Anda di halaman 1dari 20

Istilah-istilah dalam kosmetik

Untuk membedakan antara kosmetika dan obat, perlu diketahui beberapa istilah dalam
kosmetik antara lain:
 Kosmetika (cosmetics)
Adalah kosmetika yang mengandung bahan-bahan aktif tertentu dengan tujuan untuk
pengakibatkan pencegahan misalnya:
 Obat jerawat
 Anti ketombe
 Anti produk keringat
 Kosmetika Hypoalergenik
Adalah kosmetik vang tidak mengandung zat-zat yang dapat menyebabkan reaksi
iritasi dan sensitifasi. Jenis kosmetik ini lebih aman untuk kulit, terutama bagi orang
yang memiliki jenis kulit sensitif.
 Kosmetika Semi Tradisional
Adalah kosmetik yang terbuat dari bahan alami namun, diproses secara modern,
yaitu dengan memasukkan/menambahkan zat-zat pengawet, pengemulsi, dll. Seperti
halnya kosmetika modern, pemakaiannya lebih praktis dari kosmetika tradisional
dapat disimpan dalarn waktu relatif lama.
 Kosmetika Modern
Adalah jenis kosmetik yang lebih banyak menggunakan bahan kimia sintesis
kimiawi, karena pada dasarnya bahan alami dalam kosmetik diolah secara kimia.
 Kosmetika Tradisional
Adalah kosmetika yang merupakan warisan nenek moyang secara turun menurun
yang terbuat dari bahan alami dengan proses tradisional tanpa menggunakan bahan
kimia. Perawatan kecantikan antara lain perawatan wajah, perawatan tubuh,
perawatan rambut dengan menggunakan bahan tumbuh-tumbuhan serta diikuti
dengan minum ramuan jamu-jamu yang terbuat dari rempah dan daun-daunan.
 Obat
Bahan, zat yang dipakai untuk diagnosa pengobatan , pencegahan suatu penyakit
mempengaruhi fungsi tubuh.
Dalam penggunaannya, kosmetika tradisional yang berupa ramuan dengan jalan
direndam, digiling, dihaluskan ataupun disarikan. Pemakaian secara langsung setelah
dibuat karena tidak mengandung bahan-bahan pengawet sehingga mudah bersarang
mikroganisme atau jasad yang mengakibatkan ramuan tersebut berbau busuk. Bila
ramuan tersebut dibutuhkan untuk dipakai dalam jangka waktu.yang agak lama, maka
pengawatennya dilakukan dengan cara dijemur pengeringan dengan sinar matahari.

A. Penggolongan kosmetika menurut sifat dan cara pembuatan


Berdasarkan cara pembuatannya kosmetika terbagi menjadi dua macam, yaitu
kosmetika modern dan kosmetika tradisional. Kosmetika modern ialah kosmetika yang
di produksi secara pabrik (laboratorium), dimana telah dicampur dengan zat-zat kimiawi
untuk mengawetkan kosmetika tersebut agar tahan lama, sehingga tidak cepat rusak.
Sedangkan kosmetika tradisional ialah kosmetika alamiah atau kosmetika asli yang
dapat dibuat sendiri langsung dari bahan-bahan segar atau bahan-bahan yang telah di
keringkan, buah-buahan dan tanaman-tanaman di alam sekitar kita.
 Kosmetik tradisional
 Asli tradisional, misalnya mangir, lulur, yang dibuat dari bahan alam dan diolah
menurut resep dan cara turun temurun.
 Semi tradisional, diolah secara modern dan diberi bahan pengawet agar tahan
lama.
 Hanya namanya yang tradisional, tanpa komponen yang benar-benar tradisional
dan diberi zat warna yang menyerupai bahan tradisional.
 Kosmetika modern
Diramu dari bahan kimia dan diolah secara modern (termasuk antaranya adalah
cosmedics)

1. Kosmetika Tradisional
Kosmetika secara definisi adalah suatu ilmu yang mempelajari kandungan
bahan dan manfaat yang dihasilkan oleh pemakaian bahan tersebut terhadap
penampilan dan kecantikan seseorang.

