Anda di halaman 1dari 29

METODE PELAKSANAAN

Pekerjaan : Pembangunan Pagar dan Halaman Kantor Mahkamah Syar’iyah Sabang


Lokasi : Sabang
Tahun : 2016

A. PENDAHULUAN

Pekerjaan Pembangunan Pagar dan Halaman Kantor Mahkamah Syar’iyah Sabang


adalah pembangunan Pembangunan Sarana Prasarana Lingkungan Gedung Kantor
yang berasal dari sumber dana DIPA Mahkamah Syar’iyah Sabang Tahun Anggaran
2016. Pekerjaan Pembangunan Pagar dan Halaman Kantor Mahkamah Syar’iyah
Sabang berlokasi di Kota Sabang.

Berdasarkan dokumen lelang, masa pelaksanaan Pekerjaan Pembangunan Pagar


dan Halaman Kantor Mahkamah Syar’iyah Sabang ini adalah selama 120 (seratus
dua puluh) hari kalender. Untuk itu akan dibuat rencana pelaksanaan dalam rentang
waktu tersebut dan akan dituangkan dalam time schedule dibuat sesuai dengan
lingkup pekerjaan. Uraian pekerjaan Pembangunan Pagar dan Halaman Kantor
Mahkamah Syar’iyah Sabang:

I. Pekerjaan Persiapan
II. Pekerjaan Pagar
Pagar Tipe A
a. Pekerjaan Tanah
b. Pekerjaan Beton Bertulang
c. Pekerjaan Pasangan
d. Pekerjaan Pengecatan
Pagar Tipe B
a. Pekerjaan Tanah
b. Pekerjaan Beton Bertulang
c. Pekerjaan Pasangan
d. Pekerjaan Pengecatan

III. Pekerjaan Landscape


a. Pekerjaan Ram dan Halaman Kantor
b. Pekerjaan Pasangan
c. Pekerjaan Paving Block
d. Pekerjaan Lain-lain

IV. Pekerjaan Dalam Gedung


B. RENCANA PELAKSANAAN

Pekerjaan Pembangunan Pagar dan Halaman Kantor Mahkamah Syar’iyah Sabang


digolongkan dalam kelompok-kelompok pekerjaan utama yang mengandung
beberapa sub pekerjaan yang sama dan mempunyai uraian pekerjaan yang sama
pula. Melihat kondisi situasi lokasi pekerjaan dari gambar, maka ada dua jenis
pekerjaan yang dapat dikerjakan secara paralel setelah pekerjaan persiapan yaitu
pembuatan pagar type A dan pagar type B. Sedangkan Pekerjaa Landscape
dilaksanakan setelah selesai pekerjaan pagar. Hal ini dimaksudkan agar pekerjaan
landscape dan pekerjaan pagar tidak saling menghambat satu sama lain. Secara
umum pelaksanaan konstruksi ini dapat digambarkan sebagai berikut:

PEKERJAAN
PERSIAPAN PAGAR TYPE A LANDSCAPE

PAGAR TYPE B PEKERJAAN DALAM


GEDUNG

t e n g g a n g w a k t u p e l a k s a n a a n p e k e r j a a n

Ilustrasi urutan pelaksanaan pekerjaan

Urut-urutan dan tatacara pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan pokok yang terdapat


dalam masing-masing pekerjaan utama tersebut akan dijelaskan secara detail dalam
pembahasan-pembahasan selanjutnya dalam metode pelaksanaan ini.

Setelah mendapat Surat Perintah Kerja, terlebih dahulu dilakukan koordinasi dan
kegiatan-kegiatan yang menunjang pelaksanaan antara lain:
a. Kegiatan pra-konstruksi, yaitu:
yaitu pertemuan antara direksi, pengawas dan pelaksana proyek Pre-
Construction Meeting (PCM), untuk menyepakati hal-hal yang berkaitan dengan
pelaksanaan proyek sesuai dengan aturan main yang telah ditetapkan dalam
kontrak kerja dan standar-standar.

b. Field engineering, yaitu:


Survei awal untuk menyesuaikan kondisi riil lokasi kerja yang datanya akan
menjadi pendukung untuk dijadikan mutual check nol dan penyiapan shop
drawing.

c. Mobilisasi personil inti, tenaga kerja, peralatan dan material untuk tahap awal
pekerjaan persiapan.
C. METODE PELAKSANAAN

Uraian metode pelaksanaan ini disusun berdasarkan urutan pada susunan rancana
anggaran biaya seperti yang terdapat pada dokumen lelang, namun urutan semua
pekerjaan akan mengikuti Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan seperti pada lampiran
dokumen lelang dan tahapan pelaksanaannya akan disebutkan pada setiap
penjelasan tatacara pelaksanaan dalam pembahasan selanjutnya.

Setelah selesai tahapan kegiatan pendahuluan/kegiatan pra-konstruksi, maka akan


masuk dalam tahapan pekerjaan pokok konstruksi.

I. PEKERJAAN PERSIAPAN

Pekerjaan Persiapan adalah awal pekerjaan konstruksi. Pekerjaan persiapan


harus kerjakan untuk menunjang pekerjaan pokok. Uraian lingkup pekerjaan
persiapan adalah:
1. Pengukuran dan pembersihan lapangan
2. Pasangan Bouwplank
3. Sewa Gudang dan Barak Kerja
4. Administrasi dan Dokumentasi
5. Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Secara umum, uraian pelaksanaan pekerjaan persiapan adalah sebagai berikut:


1. Pengukuran dan pembersihan lapangan
Pekerjaan pengukuran dan leveling lapangan (Uitzet) merupakan jenis
pekerjaan yang digunakan untuk mewujudkan denah bentuk bangunan
menjadi suatu bangunan pada tanah lokasi yang telah disediakan
a. Di dalam pekerjaan membersihkan lokasi kerja dari sampah yang akan
menghambat jalannya pekerjaan selalu dilakukan pada awal pekerjaan.
b. Memindahkan benda yang akan menghambat proses pekerjaan.
c. Mengidentifikasikan acuan/bench mark (BM) sebagai level pembuatan
bangunan.
d. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat
– alat water pass / theodolith. Setelah pekerjaan pangukuran (survey)
lokasi proyek selesai, keterangan titik ketinggian peil dan sudut - sudut
fisik bangunan sudah didapatkan maka pekerjaan selanjutnya
adalah Pemasangan Bouwplank, Bouwplank sendiri merupakan patok kayu
sementara yang berfungsi untuk menentukan titik As bangunan yang akan
dibangun.
e. Memasang patok pada koordinat-koordinat yang ditentukan.
f. Menentukan level bangunan berdasarkan acuan/patok BM dengan alat
bantu yang disepakati dan menandakan hasil pengukurannya pada patok
yang telah terpasang.

2. Pasangan Bouwplank
Bouwplank adalah alat bantu untuk membuat sudut (90°) dan
ketinggian/elevasi lantai. Bouwplank dibuat dari papan dan kayu balok.
Pemasangan bouwplank dilakukan pada jarak 1 m di luar denah yang akan
dibuat, tujuannya agar bouwplank tidak terbongkar saat penggalian pondasi.
Pemasangan bowplank dikerjakan setelah pekerjaan pengukuran dengan baik
menggunakan pesawat theodolith maupun metode penyikuan secara manual.
Pengukuran ini sangat penting karena merupakan dasar dari pembangunan
proyek, posisi bangunan pagar baik arah horizontal maupun vertical. Peil
bangunan umumnya diambil dari as jalan atau peil banjir yang telah ada,
dan menjadi acuan selanjutnya dalam melaksanakan pekerjaan. Setelah
pekerjaan pengukuran dilanjutkan dengan pekerjaan pasang bouwplank.
Bouwplank dibongkar setelah pekerjaan pondasi selesai dilaksanakan.
Adapun Syarat-syarat memasang bouwplank adalah sebagai berikut:
a. Kedudukannya harus kuat dan tidak mudah goyah.
b. Berjarak cukup dari rencana galian, diusahakan bouwplank tidak goyang
akibat pelaksanaan galian tanah.
c. Terdapat titik atau dibuat tanda-tanda.
d. Sisi atas bouwplank harus terletak satu bidang (horizontal) dengan papan
bouwplank lainnya.
e. Letak kedudukan bouwplank harus seragam (menghadap kedalam
bangunan semua).
f. Garis benang bouwplank merupakan as (garis tengah) daripada pondasi
dan dinding batu bata.

3. Sewa Gudang dan Barak Kerja


Dalam proyek pembangunan pagar ini disyaratkan untuk menyewa gudang
dan pengadaan barak kerja. Tahapan pekerjaan sewa gudang adalah pada
saat awal dimulainya pekerjaan. Gudang nantinya juga akan difungsikan
sebagai kantor lapangan yang antara lain fungsinya adalah:
a. Membuat laporan, mempelajari gambar, membuat gambar kerja dan
semua administrasi proyek.
b. Penempatan alat komunikasi, sehingga hubungan/komunikasi antara
pemilik, pengawas dan kontraktor dapat berjalan dengan baik.
c. Menyimpan peralatan kerja khusus yang mudah hilang.
d. Menyimpan bahan bangunan yang khusus.

