Anda di halaman 1dari 5

Audit Produksi Dan Operasi

A. Pengertian audit produksi dan operasi

Audit produksi dan operasi adalah melakukan penilaian secara


komprehensif terhadap keseluruhan fungsi produksi dan operasi untuk
menentukan apakah fungsi ini berjalan dengan memuaskan (ekonomis, efektif,
dan efisien). Audit ini dilakukan tidak hanya terbatas pada unit produksi tetapi
juga berlaku untuk keseluruhan proses produksi dan operasi. Audit ini juga
berperan melengkap fungsi pengendalian kualitas.

Alasan yang mendasari perlu dilakukannya audit antara lain :


1. Proses produksi dan operasi harus berjalan sesuai dengan prosedur yang
telah ditetapkan.
2. Kekurangan/kelemahan yang terjadi harus ditemukan sehingga segera
dapat diperbaiki.
3. Konsistensi berjalannya proses harus diungkapkan.
4. Pendekatan proaktif harus menjadi dasar dalam peningkatan proses.
5. Berjalanya tindakan korektif harus mendapat dorongan dan dukungan
dari berbagai pihak yang terkait.

B. Prinsip-Prinsip Umum

Beberapa prinsip umum yang memberikan panduan terhadap


pelaksanaan audit ini, dapat dijadikan pedoman oleh auditor dalam menjalankan
tugas profesionalnya. Prinsip-prinsip tersebut antara lain sebagai berikut :

1. Tujuan utama audit adalah untuk menentukan apakah proses produksi


dan operasi yang berjalan saat ini sudah sesuai dengan kriteria yang
telah ditetapkan untuk memastikan bahwa produk yang dihasilkan
konsisten dengan standar kualitas yang telah ditetapkan serta
mengidentifikasi wilayah (bagian) yang masih memerlukan perbaikan.
2. Auditor harus secara objektif dan sistematis mengumpulkan dan
menganalisis data yang cukup dan relevan sebagai dasar penilaian
terhadap ketaatan perusahaan dalam menerapkan kriteria yang telah
ditetapkan.
3. Auditor harus mengklarifikasi ketidaksesuaian yang terjadi antara aktivitas
produksi dan operasi denan kebutuhan kriteria (standar) yang telah
ditetapkan dan membuat rekomendasi untuk peningkatan.

C. Tujuan audit
Tujuan yang ingin dicapai melalui pelaksanaan audit ini adalah untuk
mengetahui hal-hal berikut :
1. Apakah produk yang dihasilkan telah mencerminkan kebutuhan planggan.
2. Apakah strategi serta rencana produksi dan operasi sudah cermat
menghubungkan antara kebutuhan untuk memuaskan pelanggan denga
ketersediaan sumber daya serta fasilitas yang dimiliki perusahaan.
3. pakah strategi, rencana produksi dan operasi telah mempertimbangkan
kelemahan-kelemahan internal, ancaman lingkungan eksternal serta
peluang yang dimiliki perusahaan.
4. Apakah proses transformmasi telah berjalan secara efektif dan efisien.
5. Apakah penempatan fasilitas produksi dan operasi telah mendukung
berjalannya proses secara ekonomis, efektif dan efisien.
6. Apakah pemeliharaan dan perbaikan fasilitas produksi dan operasi telah
brjalan sesuai jadwal yang telah ditetapkan dalam mendukung
dihailkannya produk yang sesuai dengan kuantitas, kualitas, da waktu
yang telah ditetapkan.
7. Apakah setiap bagian yang terlibat dalam proses produksi dn operasi
telah melaksanakan aktivitas dengan ketentuan serta aturan yang telah
ditetapkan persahaan.

D. Manfaat audit
Audit fungsi produksi dan operasi dapat membantu manajemen dalam
menilai bagaimana fungsi ini berjalan dalam mendukung pencapaian tujuan
perusahaan secara keseluruhan. Secara rinci audit ini dapat memberikan
manfaat sebagai berikut:
1. Dapat memberikan gambaran kepada pihak yang berkepentingan tentang
ketaatan dan kemampuan fungsi produksi dan operasi dalam
menerapkan kebijakan serta strategi yang telah ditetapkan.
2. Dapat memberikan informasi tentang usaha-usaha perbaikan proses
produksi dan operasi yang telah dilakukan perusahaan serta hambata-
hambatan yang dihadapi.
3. Dapat menentukan area permasalahan yang masih dihadapi dalam
mencapai tujuan produksi dan operasi serta tujuan perusahaan secara
keseluruhan.
4. Dapat menilai kekuatan dan kelemahan strategi produksi dan operasi
serta kebutuhan perbaikannya dalam meningkatkan kontribusi fungsi ini
terhadap pencapaian tujuan perusahaan.

E. Tahap-tahap audit
Tahap audit produksi dan operasi meliputi:
1. Audit pendahuluan
2. Review dan pengujian terhadap pengendalian manajemen.
3. Audit lanjutan (terinci).
4. Pelaporan.
5. Tindak lanjut.

1) Audit Pendahuluan
Audit pendahuluan diawali dengan perkenalan antara pihak auditor
dengan organisasi auditee. Pertemuan ini bertujuan untuk mengonfirmasi scope
audit, mendiskusikan rencara audit dan penggalian informasi umum tentang
organisasi auditee, objek yang diaudit, mengenal lebih lanjut kondisi perusahaan
dan prosedur yang diterapkan pada prises produksi dan operasi.
Pada tahap ini auditor melakukan overview terhadap perusahaan secara
umum, produk yang dihasilkan, proses produksi dan operasi yang dihasilkan,
melakukan peninjauan terhadap produksi, layout pabrik, sistem computer yang
digunakan dalam upaya menunjang keberhasilan fungsi ini dalam mencapai
tujuan.
Setelah melakukan tahapan audit ini, auditor dapat memperkirakan
(menduga)kelemahan – kelemahan yang mungkin terjadi pada fungsi produksi
dan operasiperusahaan auditee. Hasil pengamatan pada tahapan audit ini
dirumuskan ke dalambentuk tujuan audit sementara (tentative audit objective)
yang akan dibahas lebihlanjut pada proses audit berikutnya.
2) Review dan pengujian pengendalian manajemen
Auditor melakukan review dan pengujian terhadap beberapa perubahan
yang tejadi pada struktur perusahaan, sistem manajemen kualitas, fasilitas yang
digunakan dan/atau personalia kunci dalam perusahaan, sejak hasil audit
terakhir. Berdasarkan data yang diperoleh pada audit pendahuluan,
auditormelakukan penilaian terhadap tujuan utama produksi dan operasi serta
variabel-variabel yang mempengaruhinya.
Pada tahap ini auditor juga mengindentifikasi dan mengklasifikasikan
penyimpangan dan gangguan-gangguan yang mungkin terjadi yang
mengakibatkan terhambatnya pencapaian tujuan audit produksi dan
operasi.Review terhadaphasil audit terdahulu juga dilakukan untuk menentukan
berbagai tindakan korektifyang harus diambil.
Berdasarkan review dan pengujian yang dilakukan pada tahap ini auditor
mendapatkan keyakinan tentang dapat diperolehnya data yang cukup dan
kompeten serta tidak terhambatnya akses untuk melakukan pengamatan yang
lebih dalam terhadap tujuan audit sementara yang telah ditetapkan pada tahapan
audit sebelumnya.Dengan menghubungkan permasalahan yang dirumuskan
dalam bentuktujuan audit sementara dan ketersediaan data serta akses untuk
mendapatkannya,auditor dapat menetapkan tujuan audit yang sesungguhnya
yang akan dialami padaaudit lanjutan.

3) Audit Lanjutan (Terinci)


Auditor melakukan audit yang lebih dalam dan pengembangan temuan
terhadap fasilitas, prosedur, catatan-catatan yang berkaitan dengan produksi dan
operasi. Konfirmasi kepada pihak perusahaan selama audit dilakukan untuk
mendapatkan penjelasan dari pejabat yang berwenang tentang adanya hal-hal
yang merpuakan kelemahan yang ditemukan auditor. Untuk mendapatkan
informasi yang lengkap, relevan dan dapata dipercaya, auditor menggunakan
daftar pertanyaan yang ditujukan kepada berbagai pihak yang berweang dan
berkompeten berkaitan dengan masalah yang diaudit.Dalam wawancara yang
dilakukan, auditor harus menyoroti keseluruhan dariketidaksesuaian yang
ditemukan dan menilai tindakan-tindakan korektif yang telahdilakukan.

4) Pelaporan
Hasil dari keseluruhan tahapan audit sebelumnya yang telah diringkaskan
dalam kertas kerja uadit (KKA), merupakan dasar dalam membuat kesimpulan
audit dan rumusan rekomendasi yang akan diberikan auditor sebagai alternatif
solusi atas kekurangan-kekurangan yang masih ditemukan. Pelaporan
menyangkut penyajian hasil audit kepada pihak-pihak yang berkepentingan
terhadap hasil audit tersebut. Laporan audit disajikan dengan format :
1. Informasi latar belakang
Menyajikan gambaran umum fungsi produksi dan operasi dari
perusahaan yang diaudit, tujuan dan strategi pencapaiannya serta ketersediaan
sumber daya yang mendukung keberhasilan implementasi strategi tersebut.
2. Kesimpulan Audit dan Ringkasan Temuan Audit
Menyajikan kesimpulan atas hasil audit yang telah dilakukan auditor dan
ringkasan temuan audit sebagai pendukung kesimpulan yang dibuat.
3. Rumusan Rekomendasi
Menyajikan rekomendasi yang diajukan auditor sebagai alternative solusi
atas kekurangan yang masih terjadi.
4. Ruang Lingkup Audit
Ruang lingkup audit menjelaskan tetang cakupan (luas) audit yang
dilakukan sesuai dengan penugasan yang diterima dengan pemberi tugas audit.

5) Tindak Lanjut
Rekomendasi yang disajikan auditor dalam laporannya merupakan
alternatife perbaikan yang ditawarkan untuk meningkatkan berbagai kelemahan
yang masih terjadi pada perusahaan. Tindak lajut yang dilakukan merupakan
bentuk komitmen manajemen untuk menjadikan organisasinya menjadi lebih baik
dari yang sebelumnya. Dalam rangka perbaikan ini auditor mendampingi
manajemen dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan program-
program perbaikan yang dilakukan agar dapat mencapai tujuannya secara
efeektif dan efisien.

Anda mungkin juga menyukai