1
Tradisional berasal dari kata tradisi yang artinya sesuatu yang diwariskan,
turun-temurun dari nenek moyang kepada anak cucunya. Pengertian lain adalah
,“segala sesuatu seperti adat, kepercayaan, kebiasaan, ajaran dan sebagainya yang
turun temurun dari nenek moyang”.Tradisional berarti mengambil sumbernya dari
yang serba alami dan tradisi kebiasaan yang sudah dilakukan dari zaman dahulu
Kosmetika tradisional adalah kosmetika alamiah yang dapat dibuat sendiri langsung
dari bahan-bahan yang segar atau bahan-bahan yang telah dikeringkan, buah-
buahan atau tanaman yang ada disekitar kita.
Kosmetika tradisional memiliki keunggulan yaitu efek samping yang sangat
kecil karena tanpa tambahan bahan kimia dan juga harga yang ditawarkan juga lebih
murah tanpa mengurangi kualitas kosmetik oleh karena itu saat ini banyak orang
kembali untuk menggunakan bahan-bahan yang lebih alami untuk kesehatan kulit.
Kosmetika yang diturunkan dari nenek moyang ke anak cucunya dan dalam hal ini
biasanya berupa ramuan dari tumbuh-tumbuhan, daun, akar, umbi buah dan biji.
Kosmetika yang terbuat dari bahan-bahan segar atau kosmetika tradisional
yang murni tidaklah banyak. Kosmetika tradisional dalam keadaan segar lebih
baik daripada yang sudah diolah, karena pada proses pengolahannya banyak terjadi
kerusakan sehingga tidak bermanfaat lagi bagi kulit. Beberapa kosmetika tradisional
yang segar misalnya : ketimun, tomat, jeruk nipis, apel, wortel, advokat dan lain-lain.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan kosmetika tradisional.
 Pemilihan bahan yang baik dan kebersihan yang dapat dijaga.
 Kebersihan peracik : tangan harus dicuci dan tempat bekerja dalam keadaan
bebas dari kotoran.
 Kebersihan alat yang digunakan harus baik, yaitu alat yang tidak akan
mempengaruhi proses pembuatan jamu. Seperti : batu, kayu, kaca, porselen, dll.
 Memperhatikan pemakaian dosis yang benar dalam penakaran ramuan.
 Takaran ramuan juga tidak hanya harus sesuai dengan resep, tetapi juga
menggunakan feeling.
 Cucilah bahan-bahan dengan menggunakan air dingin dan air panas.
 Gunakan air matang untuk pengolahan jamu yang tidak direbus.

2. Kosmetika Modern
Menurut Purwantystuti, “kosmetika adalah zat kimia, baik dari tanaman
maupun laboratorium yang ditaruh dikulit atau dirambut.” Artinya perlu dibedakan
cara pemakaiannya secara kosmetika dengan obat-obatan. Dengan kata lain akan
timbul efek samping yang dapat merugikan konsumen apabila tidak diketahui aturan
dan cara pemakaiannya.
Primadiati mengemukakan “kosmetika adalah suatu ilmu yang emepelajari
kandungan bahan dan manfaat yang dihasilkan oleh pemakaian beban tersebut
terhadap penampilan dan kecantikan seseorang”. Berdasarakan susunan kimiawinya
ada kosmetika yang mempunyai efek bioligis dalam pemakaiannya. Sehingga
pemakaian kosmetika hendaknya disesuaikan denga jenis kulit. Selain itu
pengetahuan tentang bahan dasar kosmetika perlu juga diketahui terutama oleh
seorang ahli kecantikan.
Dari uraian di atas, maka dapat disimetrikan bahwa Kosmetika Modern adalah
kosmetika yang di produksi secara pabrik (laboratorium), dimana telah di campur
dengan zat-zat kimia untuk mengawetkan kosmetika tersebut agar tahan lama,
sehingga tidak cepat rusak.

