Bioteknologi adalah proses transformasi dengan memanfaatkan pengetahuan
biologi, biokimia, mikrobiologi, biologi molekuler, biofarmasi dan kemajuan rekayasa dalam sebuah penelitian memakai sel hidup yang akan membawa penemuan baru dan penyempurnaan pemecahan masalah di berbagai bidang kehidupan manusia.Rekayasa genetik mempunyai dampak terhadap perbaikan dan keamanan produk, dan memberikan pemecahan teknis dalam penyebarluasan pemakaian obat dengan bahan baku yang terbatas. Prinsip yang mendasari penggunaan rekayasa genetik adalah bahwa satu atau sejumlah gen pathogen dimasukkan ke dalam vektor untuk kemudian dipindahkan ke dalam pembawa yang cocok. Pada umumnya bioteknologi menggunakan mikroorganisme karena dapat tumbuh dengan cepat yang dapat dikontrol pertumbuhannya, mengandung protein yang cukup tinggi, dapat menggunakan produk-produk sisa sebagai substratnya misalnya dari limbah dapat menghasilkan produk yang tidak toksik dan reaksi biokimianya dapat dikontrol oleh enzim organisme itu sendiri. Bioteknologi dengan menggunakan mikroorganisme dapat menghasilkan produk makanan dan minuman, penghasil obat, pembasmi hama tanaman, pengolah limbah, pemisah logam dari bijih logam, dan lain sebagainya (Ahmadi, 2010). Fermentasi merupakan kegiatan mikroba pada bahan pangan sehingga dihasilkan produk yang dikehendaki. Mikroba yang umumnya terlibat dalam fermentasi adalah bakteri, khamir dan kapang. Fermentasi dapat dilakukan menggunakan kultur murni ataupun alami serta dengan kultur tunggal ataupun kultur campuran. Fermentasi menggunakan kultur alami umumnya dilakukan pada proses fermentasi tradisional yang memanfaatkan mikroorganisme yang ada di lingkungan. Peranan mikroorganisme dalam berbagai kehidupan manusia, di antaranya dalam bidang kesehatan, pangan dan pertanian. Kemajuan dalam teknologi fermentasi dan rekayasa genetika sangat membantu dan mendukung bioteknologi, sehingga pemanfaatan mikroba sekarang ini jauh lebih maju dibanding yang telah lalu yang masih memakai caracara tradisional dan skala kecil. Fermentasi dapat terjadi karena adanya aktivitas mikroba penyebab fermentasi pada substrat organik yang sesuai. Terjadinya fermentasi ini dapat menyebabkan perubahan sifat bahan, sebagai akibat dari pemecahan kandungan makromolekul, khususnya karbohidrat dari bahan tersebut (Sofa, 2008). Pengolahan limbah dengan memanfaatkan tanah telah dilakukan sejak dahulu sebagai pengolahan alami yang efektif dan efisien. Meskipun pengolahan ini sangat murah, namun membutuhkan area tanah yang luas jika dibandingkan dengan sistem lainnya. Salah satu metode pengolahan yang memanfaatkan media tanah adalah Multi Soil Layering (MSL), yaitu media tanah sebagai media utama disusun dalam sebuah konstruksi susunan batu bata yang terdiri atas lapisan campuran tanah dengan 10-35% partikel besi, bahan organik dan lapisan zeolite. Dalam pengolahan biologis, bakteri merupakan komponen terbesar yang berperan dalam mendegradasi limbah dengan jumlah lebih dari 1013 bakteri/m2 permukaan tanah. Bakteri teridentifikasi mampu mendegradasi senyawa-senyawa yang ada dalam limbah cair karet baik dalam kondisi aerob maupun anaerob, sehingga hampir seluruh parameter kecuali nitrogen berada di bawah baku mutu yang berlaku (Komala dkk, 2012). Limbah cair karetmengandung bahan organik dengan nitrogen yang tinggi seperti protein, amonia dan fosfat. Penggunaan amonia sebagai zat antikoagulan dalam proses pengolahan menyebabkan kadar amonia tinggi dalam air limbah. Kehadiran amonia dalam suatu ekosistem dapat mempengaruhi mikroba terutama bakteri yang mempunyai kemampuan mendegradasi amonia. Populasi bakteri pendegradasi ammonia akan berkembang dengan adanya kontaminasi amonia dalam suatu ekosistem. Pengolahan limbah secara biologi yaitu dengan memanfaatkan aktivitas mikroba untuk menguraikan zat organik dalam air limbah dengan melibatkan bakteri-bakteri aerob yang disebut bakteri nitrifikasi. Limbah cair karet mengandung bakteri yang berpotensi mendegradasi senyawa amonia. Bakteri tersebut dapat diperoleh dengan mengisolasi langsung dari limbah cair karet kemudian di kembangbiakan dan dimanfaatkan dalam penanganan pengolahan limbah secara biologi (Nainggolan dkk, 2015). BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
a. Hari/tanggal : Rabu, 06 Maret 2019
b. Waktu : 09.00 – 13.00 WIB c. Tempat : PT. INDUSTRI KARET NUSANTARA d. Alamat : Sei Bamban, Sumatera Utara e. Metode : Penelitian Langsung ke Industri Karet. Daftar Pustaka Ahmadi, S, A., 2010, Bioteknologi Dengan Menggunakan Mikroorganisme, Erlangga : Jakarta. Puti Sri Komala,P,S., Denny,H., Dan Detia D., 2012, Identifikasi Mikroba Anaerob Dominan Pada Pengolahan Limbah Cair Pabrik Karet Dengan Sistem Multi Soil Layering (Msl), Jurnal Teknik Lingkungan Unand, 9(1), ISSN : 1829-6084, Hal : 74 – 88. Nainggolan, T, A., Siti, K., dan Masnur T, 2015, Bakteri Pendegradasi Amonia Limbah Cair Karet Pontianak Kalimantan Barat, Jurnal Protobiont, 4(2), Hal : 69 -76. Sofa, P., 2008, Bioteknologi, Erlangga : Jakarta.