Anda di halaman 1dari 18

PEWARNAAN TITIK / SIMPUL

A. Pengertian.

Pewarnaan titik / simpul adalah memberikan warna pada titik – titik pada

graph sedemikian sehingga setiap dua titik yang bertetangga (berhubungan

langsung) mempunyai warna yang berbeda. Dua titik yang bertetangga

(berhubungan langsung) adalah dua titik yang dihubungkan oleh sebuah sisi.

Contoh 1 :

v₁ • • v₂

v4 • • v3

Titk v1 bertetangga dengan titik v2 dan v4 dan tidak bertetangga dengan titik

v3, berarti titik titik v1 tidak boleh berwarna sama dengan titik v2 dan v4 tetapi

boleh berwarna sama dengan titik v3.

Dalam pewarnaan graph, kita tidak hanya sekedar mewarnai titik – titik

dengan warna yang berbeda dari warna titik yang bertetangga saja, tetapi kita juga

menginginkan jumlah macam warna yang digunakan seminimum mungkin. Dan

pewarnaan titik di sisi dibatasi pada graph sederhana atau graph yang tidak

mempunyai sisi rangkap atau gelung.

Arniati (51995) 1
Contoh 2:

v1 v2

v6 v7 v3

v5 v4

Jumlah warna minimum yang dapat digunakan untuk mewarnai titik pada

suatu graph G disebut bilangan kromatik graph G, yang dilambangkan

dengan χ(G). Suatu graph yang mempunyai bilangan kromatis k dilambangkan

dengan χ(G) = k. Berarti graph G pada contoh 2 di atas mempunyai bilangan

kromatik = 3 atau χ(G) = 3.

B. Teorema – teorema yang berhubungan dengan bilangan kromatik

suatu graph.

Teorema 8.1.a

Jika ada sebuah pewarnaan – k pada graph G, maka χ (G) ≤ k

Bukti :

 Jika ada pewarnaan – k pada graph G berarti semua titik pada graph G

dapat diwarnai dengan menggunakan k warna.

 Karena bilangan kromatik merupakan minimum banyaknya warna yang

digunakan untuk mewarnai semua titik pada graph G, sedemikian

sehingga syarat pewarnaan terpenuhi. Maka χ (G) ≤ k

Arniati (51995) 2
Contoh 3 :

v₁ v₂

v₄ v₃
G

Pewarnaan – 4 atau χ (G) = 4 (k = 4)

Sebenarnya graph G pada contoh 3 di atas dapat diwarnai dengan menggunakan

2 warna

v₁ v2

v₄ v₃
G

dengan demikian χ (G) = 2 berarti χ (G) ≤ k

Teorema 8.1.b

Jika H sebuah graph bagian dari graph G, maka χ (H) ≤ χ (G)

Bukti :

 Misalkan H sebuah graph bagian dari graph G. Berarti V(H) ⊆ V(G) dan

E(H) ⊆ E(G)

 Karena setiap pewarnaan titik H dapat diperluas ke sebuah pewarnaan

titik di G, maka χ (H) ≤ χ (G)

Arniati (51995) 3
contoh 4 :

v₁ v₂ v₁ v₂

v₅

v₄ v₃ v₄ v₃

G H

diperoleh χ (G) = 3 dan χ (H) = 2 berarti χ (H) ≤ χ (G)

Teorema 8.1.c

Jika G₁ , G₂ , . . . , Gk adalah komponen – komponen graph G,


maka : χ (G) = maks {𝑿(𝑮𝒊 )⁄𝟏 ≤ 𝒊 ≤ 𝒌}

Bukti :

 Misalkan Gi untuk suatu 1 ≤ i ≤ k yang ditulis dengan G₁ , G₂ , . . . , Gk

adalah komponen – komponen graph G yang mempunyai bilangan

kromatik maksimum, katakan t.