 Fungsi Bahan Kosmetika


Bila dari bahan-bahan yang terkandung dalam suatu kosmetika, dipastikan bahwa
bahan tersebut mempunyai fungsi yang berbeda pula.
a. Fungsi Bahan Kosmetika Dapat Dikelompokkan
1) Bekerja sebagai pelarut (Solvent)
Adalah suatu zat bahan yang digunakan untuk melarutkan bahan lain. Pelarut
biasanya berbentuk cair seperti air, alkohol, eter, klorofom, minyak tergantung clari
bahan yang akan dilarutkan, sedangkan zat padat adalah bahan ypng dilarutkan.
Untuk mempercepat terjadinya suatu larutan dapat dibantu dengan berbagai cara
misalnya dengan diaduk, dipanaskan.
2) Bekerja sebagai Emulgator

2
Adalah sebgaia pencampur antara minyak dan air., dimana campuran yang
homogen disebut emulsi. Emalgator biasanya memiliki sifat menurunkan tegangan
permukaan dua cairan (surfaktan), Sebagai contoh amulgator antara lain Lanolin,
lilin lebah , Alkohol atau eter asam lemak seperti cetilalkohol, gliseril monostrearat
dan trietanolamin.
3) Bekerja sebagai pengawet (Presevative)
Adalah bahan yang dligunakan untuk mencegah pertumbuhan bakteri/jasad renik
atau kuman yang mengakibatkan kosmetik rusak karena kontaminasi. Bahan-
bahan pengawet tersebut antara lain dipakai senyawa-senyawa asam benzoat
(nipagin A nipagin M, nipasol M dan sebagainya), alkohol formadehid dan lain-lain.
4) Perekat (Adhesive)
Adalah bahan yang mernpunyai daya pelekat (adhesive) dengan maksud bila
kosmetik tersebut dibutuhkan untuk bertahan menempel di kulit dan menyatu
dengan kosmetik lain yang digunakan. Dibutuhkan bahan yang mempunyai pelekat
seperti sediaan stearat, mengnesium sterat.
a) Pengencang (Astringent)
Adalah bahan yang mempunyai daya mengecilkan pori-pori. Dalam lotion
untuk muka sering dipakai bahan ini, biasanya dipakai zat-zat yang bersifat
asal lemak calamine kadar rendah, alkohol, tawas dan lain-lain.
b) Penyerap (Absorbent)
Adalah bahan yang mempunyai daya penyerap seperti keringat. Dalam bedak
harus mengandung bahan penyerap seperti kalsium karbonat.

 Penggolongan kosmetika berdasarkan kegunaannya bagi kulit :


1. Kosmetik perawatan kulit (skin-care cosmetics)
Jenis ini perlu untuk merawat kebersihan dan kesehatan kulit, termasuk
didalamnya:
 Kosmetik untuk membersihkan kulit (cleanser): sabun, cleansing cream, cleansing
milk,dan penyegar kulit (freshener).
 Kosmetik untuk melembabkan kulit (moisturizer), misalnya moisturizing cream,
night cream anti wrinkle cream.
 Kosmetik pelindung kulit, misalnya sunscreen cream, sunscream foundation, dan
sun blok cream/lotion.
 Kosmetik untuk menipiskan atau melicinkan kulit (peeling), misalnya scrub cream
yang berisi butiran-butiran halus yang berfungsi sebagai pengampelas (abrasiver).
2. Kosmetika Riasan (Dekoratif atau make up)
Jenis ini diperlukan untuk merias dan menutup cacat pada kulit sehingga
menghasilkan penampilan yang lebih menarik serta menimbulkan efek psikologis
yang baik. Seperti percaya diri (self confidence) , dalam kosmetik riasan, peran zat
warna dan pewngi sangat besar.

 Penggolongan Kosmetika berdasarkan bentuknya


1. Bubuk
Adalah bahan dasar berupa padatan, halus, lembut, homogen, mudah ditaburkan
atau disapukan, tidak larut dan tidak menimbulkan iritasi kulit, Bahan ini digunakan
untuk pembawa sediaan kosmetika tata rias. Contoh bentuk bubuk adalah bedak
2. Emulsi
Adalah bahan dasar yang terdiri dari dua cairan yang. tidak dapat bercampur
seperti air dan minyak. Bila konsistensinya lebih kental maka disebut "KRIM".
Untuk mernbuat bentuk emulsi, dibutuhkan zat pengemulsi. Terdapat dua tipe
emulsi yaitu:
 Emulsi yang dinyatakan sebagai minyak dalam air (m/a)
 Emulsi yang dinyatakan sebagai air dalam minyak (a/m).
3. Gel atau Jelly
Berbentuk kental mudah merata jika dioleskan pada rambut atau kulit, pada
pernbuatannya membutuhkan bahan dasar berupa zat gel.
4. Krayon
Adalah bahan berupa padat biasanya berbentuk batangan. Proses pembuatannya
dilakukan dengan jalan dilumerkan, dan setelah agak dingin dicetak.
5. Larutan

3
Adalah sistem campuran homogen yang terdiri dari dua komponen satu atau lebih.
Biasanya larutan terdiri dari zat. yaitu dua zat yang dilarutkan dan zat pelarut.
Sediaan kosmetik dalam bentuk lotion dibuat berdasarkan sistem larutan.
6. Pasta
Adalah bahan dasar yang pada umumnya tidak berbentuk. Bagian terbesar terdiri
dari zat padat. Untuk pencampuran antara padat dan lemak, non lemak dengan
cairan dibutuhkan pensuspensi agar sistem dispersi dalam pasta stabil.
7. Suspensi
Adalah bahan dasar sistem dispersi terdiri dari zat padat sebagai fase dispersi dan
cairan sebagai fase lanjutan, dimana padatan yang berupa lemak maupun non
lemak tidak larut dalam cairan sehingga akan berbentuk endapan. Pemakaian
sediaan kosmetika dalam bentuk suspensi harus dikocok terlebih dahulu agar,
padatan terdispensi dalam cairan.
8. Aerosol
Adalah bentuk sediaan yang mengandung satu atau lebih zat bermanfaat dalam
wadah tekan, berisi prop yang dapat memancarkan isinya berupa kabut.
9. Propelan
Adalah bagian aerosol, yang umumnya berupa gas cair. Propelan ada 2 (dua) jenis
yaitu :
 Propelan Organik, adalah jenis propelan yang tidak mencair dalam wadah dan
hampir tidak larut dalam semua sediaan.
 Propelan Hidrokarbon adalah propelan yang mudah terbakar sehingga kosmetika,
yang mengandung sediaan propelan hidrokarbon tidak boleh digunakan dekat api.

 Efek kosmetika terhadap kulit


Ada 4 faktor yang dapat mempengaruhi efek kosmetika terhadap kulit yaitu :
1. Faktor manusia
Perbedaan warna dan tipe kulit dapat menyebabkan perbedaan reaksi kulit terhadap
kosmetika. Kosetika yang dibuat untuk ras kulit Kaukasia, misalnya Amerika dan
Eropa, dapat menimbulkan efek negatif yang merugikan jika dipakai oleh ras orang lain,
misalnya orang Asia atau Indonesia, karena struktur dan jenis pigmen melaninnya
berbeda. Pandangan tentang cantik dari Kaukasia yang berkulit putih adalah bahwa
kulit yang coklat itu sehat, cantik dan menarik. Sedangkan pada orang Asia atau
Indonesia yang berkulit coklat, yang putih itulah yang cantik. Efek negatif kosmetika
juga dapat terjadi bila kulit seseorang memang peka atau kurangnya pengetahuan
seseorang akan cara pemakaian kosmetika yang tepat.
2. Faktor lingkungan
Setiap lingkungan memberi pengaruh tersendiri terhadap kulit sehingga kosmetika
untuk iklim panas atau tropis, misalnya Indonesia harus berbeda dengan kosmetika
untuk iklim dingin atau subtropis, misalnya Amerika dan Eropa, yang mempunyai empat
macam musim, yaitu; panas, dingin, gugur dan semi, sehingga sinar matahari sangat
sedikit dan lemah dikarenkan jauh dari garis khatulistiwa.
Bahkan Indonesiapun di lingkungan pantai yang panas, pegunungan yang dingin, atau
ruangan yang ber-AC memerlukan kosmetika perawatan kulit yang berbeda.
3. Faktor Kosmetika
Kosmetika jika dibuat dari bahan-bahan yang berkualitas rendah atau bahan-bahan
yang berbahaya bagi kulit, pengolahannya kurang baik, atau diformulasi tidak sesuai
dengan manusia dan lingkungan pemakai, dapat menimbulkan reaksi negatif atau
kerusakan kulit.
4. Gabungan ketiga faktor diatas
Indonesia terletak digaris khatulistiwa, dengan matahari yang bersinar terik hampir
sepanjang tahun. Suhu udaranya rata-rata 25° C, kadang-kadang sampai diatas
33° C. Keadaan iklim yang demikian memberi pengaruh yang merugikan bagi kulit.
Panas dan lembabnya udara akan menyebabkan kulit menjadi lebih aktif mengeluarkan
keringat dan minyak. Sehingga kulit mudah ditempeli kotoran, debu, polusi dan kuman-
kuman yang berterbangan dibawa angin. Semuanya ini dapat menyebabkan kulit
menjadi kotor dan mudah terkena penyakit kulit. Ada sejumlah kosmetika riasan yang
mengandung zat pewarna dan pewangi.
Sinar Ultraviolet dalam sinar matahari dapat menyebabkan kulit terbakar dan menua
sebelum waktunya.

 Reaksi Negatif Kosmetik pada Kulit

4
Kosmetik yang digunakan pada kulit yang proses pembuatannya masih belum
modern dan pencampurannya belum ilmiah, beresiko mempunyai reaksi negatif terhadap
kulit. Hal ini dikarenakan pembuatan kosmetika menggunakan peralatan yang sederhana
belum tentu higienis serta penggunaan bahan-bahan campuran yang masih belum teruji
secara klinis apakah dapat membahayakan keselamatan pengguna kosmetika. Bahkan
sampai saat ini yang telah meiliki peralatan modern serta dilakukan uji klinispun masih
banyak kosmetika yang mengandung bahan-bahan berbahaya dan mengakibatkan
reaksi negatif. terhadap kulit . misalnya pada kosmetika pemutih kulit , masih banyak
produk kosmetika khususnya yang tidak mempunyai izin dari BPOM, menggunakan
bahan berbahaya terhadap kulit dan organ tubuh manusia seperti mercury, melanin dan
sebagainya.
Berdasarkan penelitian Dr. Retno Tranggono, SpKK pada bulan Januari sampai
Desember 1978 terhadap 244 pasien RSCM (Rumah sakit Cipto Mangunkusumo,
Jakarta) yang menderita noda-noda hitam. 18,3 persen disebabkan karena pemakaian
kosmetika.
Kosmetika memiliki beberapa efek negatif terhadap kulit dan sistem tubuh
manusia diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Jerawat
Jenis kosmetik aknegenik, seperti pelembab kulit (mouisturizing) , dapat
mengakibatkan timbulnya jerawat bila digunakan pada kulit berminyak khususnya dari
negara-negara tropis, karena pelembab ini sangat berminyak dan lengket pada kulit,
tidak cocok digunakan untuk kulit berminyak karena kosmetika ini akan menyumbat
pori-pori kulit bersama kotoran dan bakteri, akan menimbulkan jerawat.
Kosmetika yang digunakan dalam waktu lama, dan tidak segera dibersihkan setelah
pemakaiannya, akan menempel pada kulit dan bereaksi dengan kotoran dan bakteri
juga akan mengakibatkan timbulnya jerawat.
b. Alergi
Reaksi lain yang ditimbulkan pemakaian kosmetik adalah akibat ketidak cocokan kulit
atau sensitifitas kulit terrhadap kosmetik. Untuk itu bagi pengguna kosmetik yang
memiliki kulit sensitif harus hati-hati memiliki produk kosmetik yang tidak terlalu keras.
Penggunaan kosmetik harus disesuaikan dengan keadan kulit, apakah kulit memiliki
jenis kulit, normal, kering ataupun berminyak. Faktor lain yang menyebabkan kulit alergi
terhadap kosmetik adalah penggunaan kosmetika yang sudah terlalu lama bertahun-
tahun dan penyimpanannya yang kurang bersih sehingga kosmetik tersebut sudah
terkontaminasi dengan bakteri, ataupun bahan tersebut bersifat alergenik, apabila
digunakan akan mengakibatkan alergi.
c. Iritasi
Pada kosmetika penipisan atau pengampelas kulit , seperti krim pemutih dapat
mengakibatkan iritasi pada kulit, apabila digunakkan terlalu berlebihan dan digunkan
pada jangka waktu yang lama.Juga pada kosmetika yang menggunakan bahan dasar
mercury dapat mengakibatkan reaksi langsung yaitu iritasi pada kulit., seperti kulit
menjadi merah, seperti habis terbakar dan menimbulkan perih pada kulit wajah.
d. Fotosensitisasi
Pada Kosmetik yang bersifat photosensitizer yaitu kosmetika riasan seperti lipstik,
powder, yang mengadung parfum atau zat pewangi., serta suncream yang
mengandung PABA (Para Amino Benzoic Acid) akan mengakibatkan reaksi
fotosensititisasi pada kulit. Kulit wajah mengalami pigmentasi, yang sangat ditakuti oleh
para wanita dewasa karena akan mengganggu penampilan.
e. Intoksikasi
Pada kosmetika yang mengandung bahan berbahaya seperti mercuri, misalnya pada
kosmetika pemutih kulit, apabila terhirup lewat mulut ataupun hidung bahkan melalui
penyerapan pada kulit dapat membahayakan sistem tubuh manusia karena
mengandung toksin.

