Anda di halaman 1dari 13

Sistem Pengapian ESA

dalam pengapian ESA dapat di bagi menjadi 3 kelompok kerja:


1. ECU
berperan mengatur waktu pengapian sesuai dengan sinyal yang dikirim oleh sensor-
sensor yang kemudian dikalkulasi terhadap data maping yang sudah ditanam
didalamnya. Kemudian tugas ECU mengirimkan sinyal IGT ke Igniter ( koil ) untuk
membangkitkan kumparan primer ( sinyal IGT diset ke on ), kemudian sinyal IGT diset
ke off. Saat sinyal di set ke OFF terjadilah pengapian dibusi. Setelah pemutusan arus
kekumparan primer ecu juga menerima sinyal IGF dari igniter yang berupa konfirmasi
bahwa telah ada pengapian walaupun busi tidak memercikan api pengapian tetap
dianggap ada

2. Koil
Kumparan primer
Kumparan sekunder
Igniter
Fungsi kumparanya sama seperti pengapian konvensional tetapi disini terdapat igniter
yang gunanya sebagai pengatur arus pada kumparan primer sama halnya dengan
fungsi platina tetapi disini pengaturan arusnya menggunakan sinyal yang bernama IGT
jadi tidak ada lagi benda yang bergesekan sehingga membutuhkan perawatan berkala.
3. Gambar igniter pengapian IIA ( yang paling dasar )

4. Sensor

Gambar igniter pengapian IIA (yang paling dasar)


####penjelasan awal#### pick up reluctor dan pick up coil berfungsi
sebagai pembangkit sinyal IGT yang digunakan untuk mengatur arus
kumparan primer. Cara kerja power transistor (saklar) disini power
transistor bekerja sebagai saklar elektronik yang bekerja sebagai
berikut>>>

Pada transistor terdapat 3 terminal yaitu basis,collector dan emitor.


__terminal basis berfungsi sebagai penerima sinyal dan penggerak saklar
(putus atau menyambung)
__terminal collector sebagai penyabung arus positif
__terminal emitor sebagi penyambung ke masa
Cara kerjanya sangat simpel yaitu apabila pada terminal basis dialiri arus
maka arus dari terminal collector akan mengalir ke masa melewati
terminal emitor. Lamanya arus mengalir sesuai dengan panjang
pendeknya sinyal yang diberikan ke terminal basis.
CARA KERJA PENGAPIAN
Saat mesin berputar pick up reluctor pun juga ikut berputar sehingga
menyebabkan bangkitnya arus AC , seperti yang diketahui arus AC
berbentuk 1 gelombang dan 1 lembah tetapi disini sinyalnya berbentuk on
dan off jadi harus ada SHAPING untuk mengubah bentuk gelombang ac
menjadi sinyal on dan off.
Gambar dibawah ini menunjukkan ketika sinyal on dikirim ke transistor (1
gunung)

Dan 1 lembah digambarkan ketika sinyal off.


Dan hasilnya seperti ini >>>

Gambar diatas adalah gambar sinyal dari pengapian IIA yang masih
menggunakan distributor, jadi ketika sinyal yang dikirim oleh pick up koil
berbentuk on maka akan mengaktifkan saklar transistor dan
mengalirkan arus primer koil ke masa. Hasilnya terbentuknya
kemagnetan pada primer koil.
Kemudian pick up relucktor pun berputar lagi dan mengakibatkan
gelombang yang diciptakan menjadi lembah dan membuat sinyal berubah
menjadi off maka terjadilah penginduksian tegangan yang disalurkan
ke busi.

Begitu seterusnya cara kerja pengapian transistor. Mungkin ada yang


bertanya-tanya. Lha terus apa kegunaan dari ecu diatas,,, pada system
pengapian transistor apa?? disini peran ecu hanya sebagai penerima
sinyal bahwa telah terjadinya pengapian sehingga bisa digunakan
untuk membantu mengatur waktu injeksi dari injector.
Cara kerja pengapian diatas tidak jauh berbeda dengan system
pengapian esa namun pada esa terdapat tambahan-tambahan komponen
sehingga menyebabkan pengapian menjadi lebih fleksibel dan responsive
terhadap keadaan mesin.
Inilah gambaran umum dari pengapian esa.