 Sehingga t warna yang digunakan untuk mewarnai semua titik di Gi,

dapat digunakan untuk mewarnai semua titik di G pada komponen selain

Gi, sehingga diperoleh sebuah pewarnaan – t pada G.

 Berdasarkan definisi bahwa χ (G) ≤ t dan karena Gi adalah graph bagian

dari G dan χ(Gi) = t, maka χ(G) ≥ χ(Gi) = t

 Karena χ (G) ≤ t dan χ(G) ≥ t, maka χ(G) = t

Arniati (51995) 4
Contoh 5 :

G
:

G1 G2 G3

Graph G1, G2 dan G3 adalah komponen – komponen dari graph G.

Teorema 8. 2.a

Jika graph G adalah graph komplit dengan n titik, maka χ (G) = n.

Bukti :

Karena pada graph komplit setiap dua titik berhubungan langsung, sesuai

dengan definisi pewarnaan titik maka semua titik harus diwarnai dengan

warna yang berbeda.

Arniati (51995) 5
Contoh 6 :

Graph G dengan 4 titik maka χ (G) = 4

Teorema 8. 2.b

Jika graph G adalah graph kosong, maka χ (G) = 1

Bukti :

Karena graph kosong hanya terdiri dari titik – titik dan tidak ada sisi yang

menghubungkan dua titik, berarti setiap titik boleh mempunyai warna yang

sama.

Contoh 7 :

graph G dengan χ (G) = 1

Teorema 8.3.

Misalkan G graph tak kosong. Graph G bipartisi jika dan hanya

jika χ (G) = 2

Arniati (51995) 6
Bukti : (⇒) Jika G bipartisi maka χ (G) = 2

 G bipartisi maka G dapat dipartisi menjadi dua himpunan, misalkan X

dan Y.

 Gunakan warna 1 untuk mewarnai semua titik di X (karena tiap titik di X

tidak saling berhubungan)

 Gunakan warna 2 untuk mewarnai semua titik di Y (karena tiap titik di Y

tidak saling berhubungan)

 Sehingga hanya dibutuhkan 2 warna untuk mewarnai graph G, berarti

χ (G) = 2

Contoh 8 :

X (1) (1) (1)

Y (2) (2) (2)


Graph G dengan χ (G) = 2

Bukti : (⇐) Jika χ (G) = 2 maka G bipartisi

 Misalkan semua titik yang diwarnai dengan warna (1) diletakkan dalam

himpunan X dan semua titik yang diwarnai dengan warna (2) diletakkan

dalam himpunan Y.

 Berarti titik – titik yang terletak dalam himpunan X tidak mungkin saling

berhubungan karena berwarna sama, begitu juga untuk titik – titik yang

terletak dalam himpunan Y, tetapi pastilah titik – titik yang terletak

dalam himpunan X dan titik - titik yang teletak dalam himpunan Y

Arniati (51995) 7
berhubungan agar terbentuk suatu graph. Sehingga graph yang terbentuk

adalah graph bipartisi.

Contoh 9 :

v1 v2

v3 v4 v5

Graph G dengan χ (G) = 2

Teorema 8,4.

𝟐, 𝒋𝒊𝒌𝒂 𝒏 𝒈𝒆𝒏𝒂𝒑
Jika Cn adalah sikel dengan n titik, maka χ (G) = {
𝟑, 𝒋𝒊𝒌𝒂 𝒏 𝒈𝒂𝒏𝒋𝒊𝒍

Bukti :

 Misalkan Cn adalah sikel dengan n titik. Maka panjang sikel Cn

adalah n.

 Jika n genap, maka Cn adalah graph bipartisi. Berdasarkan teorema 8.3

bilangan kromatik Cn adalah 2.