Apabila opsi untuk menyewa tidak memungkinkan, misalnya tidak tersedia


bangunan yang cocok untuk disewa disekitar lokasi pekerjaan, maka akan
dikoordinasikan dengan direksi untuk mengambil alternatif lain seperti dibuat
bangunan dari kayu dan multipleks dalam lokasi pekerjaan untuk keperluan
itu. Bahan untuk bangunan tersebut di atas menggunakan rangka kayu kaso,
penutup dindingnya dari multiplek 9 mm dan penutup atap menggunakan
seng gelombang, lantai dengan discreeding. Bangunan tersebut di atas juga
mencakup bangunan gudang untuk menyimpan alat kerja dan material yang
rentan terhadap cuaca dan yang mudah hilang seperti : bor listrik, gerinda
listrik, vibrator, semen, keramik, cat, kabel, alat sanitair dan lainnya.
Bangunan gudang menggunakan rangka kayu kaso, penutup dinding dari
multiplek 9 mm dan penutup atap menggunakan seng gelombang, lantai
dengan discreeding. Bangunan tersebut di atas didirikan pada area yang tidak
mengganggu proses berlangsungnya pelaksanaan pekerjaan.
Selain bangunan tersebut di atas, juga diperlukan fasilitas akomodasi bagi
tenaga kerja supaya tercapai efisiensi dari segi waktu perlu dibuatkan sarana
pemondokan atau barak. Perhitungan dengan kuantitas yang akan
berlangsung di lokasi pekerjaan diperlukan barak pekerja dengan ukuran
minimum 4 mx 10 m untuk kapasitas maksimum 15 - 20 personel/tenaga.
Barak kerja akan dibuat berbentuk bangunan kayu dan tripleks 9 mm, lantai
perkerasan rabat beton dan atap seng gelombang. Bangunan akan dibuat
kokoh sehingga kuat menampung beban dan angin serta lantai untuk istirahat
para pekerja dibuat lebih tinggi untuk menghindari genangan air.
4. Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah kegiatan yang terkait dengan
kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan pekerja yang bekerja di lokasi
proyek. Tujuan K3 adalah untuk memelihara kesehatan dan keselamatan
lingkungan kerja. Kesehatan dan keselamatan kerja cukup penting bagi
moral, legalitas, dan finansial. Konstruksi adalah salah satu pekerjaan yang
paling berbahaya di dunia, menghasilkan tingkat kematian yang paling
banyak di antara sektor lainnya. Praktek K3 (keselamatan kesehatan kerja)
meliputi pencegahan, pemberian sanksi, dan kompensasi, juga penyembuhan
luka dan perawatan untuk pekerja dan menyediakan perawatan
kesehatan dan cuti sakit. Peralatan kerja seperti mesin dan juga bahan-bahan
untuk kebutuhan konstruksi dari logam dan bahan kimia bisa membahayakan
pekerja. Banyak permesinan yang melibatkan pemindahan komponen dengan
kecepatan tinggi, memiliki ujung yang tajam, permukaan yang panas, dan
bahaya lainnya yang berpotensi meremukkan, membakar, memotong,
menusuk dan memberikan benturan dan melukai pekerja jika tidak digunakan
dengan aman. Tindakan khusus untuk mewujudkan kesehatan dan
keselamatan kerja dalam proyek ini dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
1) Pengadaan bahan-bahan medis dan obat-obatan untuk pertolongan
pertama jika terjadi kecelakaan.
2) Pengadaan peralatan safety seperti helm, sarung tangan, sepatu boot,
kacamata dan masker. Jumlahnya akan disesuaikan untuk masing-
masing item pekerjaan
3) Untuk pekerjaan pada ketinggian seperti plesteran dan acian, relief dan
pengecatan akan diadakan scafolding.
4) Penempatan lokasi workshop untuk perakitan besi dan bekisting pada
lokasi yang terlindungi dan tidak membahayakan kagiatan lain. Karena
pada workshop terdapat penggunaan peralatan kerja terutama mesin
dapat menyebabkan Kebisingan yang dapat memberikan bahaya
tersendiri yang mampu mengakibatkan hilangnya pendengaran. Pada
proses kerja di workshop juga akan terjadi temperatur ekstrim, misalnya
pada pekerjaan pengelasan yang yang menimbulkan efek Kejutan
listrik memberikan risiko bahaya seperti tersengat listrik, luka bakar, dan
jatuh dari fasilitas instalasi listrik.
5) Mengatur lokasi penyimpanan/gudang untuk bahan/material yang
berbahaya terpisah dari bahan/material biasa.
6) Mengatur lokasi parkir kendaraan terpisah dari lokasi penyimpanan
material dan workshop.
7) Memberikan pengarahan kepada pekerja untuk menjalankan prosedur
keselamatan kerja pada setiap jenis pekerjaan untuk menghindari
terjadinya kecelakaan kerja.
8) Menyediakan rambu-rambu dan papan-papan peringatan keselamatan
kerja dalam lokasi proyek.

5. Administrasi dan Dokumentasi


Pekerjaan administrasi, pelaporan dan dokumentasi akan dikoordinir oleh staf
administrasi dan dokumentasi. Selain mengerjakan pekerjaan administrasi
pokok, staf administrasi dan keuangan juga akan mengidentifikasi kebutuhan
tempat tinggal, kebutuhan kendaraan dan sebagianya. Perlengkapan
pemeliharaan pekerjaan di sediakan secukupnya dan dokumen –dokumen,
administrasi proyek dan lain-lain yang berhubungan dengan pekerjaan.
Mobilisasi peralatan yaitu biaya untuk mendatangkan dan/atau memasang
peralatan ke lokasi pekerjaan dimana jenis peralatan disesuaikan dengan
kebutuhan volume pekerjaan dan jangka waktu pelaksanaan. Pekerjaan
administrasi dan dokumentasi proyek mencakup:
a. Pengurusan administrasi proyek, Pekerjaan ini mencakup:
- Back up data mutual check nol (MC-0) dan shop drawing
- Back up data mutual check final dan as built drawing
- Pengurusan dan biaya kontrak
- Biaya administrasi harian seperti pembuatan requst, pengadaan
whiteboard dan perlengkapan, dan pengadaan dokumen-dokumen
yang harus dipublikasikan di direksi keet.
- Pengurusan termyn

b. Dokumentasi dan pelaporan proyek, Pekerjaan ini mencakup:


- Pembuatan laporan harian, berkoordinasi dengan site manager
- Pembuatan laporan mingguan, berkoordinasi dengan site manager
- Pembuatan laporan bulanan, berkoordinasi dengan site manager
- Dokumentasi proyek, akan ditangani oleh pelaksana lapangan. Tiap
jenis pekerjaan akan di dokumentasikan sebagai dokumentasi proyek
yang akan digunakan dan diminta oleh direksi proyek.Dokumentasi
proyek dimulai dari kondisi nol (0%), proses pelaksanaan dan kondisi
selesai (100%). Foto dokumentasi akan dilampirkan pada masing-
masing laporan sebagai pembuktian atas pekerjaan masing-masing.
II. PEKERJAAN PAGAR

Setelah pekerjaan persiapan, dilanjutkan dengan pekerjaan pagar. Terdapat 2


type pagar dalam ruang lingkup pekerjaan Pembangunan Pagar dan Halaman
Kantor Mahkamah Syar’iyah Sabang yaitu pagar type A dan type B yang tatacara
pelaksanaannya identik dan waktu pelaksanaan yang paralel.

2.1. PAGAR TIPE A

Uraian pekerjaan Pagar Type A adalah sebagai berikut:

a. Pekerjaan Tanah
1. Galian Tanah
2. Urugan Pasir
3. Aanstamping
4. Pondasi Batu Gunung
5. Anchor Stik dia. 8 mm – 1000 mm
6. Urugan Tanah Kembali

b. Pekerjaan Beton Bertulang


1. Beton Bertulang Pondasi Tapak
2. Beton Bertulang Kolom Pedestal
3. Beton Bertulang Sloof
4. Beton Bertulang Kolom

c. Pekerjaan Pasangan
1. Pasangan dinding Bata 1:2
2. Plesteran Dinding Bata 1:2
3. Aci Halus Kolom
4. Pengadaan dan Pemasangan Pagar Hollow
5. Pengadaan dan Pemasangan relief GRC
6. Relief Dinding Pagar
7. Relief Kolom Pagar

d. Pekerjaan Pengecatan
Pengecatan Dinding dan Kolom

Urutan pekerjaan, setelah pekerjaan pengukuran dan pemasangan


bouwplank digambarkan urutan pekerjaan yang membentuk hierarki
/lintasan kritis dari masing-masing item pekerjaan pagar, yaitu:
1) Pekerjaan galian tanah untuk pondasi tapak dan pondasi batu gunung.
2) Pekerjaan pondasi tapak (poor) dan kolom pedestal (struktur pondasi
tapak dan kolom pedestal adalah satu kesatuan).
3) Pekerjaan pondasi batu gunung
4) Pekerjaan beton bertulang sloof.
5) Pekerjaan beton bertulang kolom.
6) Pekerjaan pasangan bata dan plesteran.
7) Pekerjaan acian halus kolom.
8) Pasangan relief kolom dan dinding
9) Pengadaan dan pemasangan relief GRC
10) Pengadaan dan pemasangan pagar hollow
11) Pekerjaan Pengecatan.
Masing-masing komponen pekerjaan yang telah diurutkan di atas
mempunyai penjelasan metode pelaksanaan yang spesifik. Secara umum,
berikut ini akan dijelaskan metode pelaksanaan dari masing-masing
pekerjaan di atas.

