Anda di halaman 1dari 4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Bioteknologi adalah proses transformasi dengan memanfaatkan pengetahuan


biologi, biokimia, mikrobiologi, biologi molekuler, biofarmasi dan kemajuan
rekayasa dalam sebuah penelitian memakai sel hidup yang akan membawa penemuan
baru dan penyempurnaan pemecahan masalah di berbagai bidang kehidupan
manusia.Rekayasa genetik mempunyai dampak terhadap perbaikan dan keamanan
produk, dan memberikan pemecahan teknis dalam penyebarluasan pemakaian obat
dengan bahan baku yang terbatas. Prinsip yang mendasari penggunaan rekayasa
genetik adalah bahwa satu atau sejumlah gen pathogen dimasukkan ke dalam vektor
untuk kemudian dipindahkan ke dalam pembawa yang cocok. Pada umumnya
bioteknologi menggunakan mikroorganisme karena dapat tumbuh dengan cepat yang
dapat dikontrol pertumbuhannya, mengandung protein yang cukup tinggi, dapat
menggunakan produk-produk sisa sebagai substratnya misalnya dari limbah dapat
menghasilkan produk yang tidak toksik dan reaksi biokimianya dapat dikontrol oleh
enzim organisme itu sendiri. Bioteknologi dengan menggunakan mikroorganisme
dapat menghasilkan produk makanan dan minuman, penghasil obat, pembasmi hama
tanaman, pengolah limbah, pemisah logam dari bijih logam, dan lain sebagainya
(Ahmadi, 2010).
Fermentasi merupakan kegiatan mikroba pada bahan pangan sehingga
dihasilkan produk yang dikehendaki. Mikroba yang umumnya terlibat dalam
fermentasi adalah bakteri, khamir dan kapang. Fermentasi dapat dilakukan
menggunakan kultur murni ataupun alami serta dengan kultur tunggal ataupun kultur
campuran. Fermentasi menggunakan kultur alami umumnya dilakukan pada proses
fermentasi tradisional yang memanfaatkan mikroorganisme yang ada di lingkungan.
Peranan mikroorganisme dalam berbagai kehidupan manusia, di antaranya dalam
bidang kesehatan, pangan dan pertanian. Kemajuan dalam teknologi fermentasi dan
rekayasa genetika sangat membantu dan mendukung bioteknologi, sehingga
pemanfaatan mikroba sekarang ini jauh lebih maju dibanding yang telah lalu yang
masih memakai caracara tradisional dan skala kecil. Fermentasi dapat terjadi karena
adanya aktivitas mikroba penyebab fermentasi pada substrat organik yang sesuai.
Terjadinya fermentasi ini dapat menyebabkan perubahan sifat bahan, sebagai akibat
dari pemecahan kandungan makromolekul, khususnya karbohidrat dari bahan tersebut
(Sofa, 2008).
Pengolahan limbah dengan memanfaatkan tanah telah dilakukan sejak dahulu
sebagai pengolahan alami yang efektif dan efisien. Meskipun pengolahan ini sangat
murah, namun membutuhkan area tanah yang luas jika dibandingkan dengan sistem
lainnya. Salah satu metode pengolahan yang memanfaatkan media tanah adalah Multi
Soil Layering (MSL), yaitu media tanah sebagai media utama disusun dalam sebuah
konstruksi susunan batu bata yang terdiri atas lapisan campuran tanah dengan 10-35%
partikel besi, bahan organik dan lapisan zeolite. Dalam pengolahan biologis, bakteri
merupakan komponen terbesar yang berperan dalam mendegradasi limbah dengan
jumlah lebih dari 1013 bakteri/m2 permukaan tanah. Bakteri teridentifikasi mampu
mendegradasi senyawa-senyawa yang ada dalam limbah cair karet baik dalam kondisi
aerob maupun anaerob, sehingga hampir seluruh parameter kecuali nitrogen berada di
bawah baku mutu yang berlaku (Komala dkk, 2012).
Limbah cair karetmengandung bahan organik dengan nitrogen yang tinggi
seperti protein, amonia dan fosfat. Penggunaan amonia sebagai zat antikoagulan
dalam proses pengolahan menyebabkan kadar amonia tinggi dalam air limbah.
Kehadiran amonia dalam suatu ekosistem dapat mempengaruhi mikroba terutama
bakteri yang mempunyai kemampuan mendegradasi amonia. Populasi bakteri
pendegradasi ammonia akan berkembang dengan adanya kontaminasi amonia dalam
suatu ekosistem. Pengolahan limbah secara biologi yaitu dengan memanfaatkan
aktivitas mikroba untuk menguraikan zat organik dalam air limbah dengan
melibatkan bakteri-bakteri aerob yang disebut bakteri nitrifikasi. Limbah cair karet
mengandung bakteri yang berpotensi mendegradasi senyawa amonia. Bakteri tersebut
dapat diperoleh dengan mengisolasi langsung dari limbah cair karet kemudian di
kembangbiakan dan dimanfaatkan dalam penanganan pengolahan limbah secara
biologi (Nainggolan dkk, 2015).
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

a. Hari/tanggal : Rabu, 06 Maret 2019


b. Waktu : 09.00 – 13.00 WIB
c. Tempat : PT. INDUSTRI KARET NUSANTARA
d. Alamat : Sei Bamban, Sumatera Utara
e. Metode : Penelitian Langsung ke Industri Karet.
Daftar Pustaka
Ahmadi, S, A., 2010, Bioteknologi Dengan Menggunakan Mikroorganisme,
Erlangga : Jakarta.
Puti Sri Komala,P,S., Denny,H., Dan Detia D., 2012, Identifikasi Mikroba
Anaerob Dominan Pada Pengolahan Limbah Cair Pabrik Karet Dengan
Sistem Multi Soil Layering (Msl), Jurnal Teknik Lingkungan Unand, 9(1),
ISSN : 1829-6084, Hal : 74 – 88.
Nainggolan, T, A., Siti, K., dan Masnur T, 2015, Bakteri Pendegradasi Amonia
Limbah Cair Karet Pontianak Kalimantan Barat, Jurnal Protobiont,
4(2), Hal : 69 -76.
Sofa, P., 2008, Bioteknologi, Erlangga : Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai