Anda di halaman 1dari 22

MODUL X

MODEL PEMBELAJARAN PKN SD BERBASIS PORTOFOLIO DI


KELAS IV, V, DAN VI

K.B. 1 : LANGKAH – LANGKAH MODEL PEMBELAJARAN PKN SD


BERBASIS PORTOFOLIO

A. Konsep dan Hakikat Pembelajaran Portofolio


Pembelajaran potofolio adalah sebuah inovasi dalam pembelajaran PKn
sebagai wujud nyata dari pembelajaran kontekstual. Portofolio berasal dari Bahasa
Inggris portofolio, berarti kumpulan hasil karya siswa yang menyajikan kemajuan,
pencapaian dan prestasi masing-masing siswa yang mencakup partisipasi siswa
dalam memilih muatan portofolio, kriteria seleksi, kriteria penilaian, dan fakta-
fakta yang menggambarkan diri para siswa.
Portofolio merupakan kumpulan hasil kerja siswa. Hasil kerja itu disebut
artefak. Artefak-artefak itu dihasilkan dari pengalaman belajar atau proses
pembelajaran siswa dalam periode waktu tertentu. Jadi, portofolio adalah
kumpulan informasi yang tersusun dengan baikyang menggambarkan rencana
kelas berkenaan dengan suatu isu kebijakan publikyang telah diputuskan untuk
dikaji, baik dalam kelompok kecil maupun kelas.

A. Langkah – langkah Model Pembelajaran Portofolio


Model pembelajaran portofolio merupakan salah satu model yang
menekankan kegiatan belajar siswa untuk aktif dan kreatif.
Langkah-langkah model pembelajaran berbasis portofolio menurut Center for
Civic Education (2002: 55-7b), yaitu :

1. Mengidentifikasi masalah yang ada dalam masyarakat


Beberapa kegiatan yang dilakukan pada langkah kegiatan ini yaitu
mendiskusikan tujuan, mencari masalah apa saja yang siswa ketahui tentang
masalah-masalah dilingkungan sekolah dan memberi tugas pekerjaan rumah
tentang masalah yang ada dilingkungannya.
Dalam buku panduan guru Kami Bangsa Indonesi Proyek Kewarganegaraan
(2000 : 9) dijelaskan bahwa tujuan dari tahap pertama ini adalah :
a. Agar siswa menyadari apa yang mereka ketahui tentang masalah
dimasyarakatnya
b. Agar mendiskusikan permasalahan ini dengan orang tua siswa, tetangga atau
anggota masyarakat lain untuk menemukan apa yang mereka ketahui dan apa
yang mereka pikirkan tentang permasalahan ini.
c. Mengumpulkan informasi yang cukup untuk memilih masalah yang disepakati
oleh mayoritas siswa

Berangkat dari tujuan diatas dalam tahap ini terdapat tiga kegiatan utama yang
dilakukan oleh siswa, yaitu :
a. Diskusi kelas
Siswa dirangsang oleh guru untuk membaca dan mendiskusikan kebijakan-
kebijakan publik yang ditemukan disekolah dan sekitar tempat tinggalnya.
b. Diskusi kelompok
Jenis masalah yang ditemukannya kelompok itu (1) dianggap penting oleh
siswa dan orang lain (2) pihak-pihak mana saja yang paling bertanggungjawab
untuk menangani masalah tersebut, (3) jika ada, kebijakan apa saja yang diambil
Kepala Sekola dan Pemerintah setempat saat ini untuk menanggulangi masalah
tersebut.
c. Tugas pekerjaan rumah
Tugas pekerjaan rumah ini antara lain :
1). Tugas wawancara
2). Tugas mencari informasi dari media cetak
3). Tugas mencari informasi melalui radio dan televisi

2. Memilih masalah untuk kajian di kelas


Langkah-langkahnya sebagai berikut :
a. Mengkaji informasi yang telah dikumpulkan yang dianggap paling penting
b. Mengadakan pemilihan secara demokratis tentang masalah yang akan
mereka kaji dengan cara memilih satu masalah
3. Mengumpulkan informasi tentang masalah yang akan dikaji oleh kelas
Langkah-langkah dalam pengembangan portofolio dalam tahap ini adalah :
a. Mengidentifikasi sumber-sumber informasi
b. Tinjau ulang pedoman untuk memperoleh dan mendokumentasikan
informasi
c. Mengumpulkan informasi

1. Mengembangkan portofolio kelas


Langkah-langkah yang harus ditempuh dalah tahap ini adalah :
a. Kelas dibagi kedalam empat kelompok
b. Guru mengulas tugas-tugas rincinya untuk portofolio
c. Gunakan informasi yang dikumpulkan oleh tim portofolio
d. Gunakan informasi yang dikumpulkan oleh tim peneliti
e. Membuat portofolio

Tugas-tugas yang harus dilakukan oleh masing-masing kelompok dalam buku


panduan siswa Kami Bangsa Indonesia (2002 : 32-33), sebagai berikut :
a. Kelompok portofolio satu bertugas menjelaskan masalah
b. Kelompok portofolio dua tugas menilai kebijakan alternatif yang
disarankan untuk memecahkan masalah
c. Kelompok tiga bertugas untuk mengembangkan kebijakan publik yang
akan didukung oleh seluruh kelas
d. Kelompok potofolio empat bertugas mengembangkan rencana tindakan
agar pemerintah bersedia menerima kebijakan kelas
K.B. 2 : MODEL PEMBELAJARAN PKN SD BERBASIS PORTOFOLIO
DI KELAS IV, V, DAN VI