1) Pekerjaan Galian tanah


Pekerjaan galian tanah untuk pondasi dan galian tanah untuk pondasi
batu gunung ukurannya berbeda tetapi tahapan dan tatacara
pelaksanaan galiannya sama. Galian tanah dikerjakan tepat setelah
pemasangan bouwplank.
 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan struktur
beton tiap bagian.
 Pekerjaan persiapan galian yaitu mempelajari shop drawing untuk
mengetahui posisi dan dimensi galian baik untuk pondasi tapak
maupun pondasi batu gunung.
 Jika sebelumnya bouwplank dipasang untuk keseluruhan bangunan,
maka perlu dipasang bouwplank tambahan untuk galian pondasi
tapak agar dimensi galiannya sesuai dengan tetap mengacu pada
bouwplank induk.
 Menyiapkan tenaga penggali dan peralatan gali seperti cangkul,
sekop, cangkul burung, pangki dan lain-lain.
 Penggalian tanah untuk pondasi setempat dilakukan secara hati-hati
serta harus mengetahui ukuran panjang, lebar dan kedalaman
pondasi.
 Lebar dasar galian tanah pondasi hendaknya dibuat lebih lebar dari
ukuran pondasi agar tukang lebih leluasa bekerjanya atau
disesuaikan dengan ukuran lebar pondasi sesuai dengan gambar
kerja. Semua galian tanah harus ditempatkan diluar dan agak jauh
dari pekerjaan penggalian agar tidak mengganggu pekerjaan.
Seluruh pekerjaan tanah dan pondasi ini harus sesuai dengan volume
pekerjaan, gambar kerja dan RKS.
 Tanah hasil galian ditempatkan di sekitar galian pada tempat yang
tidak akan mengganggu pekerjaan lain, karena tanah tersebut akan
dipakai untuk timbunan kembali

2) Pekerjaan Beton Bertulang


a. Komponen Bertulang terdiri dari Pondasi Tapak dan Kolom Pedestal,
Sloof dan kolom pagar.
b. Struktur Pondasi tapak dan kolom pedestal merupakan satu-
kesatuan. Konstruksi tulangan dari kedua struktur ini juga satu
kesatuan.
c. Tahapan pelaksanaan:

Pekerjaan Pekerjaan
Jenis Pekerjaan
Sebelumnya Sesudahnya
- Pondasi Tapak Pondasi Pasangan Batu
Galian
- Kolom Pedestal Gunung
Pondasi Pasangan Batu
- Sloof Kolom
Gunung
- Kolom Sloof Pekerjaan Pasangan
d. Persiapan
 Approval material yang akan digunakan.
 Persiapan dan penyesuaian lahan kerja lahan kerja.
 Persiapan material kerja, antara lain : pasir beton, kerikil beton,
besi beton, kawat beton, semen PC, pasir, multiplek 9 mm, paku,
minyak bekesting, balok kayu, kayu lat, papan kayu dan lain-lain.
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : concrete mixer (molen),
vibrator, meteran, gergaji, bar bender, schafolding, raskam,
benang, selang air, timba cor, kereta sorong dan lain-lain

e. Fabrikasi dan instalasi besi tulangan


 Pelaksanaan fabrikasi besi tulangan memerlukan tempat yang
cukup luas untuk menaruh, memotong besi beton dan
membengkoknya sehingga sesuai dengan gambar yang telah
disetujui.
 Membuat cutting plan sesuai dengan kebutuhan yang dibutuhkan
oleh gambar rencana.
 Besi beton yang dipakai untuk proyek ini mutu dan diameter
(spesifikasi) disesuaikan dengan gambar kerja dan RKS.
 Potong dan bentuk besi beton dengan ukuran sesuai gambar kerja
yang sudah dituangkan dalam cutting plan.
 Merangkai besi beton dan mengikat dengan kawat beton.
 Besi beton yang telah difabrikasi diberi tanda sesuai dengan
penempatannya, supaya tidak membingungkan/membuang waktu
untuk saat akan dipasang.
 Tulangan pondasi yang sudah dibentuk untuk pondasi tapak
ditempatkan pada lubang galian setelah diberikan pasir urug 5 cm.
 Tulangan sloof yang sudah dirakit dipasang di atas pondasi batu
gunung yang telah selesai dikerjakan dan sebelumnya dipasang
angchor/stick.
 Tulangan kolom dipasang pada stick yang disediakan pada
pekerjaan kolom pedestal.
 Instalasi tulangan kolom bersama bekisting harus tegak lurus.
 Penyetelan tegak lurus pada sisi-sisi bekisting kolom dengan
waterpass tangan dan unting-unting.
 Posisi penempatan tulangan yang horizontal harus tepat dan lurus
pada as rencana penempatan kolom dan as pasangan bata serta
lurus merata secara vertikal.
 Tulangan pondasi tapak tidak boleh bersentuhan langsung pasir
urug/dasar galian, tetapi diberikan beton dacking setebal 5 – 7
cm.
 Tulangan kolom dipasang tegak lurus mengikuti bekisting dan
diberikan beton dacking agar seluruh tulangan terselimuti.

f. Fabrikasi dan instalasi bekisting


 Fabrikasi bekesting dikerjakan di lokasi proyek untuk
memudahkan pengukuran dan mempercepat pelaksanaannya,
karena angkutan bekesting menjadi dekat.
 Fabrikasi bekesting untuk struktur beton diatas permukaan tanah
seperti: kolom, balok, plat lantai dan tangga menggunakan bahan
dari multiplek 9 mm dan perkuatan menggunakan balok kayu dan
alat perancah schafolding, langkah kerja adalah sebagai berikut:
1. Multiplek dipotong sesuai dengan bentuk dan ukuran dalam
gambar kerja.
2. Pasang dan rangkai potongan multiplek pada area struktur
yang akan dicor dengan perkuatan kayu balok 5/5 cm sebagai
tulangan, kayu support dan schaffolding.
3. Sebelum pengecoran, bekesting harus benar-benar diperiksa
kembali jangan sampai ada celah yang berakibat kebocoran.
Pasangan bekesting harus rapih, siku dan lurus sehingga hasil
pengecoran beton dapat menghasilkan bidang yang
flat/maksimal.
4. Sebelum pengecoran, bagian dalam bekisting diberi minyak
bekisting.
 Untuk kolom pedestal, dibuatkan sepatu kolom dengan besi beton
atau besi plat siku untuk menjaga agar kolom tetap tegak lurus
dan siku.
 Setting (pasang) besi tulangan yang telah difabrikasi ke dalam
bekesting.
 Pasang beton dacking dan cakar ayam secara merata dan sesuai
kebutuhan.
 Memeriksa kembali elevasi dan kerataan pemasangan bekesting.

g. Pengecoran beton
 Untuk pondasi tapak, sebelum pengecoran pada galian tanah
diberikan pasir urug setebal 5 cm.
 Pada tahapan pekerjaan pondasi dan pedestal, pondasi tapak dicor
lebih dulu, kolom pedestal dilanjutkan pengecorannya setelah
pondasi tapak mengeras.
 Sebelum melakukan pengecoran beton terlebih dahulu kontraktor
membuat Job Mix Formula untuk menentukan komposisi
campuran yang diperlukan sehingga didapatkan mutu beton yang
sesuai dengan yang diharapkan. Job Mix Formula yang telah
dibuat kontraktor diserahkan kepada direksi maupun pengawas
lapangan untuk disetujui. Untuk keperluan pengecoran pondasi
tapak dan kolom pedestal Pada proyek ini menggunakan beton
mutu K-200.
 Pengecoran beton dimulai setelah konsultan/direksi menyetujui
untuk pengecoran beton yang dinyatakan dalam permohonan
pelaksanaan kerja.
 Sebelum dilakukan pengecoran, diperiksa kembali kekuatan acuan
yang sudah dipasang /difabrikasi, semua ukuran dan perkuatan
acuan diperiksa benar dan disahkan oleh konsultan/direksi untuk
pekerjaan selanjutnya.
 Membersihkan seluruh permukaan dan lokasi pengecoran dari
kotoran dan sampah.
 Beton yang diaduk dengan molen (concrete mixer) dituangkan ke
dalam area pengecoran, pada saat pengecoran adukan beton
diratakan dan dipadatkan dengan vibrator sehingga beton dapat
padat dan mecapai sela-sela ruang pembesian.
 Seluruh area pengecoran akan disiapkan sepenuhnya sehingga
tidak terdapat penyambungan pengecoran.
h. Curring Beton
Metoda yang mudah digunakan untuk curing/perawatan beton dalam
hal ini adalah penyiraman langsung dengan air bersih secara rutin.

i. Urugan tanah kembali


Setelah selesai masa pemeliharaan beton dan bekistingnya telah
dibongkar, maka akan dilakukan pengurugan kembali tanah bekas
galian pada area pondasi tapak.

3) Pondasi Batu Gunung dan Angchor Stick dia.8 mm – 1000 mm


Tahapan pekerjaan pasangan pondasi batu gunung adalah setelah
selesainya pekerjaan kolom pedestal dan betonnya mengeras. Hal ini
bertujuan agar tidak terganggunya struktur kolom pedestal yang
merupakan kunci terbentuknya pagar yang simetris dan akan
memudahkan dalam membuat pedoman/patok acuan untuk pekerjaan
pemasangan pondasi batu gunung. Langkah-langkah pembuatannya
adalah sebagai berikut:
a. Pekerjaan persiapan
 Persiapan awal adalah pengukuran dan pemasangan bouwplank
seperti yang telah dijelaskan di atas.
 Berdasarkan hasil dari field engineering maka akan diadakan
Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan
pasangan batu kali. Dalam hal ini level/ketinggian untuk semua
pekerjaan telah ditentukan, termasuk level pemasangan batu
gunung. Level tersebut ditandakan pada sebuah patok permanen
untuk digunakan kembali pada saat pekerjaan dilaksanakan.
 Mengadakan contoh material yang akan digunakan sesuai dengan
spesifikasi teknis dan mengajukan approval material kepada
direksi.
 Mempersiapkan kembali lahan yang sudah digali bersamaan
dengan galian pondasi tapak (dirapikan kembali).
 Persiapan material kerja, antara lain : batu gunung atau batu kali,
semen PC, pasir pasang, air, dan lain-lain.
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain: meteran, benang, selang
air, dan lain-lain.

