Anda di halaman 1dari 45

DRAFT

PETUNJUK TEKNIS
PENCATATAN DAN PELAPORAN PROGRAM
MALARIA MENGGUNAKAN APLIKASI SISMAL

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. LANDASAN HUKUM
Pelaksanaan pencatatan dan pelaporan program malaria mengacu kepada dasar
hukum sebagai berikut:
1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 298, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5607);
4. PP No. 40 Tahun 1991 tentang Penanggulangan WabahPenyakit Menular
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 45 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan
Surveilans Kesehatan
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 374/Menkes/Per/III/2010
7. tentang Pengendalian Vektor;
8. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1479/Menkes/SK/X/2003 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi Penyakit Menular
dan Penyakit Tidak Menular Terpadu;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/MENKES/PER/VIII/2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan
10. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 293/MENKES/SK/IV/2009 tentang
Eliminasi Malaria di Indonesia;
11. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 275/MENKES/III/IV/2007 tentang
Surveilans Malaria
12. Surat Edaran Mendagri No. 443.41/465/SJ Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Program Eliminasi Malaria di Indonesia

2
B. LATAR BELAKANG
Malaria adalah salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan
masyarakat. Penyakit yang berdampak pada penurunan kualitas sumber daya
manusia ini mempunyai pengaruh yang kuat terhadap munculnya berbagai masalah
sosial dan ekonomi. Berdasarkan data Badan Kesehatan Dunia atau World Health
Organization (WHO) tahun 2016 terdapat sekitar 212 juta kasus baru malaria, dan
menyebabkan kematian sekitar 429 ribu orang di seluruh dunia. Upaya
penanggulangan malaria terus dilakukan, dan sejauh ini telah memperlihatkan hasil
yang cukup signifikan. Sasaran Millenium Development Goals (MDGs) untuk malaria,
menekan insiden malaria di seluruh dunia tahun 2015 telah tercapai dengan
penurunan insiden malaria sebesar 37% di seluruh dunia sejak tahun 2000.
Sementara itu, tingkat kematian akibat malaria di seluruh dunia antara tahun 2000 –
2015 berhasil ditekan sampai 60%, dan sekitar 6,2 juta jiwa bisa diselamatkan berkat
upaya peningkatan intervensi malaria yang dilakukan oleh seluruh negara di dunia.

Program malaria telah mencapai indikator Millenium Development Goals (MDGs)


selanjutnya malaria masuk dalam indikator Sustainable Development Goals (SDGs)
dalam target 3.3 mengakhiri epidemi AIDS, tuberkulosis, malaria, dan penyakit tropis
yang terabaikan serta memerangi hepatitis, penyakit bersumber air, dan penyakit
menular lainnya.

Pada tahun 2016 sejumlah 178,7 juta penduduk Indonesia (69%) telah hidup di
daerah bebas penularan malaria, sejumlah 63,6 (25%) juta penduduk hidup di
daerah risiko rendah penularan malaria, sisanya yang hidup di daerah risiko sedang
dan tinggi. Dibandingkan dengan tahun sebelumnya terjadi peningkatan persentasi,
seiring dengan jumlah daerah kabupaten/kota yang telah mencapai eliminasi.
Pengendalian penyakit malaria telah menunjukkan pencapaian program yang cukup
baik. Annual Parasite Incidence (API) yang menjadi indikator keberhasilan upaya
penanggulangan malaria cenderung menurun dari tahun ke tahun. Secara nasional
kasus malaria selama tahun 2011-2016 cenderung menurun dimana angka API pada

3
tahun 2011 sebesar 1.75 per 1000 penduduk (422.447 kasus) menjadi 0.84 per 1000
(218.450 kasus) pada tahun 2016.

Program pengendalian malaria difokuskan untuk mencapai eliminasi malaria yang


dilakukan secara menyeluruh dan terpadu oleh pemerintah, pemerintah daerah
bersama mitra kerja pembangunan dan masyarakat. Eliminasi malaria tersebut
dilakukan secara bertahap sampai seluruh wilayah Indonesia pada tahun 2030.
Pentahapan eliminasi terdiri dari tahap pemberantasan, pre-eliminasi, eliminasi dan
pemeliharaan. Masing-masing tahapan mempunyai tujuan dan sasaran yang
berbeda. Kegiatan surveilans pun disesuaikan berdasarkan tahapan eliminasi
tersebut. Surveilans merupakan hal yang sangat penting untuk ditingkatkan dalam
pencapaian eliminasi karena salah satu syarat eliminasi adalah adanya surveilans
yang baik.

Pencatatan dan Pelaporan merupakan salah satu hal penting untuk mendukung
terselenggaranya sistem Surveilans yang baik. Salah satu upaya untuk
meningkatkan validitas dan kelengkapan dalam pelaporan data malaria, maka pada
tahun 2010 dikembangkan software e-SISMAL (Elektronik Sistem Informasi
Surveilans Malaria) dalam bentuk file excel yang sudah distandarisasi, aplikasi e-
SISMAL tersebut telah disosialisasikan dan diimplementasikan, seiring berjalannya
waktu bertambah kebutuhan terhadap data dan indikator baru oleh karena itu pada
tahun 2016 dimulai pengembangan e-SISMAL dengan merevisi file e-SISMAL di
fasyankes dan membuat sistem online di kabupaten sampai dengan pusat.

4
C. TUJUAN
Tujuan dibuatnya buku petunjuk teknis pencatatan dan pelaporan program malaria
menggunakan aplikasi SISMAL, yaitu:
1. Tujuan Umum
Terselenggaranya pencatatan dan pelaporan program malaria sesuai dengan
standar program malaria menggunakan aplikasi SISMAL

2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dibuatnya buku petunjuk teknis pencatatan dan pelaporan
program malaria menggunakan aplikasi SISMAL, adalah:
a. Adanya petunjuk Instalasi SISMAL
b. Adanya petunjuk upload data SISMAL
c. Adanya petunjuk mengisi data program malaria dalam SISMAL

5
BAB I
ALUR PENCATATAN DAN PELAPORAN
KASUS MALARIA

A. Alur Pencatatan Surveilans Malaria di Puskesmas dan Rumah Sakit


1. Puskesmas

Kegiatan Luar Gedung Kegiatan Dalam Gedung

Suspek
Malaria
Form Penemuan Kasus Aktif
(MBS,MFS,Kunjungan
Rumah, Kontak Survai, dll)
Form Suspek Form Skrining Ibu
Malaria Hamil dan Balita

Form Lab Malaria

Form Pengobatan
Negatif Positif Malaria

Kartu Pasien
Kartu Follow up
Malaria pengobatan

Formulir Penyelidikan
Epidemiologi Kasus
Regmal 2 Regmal 1 Malaria

Formulir Surveilans Vektor

(Pemantauan daerah reseptif, Formulir


kepadatan jentik/nyamuk dll) Info Kunci Fokus Penyelidikan
Fokus Malaria
Formulir Pengendalian Vektor

(Pembagian Kelambu, IRS, Vektor


Larvaciding dll)

File SISMAL di PKM

6
2. Rumah Sakit

Suspek
Malaria

Form Suspek
Malaria

Form Lab Malaria

Negatif Positif Form Penobatan


Malaria

Kartu Pasien
Malaria Form Follow Up
Pengobatan

Regmal 2 Regmal 1 Formulir Penyelidikan


Epidemiologi Kasus
Malaria

Info Kunci Fokus

File SISMAL di RS

7
B. Alur Pelaporan Surveilans Malaria

Subdit Malaria

SERVER
Dinkes Provinsi

Dinkes Kab/Kota

Rumah Sakit/Klinik PUSKESMAS KKP

8
BAB II
INSTALASI E-SISMAL

Berikut beberapa pengaturan sebelum menggunakan aplikasi sismal:

1. Buka Excel, pilih ke menu File >> Option. Lihat Gambar dengan lingkaran merah.

2. Muncul Jendela Option >> Pilih Add-ins. Pada bagian Manage: Excel Add-ins >> kill
tombol “Go”. Lihat lingkaran merah.

9
3. Muncul jendela Add-ins. Klik tombol Browse. Pada gambar, Lihat lingkaran merah.

4. Muncul jendela untuk mencari file add-ins. Cari file “SISMAL_tanggal_dd13.xlam”


pada komputer. Bila sudah menemukan file tersebut, klik tombok “OK”. Contoh:
Lihat gambar.

10
5. Kembali pada jendela Add-ins. Pilih “Excel for Windows Date Picker”. Klik Tombol
OK. Lihat Gambar.

6. Kembali Ke Worksheet Excel. Contoh: Buka file SISMAL Puskesmas. Klik kanan
mouse pada Cell yang akan diisi dengan format Tanggal. Pilih “Date Picker”.

Klik kanan mouse pada cell ini

11
7. Muncul Jendela date picker >> pilih tanggal (double click / klik 2 kali). Tanggal akan
masuk pada cell tersebut.

-Double click / klik 2 kali pada tanggal.


-Cell sudah terisi sesuai tanggal yang dipilih.

12
BAB II
ENTRI DATA SISMAL DI PUSKESMAS DAN
RUMAH SAKIT

Puskesmas merupakan salah satu Fasilitas pelayanan kesehatan yang melaporkan


kasus malaria menggunakan e-SISMAL, pencatatan dan pelaporan program malaria
menggunakan aplikasi e-SISMAL di Puskesmas adalah sebagai berikut:

A. File Pelaporan
Puskesmas melaporkan kasus malaria menggunakan file excel puskesmas.

B. Mekanisme dan Waktu Pelaporan


Puskesmas melaporkan dengan cara mengupload file excel sismal ke dalam web
sismal.depkes.go.id dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Puskesmas di wilayah Kabupaten/Kota dengan API > 5 melaporkan data setiap
bulan sebelum tanggal 5 bulan berikutnya
2. Puskesmas di wilayah Kabupeten/Kota dengan API 1-5 melaporkan kasus setiap
minggu
3. Puskesmas di wilayah Kabupaten/Kota dengan API < 1 melaporkan kasus setiap
hari apabila ada penambahan kasus

Keterangan : apabila tidak ada kasus setiap puskesmas wajib mengupload e-


SISMAL setiap bulan dengan memperbaharui data lainnya seperti stok obat, tanggal
expired terdekat dll

13
C. Pencatatan e-SISMAL Tingkat Puskesmas
Sismal tingkat puskesmas terdiri atas tiga menu utama yaitu menu input data,
laporan dan analisis data.

