Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

Apendisitis adalah peradangan yang terjadi pada appendix vermicularis, dan


merupakan penyebab abdomen akut yang paling sering pada anak-anak maupun
dewasa. Meskipun kasus apendektomi pada negara berkembang telah menurun
dalam beberapa dekade terakhir, apendisitis akut merupakan kasus bedah
emergensi yang paling sering ditemukan pada anak-anak dan remaja.1,2 Etiologi
yang tersering menjadi penyebab apendisitis pada anak adalah obstruksi lumen
apendiks akibat hiperplasia limfoid, sementara pada dewasa diakibatkan oleh
fecalith, fibrosis, benda asing (makanan, parasit, kalkuli), atau neoplasia.2
Insidensi apendisitis akut pada laki-laki mencapai 8,6% dan 6,7% pada wanita.
Insiden tertinggi dilaporkan pada rentang usia 20-30 tahun. Kasus perforasi
apendiks pada apendisitis akut berkisar antara 20- 30% dan meningkat 32-72% pada
usia lebih dari 60 tahun, sedangkan pada anak kurang dari satu tahun kasus
apendisitis jarang ditemukan.3
Di Amerika Serikat, setiap tahunnya dilaporkan sebanyak 250.000 kasus
apendisitis per 1 juta pasien. Insidensi apendisitis akut telah menurun terus sejak
akhir tahun 1940, dimana kejadian apendisitis akut saat ini yaitu 1,1 kasus per 1000
penduduk per tahun. Sedangkan di negara Asia dan Afrika, kejadian apendisitis
akut lebih rendah karena letak geografinya dan penduduknya yang memiliki
kebiasaan untuk memakan makanan berserat. 4
Kejadian apendisitis di indonesia menurut data yang dirilis oleh Kementerian
Kesehatan RI pada tahun 2009 sebesar 596.132 orang dengan persentase 3.36% dan
meningkat pada tahun 2010 menjadi 621.435 orang dengan persentase 3.53%.
Apendisitis merupakan penyakit tidak menular tertinggi kedua di Indonesia pada
rawat inap di rumah sakit pada tahun 2009 dan 2010.5
Keterlambatan penangan pasien dengan apendisitis akut dapat menyebabkan
perforasi. Pada penelitian yang dilakukan di RSUP Prof. R. D. Kandou Manado
insidensi apendisitis akut dengan komplikasi perforasi yang menyebabkan
peritonitis mencapai 30%. Penelitian lain di RSUP Dr. M. Djamil Padang diketahui
apendisitis perforatif menjadi penyebab terbanyak peritonitis sekunder dengan

1
2

indisidensi mencapai 54,1%, selain itu juga dapat disebabkan oleh divertikulitis
atau perforasi ulkus peptikum, terutama pada orang tua.6
Sepsis pada pasien apendisitis sebagian besar disebabkan akibat perforasi dari
organ tersebut. Bakteri yang menyebabkan inflamasi pada apendiks akan
menginfeksi organ lain yang berada disekitar apendiks dan memperburuk kondisi
pasien. Kondisi ini dapat dicegah dengan penatalaksanaan yang tepat dan cepat
pada pasien yang didiagnosis dengan apendisitis akut.7
Mengetahui hal tersebut, penulis tertarik untuk membahas kasus pasien
apendisitis perforatif dengan peritonitis dan sepsis yang terdapat di RS Dustira.

Anda mungkin juga menyukai