Setelah keempat kelompok mengerjakan tugasnya, hasil karya dari


keempat kelompok ini ditampilkan dalam sebuah portofolio kelas, kemudian guru
menjelaskan spesifikasi portofolio yang terdiri :
1. Seksi penayangan, bertugas mengoordinir penayangan yang ditempatkan pada
lembar panel atau poster yang terbuat dari papan busa, kardus dll.
Bagian ini hendaknya memuat hal-hal berikut :
a. Rangkuman masalah secara tertulis
b. Penyajian masalah dengan grafik
c. Identifikasi sumber-sumber informasi

2. Seksi dokumentasi, bertugas mengoordinir bahan-bahan yang paling baik


untuk didokumentasikan atau memberi bukti penelitiannya.

Tata ruangan yang sesuai dengan keperluan show case adalah sebagai berikut:
Denah Penyajian Model Pembelajaran Praktik Belajar Pengetahuan Sosial
Berbasis Portofolio

MEJA UNTUK MELETAKAN


PORTOFOLIO

TEMPAT MENYAJIKAN PORTOFOLIO


MODERATOR DEWAN JURI

TAMU UNDANGAN

CCE yang dikutif oleh Dasim Budimansyah (2002: 62) mengemukakan tujuan
pokok dari kegiatan show case yaitu :
1. Untuk menginformasikan kepada hadirin tentang pentingnya masalah yang
diidentifikasi di masyarakat.
2. Untuk menjelaskan dan mengevaluasi kebijakan alternatif untuk mengatasi
masalah sehingga hadirin dapat memahami keuntungan dan kerugiaan dari
setiap kebijakan tersebut
3. Untuk mendiskusikan kebijakan yang dipilih kelas sebagai kebijakan terbaik
untuk mengatasi masalah
4. Untuk membuktikan bagaimana kelas dapat menumbuhkan dukungan dalam
masyarakat, lembaga legislatif dan eksekutif yang terkait dengan penyusunan
kebijakan politik.

Dalam menyelenggarakan show case , guru sebagai pihak penyelenggara


hendaknya melakukan hal-hal sebagai berikut
a. Persiapan
1) Kesiapan portofolio
2) Kesiapan penampilan lisan setiap jubir
3) Kesiapan pembawa acara
4) Kesapan moderator
5) Kesiapan juri
6) Kesiapan pembuka dan penutup acara
7) Kesiapan tempat
8) Kesiapan peralatan
9) Kesiapan tanda penghargaan
10) Kesiapan undangan

b. Pelaksanaan
1) Pembukaan
2) Pembawa acara mengundi peserta
3) Pembawa acara mempersilahkan pengatur waktu
4) Pembawa acara mengenalkan juri

Sedangkan acara inti dan penyajian portofolio


1) Moderator akan memimpin acara ini dengan menjelaskan maslaah yang
akan dikaji oleh kelas satu sekolahnya
2) Moderator mempersilaka dewan juri untuk mengamati portofolio
3) Moderator memulai penyajian portofolio kelas satu sekolahnya
4) Moderator mempersilakan undangan yang hadir
5) Diadakan acara selingan berupa pembacaan puisi, nyanyian dll
6) Penyajian lisan portofolio kelas atau sekolah yang mendapat nomor udian
kedua, dst
7) Seluruh peserta penyajian secara lisan portofolionya
8) Pengumuman pemenang oleh dewan juri
9) Pembawa acara menutup kegiatan.

Refleksi Pengalaman Belajar


Dalam merefleksi pengalaman belajar siswa, guru melakukan upaya evaluasi
untuk mengetahui seberapa jauh siswa telah mempelajari berbagai hal yang
berkenaan dengan topik yang dipelajari sebagai upaya belajar kelas koordinatif.
Dengan demikian, refleksi hasil pembelajaran praktik belajar Pendidikan
Kewarganegaraan dapat disimpulkan sebagai berikut :

a. Mengembangkan sifat pembawaan atau karakter siswa, berupa tanggung jawab


individu, disiplin diri, sopan dan jujur serta berani, menghormati hak-hak orang
lain dan hukum, berpikir terbuka dan kritis, negoisasi dan kompromi,
ketekunan dan berpikir kemasyarakatan
b. Temuan kunci yang bisa didiskusikan lebih lanjut, yaitu siswa yakin, bahwa
mereka dapat berbuat sesuatu dimasyarakat yang berbeda dengan kebiasaan
yang selama ini mereka jalani di kelas; siswa betul-betul melakukan sesuatu
yang berada dengan selama ini mereka lakukan dikelas; siswa semakin
memahami tantangan yang dihadapi oleh para pembuat kebijakan di
masyarakat; siswa belajar bagaimana pemerintah bekerja untuk kepentingan
masyarakat; siswa mengembangkan komitmen untuk menjadi warga
masyarakat yang baik dan lain sebagainya.
MODUL 11
KARAKTERISTIK WARGA NEGARA INDONESIA DALAM KONTEKS
INDIVIDU YANG BERBINEKA TUNGGAL IKA