Input data berisi sub menu yang digunakan untuk melakukan input data. Berikut
cara melakukan input data dalam file sismal excel tingkat Puskesmas
1. Info Kunci

14
Info kunci berisi data dasar yang akan digunakan dalam analis, Berikut cara
pengisian info kunci:
a. Mengisi data, antara lain:
1) Nama lengkap petugas yang membuat laporan
2) Memilih tahun pencatatan pasien
3) Mengisi nama provinsi tanpa kata depan (Contoh: Bengkulu)
4) Mengisi nama kabupaten/kota dengan keterangan Kab/Kota (Contoh: Kab
Cilacap, Kota Bekasi)
5) Mengisi nama Kecamatan dengan keterangan Kec (Contoh: Kec
Cempaka Putih)
6) Mengisi nama Puskesmas dengan keterangan PKM (Contoh: PKM Johar
Baru)
7) Mengisi jumlah desa dalam wilayah puskesmas
8) Mengklik tombol Update Baris Desa, maka secara otomatis jumlah baris
desa akan menyesuaikan dengan jumlah yang diisi ditambah kolom luar
wilayah puskesmas, luar wilayah kabupaten, luar wilayah provinsi, luar
wilayah negara.

b. Mengisi Nomor Identifikasi Faskes (Kode Puskesmas), nomor identifikasi


faskes terbaru yang dikeluarkan pusdatin tidak sama dengan nomor
identifikasi faskes pada e-sismal yang sebelumnya, apabila tidak ditemukan

15
kode faskesnya maka dapat menghubungi subdit malaria untuk mendapatkan
kode.
c. Memilih API tingkat Kabupaten
 >5 : Sasaran bumil, bayi, balita terbuka dan PE, Pengendalian
Fokus, Follow Up tertutup
 1-5 : Sasaran bumil, bayi, balita, PE, Pengendalian
Fokus, Follow Up tertutup
 <1 : PE, Pengendalian Fokus, Follow Up terbuka

Catatan: diperhatikan urutan dalam mengisi yaitu mengisi jumlah desa terlebih
dahulu baru update baris desa dan memilih API Kabupaten

d. Mengisi kode desa


Kode desa wajib diisi dengan benar, jika kode desa tidak diisi dengan benar
maka data tidak bisa ditampilkan dalam web.

16
e. Mengisi nama desa
f. Mengisi jumlah penduduk per desa
g. Mengisi sasaran ibu hamil per desa dalam 1 tahun (API Kab>5)
h. Mengisi sasaran bayi usia < 1 tahun per desa dalam 1 tahun (API Kab>5)
i. Mengisi sasaran balita usia < 5 tahun per desa dalam 1 tahun (termasuk bayi)
(API Kab>5)
j. Mengisi data reseptivitas
1) Hasil Kegiatan
 Ya : daerah reseptif
 Tidak : daerah tidak reseptif
 N/A : tidak dilakukan kegiatan identifikasi reseptivitas
2) Bulan : diisi bulan terakhir dilaksanakannya identifikasi reseptivitas
3) Tahun : diisi tahun terakhir dilaksanakannya identifikasi reseptifitas

Catatan: Terdapat beberapa tombol perintah dalam info kunci yang berfungsi untuk:

1. Konversi : digunakan sebelum mengupload data ke web sehingga ukuran


filenya menjadi lebih kecil.
2. Tambah Baris Desa : digunakan setelah mengisi jumlah desa, maka baris
desa pada tabel akan otomatis bertambah sesuai jumlah desa yang kita
masukan
3. Hapus Baris Data Desa : digunakan untuk menghapus baris data desa

