Anda di halaman 1dari 5

1.

OBSIDIAN

Ganesa : Merupakan jenis batuan beku luar, hasil pembekuan magma yang kaya silika.
Pembekuan terjadi demikian cepat sehiingga mineral pembentuknya tidak sempat
mengkristal dengan baik dan kedudukan kristalnya tidak beraturan.

Keterdapatan : Indonesia : 1. G. Gantung, S. Purgut dan S. Penuh, Provinsi Jambi

2. Nagreg Kab. Bandung, Provinsi Jawa Barat

3. Pulau Krakatau, Pulau Panjang, Wai Seputih, Provinsi Lampung

4. Sampit, Kalimantan

5. Tataaran, Tomohon Kab. Minahasa Provinsi Sulawesi Utara

6. P. Namotote, Irian Barat

Luar negeri:

Teknik penambangan: Dilakukan dengan sistem kuari dengan peralatan sederhana. Karena
obsidian merupakan tubuh batuan yang keras, pada tahap awal
penambangan untuk memperoleh blok-blok yang cukup besar dimulai
proses peledakan.

Pengolahan: bahan baku dari obsidian (Sukandamrmidi, 1983). Dari penelitian dengan bahan
baku obsidran dari Nagreg sesudah dipanaskan dengan oven selama 90 menit
pada temperatur 1000°C - 1100°C terjadi perubahan sebagai berikut:

1. Semula warna hitam berubah meniadi putih keabuan


2. Volume berkembang menjadi 5 kali lipat
3. Berat jenis yang semula 3,35 menjadi 0,6
4. Selama terjadinya perubahan warna, keluar air dari massa batuan, dan batuan
menjadi berpori dan lengket antara fragmen yang satu dengan yang lain

Pemanfaatan: Obsidian mempunyai wama indah dan keras, disamping itu mudah dibentuk.
Pada jaman Prasejarah, manusia purba memanfaatkan obsidian untuk
senjatalkapak atau "titikan" penimbul api. o Bangunan Karena sifatnya yang
keras dan sangat resisten, obsidian dapat dimanfaatkan sebagai fondasi
bangunan. Obsidian tidak porous, hal ini mengakibatkan daya rekat semen
menjadi berkurang. Obsidian apabila dipecah mempunyai sifat konkoidal
dengan pinggiran yang tajam. Oleh karenanya dalam pengerjaannya harus
hati-hati. o Bahan batu mulia Karena sifatnya yang kompak, beberapa jenis
berwarna terang dan transparan obsidian dapat dibentuk menjadi batu mulia.
Menurut klasifikasi Kinge, obsidian termasuk batu mulia tanggung (
Halfedelstenen) batu kelas IV

Keterangan :
2. ASBES

Genesa : Asbes teriadi karena proses metamorfose (proses serpentinisasi) batuan yang
bersifat basa atau ultra basa.

Keterdapatan : Indonesia : 1. Karang Sambung, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah

2 . Weda, P.Seram, Halmahera

3. Komplek P. Padamarang/P. Lambasina, Provinsi Sulawesi


Tengah

4. Atapupu Kab. Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur

5. Sepanjang S. Sentani dekat Jayapura Provinsi Irian Jaya

Luar negeri:

Teknik penambangan : Asbes digali dengan tambang terbuka mempergunakan peralatan


sederhana. Apabila didapatkan agak dalam, dilakukan dengan
membuat sumuran dan diikuti dengan sistem gophering.

Pengolahan : Asbes dari hasil penggalian diadakan pemilahan dengan tangan. Serabut yang
disebut mutu no. 1 adalah yang panjangnya > 314 inch, sedang yang
panjangnya3lS - 314 inch disebut mutu no. 2. Bahan galian yang harus
digiling, kernudian disaring berrahap dengan cara penyedotan dengan udara
dan akhirnya disisir dan dipintal.

Pemanfaatan : Yang dapat dipintal Terutama dari jenis krisotil, dipergunakan sebagian besar
untuk lapisan pada rem mobil. Selain itu dipergunakan untuk bahan pelindung
terhadap api, listrik dan bahan kimia. . Yang sukar dipintal Dimanfaatkan
untuk petnbuatan panil asbes (lazirn disebut eternit). Eternit dibuat dari semen
porlland dan serabut asbes golongan no' 2. Banyaknya asbc:' Ltntuk
pettlbuatatr eternit biasanya l0-15%. Pipa asbes semen dipergunakan untuk
rnengalirkan berbagai macam air, larutan bahan kimia, sebagai pelindung
kabel listrik, telepon dan sebagainya.

Keterangan :
3.KAOLIN

Ganesa: Proses pembentukan kaolin adalah karena pelapukan dan proses hidrothermal
alterasi pada batuan beku yang banyak mengandung feldspar dimana mineral
potasium aluminium silikat dan feldspar dirubah menjadi kaolin.