Skema kerjanya sebagagai berikut>>>


(disini yang perlu diketahui bahwa esa itu belum tentu sudah satu koil
satu busi kalau yang itu namanya adalah DLI/DIS. Kalu DLI sudah pasti
menggunakan system ESA)
System yang disini lebih rumit sedikit dari pada system yang sebelumnya
dan juga terdapat komponen yang diganti yaitu pick up coil dan
reluctornya >>> sensor crankshaft dan sensor chamshaft dan juga peran
ecu yang dari hanya penerima sinyal IGT menjadi tempat pengolah
sinyal,pengirim dan penerima sinyal konfirmasi (IGF) bahwa telah
terjadinya pengapian. Disistem ini pun juga ditambahkan sensor-sensor
sebagai pemantau dari kondisi mesin agar pengapian menjadi lebih
responsive terhadap kondisi mesin.
Sinyalnya pun juga berbeda: (ini yang sinyal DIS direct ignition Sistem)

Lebih jelasnya

Sinyal diatas sudah dibagi dari ecu sehingga igniter menerimanya


perbagian. Dari sinyal tersebut dapat kita pelajari bahwa sinyal IGF
dinyalakan setelah sinyal IGT menyala tetapi sinyal IGF mati ketika sinyal
IGT dihidupkan itu karena pembangkitan sinyal IGF
berdasarkan gayacounter-electromotive yang dihasilkan saat arus primer
ke koil pengapian diputus atau menggunakan volume arus primer. Disaat
ecu menerima sinyal IGF ecu menentukan bahwa telah terjadi pengapian
*walau mungkin tidak terjadi percikan bunga api di busi*. Apabila ecu
tidak menerima sinyal konfirmasi (IGF) maka ECU akan menyimpulkan
bahwa terjadi kesalahan system dan menyalakan lampu check engine
lalu menyimpan DTC.

3. Sensor-sensor
Disini sensor berperan sebagai pemantau terhadap kondisi mesin dari
mulai ngelitik,beban berat,kondisi dingin, dan lain-lain. Selanjutnya sensor
mengirimkan laporan berupa sinyal ke ECU agar di kalkulasikan sesuai
kebutuhan mesin dan dikirim ke setiap aktuator. Di sistem pengapian
terdapat beberapa sensor:

a. Sensor crankshaft: *nama sinyalnya CKP* sensor ini berperan dalam


memantau sudut putaran dari poros engkol yang digunakan sebagai data
utama dari pengapian. Dan juga untuk menentukan sudut initial timing
(kondisi dimana sudut pengapian yang digunakan adalah sudut dasar>>>
kondisinya saat mesin cranking atau starting penentuanya berdasarkan
putaran mesin <500rpm ada juga yang menentukanya dari sinyal STA
<starter>, data dari sensor ckp ini sangat penting dalam memantau sudut
dari poros engkol untuk menentukan pemajuan pengapian. Kenapa pada
saat starting yang digunakan adalah sudut initial timing??? Karena pada
saat starting tekanan di intake manifold tidak stabil jadi yang digunakan
adalah sudut dasar pengapian (initial ignition timing angle)

b. Sensor chamshaft: sensor ini berperan dalam memantau silinder


berapakah yang akan melakukan pengapian.

c. Sensor tekanan udara: sensor ini biasa disebut dengan MAP *Manifold
Air Pressure* didalam system pengapian sensor ini digunakan untuk
memantau kerja mesin, apakah mesin sedang dalam keadaan beban
berat atau ringan. Mesin dikatakan dalam keadaan beban berat apabila
throttle terbuka penuh dan tekanan di intake manifold hampir setara
dengan tekanan atmosfer, sedangkan mesin dikatakan dalam beban
ringan apabila kevakuman di intake manifold lebih besar dari pada
ruangan sebelum throttle . ketika mesin dalam beban berat maka
pengapian cenderung dimajukan dan ketika dalam beban ringan
pengapian cenderung dimundurkan.

d. Sensor temperatur mesin/ Engine Coolant temperature (ECT):


Sensor ini untuk memantau suhu mesin, ketika mesin dalam keadaan
dingin maka pengapian cenderung dimajukan untuk menjaga
keseimbangan mesin. Namun ketika mesin dalam keadaan panas
pengapian cenderung dimundurkan untuk mencegah knocking dan
overheating.