17
2. Regmal 1
Regmal 1 merupakan register malaria yang berisi data individu pasien yang
positif malaria, berikut cara mengisi regmal 1:
a. Mengisi nomor pasien
b. Mengisi NIK atau Nomor Register pasien
c. Mengisi Nomor Kartu Keluarga pasien
d. Memilih Jenis Kegiatan Penemuan, yang terdiri dari:
1) PCD (Passive Case Detection): merupakan penemuan kasus secara
pasif,yaitu penemuan kasus yang dilakukan di fasilitas kesehatan,
pasien yang datang ke pelayanan.
2) Kunjungan Rumah: merupakan penemuan kasus secara aktif, yaitu
penemuan kasus yang aktif dilakukan oleh petugas kesehatan,
petugas kesehatan yang mengunjungi rumah pasien secara rutin
3) Penyelidikan Epidemiologi/ Survey Kontak: kegiatan penemuan yang
berasal dari kegiatan survey kontak kasus malaria.
4) Surveilans Migrasi: kegiatan yang berasal dari kegiatan surveilans
migrasi, kegiatan surveilans migrasi malaria yaitu pengamatan yang
terus menerus terhadap penduduk dengan riwayat perjalanan atau
sedang melakukan perjalanan baik yang bersifat sementara atau
menetap dari atau ke daerah endemis malaria melewati batas
administrative wilayah dengan melakukan kegiatan meliputi
penemuan, pengambilan dan pemeriksaan sediaan darah,
penyuluhan, cross notification, monitoring dan evaluasi, serta
pencatatan dan pelaporan
5) MBS/MFS (Mass Blood Survey/Mass Fever Survey) Aktif:
Pemeriksaan darah masal merupakan kegiatan pencarian dan
penemuan penderita malaria positif (simtomatis dan asimtomatis)
diantara penduduk, diikuti dengan pengobatan standar semua
penderita malaria. Penemuan penderita demam masal merupakan

18
kegiatan pencarian dan penemuan penderita demam positif parasit
malaria.
6) Skrining ibu hamil merupakan kegiatan penapisan (skrining) ibu hamil
terhadap malaria pada saat kunjungan pertama pemeriksaan
kehamilan /pelayanan antenatal dengan cara pemeriksaan darah
secara mikroskopis atau uji reaksi cepat (RDT)
7) Pemeriksaan balita/MTBS (Menejemen Terpadu Balita Sakit)
Penapisan atau skrining malaria terhadap bayi dan anak balita
dengan demam dan pemberian pengobatan bagi yang positif malaria
sesuai pedoman penatalaksanaan kasus malaria (khusus wilayah
KTI)
8) MBS/MFS (Mass Blood Survey/Mass Fever Survey) Reaktif,
merupakan kegiatan MBS seperti pada poin 5 namun merupakan
kegiatan pengendalian di daerah fokus yang diawali adanya kasus
positif.
9) FUP (Follow up Pengobatan), kegiatan follow up pengobatan malaria,
dengan cara memeriksa kembali pasien malaria secara mikroskopis
dengan menghitung kepadatan parasit. Pasien yang berasal kegiatan
FUP tidak menambah jumlah pasien dan jumlah API dalam laporan
e. Mengisi nama pasien
f. Mengisi umur pasien dengan cara mengisi umur pasien pada kolom umur
(angka) dan memilih tahun atau bulan untuk umur, apabila bayi kurang
dari satu tahun diisi dengan bulan.
g. Memilih jenis kelamin (L:laki-laki, P: Perempuan)
h. Memilih status kehamilan, apabila pasien Laki-laki maka kolom tersebut
menjadi hitam, apabila Perempuan maka dipilih H untuk pasien yang
hamil dan TH untuk pasien yang tidak hamil
i. Mengisi alamat domisili pasien, yang terdiri atas:
a. Kolom Dusun/Kampung/Dukuh (Alamat Domisili): diisi alamat lengkap
alamat domisili pasien yaitu alamat tempat tinggal dari pasien

19
b. Dipilih desa atau kelurahan asal pasien, apabila pasien luar wilayah
dipilih kategori luar wilayah, kolom desa berisi daftar desa yang telah
diisi di sheet info kunci, luar wilayah diisi sesuai dengan kriteria:
 Luar Wilayah Puskesmas : Kasus dari luar wilayah puskesmas
yang masih dalam satu wilayah kabupaten
 Luar Wilayah Kabupaten : Pasien yang berasal dari luar wilayah
kabupaten yang masih dalam satu wilayah provinsi
 Luar Wilayah Provinsi : pasien dari luar wilayah provinsi yang
masih dalam satu wilayah indonesia
 Luar Wilayah Negara : pasien dari luar wilayah indonesia
j. Mengisi bulan kunjungan dengan cara memilih bulan kunjungan pasien
berdasarkan angka.
k. Mengisi tanggal kunjungan dalam format (dd/mm/yyyy) contoh
13/05/2017 akan berubah otomatis menjadi 13-Mei-2017, tanggal dapat
dipilih dengan cara klik kanan pada sheet pilih Date Picker dan klik 2 kali
pada tanggal yang diinginkan, tampilan akan seperti dibawah:

l. Memilih pekerjaan pasien, apabila pekerjaan pasien tidak ada dalam


pilihan maka dipilih pekerjaan yang faktor risikonya paling dekat, pilihan
pekerjaan yaitu:
1) Nelayan
2) Petani

20
3) Buruh tambang
4) Ibu Rumah Tangga
5) Pegawai
6) TNI
7) POLRI
8) Berkebun
9) Perambah hutan
10) Pedagang
11) Petambak
12) Pelajar
13) Tidak Bekerja

m. Mengisi jenis pemeriksaan yang digunakan pada kolom konfirmasi


laboratorium, dengan pilihan jawaban:
2) Mikroskop: apabila pasien diperiksa menggunakan mikroskop
3) RDT (Rappid Diagnostic Test), apabila pasien diperiksa dengan RDT
4) PCR

n. Mengisi jenis parasit dengan cara memilih:


1) Pf (Plasmodium Falciparum)
2) Pv (Plasmodium Vivax)
3) Pm (Plasmodium Malariae)
4) Po (Plasmodium Ovale)
5) Pk (Plasmodium Knowlesi), harus dikonfirmasi dengan PCR
6) Mix (Infeksi Campuran)
7) Suspek Pk : apabila kasus dicurigai merupakan kasus infeksi
plasmodium knowlesi namun belum dikonfirmasi dengan PCR

o. Mengisi kondisi penderita malaria dengan pilihan:


1) Malaria tanpa komplikasi
2) Malaria berat

21
p. Mengisi jumlah obat yang diterima, yang terdiri atas:
1) DHP Tablet (satuan tablet)
2) Primaquin Tablet (satuan tablet)
3) Kina Tablet (satuan tablet)
4) Artesunat Injeksi (satuan ampul)
5) Artemeter Injeksi (satuan ampul)
6) Kina Injeksi (satuan ampul)
7) Non-Program: apabila diberikan obat non program
(klorokuin/sulfadoksin)
8) Pengobatan Standar: secara otomatis terisi apabila pengobatan sesuai
standar program diberikan

q. Mengisi penderita rawat jalan/rawat inap

r. Mengisi asal penemuan kasus, yang terdiri atas:


1) Pustu: apabila pasien berasal dari pustu
2) Poskesdes/Polindes/Bidan: apabila pasien berasal dari
Poskesdes/Polindes/Bidan
3) Klinik atau praktek swasta: apabila pasien berasal dari klinik atau
dokter praktek mandiri
4) Kader/Posmaldes: apabila pasien berasal dari kader/posmaldes
5) Puskesmas lainnya: apabila pasien berasal dari puskesmas lainnya
6) KKP: apabila pasien berasal dari kantor kesehatan pelabuhan
7) RS: apabila pasien berasal dari rumah sakit

Catatan: pasien yang langsung datang ke puskesmas tidak perlu mengisi


kolom asal penemuan kasus

s. Mengisi kolom dirujuk ke:


1) RS: apabila pasien di rujuk ke rumah sakit

22
2) Puskesmas Lainnya: apabila pasien di rujuk ke puskesmas lainnya
Catatan: pasien yang langsung ditangani di puskesmas tersebut tidak
perlu mengisi kolom dirujuk ke.

t. Mengisi kolom Penyelidikan Epidemiologi (PE), yang terdiri atas:


1) Tanggal di PE, apabila dilakukan penyelidikan epidemiologi pada
pasien tersebut maka diisi tanggal dilakukannya PE, apabila tidak
dilakukan PE maka tidak perlu dipilih tanggal.
2) Kasus Baru atau Relaps
Kasus relaps adalah kasus kekambuhan yang bukan disebabkan
gigitan kembali nyamuk infektif malaria, biasanya terjadi pada
plasmodium vivax akibat masih adanya hipnozoid di dalam hati
3) Klasifikasi asal penularan, terdiri atas:
a) Indigenous: adalah kasus malaria positif yang penularannya terjadi
di wilayah setempat dan tidak ada bukti langsung berhubungan
dengan kasus impor. Secara teknis, kasus malaria indigenous
adalah kasus tersangka malaria yang tidak memiliki riwayat
bepergian ke daerah endemis malaria dalam empat minggu
sebelum sakit dan hasil pemeriksaan sediaan darah adalah positif
malaria.
b) Impor: adalah kasus malaria positif yang penularannya terjadi di
luar wilayah. Secara teknis kasus malaria impor adalah kasus
tersangka malaria dengan riwayat bepergian ke daerah endemis
malaria dalam 4 minggu terakhir sebelum menderita sakit dan hasil
pemeriksaan sediaan darah adalah positif malaria
c) Induced (Kongenital, Transfusi): adalah kasus malaria yang
penularannya tidak melalui nyamuk (melalui plasenta dari ibu ke
janin dan transfusi darah)

23
4) Tempat terjadinya penularan, terdiri atas:
a) Mengisi kolom Desa, dengan cara memilih kolom desa tempat
terjadinya penularan, nama desa yang diisi di info kunci akan
muncul dalam kolom ini, apabila penularan terjadi di luar wilayah
pilih luar wilayah.
b) Mengisi kolom Nama Dusun/Desa/Kabupaten/Provinsi. Apabila
kasus indigenous diisi detail alamat seperti dusun, RT/RW, nomor
rumah, apabila kasus impor diisi nama desa, kecamatan,
kabupaten, provinsi tempat terjadinya penularan.
c) Titik koordinat Tempat penularan/ rumah penderita: diisi titik
koordinat lintang dan bujur, apabila kasus indigenous maka diisi titik
koordinat tempat penularan, apabila klasifikasi lainnya maka diisi
titik koordinat rumah atau tempat domisili.

u. Mengisi kolom pemantauan pengobatan, pilihan jawaban Pos (untuk hasil


pemeriksaan mikroskop yang positif) dan Neg (untuk hasil pemeriksaan
negatif) dilakukan pada hari ke-3, 14, 28.

v. Kolom pengobatan primaquin 14 hari terbuka untuk kasus Pv, Po, dan
Pmix, pilihan jawabannya terdiri atas:
1) Ya : apabila pasien meminum primaquin sesuai dosis selama 14 hari,
hal tersebut ditanyakan saat pasien melakukan follow up pada hari ke
14, petugas dapat meminta pasien membawa bukti berupa bungkus
obat primaquin.
2) Tidak : apabila pasien tidak meminum obat primaquin sesuai dosis
selama 14 hari
3) Tidak Terpantau : apabila pasien tidak kembali pada hari ke-14

24
w. mengisi kolom kematian akibat malaria, diisi “Ya” apabila pasien
meninggal akibat malaria.

3. Regmal 2
Regmal 2 berisi data agregat jumah pemeriksaan dan data logistik setiap
bulan, berikut cara mengisi sheet regmal 2:
a. Mengisi jumlah suspek malaria untuk kegiatan penemuan PCD
b. Mengisi jumlah pasien yang diperiksa dengan hasil negatif dengan
pemeriksaan mikroskop per kegiatan penemuan kasus
c. Mengisi jumlah pasien yang diperiksa dengan hasil negatif dengan
pemeriksaan RDT per kegiatan penemuan kasus
d. Mengisi jumlah pasien yang diperiksa dengan hasil negatif dengan
pemeriksaan RDT per kegiatan penemuan kasus

e. Mengisi data logistik program malaria yang terdiri atas:


1) Jumlah diterima: disi jika terdapat penerimaan logistik
2) Stok Awal: diisi dari stok akhir bulan sebelumnya
3) Penyesuaian: diisi dengan penyesuain stok seperti logistik yang rusak
atau expired
4) Distribusi: diisi apabila puskesmas mendistribusikannya ke fasyankes
lainnya yang laporan kasusnya tersendiri, seperti distribusi ke
puskesmas lainnya atau rumah sakit.
5) Penggunaan : otomatis terisi berdasarkan penggunaan di Regmal 1
6) Stok Akhir : otomatis terisi berdasarkan perhitungan (Jumlah
diterima+stok awal) - (penyesuaian+distribusi+penggunaan). Stok
akhir berwarna merah apabila hasilnya minus.
7) Tanggal ED (Expired Date) Terdekat: diisi tanggal expired date terdekat

f. Mengisi data putus stock obat anti malaria, yang terdiri atas:
1) ACT : Pilih Ya apabila terjadi putus stock DHP dan Tidak apabila tidak
terjadi putus stock

25
2) Primaquin : Pilih Ya apabila terjadi putus stock Primaquin dan Tidak
apabila tidak terjadi putus stock

g. Mengisi data uji silang yang terdiri atas:


1) Jumlah slide yang harus dikirimkan otomatis terisi, sebagai berikut:
 Jumlah slide < 20 per bulan : seluruh slide (positif dan negatif)
 Jumlah slide > 20 per bulan : seluruh yang positif dan 5% yang
negatif
2) Jumlah slide yang dikirimkan: diisi dengan jumlah slide yang dikirimkan
oleh puskesmas untuk dilakukan uji silang

4. Vektor
a. Mengisi data jumlah pembagian kelambu berinsektisida, untuk kegiatan:
1) Pembagian kelambu untuk ibu hamil
2) Pembagian kelambu masal fokus
3) Pembagian kelambu masal
4) Pembagian kelambu lainnya

b. Penyemperotan Rumah (Indoor Residual Spraying-IRS)


1) Jumlah rumah yang disemprot
2) Jumlah jiwa yang dilindungi
3) Jenis Insektisida
 Jenis 1
 Jenis Insektisida
 Jumlah Insektisida (Satuan Kg)
 Jenis 2
 Jenis Insektisida
 Jumlah Insektisida (Satuan Liter)

26
c. Kegiatan pengendalian tempat perindukan
1) Larvasiding
a) Luas yang dilarvasiding
b) Jenis larvasida
 Jenis 1
 Jenis larvasida
 Jumlah Insektisida (Satuan Kg)
 Jenis 2
 Jenis larvasida
 Jumlah Insektisida (Satuan Liter)
2) Pengendalian Hayati
3) Pengelolaan Lingkungan

d. Jenis Vektor
1) Jenis 1
2) Jenis 2
3) Jenis 3

e. Mengisi Jumlah tempat perindukan


Titik koordinat akan terbuka sesuai dengan jumlah tempat perindukan
yang diisi, dalam 1 desa disediakan 10 titik koordinat yang