Keterdapatan : Indonesia : 1. Blangkejeren,Kab.Aceh Tenggara, Provinsi Daerah Istimewa


Aceh

2. Perbukitan dan Rawa Aek Rao didataran Sarulla Kab. Tapanuli


utara Provinsi Sumatra Utara

3. G. Muda, Belinyu, P. Bangka, Sumtra Selatan

4. Liang Anggang Kab. Banjar Provinsi Kalimantan

5. Banjarnegara, Wonogiri, desa Jetak Kec. Semin, Gunung Kidul,


Trenggalek Porvinsi Jawa

6. Kab. Tabanan, Kec. Baturiti, desa Bangli, Bali

7. Kab. Lombok Timur, Kec. Kmak, desa Batu nampa, Provinsi


NTB

8. Palawa Kab. Donggala Provinsi Sulawesi Tengah

9. Ngai Modomera, Tabobo, Halmahera Tengah Provinsi Maluku

Luar negeri:

Teknik penambangan: Tambang terbuka (open pit) , Tambang semprot (hydraulicking),


Tambang dalam (underground mining).

Pengolahan: Pada dasarnya pengolahan kaolin ditujukan untuk membuang


mineraukontaminan seperti pasir kuarsa, oksida besi, oksicla titaniurn, mika dll.
Selain itu bertujuan untuk mendapatkan bLrtir-butir- halus, tingkat
keputihan/kecerahan tinggi, kadar air tertentu, pH tertentu dan sifat-sifat
lainnya. Pada dasarnya proses pengolahan yang dilakukan sangat tergantung
pada jumlah jenis mineral pengotor dan spesifikasi penggunaan.

Pemanfaatan : 1. Industri kertas

2. Industri keramik dan porselin

3. lndustri karet

4. Bahan tahan api

5. Bagian dari industri cat


6. Industri plastik

7. Sebagai filter (pengisi)

8. Sebagai pelapis

Keterangan :

4.GIPSUM

Ganesa: Gipsum dengan rumus kimia CaSO4 2H2O atau dalam bentuk Anhydrit CaSO4
H2O dapat terbentuk karena proses segregasi dan evaporasi juga dapat terbentuk
karena proses hidrothermal

Keterdapatan : Indonesia : 1. Pante Raya, Kec. Trenggading, Kab. Aceh Utara Provinsi DI
Aceh

2. Jati, Cibareng, Teluk Jambe Kab. Karawang; Cidadap


Tasikmalaya; Subang dan Sumedang, Jawa Barat

3. Jatingaleh, Semarang dan Gaplok Kab. Blora; Mojosari, Sedan,


Tanjung Sulang, Ngandang Kab. Rembang, Jawa Tengah

4. Bukul, Kec. Slahung, Kab. Ponorogo dijumpai inengisi rekah-


rekah pada andesit; Bojonegoro, Kalianget, Madura, Jawa Timur

5. Sedadap, P. Nunukan, P. Sebatik Kab. Bulungan; Sungai


Belayan, Kab. Kutai, Kalimantan Timur

6. Ds. Kuta, Pujut Lombok Tengah, NTB

7. Teun, Boutena, Lamaknen; Managa, Lamakera, Kukuwerang


Kec. Solor Timur, NTT

8. Polipobom Kab. Donggala,Sulawesi Tengah

9. Cangkareng, Kab. Soppen, Sulawesi Selatan

Luar negeri:

Teknik penambangan : Teknik penambangan dilakukan dengan sistem kuari dengan peralatan
sederhana ataupun dengan sistem gophering apabila bentuk deposit
sebagai retas-retas atau mengisi bongkahan.

Pengolahan: Gips yang diperoleh dari tempat penambangan dibersihkan dari kotoran
kemudian dicuci dengan air lalu dikeringkan. Apabila diinginkan akan dibuat
tepung gips, harus dirubah dahulu gips (CaSO4 2H2O) menjadi anhydrit
(CaSO4) dengan cara dimasukan dalam tungku pemanas. Keluarkan gips yang
masih dalam bentuk kristal dari oven. Gips yang telah berubah menjadi anhydrit
siap untuk dibuat serbuk. Pengolahan gipsum dimaksudkan untuk
menghilangkan mineral pengotor yang terkandung didalamnya serta untuk
mendapatkan spesifikasi yang diperlukan industri pemakai. Pada dasarnya garis
besar, pengolahan gipsum terdiri dari 3 tahap yaitu; preparasi (pengecilan
ukuran, pengayakan dan lain-lain) kalsinasi dan formulasi.

Pemanfaatan : 1. Sektor konstruksi

2. Bidang kedokteran

3. Industri pasta gigi

4. Industri Keramik/Sanitair

5. Industri bahan tahan api

Keterangan :

Anda mungkin juga menyukai