b. Setelah pekerjaan persiapan selesai, maka tahap selanjutnya adalah


Pelaksanaan pekerjaan pasangan batu kali, dengan mengikuti
langkah pekerjaan sebagai berikut :
 Merapikan kembali galian tanah untuk pasangan batu gunung.
 Memastikan galian tanah untuk pasangan batu kali, ukuran lebar
dan kedalaman sudah sesuai rencana.
 Memasang patok kayu dan benang sebagai acuan leveling
pasangan batu gunung.
 Membuat adukan dari semen dan pasir ikat untuk mengikat
pasangan pondasi batu kali dengan campuran 1 : 4.
 Diberikan urugan pasir dengan tebal padat 5 cm dan dipadatkan.
 Selanjutnya di atas urugan pasir, dibuat pasangan batu kosong
(aanstamping). Pada pasangan batu kosong dipergunakan pecahan
batu gunung yang berukuran kecil, sehingga memudahkan untuk
mendapatkan ketebalannya dan lebarnya disesuaikan dengan
ukuran dalam gambar rencana.
 Sebelum pemasangan, batu kali dibasahi dengan air telebih
dahulu.
 Pasang batu kali di atas pasangan batu aanstamping dengan
menggunakan adukan yang merata mengisi rongga-rongga antar
batu kali.
 Batu yang berukuran besar dan yang mempunyai permukaan rata
dipasang di bagian pinggir yang diikat dengan adukan, sedangkan
pecahan batu gunung yang berukuran kecil difungsikan sebagai
pengikat dan ditempatkan pada bagian dalam pasangan pondasi
sehingga pondasi akan terbentuk dengan rapi.
 Batu kali disusun sedemikian rupa sehingga pasangan batu kali
tidak mudah retak/patah dan berongga besar.
 Sebelum mengunci bagian atas pasangan batu dengan adukan dan
batu yang berukuran kecil, terlebih dahulu dipasang angchor/stick
 8 mm tiap 1 meter.
 Memeriksa kembali elevasi pekerjaan pasangan batu kali apakah
sudah sesuai rencana.
 Pekerjaan akhir adalah finish pasangan batu kali dengan plesteran
siar.
 Setelah pondasi selesai, Tahapan terakhir adalah pengurugan
kembali tanah bekas galian.
 Tanah hasil galian diurug ke dalam lubang galian yang masih
tersisa dan dipadatkan.

4) Pasangan Dinding Bata 1 : 2


Urutan pelaksanan pasangan dinding bata 1 : 2 pagar adalah setelah
membongkar bekisting sloof dan setelah selesai melakukan pekerjaan
pengecoran kolom.
 Langkah pertama adalah mempelajari shop drawing dan mengajukan
request pekerjaan kepada direksi.
 Mengadakan bahan dan material seperti batu bata, pasir ikat dan
semen PC.
 Membuat pengukuran kembali di atas sloof untuk memasang patok
dan benang acuan.
 Marking posisi pasangan bata setebal bata (dua garis).
 Buat marking pinjaman sejauh 50 cm dari posisi dinding bata dua sisi.
 Pasang batang profil kayu/besi untuk acuan pada kedua sisi pasangan
bata yang akan dipasang. Cek verticality kayu acuan dengan
pendulum (unting-unting).
 Pasang benang secara horizontal dari acuan ke acuan untuk setiap 2
lapis bata.
 Rendam bata dalam air.
 Aduk mortar (adukan) untuk pasangan bata dengan komposisi sesuai
spesifikasi teknis.
 Mortar awal berfungsi sebagai perataan permukaan.
 Memasang bata lapis pertama. Cek posisi pasangan terhadap marking,
jika sesuai dapat dilanjutkan ke tahap berikutnya sesuai benang acuan
sampai ketinggian 1 m. Tebal spesi diusahakan 1 ~ 1.5 cm
(tergantung gradasi pasir).
 Lanjutkan pemasangan setiap 1 m tinggi.
 Lakukan curing pasangan bata dengan disiram air setiap hari, guna
menjaga penyusutan yang berlebihan.
5) plesteran Dinding Bata 1 : 2
Adapun langkah langkah dalam pekerjaan pelesteran adalah sebagai
berikut:
 Mempelajari shop drawing dan mengajukan request pekerjaan kepada
direksi.
 Mempersiapkan material berupa pasir plester, semen PC dan air.
 Memastikan kembali kelurusan pasangan bata,
 Memasang kepalaan/profil pada sisi-sisi dinding. Biasanya profil
dipakai profil alumunium karena kuat, lurus dan mudah dipaku atau
kayu yang ketam dengan benar-benar lurus.
 Profil dipasang tegak benar-benar tegak lurus dibantu dengan unting-
unting dan dilengketkan pada sisi dinding yang akan diplester sekuat
mungkin.
 Siram permukaan bata sampai dengan jenuh permukaan.
 Adukan plesteran yang sudah dibuat dihamparkan ke dinding yang
akan diplester dan digosok dengan raskam (metode plester Aceh)
 Penggosokan dilakukann sedemikian rupa sehingga adukan semen
benar-benar lengket ke dinding secara merata dan permukaannya
halus.
 Pengecekan kelurusan plesteran dilakukan dengan memasang benang
pada profil kiri-kanan dinding.
 Lakukan pengecekan kembali setelah selesai plesteran.
 Sambil menunggu setting plesteran ± 7 hari, plesteran disiram 2x
sehari.

6) Acian halus kolom


Pekerjaan acian halus kolom identik dengan tatacara plesteran dinding
bata. Berikut ini akan diuraikan langkah langkah dalam pekerjaan acian
halus kolom:
 Mempelajari shop drawing untuk mengetahui ukuran kolom.
 Tujuan mengaci kolom adalah untuk membentuk kolom benar-benar
rapi, siku dan sejajar satu sama lain.
 Langkah pertama adalah memasang profil pada kolom paling ujung
pada sisi luar dan sisi dalam.
 Profil dipasang tegak lurus.
 Dipasang benang pada profil tersebut untuk meluruskan “barisan”
kolom.
 Adukan semen dan pasir diaplikasikan ke kolom benar-benar
mengikuti benang sehingga kolom akan terlihat lurus dan siku.

7) Relief Dinding Pagar dan Relief Kolom Pagar


Metode pelaksanaan pekerjaan relief dinding pagar dan relief kolom
pagar adalah sebagai berikut:
 Mempelajari shop drawing untuk mengetahui motif relief.
 Mengajukan request pekerjaan kepada direksi.
 Mengadakan tenaga khusus relief
 Membuat profil sesuai dengan bentuk dan motif relief
 Selanjutnya adalah pembentukan adonan semen dan air menjadi
bentuk relief yang sesuai dengan bentuk yang diinginkan.
8) Pengadaan dan Pemasangan Pagar Hollow
Pengadaan pagar besi hollow dilakukan dengan memesan pada suplier
khusus penyedia/pengrajin logam/toko las. Keping pagar hollow akan
dipesan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan dan sudaah
finishing cat. Untuk pemasangan Pagar Hollow akan disediakan tenaga
khusus karena akan menggunakan peralatan yang khusus pula, yang
terpenting adalah, pagar dipasang lurus pada as pagar, tegak lurus dan
rapi serta tidak merusak bangunan pagar yang sudah ada.

9) Pengadaan dan Pemasangan Pintu Pagar Hollow (Lengkap Aksesries)


Pintu pagar hollow akan dipesan kepada suplier yang sama suplier
penyedia pagar hollow. Pintu pagar dipesan sesuai dengan bentuk yang
ditentukan dalam shop drawing. Pengadaan ini juga include dengan
pemasangannya oleh suplier, karena mereka mempunyai tenaga ahli
yang berpengalaman dan mempunyai peralatan yang lengkap.

10) Pengadaan dan Pemasangan Panel GRC (Kolom)


 Langkah awal adalah mempelajari shop drawing untuk mengetahui
bentuk dan motif dari panel GRC yang akan dipasang pada kolom.
 Selanjutnya panel tersebut akan dipesan dalam jumlah yang
dibutuhkan di lapangan tentu saja dengan spesifikasi bahan yang
telah disetujui oleh direksi.
 Pemasangan akan dilakukan oleh suplier sendiri karena pihak suplier
mempunyai tenaga ahli dan peralatan khusus untuk pemasangan ini.

