Anda di halaman 1dari 4

PANDUAN PRAKTIK KLINIK

BAGIAN/SMF ILMU PENYAKIT DALAM


RSUD DR. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH
TAHUN 2019

8. HEPATITIS C KRONIK

NAMA Hepatitis C kronik B18.2


PENYAKIT
DEFINISI Suatu sindrom klinis dan patologis yang disebabkan oleh virus
hepatitis, ditandai oleh berbagai tingkat peradangan dan nekrosis
pada hati, dimana penanda virus hepatitis positif pada 2 kali
pemeriksaan berjarak 2 - 6 bulan.
ANAMNESIS  Umumnya tanpa keluhan, tetapi dapat juga berupa fatigue,
malaise, anoreksia.
 Faktor risiko: penggunaan narkoba suntik, menerima transfusi
darah, tingkat ekonomi rendah, perilaku seksual risiko tinggi,
tingkat edukasi rendah, menjalani tindakan invasif, menjalani
hemodialisis, tertusuk jarum suntik atau terkena cairan tubuh
pasien berisiko
PEMERIKSAAN  Dapat ditemukan hepatomegali, demam subfebris dan ikterus
FISIK  Bila telah terjadi komplikasi, dapat ditemukan : asites,
ensefalopati dan hipersplenisme
 Manifestasi ekstrahepatik : cryoglobulinemia, porfiria
kutanea tarda, glomerulonefritis membrano proliferatif, dan
sialoadenitis limfositik
PEMERIKSAAN  Seromarker hepatitis (Anti HCV)
PENUNJANG  Jumlah virus: HCV RNA kuantitatifdan genotype
 Enzim hati: SGOT dan SGPT tiap 1-3 bulan dan USG
abdomen serta AFT per 6 bulan
 USG hati
 Biopsi hati
 Alfa feto protein (AFP), PIVKA-II (Prothrombine Induced by
Vitamin K Absence).
 Monitoring tahunan untuk deteksi dini kanker hati dan
progresivitas penyakit

1
PANDUAN PRAKTIK KLINIK
BAGIAN/SMF ILMU PENYAKIT DALAM
RSUD DR. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH
TAHUN 2019

KRITERIA  Hepatitis C kronik: anti HCV positif dan HCV RNA


DIAGNOSIS terdeteksi dalam 2 kali pemeriksaan berjarak 6 bulan
 USG hati: gambaran penyakit hati kronis (inhomogen
echostructure, permukaan mulai iregular, vena hepatik mulai
kabur/terputus-putus), sirosis (parmukaan hati yang iregular,
parenkim noduler, hati mengecil, dapat disertai pembesaran
limpa, pelebaran vena porta), atau adanya karsinoma
hepatoselular.
DIAGNOSA Hepatitis C kronik
KERJA
DIAGNOSIS Perlemakan hati
BANDING
TERAPI  Pada infeksi hepatitis C kronis genotip 1:
o Terapi dengan pegyiated interferon (peg-IFN) dan
ribavirin selama 1 tahun - 72 minggu. Peg-IFNα-2a 180 g
seminggu sekali atau peg-IFNα.-2b 1,5 mg/kg BB. Bila
menggunakan Peg-IFNot-2a. Dosis ribavirin 1000 mg
(BB 75 kg) dan 1200 mg (BB >75mg), bila menggunakan
peg l FNα.-2b dosis ribavirin 1 1 5 mg/kg BB, ribavirin
diberikan dalam 2 dosis terbagi. jika respon virologis
cepat (serum HCV RNA tidak terdeteksi (<50 IU/ml)
dalam 4 minggu), maka terapi dapat distop setelah 24
minggu, bila HCP RNA < 4 x 105 IU/ml. jika respon
virologis dini [serum HCV RNA tidak terdeteksi(< 50
IU/ml) atau terjadi penurunan 2 log serum HCV RNA
dari level awal setelah 12 minggu), terapi dilaniutkan
sampai 1 tahun.
o Terapi di stop jika pasien tidak mencapai respon virologis
dini dalam waktu 12 minggu Pada infeksi hepatitis C
kronik genotip 2 dan 3: Interferon konvensional dan
ribavirin atau peg-IFN-dengan ribavirin selama 24