 Jika n ganjil maka Cn bukan graph bipartisi. Berdasarkan teorema 8.3

dan Cn bukan graph kosong, maka χ (G) ≥ 3

 Selanjutnya misalkan Cn = (v1, v2, v3, . . . , vn)

Arniati (51995) 8
 Untuk n ganjil dan 1 ≤ i ≤ n – 2, warnai titik vi dengan warna 1. Untuk n

genap dan 1 ≤ i ≤ n – 1, warnai titik vi dengan warna 2. Akhirnya warnai

titik vn dengan warna 3.

 Maka diperoleh sebuah pewarnaan – 3 pada Cn. Berdasarkan definisi

bilangan kromatik, maka χ (G) ≤ 3.

 Karena χ (G) ≥ 3 dan χ (G) ≤ 3, maka χ (G) = 3.

 Jadi untuk Cn adalah sikel dengan n titik maka untuk n genap maka χ

(Cn) = 2 dan untuk n ganjil maka χ (G) = 3.

Contoh 9 :

Cn Cn
dengan n = 6 dengan n = 5
χ (C4) = 2 χ (C5) = 3

Teorema 8.5.

Jika G graph sederhana dengan derajat maksimum 𝚫(G) , maka

χ(G) ≤ 𝚫(G) + 1

Arniati (51995) 9
Bukti : (dengan induksi)

Misalkan G graph sederhana dengan n titik, dapat ditulis |𝑉(𝐺)| = n

 Untuk |𝑉(𝐺)| = 1 maka G = K1 (G graph kosong) , sehingga χ(G) = 1

dan Δ(G) = 0. Akibatnya : χ(G) = 1 ≤ 0 + 1

χ(G) = Δ(G) + 1

jadi pernyataan benar untuk n = 1

 Diasumsikan pernyataan benar untuk graph G dengan |𝑉(𝐺)| = n – 1

untuk n > 1 dan misalkan G graph sederhana dengan |𝑉(𝐺)| = n.

 Pandang sebarang titik v di G dan hapus titik v itu sehingga terbentuk

graph baru G–v dengan n - 1 titik.

 Berdasarkan asumsi, diperoleh χ(G-v) ≤ Δ(G-v) + 1, berarti semua titik

di graph G-v dapat diwarnai dengan Δ(G-v) + 1 warna.

 Karena titik v dihapus pada garph g maka Δ(G-v) ≤ Δ(G).

Dari Δ(G-v) ≤ Δ(G) terdapat 2 kasus, yaitu :

Kasus 1 : (𝚫(G-v) = 𝚫(G)

 Karena χ(G-v) ≤ Δ(G) + 1, berarti semua titik di G-v dapat diwarnai

dengan Δ(G) + 1 warna sedemikian hingga syarat pewarnaan terpenuhi.

 Karena banyaknya warna yang diperlukan untuk mewarnai N G(v) di G-v

sebanyak – banyaknya Δ(G), padahal pewarnaan - (Δ(G) + 1) di graph

G-v, maka terdapat paling sedikit satu warna di G-v yang tidak muncul

pada NG(v) di G, sehingga warna tersebut dapat digunakan untuk

mewarnai titik v di G. diperoleh pewarnaan - (Δ(G) + 1) pada graph G.

Arniati (51995) 10
 Akibatnya, berdasarkan definisi bilangan kromatik diperoleh

χ(G) ≤ Δ(G) + 1

Kasus 2 : (𝚫(G-v) < 𝚫(G)

 Berdasarkan asumsi diperoleh χ(G-v) ≤ Δ(G-v) + 1

 Karena χ(G-v) ≤ Δ(G) + 1 dan χ(G-v) < Δ(G), maka χ(G-v) < Δ(G) + 1

atau χ(G-v) ≤ Δ(G) + 1 (karena bilangan kromatik dari graph G-v adalah

bilangan bulat). Artinya ada pewarnaan - Δ(G) pada graph G-v.

 Warnai titik v di G dengan warna (warna baru) selain warna yang

muncul di graph G-v sehingga diperoleh pewarnaan - (Δ(G) + 1) pada

graph G.