K.B. 1 : WARGA NEGARA YANG CERDAS


A. Konsep Warga Negara
Warga negara atau dalam bahasa inggris di sebut Citizen , dalam bahasa
yunani,yakni Civis (asal katanya Civicus) yang berarti penduduk sipil (citizen).
Penduduk sipil (citizen) ini melaksanakan kegiatan demokrasi secara langsung
dalam suatu polis atau negara kota (City State ). Polis adalah suatu organisasi
yang berperan dalam memberikan kehidupan yang lebih baik bagi warga
negaranya.
Menurut Aristoteles ,yang di sebut warga negara adalah orang yang secara aktif
ikut mengambil bagian dalam kegiatan hidup bernegara ,yaitu orang yang bisa
berperan sebagai orang yang di perintah ,dan orang yang bisa berperan sebagai
yang memerintah . Orang yang di perintah dan yang memerintah itu sewaktu-
waktu dapat bertukar peran .jadi tegas nya warga negara harus sanggup
memainkan peranan yang sangat penting dalam kehidupan bernegara (Rapaar
,1993: 67).
Warga negara di bagi kedalam dua golongan ,yaitu (a) yang menguasai atau
yang memerintah ,(b) yang di kuasai atau yang di perintah . Warga negara yang
menguasai haruslah memilili kebijakan dan kearifan . sedangkan bagi negara yang
di kuasai kebijakan atau kearifan tidak lah begitu penting .warga negara itu adalah
orang-orang yang bebas dan sederajat sehingga mereka semua harus siap sedia
untuk memerintah dan di perintah maka seluruh warga negara itu harus memiliki
satu keutamaan dan kebijakan yang sama .
Ahli lain yaitu turner (1990) dalam bukunya yang berjudul Civic : Citizen in
Action ,mejelaskan bahwa negara adalah anggota dari sekelompok manusia yang
hidup atau tinggal di wilayah hukum tertentu. Hukum tersebut di buat dan di
susun dengan bertujuan untuk mengatur kelompok masyarakat. Mereka inilah
yang di sebut dengan pemerintah atau government. Turner menegaskan bahwa
warga negara adalah anggota dari suatu kelompok yang hidup dalam aturan-aturan
pemerintah .

B. Karakteristik Warga Negara Yang Cerdas

Warga yang cerdas erat kaitannya dengan kompetensi warga negara ,sebab
warga negara yang cerdas mesti memenuhi sejumlah kompetensi serta mampu
mengaplikasikannya dalam praktik kehidupan sehari-hari. Kompetensi merupakan
sejumlah kemampuan yang di refleksikan dalam prilaku atau perbuatan sehari-
hari.
Terkait dengan kompetensi warga negara ,seorang ahli yang bernama Ricey
mengemukakan ada enam kompetensi dasar (basic competencies) warga negara
,yaitu :
1. Kemampuan Memperoleh Informasi Dan Menggunakan Informasi

Seorang peramal masa depan ,yakni Alfin Toffler mengatakan bahwa era
kehidupan manusia dewasa ini adalah masyarakat informasi sebagai
perkembangan dari era kehidupan masyarakat sebelum nya yakni masyarkat
industri . masyarakat informasi di tandai dengan kemajuan yang cukup pesat
dalam bidang teknologi informasi atau di kenal pula information technology
(IT),yang memberikan peluang dan kemudahan bagi setiap orang untuk
memperoleh informasi sepert internet saat ini telah menjadi media yang sangat
membantu setiap dalam mengakses informasi dari berbagai penjuru dunia.
Disinilah kita perlu adanya proses filterisasi atau penyaringan terhadap informasi
yang masuk dan kita terima tersebut, dengan merujuk kepada nilai nilai agama
serta ideologi yang kita pegang .agar informasi tersebut pada tataran
implementasinya tidak menimbulkan berbagai pertentangan dengan nilai dan
moral yang di junjung oleh bangsa indonesia .
setiap warga negara mampu mencari informasi serta menggunakan informasi
tersebut maka akan banyak memperoleh kemanfaatan nya yaitu :
a. Memperluas wawasan pemikiran nya
b. Mengetahui perkembangan informasi yang terjadi sehingga ia tidak
digolongkan sebagai orang yang tidak ketinggalan informasi.
c. Meningkatkan keterampilan mengambil keputusan atas masalah-masalah
yang di hadapi dalam kehidupan nya.
d. Mendorong keterampilan berpikir kritis dan kreatif.

2. Menjaga dan Membina Ketertiban

Ketertiban dalam kehidupan masyarakat akan terwujud apabila setiap warga


negaranya memiliki kesadaran yang kuat segala peraturan atau norma-norma yang
berlaku serta mampu mengamalkan nya dalam praktik kehidupansehari-hari.
Dengan demikian warga negara yang cerdas itu senantiasa memiliki komitmen
serta kesadaran untuk mengetahui ,memahami, serta melaksanakan segala aturan
atau norma yang berlaku ,dalam membina ketertiban masyarakat .
Menurut soerjono soekanto (199)terdapat empat indikator penting untuk
mengembangkan kesadaran hukum warga negara ,yaitu (1) pengetahuan
hukum,(2) pemahaman hukum,(3) sikap hukum, dan (4) perbuatan hukum.
Dengan memiliki kesadaran hukum yang baik setiap diri warga negara maka akan
dapat terhindar dari warga negara yang permisif ,yakni warga negara yang
menghalalkan segala cara untuk memcapai apa yang di inginkannya ,sekaligus
harus melibas hak dan kepentingan orng lain, sikap seperti itu sangat tidak sesuai
sebagai warga negara yang cerdas dan demokratis.
Berikut ini di kemukakan beberapa contoh sikap dan perbuatan yang mesti di
lakukan oleh setiap warga negara dalam upaya membina ketertiban sebagai
perwujudan warga negara yang cerdas:

a. Menggunakan hak yang dimiliki sesuai dengan kaidah –kaidah normatif


yang berlaku seperto norma agama.kesusilaan, kesopanan dan norma
hukum
b. Menghargai hak dan kewajiban serta kepentingan orang lain
c. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain
d. Menjunjung tinggi toleransi dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa,dn
bernegara
e. Memecahkan konflik dengan mengedepankan cara-cara yang menghindari
kekerasaan melainkan dengan cara-cara yang mengandung perdamaian .

3. Membuat Keputusan
Warga negara yang cerdas adalah warga negara yang mampu mengambil
keputusan secara cerdas .keputusan yang didasari pikiran dan spirit yang rasional
,sistematis, dan logis akan menjadikan keputusan tersebut memiliki kebermaknaan
bagi diri sendiri maupun bagi wara masyarkat lainnya.

4. Kemampuan Berkomunikasi
Dalam berkomunikasi ,wujud komunikasi baik lisan maupun tulisan yang di
ekspresikan warga negara yang cerdas bukan sekedar informasi yang tanpa makna
melainkan berisikan pesan-pesan informasi yang memiliki atau berbobot makna
.dalam teori komunikasi kita mengenal adanya unsur-unsur komunikasi yaitu,
pembicara, pesan,media dan penerima pesan . dalam menjalin komunikasi maka
penghargaan tentang pentingnya ide dan perasaan orang yang di ajak
berkomunikasi itu sangat penting dan tak dapat diabaikan untuk dapat
memperoleh kemanfaatan dari komunikasi tersebut.
Dengan kemampuan berkomunikasi ini, warga negara dapat menyampaikan
aspirasinya serat ekspektasi atau harapan-harapan nya kepada pemerintah untuk
mencapai kehidupan yang lebih baik.
Perwujudan komunikasi efektif yang harus di kembangkan waga negara yang
cerdas ,antara lain di lakukan dengan cara-cara berikut ini :
a. Menyampaikan ide-ide kritis kepada pemerintah baik dalam menyampaikan
program tertentu maupun dalam memecahkan masalah yang di hadapi.
b. Ikut serta mengkomunikasikan berbagai program pemerintah sesuai dengan
kemampuan yang di miliki masing-masing sebagai bagian dari partisipasi
bagi kehidupan bangsa dan negara.
c. Menggunakan atau memanfaatkan saluran-saluran komunikasi yang benar
dalam menyampaikan berbagai tuntunan ,harapan ,keinginan ,maupun
apresiasi terhadap pemerintahan nya.
d. Mengembangkan etika komunikasi baik sesama warga negara maupun
dengan negara dan pemerintahannya.
5. Kerja Sama
Warga negara yang cerdas mesti menyadari bahwa keberadaan atau
eksistensinya tidak dapat dilepaskan dengan keberadaan anggota masyarakat yang
lain. Oleh karenanya sikap yang di kembangkan dari kesadaran tersebut adalah
menjalin kerja sama yang baik sesama warga masyarakat ,dengan cara
menghindari sikap-sikap yag egostik ,matrealistik ,liberalistik ,dan otoriter
.sebaliknya sikap yang harus di kembangkan adalah sikap-sikap yang di
konsepsikan oleh Bal Tal sebagai prosocial ,yakni bentuk-bentuk positif dari
prilaku masyarakat kepada masyarakat lain atau kepada dirinya .
Sikap prososial yang harus di miliki dan di laksanakan oleh warga negara yang
cerdas di antaranya (sumantri 1999) berikut ini .
a. Mendahulukan kepentingan umum
b. Saling menolong
c. Menjunjung hak asasi manusia
d. Bersikap demokratis yang sehat dan beragama
e. Saling memberi
f. Saling memnjam dengan jujur