11) Pengecatan Dinding dan Kolom


Berikut ini adalah ruang lingkup pengecatan berikut penjelasannya:
 Memastikan permukaan dinding yang akan dicat bersih dan kering
untuk melindungi dari jamur dan mencegah terjadinya pengelupasan,
faktor kekeringan pada dinding yang akan dicat berpengaruh langsung
pada daya rekat cat yang akan kita aplikasikan, cat akan bagus jika
menempel langsung pada permukaan dinding yang akan kita cat.
 Membersihkan permukaan dinding dengan amplas yang kasar atau
gunakan scrapping besi untuk membersihkan permukaan dari sisa
acian yang menonjol atau kotoran yang mengeras.
 Lapisi permukaan dinding yang tidak rata dengan plamir dengan scrap
untuk menahan keluarnya air dari dalam tembok.
 Mempersiapkan bahan cat dengan warna dan spesifikasi yang
ditentukan dan telah disetujui direksi
 Mempersiapkan semua alat-alat yang dibutuhkan seperti kuas dan rol
yang tepat.
 Untuk mengefektifkan pemakaian cat, tembok baru dilapisi dengan
dengan sealer tembok yang berkualitas baik.
 Setelah dilapis, permukaan tembok akan menjadi lebih halus, rata,
dan siap untuk dicat. Sebelum melakukan pengecatan, harus
diperhatikan kelembapan tembok yang terjadi akibat bahan yang
digunakan sebagai campuran bahan dasar tembok.
 Cat diaduk hingga tercampur rata. Tuangkan dalam bak untuk
mengecat. Celupkan roller ke dalam cat, lalu gulirkan roller pada
permukaan hingga cat tak menetes. Untuk tahap akhir, sapukan cat
pada permukaan tembok.
 Untuk mengecat pinggiran tembok atau lis digunakan kuas. Setelah
lapisan pertama mengering (2-3 jam), dilanjutkan mengecat lapisan
kedua di atas lapisan pertama.
 Mengecat tembok dengan satu warna sebaiknya dikerjakan dalam satu
kali pengerjaan. Sebelum cat terpoles di seluruh permukaan tembok,
jangan berhenti agar hasilnya tak membuat warna tampil berbeda.
2.2. PAGAR TIPE B

Uraian pekerjaan Pagar Type B adalah sebagai berikut:

a. Pekerjaan Tanah
1. Galian Tanah
2. Urugan Pasir
3. Aanstamping
4. Pondasi Batu Gunung
5. Anchor Stik dia. 8 mm – 1000 mm
6. Urugan Tanah Kembali

b. Pekerjaan Beton Bertulang


1. Beton Bertulang Pondasi Tapak
2. Beton Bertulang Kolom Pedestal
3. Beton Bertulang Sloof
4. Beton Bertulang Kolom
5. Beton Bertulang Balok
6. Angchor Stick 8 mm – 500 mm

c. Pekerjaan Pasangan
1. Pasangan dinding Bata 1:2
2. Plesteran Dinding Bata 1:2
3. Aci Halus Kolom, Balok dan Sloof
4. Pengadaan dan Pemasangan Pintu Pagar Tralis

d. Pekerjaan Pengecatan
Pengecatan Dinding dan Kolom

Urutan pekerjaan, setelah pekerjaan pengukuran dan pemasangan


bouwplank digambarkan urutan pekerjaan yang membentuk hierarki
/lintasan kritis dari masing-masing item pekerjaan pagar, yaitu:
1) Pekerjaan galian tanah untuk pondasi tapak dan pondasi batu gunung.
2) Pekerjaan pondasi tapak (poor) dan kolom pedestal (struktur pondasi
tapak dan kolom pedestal adalah satu kesatuan).
3) Pekerjaan pondasi batu gunung
4) Pekerjaan beton bertulang sloof.
5) Pekerjaan beton bertulang kolom.
6) Pekerjaan beton bertulang Balok
7) Angchor Stick dia. 8 mm – 500 mm pada kolom
8) Pekerjaan pasangan bata dan plesteran.
9) Pekerjaan acian halus kolom.
10) Pengadaan dan pemasangan pintu pagar tralis
11) Pekerjaan Pengecatan.

Masing-masing komponen pekerjaan yang telah diurutkan di atas


mempunyai penjelasan metode pelaksanaan yang spesifik. Secara umum,
berikut ini akan dijelaskan metode pelaksanaan dari masing-masing
pekerjaan di atas.
1) Pekerjaan Galian tanah
Pekerjaan galian tanah untuk pondasi dan galian tanah untuk pondasi
batu gunung ukurannya berbeda tetapi tahapan dan tatacara
pelaksanaan galiannya sama. Galian tanah dikerjakan tepat setelah
pemasangan bouwplank.
 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan struktur
beton tiap bagian.
 Pekerjaan persiapan galian yaitu mempelajari shop drawing untuk
mengetahui posisi dan dimensi galian baik untuk pondasi tapak
maupun pondasi batu gunung.
 Jika sebelumnya bouwplank dipasang untuk keseluruhan bangunan,
maka perlu dipasang bouwplank tambahan untuk galian pondasi
tapak agar dimensi galiannya sesuai dengan tetap mengacu pada
bouwplank induk.
 Menyiapkan tenaga penggali dan peralatan gali seperti cangkul,
sekop, cangkul burung, pangki dan lain-lain.
 Penggalian tanah untuk pondasi setempat dilakukan secara hati-hati
serta harus mengetahui ukuran panjang, lebar dan kedalaman
pondasi.
 Lebar dasar galian tanah pondasi hendaknya dibuat lebih lebar dari
ukuran pondasi agar tukang lebih leluasa bekerjanya atau
disesuaikan dengan ukuran lebar pondasi sesuai dengan gambar
kerja. Semua galian tanah harus ditempatkan diluar dan agak jauh
dari pekerjaan penggalian agar tidak mengganggu pekerjaan.
Seluruh pekerjaan tanah dan pondasi ini harus sesuai dengan volume
pekerjaan, gambar kerja dan RKS.
 Tanah hasil galian ditempatkan di sekitar galian pada tempat yang
tidak akan mengganggu pekerjaan lain, karena tanah tersebut akan
dipakai untuk timbunan kembali

2) Pekerjaan Beton Bertulang


a. Komponen Bertulang terdiri dari Pondasi Tapak dan Kolom Pedestal,
Sloof, kolom pagar, balok dan angchor stick 8 mm – 500 mm pada
kolon sebagai angkur untuk pemasangan dinding bata.
b. Struktur Pondasi tapak dan kolom pedestal merupakan satu-
kesatuan. Konstruksi tulangan dari kedua struktur ini juga satu
kesatuan.
c. Tahapan pelaksanaan:

Pekerjaan Pekerjaan
Jenis Pekerjaan
Sebelumnya Sesudahnya
- Pondasi Tapak Pondasi Pasangan Batu
Galian
- Kolom Pedestal Gunung
Pondasi Pasangan Batu
- Sloof Kolom
Gunung
- Kolom Sloof Pekerjaan Pasangan
- Balok Pasangan Bata Plesteran, Acian dan
Relief
d. Persiapan
 Approval material yang akan digunakan.
 Persiapan dan penyesuaian lahan kerja lahan kerja.
 Persiapan material kerja, antara lain : pasir beton, kerikil beton,
besi beton, kawat beton, semen PC, pasir, multiplek 9 mm, paku,
minyak bekesting, balok kayu, kayu lat, papan kayu dan lain-lain.
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : concrete mixer (molen),
vibrator, meteran, gergaji, bar bender, schafolding, raskam,
benang, selang air, timba cor, kereta sorong dan lain-lain

e. Fabrikasi dan instalasi besi tulangan


 Pelaksanaan fabrikasi besi tulangan memerlukan tempat yang
cukup luas untuk menaruh, memotong besi beton dan
membengkoknya sehingga sesuai dengan gambar yang telah
disetujui.
 Membuat cutting plan sesuai dengan kebutuhan yang dibutuhkan
oleh gambar rencana.
 Besi beton yang dipakai untuk proyek ini mutu dan diameter
(spesifikasi) disesuaikan dengan gambar kerja dan RKS.
 Potong dan bentuk besi beton dengan ukuran sesuai gambar kerja
yang sudah dituangkan dalam cutting plan.
 Merangkai besi beton dan mengikat dengan kawat beton.
 Besi beton yang telah difabrikasi diberi tanda sesuai dengan
penempatannya, supaya tidak membingungkan/membuang waktu
untuk saat akan dipasang.
 Tulangan pondasi yang sudah dibentuk untuk pondasi tapak
ditempatkan pada lubang galian setelah diberikan pasir urug 5 cm.
 Tulangan sloof yang sudah dirakit dipasang di atas pondasi batu
gunung yang telah selesai dikerjakan dan sebelumnya dipasang
angchor/stick.
 Tulangan kolom dipasang pada stick yang disediakan pada
pekerjaan kolom pedestal.
 Pada kolom dipasang angchor stick dia. 8 mm – 500 mm untuk
angker pengaku dinding pasangan bata.
 Instalasi tulangan kolom bersama bekisting harus tegak lurus.
 Penyetelan tegak lurus pada sisi-sisi bekisting kolom dengan
waterpass tangan dan unting-unting.
 Posisi penempatan tulangan yang horizontal harus tepat dan lurus
pada as rencana penempatan kolom dan as pasangan bata serta
lurus merata secara vertikal.
 Tulangan pondasi tapak tidak boleh bersentuhan langsung pasir
urug/dasar galian, tetapi diberikan beton dacking setebal 5 – 7
cm.
 Tulangan kolom dipasang tegak lurus mengikuti bekisting dan
diberikan beton dacking agar seluruh tulangan terselimuti.

f. Fabrikasi dan instalasi bekisting


 Fabrikasi bekesting dikerjakan di lokasi proyek untuk
memudahkan pengukuran dan mempercepat pelaksanaannya,
karena angkutan bekesting menjadi dekat.
 Fabrikasi bekesting untuk struktur beton diatas permukaan tanah
seperti: kolom, balok, plat lantai dan tangga menggunakan bahan
dari multiplek 9 mm dan perkuatan menggunakan balok kayu dan
alat perancah schafolding, langkah kerja adalah sebagai berikut:
1. Multiplek dipotong sesuai dengan bentuk dan ukuran dalam
gambar kerja.
2. Pasang dan rangkai potongan multiplek pada area struktur
yang akan dicor dengan perkuatan kayu balok 5/5 cm sebagai
tulangan, kayu support dan schaffolding.
3. Sebelum pengecoran, bekesting harus benar-benar diperiksa
kembali jangan sampai ada celah yang berakibat kebocoran.
Pasangan bekesting harus rapih, siku dan lurus sehingga hasil
pengecoran beton dapat menghasilkan bidang yang
flat/maksimal.
4. Sebelum pengecoran, bagian dalam bekisting diberi minyak
bekisting.
 Untuk kolom pedestal, dibuatkan sepatu kolom dengan besi beton
atau besi plat siku untuk menjaga agar kolom tetap tegak lurus
dan siku.
 Setting (pasang) besi tulangan yang telah difabrikasi ke dalam
bekesting.
 Pasang beton dacking dan cakar ayam secara merata dan sesuai
kebutuhan.
 Memeriksa kembali elevasi dan kerataan pemasangan bekesting.