 Daftar kosmetika yang dapat menimbulkan reaksi negatif


Dari keterangan diatas, ada beberapa daftar kosmetika yang dapat menimbulkan
reaksi negatif pada kulit, seperti yang diungkapkan oleh Dr. Retno Iswari Trenggono
dalam bukunya yang berjudul Ilmu Pengetahuan Kosmetik

1. Kosmetika Pemutih Kulit Isi Merkuri


Banyak kosmetik kecantikan yang salah satunya krim pemutih kulit, ada yang
mengandung bahan merkuri , direkomendasikan sebanyak 1-5 % dalam bahan pemutih

5
kulit berpotensi sebagai bahan pereduksi (pemucat). Bahan kosmetik pemutih
digunakan sebagai foundation atau night cream, khusus yang didatangkan dari China
disebut pearl cream mempunyai daya pemutihnya sangat kuat. Di Indonesia saat ini
dilarang penggunaannya karena mengandung toksin yang dapat mengganggu organ-
organ tubuh seperti ginjal, syaraf dan sebagainya.
Hal ini juga terjadi pada cina, seperti dilaporkan oleh Lin. JT bahwa ribuan artis
cina mengalami noda-noda hitam, hiperpigmentasi atau pigmented cosmetic dermatitis
setelah menggunakan krim mutiara sebagai pemutih kulit.
2. Kosmetik Pemutih Kulit Isi Hidrokinon
Pemakaian kosmetik pemutih akhir-akhir ini juga banyak menggunakan
hidrokinon (hydroquinone) dan hidrokortison atas rekomendasi dokter ahli kulit., sebagai
pemutih kulit atau peluntur pigmen kulit. Tetapi kenyataannya akibat penggunaan
hidrokinon dapat menyebabkan timbulnya bercak putih atau bahkan menjadi kulit
semakin hitam atau timbulnya hiperpigmentasi.
3. Krim untuk wajah
Zat-zat yang terdapat pada kosmetik kulit dapat bersifat sensitizer yang
terkandung dalam zat pewarna, pewangi, zat pengawet pada kosmetika seperti
preparat pembersih, pelembab dan alat tata rias seperti lipstik dan sebagainya. Hal ini
dapat menyebabkan hiperpigmentasi atau kemerahan dan pembengkakan pada kulit.
a. Kosmetik Tabir surya
Pada penggunaan kosmetik untuk melindungi kulit dari sinar matahari ataupun
sinar ultra violet , seperti suncream/sunblok, tetapi jangan salah penggunaannya,
karena suncream yang mengandung PABA (Para Amino Benzoic Acid) tidak cocok
untuk kulit orang asia atau Indonesia karena cream tersebut dapat mencoklatkan kulit
dan mengandung photosensitizer.
b. Deodoran dan antiperspiran
Reaksi yang terjadi akibat penggunaan deodoran dan antiperspiran yaitu berupa
iritasi, bukan sensitisasi. Hal ini dikarenakan deodoran dan antiperspiran mengandung
senyawa-senyawa alumunium, antiseptik, dan zat pewangi. Uap perspirasi kulit
nampaknya menyebabkan bahan lebih mudah menyusup, ini akan mengakibatkan
reaksi sehingga kulit akan iritasi, terutama pada daerah ketiak.
c. Lipstik
Akibat yang terjadi dalam penggunaan lipstik yang tidak sesuai dengan jenis kulit,
dapat mengakibatkan dermatitis (cheilitis) akibat alergi, yaitu bengkak-bengkak, becah-
pecah bahkan bisa mengakibatkan warna bibir menjadi kehitaman (hiperpigmentasi).
Karena pada Lipstik mengandung bahan dasar minyak (wax, lanolin, cocoa), serta zat
pewarna, zat pewangi dan bahan anti oksidannya atau zat pengawet.