6. Melakukan berbagai Kepentingan dengan Benar


Kita mengenal adanya bentuk-bentuk pertentangan atau konflik yakni
intrapersonal conflict,yaitu pertentangan atau konflik yang timbul dalam diri
setiap warga negara sebagai individu .sedangkan interpersonal conflict merupakan
konflik atau pertentangan yang melibatkan individu yang satu dengan individu
yang lainnya sebagai anggota masyarakat.setiap individu harus memperhatikan
kaidah-kaidah atau sistem norma yang berlaku dalam masyarakat karena agar
kepentingan tersebut tidak saling bertentangan satu sama lain.
Warga negara yang cerdas senantiasa menempatkan kepentingan nya dalam
konteks kepentingan orang lain .dengan cara seperti ini akan dapat di hindari
adanya pertentangan kepentingan atau konflik yang potensial yang dapat
menganggu keharmonisan kehidupan masyarakat .
C. Dimensi-Dimensi Kecerdasan Warga Negara
Kecerdasan intelektual harus di back-up dengan kecerdasan emosional
,spritual,dan moral agar dalam implementasinya tidak bertentangan dengan
prinsip-prinsip kemanusiaan serta norma-norma yang berlaku.
Kecerdasan emosional menurut Daniel goleman di wujudkan dalam bentuk
sikap,dan perbuatan yang menghargai orang lain, menghormati kepentingan orang
lain dalam kehidupan sehari-hari. Sikap dan prilaku seperti itulah yang harus di
laksanakan warga negara dalam kehidupan nya sehari-hari. Kecerdasan emosional
membimbing dan mengarahkan warga negara untuk peka dan respek terhadap
keadaan sesamannya serta toleran terhadap perbedaan yang ada.
Kecerdasan moral berkenaan dengan kemampuan untuk senantiasa melandasi
sikap dan prilaku dengan nilai moral yang baik. Moral yang baik itu akan di
pengaruhi oleh berbagai faktor seperti lingkungan sosial, keluarga,masyarakat dan
media.
Menurut Borba untuk membangun kecerdasan moral tersebut di lakukan
secara bertahap sesuai dengan tingkatan usia anak dan perkembangan anak .
Sementara itu kecerdasan spritual berkenaan dengan penanaman ,pemahaman
,serta pengalaman nilai-nilai agam dalam kehidupan bermasyarakat ,berbangsa
dan bernegara. Dengan bahasa yang sederhana warga negara indonesia yang
cerdas adalah yang cerdas otak atau akalnya,cerdas hatinya ,perasaan dan cerdas
moral nya
Setiap warga negara mempunyai potensi dasar mental yang dapat di
kembangkan yang menurut Nurdin Sumaatmadja(1998) meliputi :

1. Minat
Minat secara singkat di artikan sebagai keinginan atau kehendak terhadap
sesuatu. Betapa pentingnya minat atau keinginan ini sebagai salah satu potensi
dasar manusia, ada sebuah pepatah inggris mengatakan ‘orang yan tidak
mempunyai keinginan di ibaratkan sebagai seekor burung tanpa sayap. Maka
pepatah tersebut menunjukan betapa minat merupakan hak yang tak terpisahkan
dalam individu manusia.
2. Dorongan ingin tahu
Rasa ingin tahu terhadap sesuatu atau objek yang ada dalam kehidupan kita
merupakan bagian tak terpisahkan dari keberadaan kita sebagai mahluk yang di
karuniai akal pikiran untuk merenungkan atau berbagai ‘Teka-teki’ dalam arena
kehidupan ini

3. Dorongan ingin membuktikan kenyataan


Dorongan ini berkaitan dengan sifat rasa ingin tahu yang melekat pada diri
manusia, karena ingin tahu terhadap sesuatu atau objek, di antaranya di dorong
oleh keinginan nya untuk membuktikan kenyataan yang terjadi.

4. Dorongan ingin menyelidiki


Dorongan untuk meyelidiki pada umumya timbul manakala kita ingin
mengetahui sesuatu objek itu secara lebih utuh sehingga dapat memuaskan kita .

5. Dorongan ingin menemukan sendiri


Manusia berlomba-lomba sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya untuk
menemukan sesuatu yang bersifat lebih ‘baru’ dan ‘bermanfaat’ bagi kehidupan
manusia .

K.B. 2 : WARGA NEGARA YANG PARTISIPATIF

A. Pengerian Partisipasi
Partisipasi yang dapat di berikan bervariasi bentuknya ,seperti partisipasi
secara fisik maupun secara non fisik . tentu saja partisipasi yang terbaik adalah
partisipasi yang bersifat otonom. Ada 3 bentuk partisipasi menurut
Koentjaraningrat (1994) yaitu ,(1) berbentuk tenaga ,(2) berbentuk pikiran ,(3)
berbentuk materi (benda).
Partisipasi merupakan salah satu ciri warga negara yang baik .tidak ada alasan
bagi seorang warga negara untuk tidak berpartisipasi karena partisipasi merupakan
suatu keharusan bagi warga negara, sebagai pemilik kedaulatan. Tanpa adanya
partisipasi warga masyarakat maka kehidupan demokrasi akan terhambat dalam
perkembangan nya.
Secara umum berpartisipasi dapat di rumuskan sebagai keikutsertaan atau
keterlibatan warga negara dalam proses bernegara ,berpemerintah,dan
bermasyarakat. Ada 3 unsur yang harus di penuhi untuk dapat di katakan warga
negara berpartisipasi dlam kegiatan berbangsa ,bernegara dan berpemerintah
(Wasistiono ,2003) yaitu(1) ada rasa kesukarelaan (2) ada keterlibatan secara
emosional (3) memperoleh manfaat secara langsung maupun tidak langsung dari
keterlibatan nya.

B. Partisipasi Politik
Rush dan Althoff (1993) yang mendefinisikan partisipasi politik sebagai
keterlibatan atau keikutsertaan individu warga negara dalam sistem poltik.
Hungtinton dan Nelson (1990) mengartikan partisipasi dalam konteks politik yang
selanjutnya di konsepsikan partisipasi poltik yaitu kegiatan warga negara preman
(private citizen ) yang bertujuan mempengaruhi pengambilan keputusan oleh
pemerintah lebih lanjut Hungtinton dan Nelson menekankan 3 hal yang
terkandung dalam pengertian partisipasi politik tersebut, yakni pertama partisipasi
mencakup kegiatan-kegiatan poltik yang objektik,akan tetapi tidak sika-sikap
politik yang subjektif, kedua ,yang di maksud warga negara preman adalah warga
negara sebagai perorangan-perorangan dalam berhadapan dengan masalah politik.
Ketiga ,kegiatan dalam partisipasi itu di fokuskan untuk mempengaruhi
pengambilan keputusan pemerintah.
Dapat disimpulkan bahwa partisipasi poltik adalah keterlibatan warga negara
dalam kehidupan sistem politik ,yang mana di sesuaikan dengan kemampuan yang
di miliki masing-masing warga negara.
Banyak contoh lain partisipasi politik yang dapat di lakukan oleh warga negara
sesuai dengan kemampuan masing-masing ,berikut di kemukakan beberapa
contoh perwujudan atau manifestasi partisipasi politik.

1. Mengkrtitisi secara aktif terhadap kebijakan pemerintah


Respon dan kritik tersebut di wujudkan masyarakat melalui berbagai kegiatan
di antara melakuakan demonstrasi atau unjuk rasa yang di lakukan dengan damai
dan secara konstutusional dalam menyikapi setiap kebijakan pemerintah.terutama
jika kebijakan tersebut secara nyata tidak dan jelas tidak berpihak atau tidak
membela kepentingan masyarakat luas.

2. Aktif dalam partai politik


Partai politik adalah suatu kelompok yang terorganisir yang anggota-
anggotanya mempunyai orientasi ,nilai-nilai ,dan cita-cita yang sama. Tujuan
kelompok ini adalah untuk memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan
politik biasanya dengan cara yang konstitusional untuk melaksanakan kebijakan-
kebijakan mereka (Budiardjo ,1989).

3. Aktif dalam kegiatan lembaga swadaya masyarakat (LSM)


Lembaga swadaya masyarakat merupakan wadah yang dapat di manfaatkan
oleh masyarakat untuk mewujudkan cara berpolitik.konsentrasi kegiatan LSM
adalah memberikan pengawasan terhadap jalan nya pemerintahan guna menuju
pemerintahan yang baik, transparan ,dan bertanggung jawab.

4. Diskusi politik
Proses diskusi inilah yang merupakan bentuk pendidikan politik yang efektif
guna meningkatkan kemelekan politik dan kedewasaan politik warga
masyarakat.Agar partisipasi politik warga negara sebagaimana di kemukakan di
atas dapat dilaksanakan dengan baik maka ada beberapa sikap yang harus di
hindari ,yaitu ;
a. Apatisme
Apati dapat di artikan sebagai tidak punya minat atau tidak punya perhatian
terhadap orang lain

b. Sinisme
Merupakan perasaan yang menghayati tindakan dan motif orang lain dengan rasa
kecurigaan .
c. Alienasi
Menurut Lane (dalam athoff,1993) merupakan sebagai perasaan keterasingan
seseorang dari politik dan pemerintahan masyarakat ,dan kecendrungan berpikir
mengenai pemerintahan dan politik bangsa di lakukan oleh orang lain dan untuk
orang lain ,mengikuti sekumpulan aturan-aturan yang tidak adil

d. Anomie
Merupakan perasaan kehilangan nilai dan ketidakan arah ,dimana individu
mengalami perasaan tidak efektif dan perasaan di pedulikan oleh para penguasa
negara,yang mengakibatkan hilangnya urgensi untuk bertindak dan tidak
terarahnya tujuan –tujuan nya.

C. Partisipasi Sosial
Partisipasi sosial warga negara erat kaitan nya dengan kegiatan atau aktivitas
warga negara sebagai anggota masyarakat untuk terlibat atau ikut serta dalam
kehidupan sosial kemasyarakatan . untuk memiliki dan melaksanakan partisipasi
sosial tersebut yang di wujudkan antara lain :
1. Membantu anggota masyarakat yang membutuhkan baik bantuan moril
maupun materil sesuai dengan kemampuan yang di miliki.
2. Turut serta membantu jalan keluar atas permasalahan yang di hadapi
dalam kehidupan bermasyarakat.
3. Tidak menjadi beban masayarakat lainnya
4. Berpartisipasi dalam setiap kegiatan yang ada di masyarakat
5. Turut menjaga keamanan
6. Menjaga persatuan ,kesatuan dan keutuhan masyarakat.

D. Partisipasi dalam Bidang Ekonomi


Partisipasi ekonomi berkaitan dengan keikutsertaan atau keterlibatan warga
negara dalam pembangunan ekonomi masyarakat dan bangsa
Contoh partisipasi ekonomi yang dapat di lakukan masyarakat adalah:
1. Membayar pajak
2. Hemat dan cermat
3. Mensosialisasikan gerakan menabung
4. Menyisihkan harta untuk kepentingan masyarakat
5. Bagi pejabat tidak menggunakan fasilitas negara untuk kepentingan
pribadi
6. Jika mungkin dapat menghimpun modal untuk kepentingan membangun
lapangan kerja baru yang di harapkan dapat mengurangi pengangguran
7. Mengembangkan jiwa kewirausahaan

E. Partisipasi dalam Bidang Budaya


Keanekaragaman dan kekayaan khasanah budaya bangsa indonesia sudah
barang tentu harus di jaga dan di lestarikan bahkan harus di kembangkan lebih
baik lagi.
Beberapa contoh sikap dan prilaku yang mencerminkan partisipasi dalam bidang
budaya ,yaitu :
1. Mencintai budaya lokal dan nasional
2. Melakukan berbagai inovasi kreatif untuk menyokon pengembangan
budaya daerah.