g. Pengecoran beton
 Untuk pondasi tapak, sebelum pengecoran pada galian tanah
diberikan pasir urug setebal 5 cm.
 Pada tahapan pekerjaan pondasi dan pedestal, pondasi tapak dicor
lebih dulu, kolom pedestal dilanjutkan pengecorannya setelah
pondasi tapak mengeras.
 Sebelum melakukan pengecoran beton terlebih dahulu kontraktor
membuat Job Mix Formula untuk menentukan komposisi
campuran yang diperlukan sehingga didapatkan mutu beton yang
sesuai dengan yang diharapkan. Job Mix Formula yang telah
dibuat kontraktor diserahkan kepada direksi maupun pengawas
lapangan untuk disetujui. Untuk keperluan pengecoran pondasi
tapak dan kolom pedestal Pada proyek ini menggunakan beton
mutu K-200.
 Pengecoran beton dimulai setelah konsultan/direksi menyetujui
untuk pengecoran beton yang dinyatakan dalam permohonan
pelaksanaan kerja.
 Sebelum dilakukan pengecoran, diperiksa kembali kekuatan acuan
yang sudah dipasang /difabrikasi, semua ukuran dan perkuatan
acuan diperiksa benar dan disahkan oleh konsultan/direksi untuk
pekerjaan selanjutnya.
 Membersihkan seluruh permukaan dan lokasi pengecoran dari
kotoran dan sampah.
 Beton yang diaduk dengan molen (concrete mixer) dituangkan ke
dalam area pengecoran, pada saat pengecoran adukan beton
diratakan dan dipadatkan dengan vibrator sehingga beton dapat
padat dan mecapai sela-sela ruang pembesian.
 Seluruh area pengecoran akan disiapkan sepenuhnya sehingga
tidak terdapat penyambungan pengecoran.
h. Curring Beton
Metoda yang mudah digunakan untuk curing/perawatan beton dalam
hal ini adalah penyiraman langsung dengan air bersih secara rutin.

i. Urugan tanah kembali


Setelah selesai masa pemeliharaan beton dan bekistingnya telah
dibongkar, maka akan dilakukan pengurugan kembali tanah bekas
galian pada area pondasi tapak.

3) Pondasi Batu Gunung dan Angchor Stick dia.8 mm – 1000 mm


Tahapan pekerjaan pasangan pondasi batu gunung adalah setelah
selesainya pekerjaan kolom pedestal dan betonnya mengeras. Hal ini
bertujuan agar tidak terganggunya struktur kolom pedestal yang
merupakan kunci terbentuknya pagar yang simetris dan akan
memudahkan dalam membuat pedoman/patok acuan untuk pekerjaan
pemasangan pondasi batu gunung. Langkah-langkah pembuatannya
adalah sebagai berikut:
a. Pekerjaan persiapan
 Persiapan awal adalah pengukuran dan pemasangan bouwplank
seperti yang telah dijelaskan di atas.
 Berdasarkan hasil dari field engineering maka akan diadakan
Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan
pasangan batu kali. Dalam hal ini level/ketinggian untuk semua
pekerjaan telah ditentukan, termasuk level pemasangan batu
gunung. Level tersebut ditandakan pada sebuah patok permanen
untuk digunakan kembali pada saat pekerjaan dilaksanakan.
 Mengadakan contoh material yang akan digunakan sesuai dengan
spesifikasi teknis dan mengajukan approval material kepada
direksi.
 Mempersiapkan kembali lahan yang sudah digali bersamaan
dengan galian pondasi tapak (dirapikan kembali).
 Persiapan material kerja, antara lain : batu gunung atau batu kali,
semen PC, pasir pasang, air, dan lain-lain.
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain: meteran, benang, selang
air, dan lain-lain.

b. Setelah pekerjaan persiapan selesai, maka tahap selanjutnya adalah


Pelaksanaan pekerjaan pasangan batu kali, dengan mengikuti
langkah pekerjaan sebagai berikut :
 Merapikan kembali galian tanah untuk lubang pasangan batu
gunung.
 Memastikan galian tanah untuk pasangan batu kali, ukuran lebar
dan kedalaman sudah sesuai rencana.
 Memasang patok kayu dan benang sebagai acuan leveling
pasangan batu gunung.
 Membuat adukan dari semen dan pasir ikat untuk mengikat
pasangan pondasi batu kali dengan campuran 1 : 4.
 Pada galian diberikan urugan pasir dengan tebal padat 5 cm dan
dipadatkan.
 Selanjutnya di atas urugan pasir, dibuat pasangan batu kosong
(aanstamping). Pada pasangan batu kosong dipergunakan pecahan
batu gunung yang berukuran kecil, sehingga memudahkan untuk
mendapatkan ketebalannya dan lebarnya disesuaikan dengan
ukuran dalam gambar rencana.
 Sebelum pemasangan, batu kali dibasahi dengan air telebih
dahulu.
 Pasang batu kali di atas pasangan batu aanstamping dengan
menggunakan adukan yang merata mengisi rongga-rongga antar
batu kali.
 Batu yang berukuran besar dan yang mempunyai permukaan rata
dipasang di bagian pinggir yang diikat dengan adukan, sedangkan
pecahan batu gunung yang berukuran kecil difungsikan sebagai
pengikat dan ditempatkan pada bagian dalam pasangan pondasi
sehingga pondasi akan terbentuk dengan rapi.
 Batu kali disusun sedemikian rupa sehingga pasangan batu kali
tidak mudah retak/patah dan berongga besar.
 Sebelum mengunci bagian atas pasangan batu dengan adukan dan
batu yang berukuran kecil, terlebih dahulu dipasang angchor/stick
 8 mm tiap 1 meter.
 Memeriksa kembali elevasi pekerjaan pasangan batu kali apakah
sudah sesuai rencana.
 Pekerjaan akhir adalah finish pasangan batu kali dengan plesteran
siar.
 Setelah pondasi selesai, Tahapan terakhir adalah pengurugan
kembali tanah bekas galian.
 Tanah hasil galian diurug ke dalam lubang galian yang masih
tersisa dan dipadatkan.

4) Pasangan Dinding Bata 1 : 2


Urutan pelaksanan pasangan dinding bata 1 : 2 pagar adalah setelah
membongkar bekisting sloof dan setelah selesai melakukan pekerjaan
pengecoran kolom.
 Langkah pertama adalah mempelajari shop drawing dan mengajukan
request pekerjaan kepada direksi.
 Mengadakan bahan dan material seperti batu bata, pasir ikat dan
semen PC.
 Membuat pengukuran kembali di atas sloof untuk memasang patok
dan benang acuan.
 Marking posisi pasangan bata setebal bata (dua garis).
 Buat marking pinjaman sejauh 50 cm dari posisi dinding bata dua sisi.
 Pasang batang profil kayu/besi untuk acuan pada kedua sisi pasangan
bata yang akan dipasang. Cek verticality kayu acuan dengan
pendulum (unting-unting).
 Pasang benang secara horizontal dari acuan ke acuan untuk setiap 2
lapis bata.
 Rendam bata dalam air.
 Aduk mortar (adukan) untuk pasangan bata dengan komposisi sesuai
spesifikasi teknis.
 Mortar awal berfungsi sebagai perataan permukaan.
 Memasang bata lapis pertama. Cek posisi pasangan terhadap marking,
jika sesuai dapat dilanjutkan ke tahap berikutnya sesuai benang acuan
sampai ketinggian 1 m. Tebal spesi diusahakan 1 ~ 1.5 cm
(tergantung gradasi pasir).
 Lanjutkan pemasangan setiap 1 m tinggi.
 Lakukan curing pasangan bata dengan disiram air setiap hari, guna
menjaga penyusutan yang berlebihan.

5) plesteran Dinding Bata 1 : 2


Adapun langkah langkah dalam pekerjaan pelesteran adalah sebagai
berikut:
 Mempelajari shop drawing dan mengajukan request pekerjaan kepada
direksi.
 Mempersiapkan material berupa pasir plester, semen PC dan air.
 Memastikan kembali kelurusan pasangan bata,
 Memasang kepalaan/profil pada sisi-sisi dinding. Biasanya profil
dipakai profil alumunium karena kuat, lurus dan mudah dipaku atau
kayu yang ketam dengan benar-benar lurus.
 Profil dipasang tegak benar-benar tegak lurus dibantu dengan unting-
unting dan dilengketkan pada sisi dinding yang akan diplester sekuat
mungkin.
 Siram permukaan bata sampai dengan jenuh permukaan.
 Adukan plesteran yang sudah dibuat dihamparkan ke dinding yang
akan diplester dan digosok dengan raskam (metode plester Aceh)
 Penggosokan dilakukann sedemikian rupa sehingga adukan semen
benar-benar lengket ke dinding secara merata dan permukaannya
halus.
 Pengecekan kelurusan plesteran dilakukan dengan memasang benang
pada profil kiri-kanan dinding.
 Lakukan pengecekan kembali setelah selesai plesteran.
 Sambil menunggu setting plesteran ± 7 hari, plesteran disiram 2x
sehari.

6) Acian halus kolom


Pekerjaan acian halus kolom identik dengan tatacara plesteran dinding
bata. Berikut ini akan diuraikan langkah langkah dalam pekerjaan acian
halus kolom:
 Mempelajari shop drawing untuk mengetahui ukuran kolom.
 Tujuan mengaci kolom adalah untuk membentuk kolom benar-benar
rapi, siku dan sejajar satu sama lain.
 Langkah pertama adalah memasang profil pada kolom paling ujung
pada sisi luar dan sisi dalam.
 Profil dipasang tegak lurus.
 Dipasang benang pada profil tersebut untuk meluruskan “barisan”
kolom.
 Adukan semen dan pasir diaplikasikan ke kolom benar-benar
mengikuti benang sehingga kolom akan terlihat lurus dan siku.