 Berbagai Produk Kosmetika Untuk Kecantikan Kulit


Menurut penggunaannya kosmetika dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu:
 Kosmetika untuk memelihara, merawat dan mempertahankan kondisi kulit
 Kosmetika untuk mempercantik wajah, dikenal sebagai kosmetika tata rias
Manfaat perawatan wajah akan diperoleh bila sasaran tindakan sesuai dengan struktur
anatomis dari otot-otot wajah. Tindakan perawatan yang dilakukan (terutama tindakan
massage harius sesuai dengan arah ototnya sehingga tidak menyebabkan tidak terjadinya
kerutan atau otot menjadi kendur).
Pada dasarnya fungsi dari kosmetika adalah untuk melindungi kulit dan mempercantik
wajah. Dalam mempercantik diri, para wanita dewasa biasanya rela mengeluarkan uang
yang banyak untuk membeli kosmetika dekoratif yang dapat mencerahkan kulit wajah serta
menutupi bagian-bagian wajah yang kurang sempurna. Selain itu juga para wanita ini
membeli produk kosmetika perawatan yang berfungsi untuk mengangkat Kotoran pada
kulit, mempertahankan komposisi cairan kulit, melindungi kulit yang kasar.
Bentuk kemasan terdiri dari beberapa macam yaitu berbentuk krim, padat dan cair.
Adapun beberapa golongan pembagian kosmetika untuk pemeliharaan dan perawatan kulit
wajah yaitu; kosmetika untuk pembersih kulit, kosmetika penyegar, kosmetika pelembab
kulit, kosmetika untuk perlindungan, kosmetika penipis atau pengampelas kulit.

1. Kosmetika Perawatan
a. Kosmetika untuk pembersih kulit
Pembersih kulit wajah merupakan tindakan paling penting untuk menjaga
kebugaran wajah dengan tujuan menghilangkan sel-sel kulit yang telah mati, debu,
kotoran dan sisa-sisa make up yang menempel pada kulit wajah. Untuk mendapatkan

6
hasil yang baik proses pembersihan wajah sebaiknya dilakukan dengan menggunakan
produk kosmetika pembersih yang sesuai dengan umur dan jenis kulit seseorang.
Kosmetika Pembersih Kulit dan pembersih pada dasar harus mempunyai efek
melarutkan kotoran kulit yang larut dalam air dan minyak, tidak bersifat asam,
mengandung minyak astiri yang berguna mengecilkan pori-pori dan muara folikel
rambut.
Yang termasuk kosmetika pembersih antara lain:
 Air dengan sabun Toilet
Air adalah pembersih kulit yang kurang sempurna karena tidak dapat melarutkan
semua kotoran kulit seperti minyak/lemak. Disamping itu air mempunyai daya
melekat pada kulit. Untuk lebih membersihkan maka sering dibantu dengan
penggunaan sabun toilet.Kelemahan pembersih ini dapat mengakibatkan kulit
menjadi kering karena sifat sabun korosif.
 Krim Pembersih atau Ernulsi Pembersih
Pembersih kulit yang lebih sempurna karena mengandung minyak parafin, malam,
vaselin sehingga dapat melarutkan kotoran berwujud lemak yang berasal dari
kosmetik rias yang dipakai, Pembersih ini merupakan pembersih dengan bahan
dasar lemak atau minyak. Setelah pernakaian pembersih emulsi atau krim agar
diikuti dengan penyegar yang berfungsi sebagai pembersih dengan bahan dasar air
seperti skin lotion, face tonic, astrirgen ataupun rose water atau air mawar.
 Masker
Adalah jenis pernbersih yang nernpunyai daya kerja tinggi dan lebih membersihkan
kulit. Hal ini karena cara pemakaian masker harus dioleskan dan ditunggu hingga
±15 menit, kemudian baru dikelupas sehingga memungkinkan terlepasnya sel-sel
tanduk yang sudah mati. Disamping membersihkan kulit, masker juga berfungsi
sebagai pengencang dan penyegar kulit. Masker tersedia dalam bentuk bubuk,
pasta, jelly, krim dan lain-lain.
 Peeling
Adalah kosmetika yong mempunyai daya cepat dalam membuang kotoran dan
efektif untuk menghilangkan sel-sel tanduk yang melapisi permukaan kulit.
Pemakaian peeling harus dilakukan, dengah sedikit digosok perlahan-lahan.