Margaret Branson (1994) berpendapat untuk mencapai partisipasi warga


negara yang bermutu dan bertanggung jawab perlu di penuhinya beberapa unsur
yaitu :
1. Penguasaan terhadap pengetahuan dan pemahaman tertentu
2. Pengembangan intelektual partisipatoris.
3. Pengembangan karakter atau sikap mental tertentu
4. Komitmen yang benar terhadap nilai dan prinsip fundamental demokrasi
konstitusional.

K.B. 3 : WARGA NEGARA YANG BERTANGGUNG JAWAB


A. Pengertian Tanggung Jawab
Tanggung jawab itu erat kaitan nya dengan hak dan kewajiban serta kekuasaan
,sebab pelaksanaan kewajiban dan kekuasaan serta penggunaan hak yang di miliki
dan melekat dalam diri setiap warga negara harus di sertai dengan tanggung jawab
. secara umum tanggung jawab di artikan sebagai kewajiban untuk melakukan
sesuatu atau berprilaku menurut cara tertentu.
Beberapa aspek warga negara dalam menggunakan hak nya sebagaiberikut :
1. Aspek kekuatan ,yaitu kekuasaan atau kewenangan untuk melaksanakan
hak tersebut.
2. Aspek perlindungan hukum yang melegalisir atau mengsahkan aspek
kekuasaan atau wewenang yang memberi kekuatan bagi pemegang hak
mutlak untuk menggunakan haknya.
3. Aspek pembatasan hukum ,yang membatasi dan menjaga jangan sampai
terjadi penggunaan hak oleh suatu pihak yang melampaui batas sehinggan
menimbulkan akibat kerugiaan bagi pihak lain.

Kebebasan kita dalam menggunakan hak ,sesugguhnya di batasi oleh hak orang
lain ,demikian juga sebaliknya.
Dalam melaksanakan kewajiban maka aspek-aspek yang perlu di perhatikan
adalah :
1. Aspek kemungkinan dalam arti bahwa pihak yang berkewajiban itu
sungguh mungkin dan mampu untuk mengemban kewajibannya dengan
sebagaimana mestinya.
2. Aspek perlindungan hukum yang melegalisir atau mensahkan kedudukan
pihak yang telah melaksanakan kewajibannya sebagai orang atau pihak
yang harus di lindungi dari adanya tuntutan atau gugatan terhadapnya
,apabila ia telah melaksanakan kewajibannya dengan baik.
3. Aspek pembatasan hukum yang membatasi dan menjaga agar pelaksanaan
kewajiban oleh setiap pihak yang bersangkutan jangan sampai kurang dari
batas minimalnya sehingga menimbulkan kerugian bagi pihak lain.
4. Aspek pengecualian hukum yang merupakan suatu aspek yang memuat
pertimbangan ‘jiwa hukum’ dalam menghadapi pelaksanaan kewajiban
oleh seseorang atau suatu pihak yang tidak memadai.
B. Tanggung Jawab Warga Negara Terhadap Tuhan Yang Maha Esa
Tanggung jawab warga negara terhadap tuhannya di wuhudkan dengan
beribadah sesuai dengan keyakinan masing-masing yang di manifestsikan dalam
bentuk prilaku yang di pancari keimanan dan ketaqwaan terhadapnya, seperti
dalam berhubungan atau berinteraksi sesama warga negara dalam kehidupan
bermasyarakat.
Dengan demikian perwujudan tanggung jawab warga negara terhadap Tuhan
YME antara lain dengan cara sebagai berkut ;
1. Mensyukuri nikmat yang telah tuhan berikan
2. Beribadah kepada Tuhan YME sesuai dengan keyakinan dan kepercayaan
yang di anut
masing-masing
3. Melaksanakan segala perintahnya
4. Menuntut ilmu dan menggunakan nya untuk kebaikan
5. Menjalin tali silaturahmi

C. Tanggung Jawab Warga Negara Terhadap Masyarakat


Setiap individu warga negara hidup di tengah-tengah masyrakat dan
keberadaan nya tidak bisa di lepaskan dari masyarakat. Frans magnis mengatakan
bahwa kebermaknaan manusia itu jika ia hidup di masyarakat. Individu sebagai
anggota masyarakat senantiasa hidup dalam konteks masyarakat.
Sebagai anggota masyarakat setiap individu mempunyai tanggung jawab antara
lain diwujudkan dengan sikap dan prilaku sebagai berikut :
1. Memelihara ketertiban dan keamanan hidup bermasyarakat
2. Menjaga dan memelihara rasa persatuan dan kesatuan masyarakat
3. Meningkatkan rasa solidaritas sosial sebagai sesama anggota masyarakat
4. Menghapuskan baentuk-bentuk tindakan diskriminatif dalam kehidupan di
masyarakat untuk menghindari disintegrasi masyarakat,bangsa,dan negara.