2
PANDUAN PRAKTIK KLINIK
BAGIAN/SMF ILMU PENYAKIT DALAM
RSUD DR. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH
TAHUN 2019

minggu. Dosis Interferon/Feg IFN sama dengan geotipe


1, hanya dosis ribavirin 800 mg sehari dalam 2 dosis
terbagi.
o Pada infeksi hepatitis c kronik genotip 4-, berikan terapi
peg-IFN + ribavirin selama 48 minggu, dosis Peg IFN
dan ribavirin sama dengan geotipe
 Bagi pasien yang memiliki kontra indikasi penggunaan
interferon atau tidak berhasil dengan terapi interferon maka
berikan terapi ajuvan:
o Phlebotomi
o Urcedeoxychoiic acid (UDCA) 600mg/hari
o Giycyrrhizin
o Medikasi herbal: silymarin atau silibinin
 Antiviral terbaru untuk terapi hepatitis C kronik (terutama
genotip 1) adalah:
o Teleprevir, dikombinasikan dengan peg-IFN + Ribavirin.
o Boceprevir, dikombinasikan dengan peg-IFN + Ribavirin
o Direct Acting Antiviral (DAA), lain seperti: sofosbuvir,
ledipasvir dll, antiviral (DAA) dapat diberikan pada
pasien yang kontraindikasi pada interveron atau gejala
pengobatan dengan interveron tersebut.
EDUKASI  Menjelaskan kepada pasien tentang penyakitnya dan
rencana tatalaksana
 Monitoring tahunan untuk Menilai progresivitas penyakit
PROGNOSIS Rata-rata per tahun terjadinya karsinoma hepatoselular pada
pasien sirosis dengan infeksi hepatitis C adalah 1-4%, muncul
setelah 30 tahun infeksi virus hepatitis C.
PENELAAH 1. Dr. dr. Fauzi Yusuf, SpPD-KGEH, FACG, FINASIM
KRITIS 2. dr. Azzaki Abubakar, SpPD-KGEH, FINASIM
3. dr. Desi Maghfirah. M, SpPD
DAFTAR 1. Gunawan. Stephanus. Soemahardio. Soewignjo. Hepatitis B Kronik.
Dalam :Sudoyo A, SetiyohadiB. Alwi I, Simadibrata M. Setiati S.

3
PANDUAN PRAKTIK KLINIK
BAGIAN/SMF ILMU PENYAKIT DALAM
RSUD DR. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH
TAHUN 2019

RUJUKAN editors. Buku ajar ilmu penyakit dalam. 5'" ed. Jakarta:
Pusatlnforrnasi dan Penerbitan Bagian llmu Penyakit Dalam FKUI.
20092653-661.
2. Chronic Viral Hepatitis. Dalam : Fauci A. Kasper D. Longo D.
Braunwald E. Hauser S. Jameson J.Loscalzo J. editors. Harrison's
principles oi internal medicine. 18"‘ ed. United States of
America:The McGraw-Hill Companies. 2012: 291 I - 39
3. Liaw YF. Leung N. Kao .iH. et al. Asian-Pacific consensus statement
on the management of chronichepatitis B: a 2008 update. Hepalol Int
2008. Available at:http:/lvvww.springerlink.com/content) Accessed
July 27. 2008.
4. Liver and Biliary tract. Dalam : McPhee. Stephen J. Papadakis,
Maxine A. Current MedicalDiagnosis and Treatment. The McGraw
Hills Companies. 201 l.
5. Asian Pacific Association for the Study of the Liver consensus
statements on the diagnosis.management and treatment of hepatitis C
virus infection. Diunduh dari :
http:/lonlinelibrary.wiley.com746.2007.04883.x/pdfpadatanggal30
mei 2012.
6.Amarapurkar. D. Et all. APASL guidelines on the management
chronic hepatitis B. Feb I 6-i 9. 2012

Anda mungkin juga menyukai