27
f. Mengisi Titik koordinat tempat perindukan
1) Lintang
2) Bujur

5. Pengendalian Fokus
a) Mengisi jumlah dusun fokus aktif per desa
b) Mengisi jumlah penduduk fokus aktif per desa
c) Klik ‘update data’

d) Jika tombol “update data” telah diklik maka seluruh kasus dengan
klasifikasi indigenous akan ditampilkan, data kasus indigenous yang
berobat ke puskesmas lainnya di luar wilayah kabupaten yang diperoleh
dari hasil notifikasi diisi di Tabel Kasus Indigenous yang dicatat di
Kabupaten/Provinsi Lain

28
e) Mengisi Kegiatan Penanggulangan di Daerah Fokus Aktif, apabila
dilaksanakan maka mengisi tanggal pelaksanaannya

D. File SISMAL Rumah Sakit


File SISMAL excel Rumah Sakit digunakan oleh Rumah Sakit atau klinik yang
mendiagnosis dan mengobati malaria. Berikut tampilan menu sismal rumah sakit.

29
Berdasarkan gambar diatas terdapat perbedaan tampilan menu pada sismal PKM
dan Rumah Sakit, yaitu pada menu fasyankes tidak terdapat menu vektor. Berikut
cara melakukan input data pada sismal fasyankes:
1. Info Kunci

Gambar. Menu Info Kunci SISMAL Rumah Sakit


Pengisian info kunci sama dengan pengisian pada info kunci PKM,
perbedaanya yaitu tidak perlu mengisi nama desa, jumlah penduduk, jumlah
bayi, balita dan ibu hamil serta reseptifitas.

2. Regmal 1
Cara melakukan input data pada regmal 1 sama dengan cara menginput data
pada regmal 1 di file sismal PKM, Perbedaanya yaitu:
a. Jenis Kegiatan Penemuan
Hanya terdapat 5 Jenis kegiatan penemuan pada file sismal fasyankes
yaitu:
1) PCD
2) Surveilans Migrasi
3) Skrining Ibu Hamil
4) Pemeriksaan Balita (MTBS)
5) FUP

30
b. Alamat Domisili
Nama desa tidak tersedia, berikut keterangan berdasarkan pilihan daerah:
1) Dalam Wilayah Kabupaten
Yaitu apabila alamat domisili pasien berasal dari dalam wilayah
kabupaten rumah sakit berada.
2) Luar Wilayah Kabupaten
(Sama dengan keterangan di sismal PKM)
3) Luar Wilayah Provinsi
(Sama dengan keterangan di sismal PKM)
4) Luar Wilayah Negara
(Sama dengan keterangan di sismal PKM)

31
c. Penyelidikan Epidemiologi
Penyelidikan epidemiologi dilakukan oleh Puskesmas atau dinas
kesehatan, hasilnya diinput di file SISMAL rumah sakit. Apabila ada kasus
indigenous maka diinput kembali di file SISMAL Puskesmas wilayah
penularannya.

3. Regmal 2
(Sama dengan keterangan di sismal PKM)

4. Pengendalian Fokus
Sheet Pengendalian Fokus di sismal fasyankes hanya untuk mengetahui
daftar kasus dengan klasifikasi indigenous.

32
BAB III
CARA MENGGUNAKAN WEB SISMAL

A. UPLOAD DATA PUSKESMAS ATAU RUMAH SAKIT


Berikut cara melakukan upload data pada web sismal:
1. Klik tombol konversi pada info kunci

2. Buka Folder tempat menyimpan file sismal, file hasil konversi akan langsung
tersimpan sebagai file baru dengan nama otomatis yaitu SISMALTAHUN-NAMA
PKM(KODE PKM)-Tanggal KONVERSI-JAM-MENIT-DETIK

33
3. Buka Web SISMAL di sismal.depkes.go.id, kemudian isi nama pengguna dan
kata sandi

4. Masuk Menu Upload pilih Puskesmas atau Rumah Sakit

34
5. Pilih Tahun Laporan  Klik Choose file untuk mengambil file laporan sismal lalu
pilih file didalam folder penyimpanan

35
6. Setelah muncul nama file sismal disebelah tombol “choose File” klik Tombol
SUBMIT, maka akan muncul tampilan seperti dibawah ini:

7. Klik tombol “InsertKeDBServer”, jika data sukses di upload akan keluar


pemebritahuan seperti tampilan dibawah

36
B. LAPORAN TINGKAT FASYANKES ATAU RUMAH SAKIT
Menu Laporan merupakan menu untuk melihat hasil rekapan dari data sismal yang
telah di upload, Terdiri atas 3 laporan yaitu:
1. Regmal 1, yaitu laporan individu dari regmal 1
2. Rekap, yaitu laporan rekap bulanan dan tahunan secara agregat
3. Logistik, laporan stok logistik