D. Tanggung Jawab Warga Negara Terhadap Lingkungan


Hubungan manusia dengan alam sangat erat dan tidak dapat di pisahkan
keduan nya, manusia memutuhkan lingkungan untuk kelangsungan hidup nya.
Sementara itu lingkungan membutuhkan manusia untuk memelihara nya.
Sumaatmadja (1998) mengatakan manusia dengan alam,ada dalam konteks
keruangan yang saling mempengaruhi .
Setiap warga negara ,di pundak nya terpikul tanggung jawab yang tidak
ringan dalam hubungan nya dengan pengelolaan dan pemanfaatan lingkungan
alam tersebut,antara lain dapat di wujudkan dengan contoh sikap dan prilaku
sebagai berikut :
1. Memelihara kebersihan lingkungan
2. Tidak mengeksploitasi alam secara berlebihan ,mengingat keterbatasan
sumber daya alam yang ada.
3. Menggunakan teknologi yang ramah lingkungan

Brown & Brown (1975) perihal penting nya manusia mengendalikan dan
menguasai teknologi agar teknologi tersebut memberikan kemudahan bagi
manusia untuk kelangsungan kehidupan manusia.

E. Tanggung Jawab Warga Negara Terhadap Bangsa Dan Negara


Maju mundur nya suatu bangsa sangat tergantung kepada tanggung jawab
warga negara nya. Tanggung jawab warga negara terhadap bangsa dan negara nya
di laksanakan dengan cara mengaktualisasikan hak dan kewajiban nya sebagai
warga negara sebagai mana di tuangkan dalam landasan konstitusional negara kita
,yakni Undang-undang Dasar 1945.
Bentuk-bentuk sikap dan prilaku warga negara yang mencerminkan
perwujudan tanggung jawab terhadap negara dan bangsa yaitu sebagai berikut ;
1. Memahami dan mengamalkan ideologi nasional kita, yakni pancasila dalam
kehidupan sehari-hari dalam bidang kehidupan seperti
politik,ekonomi,sosial,budaya,dan keamanan
2. Menjaga dan memelihara nama baik bangsa dan negara di mata dunia
internasional sebagai bangsa dan negara yang
merdeka,berdaulat,berperadaban, dan bermartabat.
3. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dengan menghindari sikap dan
perilaku yang diskriminatif.
K.B. 4 : WARGA NEGARA YANG RELIGIUS DAN PENUH TOLERANSI

A. Manusia sebagai mahluk Religius


Manusia adalah homo religius artinya mahluk yang beragama ,mahluk yang
mempunyai keyakinan akan kekuasaan Tuhan yang Maha Esa yang menguasai
alam jagad raya beserta seluruh mahluk lainnya di dunia ini.
Baik dalam pancasila maupun UM 1945 yang menegaskan bahwa bangsa
indonesia berdasar atas ketuhanan yang maha esa ,telah memberikan warna dan
corak khas dalam segenap aspek kehidupan bangsa indonesia

B. Pengertian Warga negara Religius


Warga negara religius adalah warga negara yang senantiasa memahami serta
mengaktualisasikan nilai-nilai ajaran agama yang di peluk dan di yakininya dalam
konteks kehidupan sehari-hari.dalam undang –undang Republik Indonesia Nomor
20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional, pada pasal 3 dinyatakan
dengan tegas bahwa :
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa ,bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha
esa ,berahlak mulia ,sehat,berilmu,cakap,kreatif ,mandiri dan menjadi warga
negara yang demokratis serta tanggung jawab.”
Nilai-nilai keimanan dan ketakwaan harus senantiasa tercermin dalam sikap
maupun prilaku yang di tampilkan oleh setiap warga negara baik dalam hal (1)
berhubungan dengan tuhan (2) berhubungan dengan sesama warga negara, (3)
berhubungan dengan lingkungannya,maupun (4) berhubungan dengan pemerintah
negaranya.

C. Pentingnya suatu Toleransi


Istilah toleransi berasal dari bahasa inggris “tolerance” menurut Webters new
american dictionary di artikan memberi kebebasan atau membiarkan pendapat
orang lain dan berlaku sabar atau lapang dada menghadapi orang lain. Dalam
kamus (KUBI) ,toleransi di artikan sebagai sikap menegang,dalam makna
menghargai,membiarkan,membolehkan pendirian, pendapat,kepercayaan
,kelakuan yang lain dari yang dimiliki oleh seseorang atau yang bertentangan
dengan pendirian orang.
Daud Ali (1988) mengemukakan bahwa dalam ajaran islam terdapat prinsip-
prinsip toleransi yakni : (1) tidak boleh ada paksaan (2) manusia berhak memilih
agama yang di yakininya (3) tidak ada guna nya memaksa seseorang agar menjadi
muslim (4) tidak boleh memusuhi umat islam
Toleransi ada dua jenis yaitu toleransi agama,dan tolerasnsi sosial . toleransi
agama adalah toleransi yang menyangkut keyakinan yang berhubungan dengan
akidah , sedangkan toleransi sosial adalah toleransi yang menyangkut hubungan
sosial kemasyarakatan .

Anda mungkin juga menyukai