendahuluan meliputi peneliti masuk ke ruang kelas yang diteliti tepat waktu

b. Mengucapkan salam panganjali umat “ Om Swastyastu”

c. Mengajak siswa berdoa sebelum belajar.

d. Mengabsen siswa.

e. Memberikan appersepsi sesuai dengan materi yang diajar.

2. Kegiatan Inti

a. Kegiatan Peneliti

1. Peneliti menyajikan materi pelajaran dengan menggunakan metode diskusi dan

pemberian tugas

2. Peneliti mengajukan pertanyaan kepada siswa untuk mengetahui sejauh mana

pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan.

3. Peneliti memberikan tugas untuk menceritakan kembali apa yang sudah dijelaskan.
4. Peneliti mengawasi siswa yang sedang mengerjakan tugas dan memberikan penjelasan

kepada siswa yang bertanya.

5. Peneliti memberikan penilaian terhadap hasil kerja siswa.

6. Peneliti memberikan pengarahan untuk belajar lebih giat agar memperoleh hasil yang

lebih baik.

3. Penutup

1. Peneliti menyimpulkan materi pelajaran .

2. Peneliti melaksanakan evaluasi sebagai tolak ukur keberhasilan peneliti dalam proses

pembelajaran.

3. Peneliti menutup materi pelajaran dengan mengucapkan parama santi “Om Santi, Santi,

Santi Om”

b. Kegiatan Siswa

1. Siswa mendengarkan keterangan guru

2. Siswa mendiskusikan materi yang diberikan oleh guru

3. Siswa menanyakan kepada guru jika ada hal-hal yang belum dimengerti

4. Siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru

5. Siswa mempresentasikan materi di depan kelas.

6. Siswa mengumpulkan tugas.


2. Pelaksanaan Tindakan

Dalam tindakan ini ada hal yang menjadi fokus perhatian peneliti yaitu 1)

memberikan materi yang sesuai dengan metode yang telah dirancang sebelumnya, 2)

melakukan perbaikan keadaan dan proses belajar melalui metode yang telah dipilih yaitu

metode diskusi dan pemeberian tugas sesuai dengan jadwal tatap muka 2 X 40 menit setiap

minggu, yakni setiap hari Senin jam ke 4-5 (jam 09.15 - 10.35 wita). Proses dilaksanakan

berdasarkan siklus yang dirancang dan jumlah siklus tergantung target yang tercapai sesuai

dengan tujuan peneliti.Jumlah tatap muka dalam satu siklus didasarkan pada jumlah pokok

bahasan yang dirancang tiga kali tatap muka.

3. Observasi, Evaluasi, dan Analisis

3.1 Observasi

Secara umum Pengertian observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan

keterangan (data) yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara

sistimatis terhadap fenomena-fenomena yang sedang disajikan sasaran pengamatan.

Observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamata secara

teliti sistimatik (Suarsini Arikunto, 1998:28). Observasi sebagai alat evaluasi banyak

digunakan untuk menilai tingkah laku individu atau proses terjadinya suatu kegiatan yang

diamati. Observasi dapat mengukur atau menilai hasil proses belajar mengajar, misalnya

tingkah laku peserta didik pada waktu guru menyampaikan pelajaran dikelas.
Proses observasi diselenggarakan pada setiap pembelajaran berlangsung dari awal

sampai akhir, serta pada setiap siklus, Siklus pengamatan aktivitaas belajar secara

individual dan kelompak yang meliputi: perhatian siswa terhadap materi, motivasi belajar,

ketekunan, aktivitas bertanya kepada guru, aktivitas kelas, suasana kelas, kegiatan individu

dalam mengikuti pelajaran, keterampilan, individu dalam mengemukakan pendapat,

keterampilan memberi jawaban atas pertanyaan teman atau guru .

Tabel 01. Aspek-aspek yang diobservasis

No. Nama Aspek Observasi Jumlah Prosentase


1 2 3 4 5
(%)
1. Adi Diantara I made
2. Agus Budiarta I Putu
3. Agus Merta Yasa I Putu
4. Astika Yasa I Putu
5. Astri Oktaviani Ni Luh
6. Yogi Suryawan
7. Deiya Yoges Suara I Putu
8. Dewi Sekarini Ni Made
9. Diky Wira Aditama I Komang
10. Dwi Puja Astuti Ni Kade
11. Eka Samiarta I Gede
12. Eka Setia Adnyana I Gede
13 Gede Ambara Sambuadi Made
14. Gita Cahyani Ni Putu
15. Juni Anggreni Ni Made
16. Kadek Ariawan
17. Kamajaya I Kade
18. Krisna Aditya Sanjaya I Kadek
19. Lady Diana Sari Ni Luh Putu
20. Ledi Wiryanti Ni Ketut
21. Melia Krisda Yani Ni Luh Putu
22. Muzdalifa Suryaningsih
23. Nugraha Danu Pratama Komang
24. Pande Desi Astiari Ni Made
25. Julyantara I Gede
26. Ririn Tia Paramita Ni Putu
27. Tirta Yasa I Made
28. Tri Librayantini Dw Ayu Komang
29. Widya Eka Pratiwi Ni Putu
30. Winda Opelya Ni Made
31. Wiyasa I Putu
32. Yogi Widiantara Putra I Putu

Keterangan :

1. Perhatian siswa terhadap materi pelajaran


2. Aktivitas siswa dalam berdiskusi
3. Aktivitas siswa dalam menyampaikan pendapat
4. Aktivitas siswa dalam menanggapi pertanyaan
5. Aktivitas siswa dalam mengerjakan tugas
3.2 Evaluasi

Evaluasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu proses penilaian dan

pengukuran terhadap hasil belajar siswa setelah yang bersangkutan mengikuti proses

pembelajaran. Dalam penelitian ini digunakan dua jenis evaluasi, dilihat dari waktu

pelaksanaannya yaitu: post test. Pre test adalah evaluasi yang dilaksanakan sebelum proses

pembelajaran (treatment) diberikan untuk mengetahui kemampuan awal, sedangkan post

test diberikan setelah pemberian tindakan pada akhir setiap siklus. Melalui evaluasi ini

diharapkan dapat diketahiu kekuatan dan kelemahan proses pembelajaran yang telah

dilaksanakan. Hal ini dapat dilihat dari hasil evaluasi berupa nilai/angka yang diperoleh

siswa. Alat ukur (instrument) yang digunakan adalah achievement test (tes hasil belajar)

baik pada pre test dan post test, adalah jenis tes objektif tipe pilihan ganda sebanyak 30 tem

dengan option sebanyak 4 (a, b, c, dan d) yang masing-masing item dengan bobot 1. Dan

yang salah akan diberi nilai 0. Nilai yang diperoleh siswa adalah jumlah jawaban benar

dikali jumah bobot dibagi jumlah soal dan hasilnya dikalikan 100. Nilai siswa dalam angka

puluhan.Pre test dan post test siklus 1 sama. Hal ini dimaksudkan pre-test untuk

mengetahui kelemahan atau kekurangan pengetahuan yang dimiliki oleh siswa. Yang

dimaksud untuk mengetahui seberapa jauh proses treatment yang telah menunjukkan

keberhasilan yang ditunjukkan dengan adanya peningkatan nilai yang diperoleh siswa

setelah diberikan treatment oleh peneliti.

Tabel 02. Target Hasil Penelitian

No Indikator Sub Indikator Target


1 Proses Partisipasi/Aktivitas 75%
2 Hasil Prestasi/Kognitif M=75%

DS=75%

KB=80%

( Sumber : Musyawarah Guru Mata Pelajaran Bahasa Bali SMP N5 Melaya, :20017)

3.3 Analisis Data

Dalam penelitian ini menggunakan analisis kualitatif. Analisis kualitatif

digunakan untuk menganalisis data yang menunjukkan dinamika proses dengan

memberikan pemahaman secara konstektual sesuai dengan permasalahan penelitian, yaitu

data tentang aktivitas belajar siswa, interaksi, kendala-kendala yang terdapat dalam

pelaksanaan pembelajaran Bahasa Bali Untuk data tentang prestasi belajar dianalisis

dengan menggunakan statistik deskriptif.

Penyimpulan hasil analisis merupakan pengambilan inti sajian data yang telah

terorganisir dalam bentuk pernyataan atau kalimat singkat, padat, dan bermakna. Untuk

prestasi belajar, skor yang diproleh dianalisis dengan bantuan statistik deskriptif dasar

sebagai berikut:

Angka rata-rata kelas (M) dicari dengan menggunakan rumus:

Keterangan :

M = Mean (nilai rata-rata kelas)


∑X = Jumlah nilai seluruh siswa

N = Jumlah seluruh siswa

Daya serap (DS) siswa dicari dengan rumus:

Keterangan :

DS = Daya Serap Siswa

Ketuntasan belajar dicari dengan rumus:

Keterangan :

KB = Ketuntasan Belajar Siswa

( Sumber : Musyawarah Guru Mata Pelajaran Bahasa Bali SMP N5 Melaya, 2017 )

4. Refleksi

Pada tahap ini diadakan perbandingan antara hasil penelitian yang ingin dicapai

dengan hasil yang dicapai selama penelitian. Apabila hasil yang dicapai tidak sesuai dengan

target yang telah ditentukan maka akan diambil tindakan berupa identifikasi apa penyebab,

mengapa hasil yang ditargetkan tidak tercapai. Apabila telah disimpulkan tentang apa

penyebab target tidak tercapai, maka dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya, peneliti
akan lebih menekankan pada aspek-aspek mana saja yang belum tercapai targetnya. Di

samping itu, juga peneliti harus memikirkan bagaimana untuk memperbaiki aspek-aspek

yang kurang tersebut sehingga di siklus selanjutnya aspek-apek tersebut memenuhi target

yang diinginkan oleh peneliti.

DAFTAR PUSTAKA

Killen. 1998. Strtegi Belajar mengajar, Jakarta Bina Aksara


Dra. Koestyas NK, Dra. Yunita Suharto, 2002 : 96. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta Rineka.

Djamarah. 2002. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta.


Syaodih. (dalam Nuriani, 2008:20) Stratrgi Beljar Mengajar.

Nurani. 2008: 14 Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Bina Akasara.

Sumantri, dkk,1999 Strategi Belajar Mengaja, Jakarta: Bina Aksara.

Roestiyah,2001: 97 Metode Pemberian Tugas. Jakarta: Bina Aksara

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa. 1988. Kamus
Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Woodwort dan Marquis. 1962:58 Hasil Belajar , Jakarta: Hanamoan Sakti.

Bloom, Ledford J. 1970. Taxonomi Of Education Objectives The Clasificayion of


Education Good Handbook l : Cognitive Domain. New York : Logman Inc.

Nasution, Noehi. M.A. Drs, Dkk.1992. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Departemen


Pendidikan Dan Kebudayaan Proyek Peningkatan Mutu Guru SD Setara DII
dan Pendidikan Kependidikan.

Dimyati, Mudjiono. 2006: 20 Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Sein. Steven, J.Phd. Book, Howard E. 1992. Ledakan EQ. Bandung: Kaifa

Arikunto, Suharsini. Prof. Dr. 2007. Dasar- Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi
Revisi). Jakarta: Bumi Aksara

Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Bali SMP N2 Melaya.


20011.Target Hasil Penilaian

Anda mungkin juga menyukai