Dari kasus 1 dan kasus 2 , maka diperoleh χ(G-v) ≤ 𝚫(G) + 1

C. Algoritma WELCH – POWELL (algoritma pewarnaan titik pada graf)

Pewarnaan titik pada graph dapat dilakukan dengan mengguakan Algoritma

WELCH – POWELL, dengan langkah – langkah sebagai berikut :

1. Urutkan titik – titik dari G dalam derajat menurun,

d(V₁) > d(V₂) > d(V₃) > . . . > d(Vn) (boleh memakai tabel)

2. Gunakan warna pertama (I) untuk mewarnai titik pertama (yang mempunyai

derajat tertinggi (v₁)) dan titik yang tidak bertetangga dengan v₁

3. Gunakan warna ke dua (II) untuk mewarnai titik dengan derajat tertinggi

berikutnya.

4. Ulangi penambahan warna – warna sampai semua titik terwarnai.

Arniati (51995) 11
Contoh 10 :

Warnailah graph G di bawah ini dengan menggunakan Algoritma Welch Powell.

v1 v2

V6 v7 v3

v5 v4
G

dengan langkah – langkah sebagai berikut :

1. Urutkan titik dari G, seperti pada tabel

Titik v1 v3 v5 v7 v2 v4 v6

Derajat 5 4 4 4 3 3 3

warna a b b c c a d

2. Dari tabel diperoleh v1 mempunyai derajat tertinggi yaitu 5, warnai titik v1

dengan warna a dan warnai titik lain (yaitu titik v4) yang tidak berhubungan

langsung dengan titik v1 dengan warna a.

3. Lanjutkan mewarnai titik yang mempunyai derajat tertinggi berikutnya yaitu

titik v3 (dengan derajat 4) dengan warna b, dan cari titik lain yang tidak

berhubungan langsung dengan titik v3 yaitu titik v5, kemudian warnai titik v5

dengan warna yang sama dengan titik v3 yaitu warna b.

Arniati (51995) 12
4. Lanjutkan mewarnai titik yang mempunyai derajat tertinggi berikutnya yaitu

titik v7 (dengan derajat 4) dengan warna c, dan cari titik lain yang tidak

berhubungan langsung dengan titik v7 yaitu titik v2, kemudian warnai titik v2

dengan warna yang sama dengan titik v7 yaitu warna c.

5. Kemudian warnai titik terakhir yang belum terwarnai yaitu titik v6 dengan
warna d.
v1(a) v2(c)

V6 (d) v7 (c) v3 (b)

v5(b) v4(a)

Graph G di atas dapat diwarnai dengan menggunakan 4 warna,

berarti χ(G) = 4.

Contoh 11 :

Warnailah graph G di bawah ini dengan menggunakan Algoritma Welch Powell.

A• •H

• G

B•

C • • F

D• •E

Arniati (51995) 13
Urutkan titik dari G, seperti pada tabel

Titik H A D F B C E G
Derajat 5 4 4 4 3 3 3 2
warna a b b c a c c a

Dengan langkah yang sama dengan soal nomor 10, maka diperoleh :
A(b) H(a)

G(a)

B(a)

C(c) F(c)

D(b) E(c)

Graph G di atas dapat diwarnai dengan menggunakan 3 warna,

berarti χ(G) = 3.

D. Aplikasi pewarnaan titik pada graph

Pewarnaan titik pada graph dapat diaplikasi keberbagai bidang, diantaranya :

1. Penjadwalan ujian.

Persoalan yang mempunyai karakteristik seperti pewarnaan graph adalah

persoalan menentukan jadwal ujian. Misalkan terdapat delapan orang

mahasiswa (1, 2, 3, . . ., 8) dan lima mata kuliah yang dipilihnya

(A, B, C, D, E). Tabel berikut memperlihatkan matriks lima mata

kuliah dan delapan orang mahasiswa. Angka 1 pada elemen (i,j) berarti

Arniati (51995) 14
mahasiswa i memilih mata kuliah j, sedangkan angka 0 menyatakan

mahasiswa i tidak memilih mata kuliah j.