7) Relief Dinding Pagar dan Relief Kolom Pagar


Metode pelaksanaan pekerjaan relief dinding pagar dan relief kolom
pagar adalah sebagai berikut:
 Mempelajari shop drawing untuk mengetahui motif relief.
 Mengajukan request pekerjaan kepada direksi.
 Mengadakan tenaga khusus relief
 Membuat profil sesuai dengan bentuk dan motif relief
 Selanjutnya adalah pembentukan adonan semen dan air menjadi
bentuk relief yang sesuai dengan bentuk yang diinginkan.

8) Pengadaan dan Pemasangan Pagar Hollow


Pengadaan pintu pagar tralis dilakukan dengan memesan pada suplier
khusus penyedia/pengrajin logam/toko las. Pintu pagar tralis akan
dipesan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan dan sudah
finishing cat. Untuk pemasangan pintu pgara tralis akan disediakan
tenaga khusus karena akan menggunakan peralatan yang khusus pula,
yang terpenting adalah, pagar dipasang lurus pada as pagar, tegak lurus
dan rapi serta tidak merusak bangunan pagar yang sudah ada.

9) Pengecatan Dinding dan Kolom


Berikut ini adalah ruang lingkup pengecatan berikut penjelasannya:
 Memastikan permukaan dinding yang akan dicat bersih dan kering
untuk melindungi dari jamur dan mencegah terjadinya pengelupasan,
faktor kekeringan pada dinding yang akan dicat berpengaruh langsung
pada daya rekat cat yang akan kita aplikasikan, cat akan bagus jika
menempel langsung pada permukaan dinding yang akan kita cat.
 Membersihkan permukaan dinding dengan amplas yang kasar atau
gunakan scrapping besi untuk membersihkan permukaan dari sisa
acian yang menonjol atau kotoran yang mengeras.
 Lapisi permukaan dinding yang tidak rata dengan plamir dengan scrap
untuk menahan keluarnya air dari dalam tembok.
 Mempersiapkan bahan cat dengan warna dan spesifikasi yang
ditentukan dan telah disetujui direksi
 Mempersiapkan semua alat-alat yang dibutuhkan seperti kuas dan rol
yang tepat.
 Untuk mengefektifkan pemakaian cat, tembok baru dilapisi dengan
dengan sealer tembok yang berkualitas baik.
 Setelah dilapis, permukaan tembok akan menjadi lebih halus, rata,
dan siap untuk dicat. Sebelum melakukan pengecatan, harus
diperhatikan kelembapan tembok yang terjadi akibat bahan yang
digunakan sebagai campuran bahan dasar tembok.
 Cat diaduk hingga tercampur rata. Tuangkan dalam bak untuk
mengecat. Celupkan roller ke dalam cat, lalu gulirkan roller pada
permukaan hingga cat tak menetes. Untuk tahap akhir, sapukan cat
pada permukaan tembok.
 Untuk mengecat pinggiran tembok atau lis digunakan kuas. Setelah
lapisan pertama mengering (2-3 jam), dilanjutkan mengecat lapisan
kedua di atas lapisan pertama.
 Mengecat tembok dengan satu warna sebaiknya dikerjakan dalam satu
kali pengerjaan. Sebelum cat terpoles di seluruh permukaan tembok,
jangan berhenti agar hasilnya tak membuat warna tampil berbeda.
III. PEKERJAAN LANDSCAPE

Untuk dilaksanakan pekerjaan landscape setelah selesainya pekerjaan pokok


pagar, maka terlebih dahulu dipersiapkan beberapa hal yaitu:
a. Mempelajari kembali rencana landscape dari shop drawing
b. Penentuan elevasi rencana landscape
c. Memasang patok rencana elevasi dan pemasangan benang pedoman
d. Pengadaan bahan/material
e. Pengadaan peralatan kerja
f. Pengadaan tenaga kerja/tukang

Setelah pekerjaan persiapan, dilanjutkan dengan pekerjaan landscape. Uraian


pekerjaan landscape adalah:

a. Pekerjaan RAM dan Halaman Kantor


- Penimbunan tanah
Dalam hal ini tanah timbun yang memenuhi syarat didatangkan dari
quarry resmi dan disetujui oleh direksi. Lahan ditimbun sampai mencapai
elevasi rencana RAM dan halaman. Berikutnya tanah diratakan secara
manual oleh pekerja dan dipadatkan dengan pemadat tangan/stamper.
Untuk alas beton RAM dihamparkan pasir alas dan dipadatkan.

- Pengecoran RAM dengan beton K225


1) Pada area yang telah ditentukan untuk RAM digelar wiremesh dengan
spesifikasi yang telah ditentukan.
2) Untuk menghindari meresapnya air semen pada campuran beton, di
bawah pasangan wiremesh digelar terpal hitam yang disambung
sedemikian rupa sehingga air semen tidak akan terserap oleh tanah.
3) Wiremesh digelar saling overlap satu sama lain minimum 50 mm.
4) Wiremesh dipasang tidak bersentuhan langsung dengan alas, tetapi
diberi dacking (“beton tahu”).
5) Setelah pemasangan wiremesh selesai, selanjutnya dipasang
bekisting pada sisi kiri dan kanan rencana RAM.
6) Adukan beton dibuat dengan molen (concrete mixer).
7) Adukan dituang ke area pengecoran yang telah dipersiapkan
8) Selanjutnya diratakan dengan raskan berdasarkan benang acuan
sehingga ketebalannya merata.

b. Pekerjaan Pasangan
Pekerjaan Pasangan bata disini terletak pada dinding ram. Uraian
pelaksanaannya adalah sebagai berikut:

1) Pasangan Dinding Bata 1 : 2


Urutan pelaksanan pasangan dinding bata 1 : 2 pagar adalah setelah
membongkar bekisting sloof dan setelah selesai melakukan pekerjaan
pengecoran kolom.
 Langkah pertama adalah mempelajari shop drawing dan mengajukan
request pekerjaan kepada direksi.
 Mengadakan bahan dan material seperti batu bata, pasir ikat dan
semen PC.
 Membuat pengukuran kembali di area pemasangan untuk memasang
patok dan benang acuan.
 Membuat marking posisi pasangan bata setebal bata (dua garis).
 Membuat marking pinjaman sejauh 50 cm dari posisi dinding bata dua
sisi.
 Memasang batang profil kayu/besi untuk acuan pada kedua sisi
pasangan bata yang akan dipasang.
 Memasang benang secara horizontal dari acuan ke acuan untuk setiap
2 lapis bata.
 Merendam bata dalam air.
 Mengaduk mortar (adukan) untuk pasangan bata dengan komposisi
sesuai spesifikasi teknis.
 Memasang bata lapis pertama. Memeriksa posisi pasangan terhadap
marking, jika sesuai dapat dilanjutkan ke tahap berikutnya sesuai
benang acuan sampai ketinggian 1 m. Tebal spesi diusahakan 1 ~ 1.5
cm (tergantung gradasi pasir).
 Melakukan curing pasangan bata dengan disiram air setiap hari, guna
menjaga penyusutan yang berlebihan.

2) plesteran Dinding Bata 1 : 2


Adapun langkah langkah dalam pekerjaan pelesteran adalah sebagai
berikut:
 Mempelajari shop drawing dan mengajukan request pekerjaan kepada
direksi.
 Mempersiapkan material berupa pasir plester, semen PC dan air.
 Memastikan kembali kelurusan pasangan bata,
 Memasang kepalaan/profil pada sisi-sisi dinding. Biasanya profil
dipakai profil alumunium karena kuat, lurus dan mudah dipaku atau
kayu yang ketam dengan benar-benar lurus.
 Profil dipasang tegak benar-benar tegak lurus dibantu dengan unting-
unting dan dilengketkan pada sisi dinding yang akan diplester sekuat
mungkin.
 Siram permukaan bata sampai dengan jenuh permukaan.
 Adukan plesteran yang sudah dibuat dihamparkan ke dinding yang
akan diplester dan digosok dengan raskam (metode plester Aceh)
 Penggosokan dilakukann sedemikian rupa sehingga adukan semen
benar-benar lengket ke dinding secara merata dan permukaannya
halus.
 Pengecekan kelurusan plesteran dilakukan dengan memasang benang
pada profil kiri-kanan dinding.
 Lakukan pengecekan kembali setelah selesai plesteran.
 Sambil menunggu setting plesteran ± 7 hari, plesteran disiram 2x
sehari.

3) Pasangan Relief Bak Taman


Metode pelaksanaan pekerjaan Pasanga Relief Bak Taman adalah
sebagai berikut:
 Mempelajari shop drawing untuk mengetahui motif relief.
 Mengajukan request pekerjaan kepada direksi.
 Mengadakan tenaga khusus relief
 Membuat profil sesuai dengan bentuk dan motif relief
 Selanjutnya adalah pembentukan adonan semen dan air menjadi
bentuk relief yang sesuai dengan bentuk yang diinginkan.

c. Pekerjaan Paving Block

Penyiapan bahan akan membantu pelaksanaan pekerjaan ini agar lancar


dan ekonomis, ikhwal yang berkaitan dengan pekerjaan ini adalah sebagai
berikut :
 Penempatan material block terkunci ( paving block ), pasir alas, pasir
pengisi harus dekat dengan lokasi pemasangan, bilamana paving blok
disimpan secara bertumpuk maka tinggi penumpukan jangan terlalu
tinggi, maksimal 1,5 m;
 Pengadaan peralatan , bahan dan tenaga kerja harus sesuai dengan
volume pekerjaan;
 Untuk menghindari genangan air di musim hujan agar dibuatkan saluran
sementara;
 Plastik digunakan untuk penutup paving blok yang sudah terpasang
tetapi belum sempat terisi dengan pasir pengisi.