37
C. INPUT DATA KABUPATEN
Kabupaten/kota menginput data logistik dan data mikroskopis, sebagai berikut:
1. Logistik
Kabupaten/kota menginput data logistik berupa stok logistik malaria yang ada di
kabupaten (di Gudang Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau Instalasi Farmasi
Kabupaten/Kota). Data logistik diinput setiap bulan, berikut langkah-langkah
menginput data logistik tingkat kabupaten/Kota
a. Pilih menu INPUT KAB/KOTA, lalu pilih submenu LOGISTIK
b. Nama provinsi dan kabupaten/kota akan terisi otomatis
c. Pilih tahun laporan
d. Pilih bulan laporan
e. Pilih jenis logistik yang akan dilaporkan, terdapat 19 jenis yaitu:
1. DHP
2. Primaquin
3. Artesunat injeksi
4. Artemeter injeksi
5. Kina tablet
6. Kina injeksi
7. RDT
8. Giemsa
9. Emerson Oil
10. Blood Slide
11. Blood lancet
12. Mikroskop binokuler
13. LLINs
14. Spray can
15. Mist blower
16. Insektisida (Kg), insektisida bentuk bubuk atau granule
17. Insektisida Lt, insektisida bentuk cair
18. Larvasida (Kg), larvasida bentuk bubuk atau granule

38
19. Larvasida (Lt), larvasida bentuk cair
f. Pilih jumlah stok yang ada
No Jenis Logistik Satuan
1 DHP Butir
2 Primaquin Butir
3 Artesunat injeksi Ampul
4 Artemeter injeksi Ampul
5 Kina tablet Butir
6 Kina injeksi Ampul
7 RDT Tes
8 Giemsa Cc
9 Emerson Oil Cc
10 Blood Slide Pcs
11 Blood lancet Pcs
12 Mikroskop binokuler Unit
13 LLINs Lembar
14 Spray can Unit
15 Mist blower Unit
16 Insektisida (Kg)
17 Insektisida (Lt)
18 Larvasida (Kg)
19 Larvasida (Lt)

39
g. Jika sudah diisi semua maka klik ‘SIMPAN”

2. Mikroskopis
Kabupaten/kota menginput data mikroskopis untuk setiap fasyankes yang ada,
pelaporan dilakukan setiap triwulan, berikut cara melakukan pelaoran data
tersebut:
a. Pilih tahun pelaporan
b. Pilih data triwulan ke-
c. Pilih nama kabupaten/kota
d. Pilih nama fasyankes yang akan dilaporkan
e. Pilih ketersediaan mikroskopis, pilihannya adalah tersedia atau tidak tersedia
f. Isi apakah fasyankes mengirimkan sediaan darah untuk uji silang atau tidak
g. Isi hasil uji silang yang meliputi:
1) Sensitivitas
2) Spesivitas
3) Akurasi spesies
h. Jika semua data sudah diisi maka klik simpan

40
D. LAPORAN DATA KABUPATEN
Laporan data kabupaten yang telah tersedia di web sismal meliputi:
1. Regmal 1
Regmal 1 berisi data data individu kasus positif malaria, tampilan laporan pada
regmal 1 dapat dilihat pada gambar dibawah.

41
2. Rekap
Laporan rekap merupakan laporan yang berisi data rekap bulanan dan tahunan,
tampilan data rekap dapat dilihat pada gambar dibawah

42
3. Data Harian
Data harian berisi laporan data malaria harian, sehingga dapat dijadikan acuan
untuk melaksanakan penyelidikan epidemiologi, tampilan data harian dapat dilihat
pada gambar dibawah ini.

4. Mikroskopis
Mikroskopis berisi laporan dari data mikroskopis yang telah diinput oleh
kabupaten/kota, berikut tampilan laporan mikroskopis.

43
5. Logistik
Logistik berisi laporan stok logistik dari data yang telah diinput oleh fasyankes
dan kabupaten/kota, berikut tampilan data logistik

E. INPUT DATA PROVINSI


Provinsi menginput data cross checker dan logistik, berikut langkah-langkah
menginput data tersebut:
1. Cross Checker
Data cros checker berisi data ketersediaaan, kompetensi serta data hasil panel
tes. Data diinput setiap tahun. Berikut langkah-langkah menginput data cross
checker
a. Buka menu input provinsi
b. Klik tombol tambah data crosschecker kab
c. Pilih tahun pelaporan
d. Pilih nama provinsi
e. Pilih nama kabupaten yang akan dilaporkan
f. Pilih ketersediaan petugas cross checker

44
g. Isi nama petugas cross checker
h. Pilih kompetensi cross checker
i. Isi hasil panel testing yang dilakukan oleh petugas cross checker yang
berupa data:
1) Sensitivitas
2) Spesivitas
3) Akurasi spesies
4) Klik simpan jika data telah diisi seluruhnya

2. Data Logistik
Cara menginput data logistik provinsi sama dengan input data kabupaten/kota.

F. LAPORAN DATA PROVINSI


Cara menampilkan data laporan provinsi sama dengan cara menampilkan data
laporan kabupaten/kota

45

Anda mungkin juga menyukai