e. Sensor ketukan/knocking *nama sinyal KNK*: sensor ini untuk memantau


mesin apabila terjadi ketukan maka pengapian akan dimundurkan,
kemudian apabila knocking hilang pengapian dimajukan lagi. Skemanya
seperti dibawah:

f. Sensor oksigen / oxygen: sensor ini berguna untuk memantau kadar


oxygen pada sisa pembakaran untuk memantau penginjeksian bahan
bakar agar terjadi idling yang stabil disamping itu pengapian pun juga
harus menselaraskan keja injector dan sudut pengapian.

g. Sensor posisi throttle/ throttle position sensor *TPS*:


Sensor ini digunakan untuk memantau apakah mesin dalam keadaan idle.
Ketika mesin dalam keadaan idle ecu membuat target putaran mesin
semisal targetnya adalah 750rpm maka pengapian disesuaikan dengan
target tersebut, ketika mesin berada di 800rpm pengapian dimundurkan
dan ketika mesin di 600rpm pengapian diajukan untuk mengejar target
tersebut.
Saat idle pun pemantauan pengapian juga dipengaruhi oleh kerja AC,
apabila AC dinyalakan pengapian dimajukan untuk menjaga kestabilan
mesin saat idle.

Tentang sensor-sensor lain akan dibahas di bab SENSOR agar lebih


detail.

Seperti inilah contoh tabel pengapian yang sudah termaping


didalam ECU:
Dari tabel itu kita bisa melihat data pengapian diambil dari pertemuan titik
dari beban mesin (MAP) dan putaran poros engkol (CKP). Semisal ketika
rpm adalah 750 dan tekanan di intake manifold adalah 1 atm maka
titiknya bertemu di 18 BTDC dan berkesinambungan seperti grafik. (jadi
ketika ecu di remap, yang dirubah adalah datanya. Jadi pada system
mobil sekarang ada yang namanya close loop dan open loop. Close loop
adalah system yang memerlukan koreksi setelah terjadinya proses mesin.
Semisal mesin starting (dikoreksi keadaanya oleh sensor)>>ecu
memproses data dari sensor kemudian mengirimkan sinyal perintah ke
actuator>> actuator memproses data dari ecu dan melakukan tugasnya
>>mesin melakukan proses kerja>> hasil dari proses kerja mesin
dikosreksi lagi oleh sensor, hasil pengoreksian dikirim ke ECU. Begitu
seterusnya salaing berhubungan. Sedangkan system open loop yaitu
system yang tanpa ada proses pengoreksian dari hasil kerja mesin.)

 IGNITION ADVANCER:

Kenapa harus ada pemajuan sudut pengapian????

Dari sisi mekanikal pemajuan pengapian:

Untuk pengapian konvensional terdapat 3 faktor:

1. Oktan selector: pengaturan pengapian dipengaruhi oleh tingkat oktan


bahan bakar yang digunakan

2. Vacuum advancer: pengaturan pengapian dipengaruhi oleh tingkat


kevacuman dari intake manifold
3. Governor advancer: pengaturan pengapian yang dipengaruhi oleh
kecepatan putaran mesin

untuk pengapian ESA:

Untuk pengapian ESA sudut pengapian dibagi mengadi 3 bagian:

1. Sudut INITIAL TIMING>> yaitu sudut dasar yang sudah ditetapkan pada
setiap mesin , sudut ini berfungsi sebagai dasar dari pengaturan sudut
pengapian>> dan juga digunakan sebagai sudut pada saat mesin
melakukan cranking/saat starter. Sudutnya pun berbeda-beda tergantung
tipe mesin ada yang 5’ , 7’ atau 10’ BTDC kalau di pengapian
konvensional sama halnya seperti sudut ketika kita menggeser2
distributor menggunakan timing light. Kenapa saat starter yang digunakan
adalah sudut dasar?? Karena pada saat itu tekanan di intake manifold
belum stabil jadi sinyal vg atau pim tidak digunakan.
Sistem pengolahan data IGT di ecu adalah sebagai berikut:
Sinyal dari sensor NE dan G diterima oleh back up IC diolah dan
langsung dikirim ke igniter tanpa melewati microprosesor.

2. Koil =

Anda mungkin juga menyukai