1 2 3 4 5 6 7 8

A 0 0 0 1 0 0 1 0

B 1 1 0 1 1 0 0 0

C 0 0 1 0 0 1 1 1

D 0 1 1 0 1 1 0 1

E 1 0 0 0 0 0 0 0

Berdasarkan tabel tadi, administatur mata kuliah ingin menentukan

jadwal ujian sedemikian sehingga semua mahasiswa dapat mengikuti

ujian mata kuliah yang diambilnya tanpa bertabrakan waktunya dengan

jadwal ujian kuliah lain yang juga diambilnya. Pendek kata, jika ada

mahasiswa yang mengambil dua buah mata kuliah atau lebih, jadwal

ujian mata kuliah tersebut harus pada waktu yang tidak bersamaan. Ujian

dua mata kuliah dapat dijadwalkan pada waktu yang sama jika tidak ada

mahasiswa yang sama yang mengikuti ujian dua mata kuliah itu. Berapa

paling sedikit jumlah hari yang dibutuhkan untuk jadwal ujian tersebut?

Penyelesaian :

Penyelesaian persoalan menentukan jadwal ujian semua mata kuliah

sama dengan menentukan bilangan kromatik suatu graph. Kita dapat

menggambarkan graph yang menyatakan penjadwalan ujian, dengan titik

– titik pada graph menyatakan mata kuliah sedangkan sisi yang

Arniati (51995) 15
menghubungkan dua titik pada graph menyatakan ada mahasiswa yang

memilih kedua mata kuliah itu.

Persoalan di atas dapat dinyatakan dalam bentuk graph seperti di bawah

ini :

A(b) • • B(a)

• C(a)

E(b) • • D (b)

Titik B A C D E
Derajat 3 2 2 2 1
warna a b a b b

Bilangan kromatik dari graph di atas adalah 2. Jadi jumlah hari yang

paling sedikit dibutuhkan untuk jadwal ujian lima mata kulaih untuk

delapan orang mahasiswa tersebut adalah 2 hari.

2. Penempatan bahan – bahan kimia secara efisien

Ada enam jenis zat kimia yang perlu di simpan di dalam gudang.

Beberapa pasang dari zat itu tidak dapat disimpan di dalam ruangan yang

sama, karena campuran gasnya bersifat eksplosif (mudah meledak).

Utnuk zat yang semacam itu perlu dibangun ruang – ruang yang terpisah

Arniati (51995) 16
yang dilengkapi ventilasi dan penyedot udara keluar yang berlainan. Jika

lebih banyak ruangan yang dibutuhkan, berarti lebih banyak ongkos

yang harus dikeluarkan karena itu perlu diketahui berapa banyak

minimum ruangan yang diperlukan untuk dapat menyimpan semua zat

kimia dengan aman. Berikut ini adalah daftar pasangan zat kimia yang

tidak dapat disimpan di dalam ruangan yang sama.

Zat kimia Tidak dapat disimpan bersama zat kimia

A B, D

B A, D, E, F,

C E,

D A, F, B

E B, C,

F B, D

Penyelesaian :

Graph dari tabel di atas adalah

A© • • B(a)

• C (a)

F© •

• D(b)

E(b) •

Arniati (51995) 17
Keterangan :

Titik menyatakan zat kimia dan sisi yang menghubungkan dua zat kimia

yang tidak boleh terletak dalam satu ruangan.

Titik B D A E D C

Derajat 4 3 2 2 2 1

Warna a b c b c a

Bilangan kromatik dari graph di atas adalah 3, berarti dibutuhkan banyak

ruangan minimum untuk menyimpan enam zat kimia pada soal di atas

adalah sebanyak 3 ruangan.

Arniati (51995) 18

Anda mungkin juga menyukai