Peralatan utama yang diperlukan dalam pelaksanaan pemasangan paving


block adalah :
 Benang kasur atau benang Plastik;
 Sapu lidi;
 Gerobak barang seperti yang dipakai untuk mengangkut pasir ;
 Waterpass tangan atau selang plastik transparan;
 Palu kayu;
 Pemadat pengetar ( vibro compactor );
 Potongan-potongan besi beton yang ujungnya telah dibuat pipih untuk
membantu menggeser-geserkan blok pada waktu penyesuaian celah;
 Klasifikasi paving block didasarkan atas bentuk, ketebalan, kekuatan dan
warna

Pelaksanaan Pekerjaan
Pelaksanaan pemasangan paving blok dibagi dalam beberapa tahap, seperti
dibawah ini :
a. Pekerjaan Persiapan
1. Pemeriksaan Pondasi
Sebelum pelaksanaan pemasangan paving bloak perlu dilakukan
pemeriksaan terhadap pondasi. Hal-hal yang perlu diperhatikan
adalah :
 Permukaaan pondasi yang berhubungan dengan pasir alas harus
rata, tidak bergelombang dan rapat; pasir alas tidak boleh
digunakan untuk memperbaiki ketidak-sempurnaan pondasi.
 Permukaan pondasi untuk jalan kendaraan harus mempunyai
kemiringan 2,5% untuk trotoar 2%
 Lebar pondasi harus cukup sampai dibawah beton pembatas atau
penyokong
2. Lokasi Titik Awal
 Titik awal ini penting diperhatikan khususnya lokasi dengantanah
miring; pemasangan ini harus berawal dari titik terendah agar
paving bloak yang telah terpasang tidak bergeser;
 Pemasangan secara berurutan yang dimulai dari satu sisi;
hindarkan pemasangan secara acak.

3. Benang Pembantu
Agar pemasangan bisa dilaksankan secara baik dan cermat, maka
perlu ada alat pembantu yaitu benang pembantu. Benang pembantu
dapat dipasang setiap jarak 4 m sampai 5 m. Bilamana pada lokasi
pemasangan terdapat lubang saluran, bak bunga atau konstruksi lain,
maka harus ada benang pembantu tambahan agar pola block terkunci
tetap dapat dipertahankan.

b. Pemasangan Beton Pembatas Dan Beton Penyokong


Beton pengikat/pembatas atau biasa disebut beton kanstin adalah salah
satu bagian perkerasan block beton terkunci yang fungsinya menjepit
dan menahan lapisan paving block agar tidak tergeser pada waktu
menerima beban, sehingga blok tetap saling mengunci. Beton pembatas
harus terpasang sebelum penebaran pasir alas. Bentuk beton pembatas
bermacam-macam dan proses pembuatannya beraneka-ragam ada yang
dari beton pracetak, beton cor ditempat, baik secara manual atau dengan
alat slipform. Untuk perkerasan paving blok mutu beton pembatas yang
berhubungan dengan jalur lalu lintas kendaraan minimum fc’ 25,0 MPa.
Bilamana digunakan beton pembatas dari beton pracetak, beton
pembatas harus dipasang di atas beton penyokong agar terjadi ikatan
yang baik antara beton pembatas dan pondasisehingga tidak mudah
tergeser. Untuk itu dilakukan hal sebagai berikut :
1. tebarkan selapis beton penyokong setebal minimum 7 cm;
2. pasang beton pembatas di atas beton penyokong tersebut sewaktu
masih dalam keadaan basah, sehingga ketinggian dan kelurusaan
beton pembatas sesuai dengan benang pembantu;
3. tambahkan adukan beton pada bagian belakang beton pembatas;
4. setelah beton penyokong dalam keadaan setengah kering, barulah
ditimbun dengan tanah, mutu beton penyokong minimum fc’ 17,5
MPA;
5. beton pembatas sering dikombinasikan dengan tali air dan mulut air
sebagai saluran untuk membuang air hujan; apabila pertemuan
antara beton pembatas dan lapisan blok tidak diberi tali air biasanya
beton pembatas mudah terkena gesekan roda kendaraan.Penebaran
Pasir Alas. Pasir alas adalah pasir dengan ketebalan tertentu sebagai
alas perletakan paving blok. Pasir alas harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut :
A. Butiran pasir alas adalah pasir kasar dengan besar butir
maksimum 9,5 mm seperti pasir beton, tajam, keras dan bersih
dari lumpur, garam atau kotoran lain;
B. Pada saat penebaran harus dalam keadaan kering atau kadar air
kurang dari 10% dan bersifat gembur;
C. Tebal pasir berkisar antara 5 sampai 6 cm dan setelah dipadatkan
tidak boleh lebih 5 cm; untuk mendapatkan ketebalan yang
seragam, agar menggunakan alat perata yaitu jidar kayu dengan
mengikuti rel pembantu dari blok beton yang disusun sejajar
memanjang ; selain itu juga dapat digunakan benang pembantu
sebagai referensi.
D. Pasir alas ini tidak boleh digunakan untuk mengisi lubang-
lubang pada pondasi untuk memperbaiki tinggi pondasi;
E. Lapis atas pondasi di bawah pasir alas harus diratakan dan
diperbaiki sebelum penebaran pasir alas dimulai
F. Untuk jalan dengan lebar kurang dari 3 m, beton pembatas yang
dipasang dapat berfungsi sebagai rel pembantu;
G. Untuk jalan dengan lebar lebih dari 3 m, perataan pasir alas
dilaksanakan secara tahap;
H. Sebaiknya pasir alas diletakkan secara gundukan kecil di daerah
lokasi pemasangan agar sewaktu menarik jidar tidak terlalu berat
dan dapat memudahkan pelaksanaan;
I. Pasir alas yang sudah dirataakan dijaga agar tidak terganggu
seperti terinjak atau dipakai menumpuk bahan;
J. Setiap tahap, luas maksimim adalah 30 m2 dengan demikian pada
sore hari dapat tertutup seluruhnya oleh paving blok;
K. Untuk pekerjaan yang akan dilanjutkan maka pasir alas disisakan
1 m dari baris terakhir paving blok;
L. Pasir alas yang belum sempat ditutup oleh paving blok, keesokan
harinya agar digemburkan dan diratakan kembali;
M. volume pasir yang diperlukan sebagai pasir alas setebal 50 mm
adalah ± 5 m3 setiap 100 m2 paving blok.

c. Pemasangan Pola
Pemasangan baris pertama harus dijaga dengan hati-hati. Untuk
membentuk pola yang baik, unit paving blok harus mengikuti benang
pembantu dengan sudut yang tepat terhadap beton pembatas. Lubang-
lubang pinggir kemudian diisi dengan pemadatan. Bila pemasangan dari
dua arah tidak dapat dihindarkan atau karena pola harus dipertahankan
pada tikungan, maka sudut pada pola pertemuan atau perubahan sudut
diberi pembatas dengan pola susun bata melintang. Pola Pemasangan
Paving Block Pola pemasangan paving block disesuaikan dengan tujuan
penggunannya.

d. Pekerjaan Lain-lain
 Langkah awal adalah mempelajari shop drawing untuk mengetahui
bentuk dan motif dari tiang bendera.
 Selanjutnya tiang bendera tersebut akan dipesan dengan bentuk dan
spesifikasi bahan yang telah disetujui oleh direksi.
 Selanjutnya menentukan elevasi pondasi tiang bendera.
 Membuat galian dengan ukuran sesuai gambar.
 Membuat adukan beton (K225)
 Memasang kaki tiang bendera (telah dilas angker) dalam galian.
 Memasang support (perancah) agar kaki tiang bendera tetap tegak
lurus dan tidak bergeser dari as.
 Menuangkan beton kedalam lubang galian sebagai pengaku tiang
bendera.
 Support kaki tiang bendera baru dibuka setelah beton mencapai
umurnya. Kemudian diberi plesteran.
IV. PEKERJAAN DALAM GEDUNG

Uraian pekerjaan dalam gedung adalah pekerjaan pemasangan besi teralis


jendela. Pemasangan teralis jendela secara hirarki pelaksanaan tidak ada
kaitannya dengan pekerjaan pagar pada umumnya secara langsung. Oleh
karena itu pelaksanaannya akan dikerjakan pada tahapan awal pekerjaan.
Untuk keperluan ini akan ditempuh langkah-langkah sebagai berikut:
a. Mempelajari kembali shop drawing yang telah disetujui untuk mengetahui
bentuk dan ukuran besi teralis jendela serta spesifikasi teknisnya.
b. Bekerja sama dengan badan usaha las yang berkualitas untuk menempah
besi teralis jendela yang dimaksud.
c. Setelah proses penempahan dan pengecatan, pemasangan akan ditangani
oleh usaha las yang dimaksud dengan pertimbangan sumber daya yang
berpengalaman dan ketersediaan peralatan sehingga kualitas teralis jendela
yang terpasang benar-benar berkualitas.

V. PENUTUP

Demikianlah susunan metode pelaksanaan Pembangunan Pagar dan Halaman


Kantor Mahkamah Syar’iyah Sabang dibuat sebagai acuan pelaksanaan.

Aceh Besar, 28 April 2016

Penawar,
CV. GRAHA NUSANTARA

IRVAN WAHYUDI, SE
Direktur

Anda mungkin juga menyukai