Anda di halaman 1dari 3

Pengertian

Menurut Robert L. Gibson dan Marianne H. Mitchell (2011:52) mengatakan bahwa pada
generasi sekarang ini, konseling kelompok sudah dilihat sebagai aktivitas dasar namun berbeda
dari bimbingan kelompok. Bimbingan kelompok mengaju kepada aktivitas-aktiviras kelompok
yang berfokus kepada penyediaan informasi atau pengalaman melalui sebuah aktivitas kelompok
yang terencana dan terorganisasi. Contoh aktivitas bimbingan kelompok ini adalah kelompok
orientasi, kelompok pengeksplorasian karier, hari kunjunagan universitas, dan bimbingan kelas.
Bimbingan kelompok juga diorganisasikan untuk mencegah berkembangnya problem. Isinya
bisa mencakup informasi pendidikan, pekerjaan, pribadi atau sosial dengan tujuan menyediakan
kepada siswa informasi akurat yang akan membantu mereka membuat perencanan hidup dan
pengambilan keputusan yang lebih tepat.

A. Fungsi Bimbingan

Minimal ada empat fungsi bimbingan, yaitu sebagai berikut:

a. Fungsi pengembangan merupakan fungsi bimbingan dalam mengembangkan seluruh


potensi dan kekuatan yang dimiliki individu.
b. Fungsi penyaluran merupakan fungsi bimbingan dalam membantu individu memilih dan
memantapkan penguasaan karier atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian,
dan cirri-ciri kepribadian lainnya.
Dalam pelaksanaan fungsi ini, konselor perlu bekerja sama dengan pendidik lainnya di
dalam ataupun di luar lembaga pendidikan.
c. Fungsi adaptasi, yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan, khususnya guru
/dosen, widyaiswara, dan wali kelas untuk mengadaptasikan program pendidikan
terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan dan kebutuhan individu.
d. Fungsi penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dalam membantu individu menemukan
penyesuaian diri dan perkembangannya secara optimal.1

1
Achmad Juntika Nurihsan, Bimbingan dan Konseling, (Bandung: Refika Aditama, 2006), 8-9.
e. Fungsi pemahaman, yaitu membantu klien agar memiliki pemahaman terhadap dirinya
dan lingkungannya.
f. Fungsi preventif, yaitu upaya konseling untuk senantiasa mengantisipasi berbagai
masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya.
g. Fungsi perbaikan (penyembuhan), yaitu fungsi bimbingan yang bersifat kuratif.
B. Asas Bimbingan Kelompok
Asas bimbingan kelompok sama dengan asas bimbingan konseling yaitu:
a) Asas rahasia, yaitu menuntut dirahasiakannya segenap data dan keterangan
tentang peserta didik (klien) yang menjadi sasaran layanan, yaitu data atau
keterangan yang tidak boleh dan tidak layak diketahui orang lain.
b) Asas sukarela, yaitu menghendaki adanya kesukaan dan kerelaan peserta didik
(klien) mengikuti atau menjalani layanan atau kegiatan yang diperlukan baginya.
c) Asas terbuka, yaitu menghendaki agar klien yang menjadi sasaran bersifat terbuka
dan tidak ada kepura-puraan baik dalam memberikan keterangan maupun
menerima informasi dsn materi dari luar.
d) Asas kegiatan, yaitu menghendaki agar klien yang menjadi sasaran layanan
berpartisipasi secara aktif di dalam penyelenggaraan layanan atau kegiatan
bimbingan.
e) Asas mandiri, yaitu menunjuk pada tujuan bimbingan dan koseling yakni klien
sebagai sasaran layanan bimbingan dan konseling diharapkan menjadi individu
yang mandiri.
f) Asas terpadu, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar
berbagai layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling baik yang dilakukan oleh
guru pembimbing atau pihak lain, saling menjunjung, harmonis, dan terpadu.
g) Asas harmonis, yaitu menghendaki agar segenap layanan dan kegiatan bimbingan
dan konseling didasarkan pada nilai dan norma yang ada, tidak boleh
bertentangan dengan nilai dan norma yang ada, yaitu nilai dan norma agama,
hukum dan peraturan, adat istiadat, ilmu pengetahuan, dan kebiasaan yang
berlaku.
h) Asas ahli, yaitu menghendaki agar layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling
diselenggarakan atas dasar kaidah-kaidah professional.
i) Asas alih tangan kasus, yaitu menghendaki agar pihak-pihak yang tidak mampu
menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling secara tepat dan tuntas atas
suatu permasalahan peserta didik (klien) mengalihtangankan permasalahan itu
kepada pihak yang ahli.
j) Asas tut wuru handayani, yaitu atas bimbingan dan konseling yang menghendaki
agar pelayanan bimbingan dan konseling secara keseluruhan dapat menciptakan
suasana yang mengayomi (memberikan rasa aman), mengembangkan
keteladanan, memberikan rangsangan dan dorongan serta kesempatan yang
seluas-luasnya kepada peserta didik (klien) untuk maju.

Anda mungkin juga menyukai