b. Kosmetika Penyegar
Kosmetika penyegar kulit umumnya dalam bentuk cairan bening atau lotion yang
terbuat dari air murni hasil penyulingan, ditambah dengan bahan-bahan seperti etanol
(etil alcohol) untk mengurangi minyak dan antiseptik, kamfer, untuk menimbulkan rasa
hangat dan segar pada kulit, dan garam alumunium supaya kulit disekitar pori-pori agak
mengecil.
Setelah pemakaian lotion penyegar, disamping kulit kita terasa segar, kulit dalam
keadaan yang bersih dan siap memakai kosmetika selanjutnya. Cairan penyegar dsebut
juga toning lotion untuk kulit kering dan untuk kulit orang tua dengan kandungan etanol
yang rendah, dan astringent lotion dan clarifying lotion untuk kulit normal, berminyak
dan berjerawat dengan kandungan etanol lebih tinggi.
Pada produk kosmetik penyegar seperti face lotion atau astringent lotion, terdapat
penambahan kandungan alkohol.
Pada penambahan alkohol dapat memberikan hasil sebagai berikut:
 Menimbulkan rasa segar karena penguapan alkohol
 Mengurangi efek pengurangan minyak kulit
 Kulit menjadi lebih rileks, karena berkurangnya tegangan permukaan kulit
 Parfum yang terdapat pada lotion mudah larut
 Menimbulkan desinfektan dan efek astringent.
Kosmetika penyegar yaitu face tonik atau astringent digunakan setelah
penggunaan susu pembersih. Face tonic ada yang ditambahkan bahan-bahan
astringensia, seperti garam kalium-alumunium-sulfat, zinc phenol sulfat, atau hasil
tanaman-tanaman seperti hazel yang mengandung asam tanat, konsentrasi harus
dijaga ketat agar tidak menyumbat pori-pori.
Didalam face tonik juga dilakukan penambahan gliserol, glikol atau sorbitol yang
memilki efek melembutkan kulit. Juga bahan ansiseptik seperti asam borat dan asam
benzoat. Dosis penggunaannya harus kecil, agar tidak menimbulkan iritasi. Tidak
ketinggalan kadang menggunakan bahan parfum.

7
Kosmetik dengan bahan dasar alam yang berguna untuk mengangkat sisa minyak
atau sabun pada kulit dan memberi kesan segar sehingga membuat kulit menjadi bersih
sebelum mengenakan kosmetik rias.
Formulasinya berbahan dasar alkohol yang berfungsi mengangkat kotoran berupa
minyak atau lemak dan zat tambahan lain yang sesuai dengan tujuan pemakaian lotion.
Alcohol yang digunakan bergantung pada lotion seperti :
 Astringent , mengandung alkohol kadar 15-20 % disamping itu mengandung bahan
lain yang mempunyai daya memperkecil pori-pori biasanya digunakan untuk jenis
kulit berminyak.
 Skin tonic, mengandung kadar alkohol maksimal 10 %.
 Tawas, ekstrak wtch hazel, centrim (zat anti septic) sesuai kebutuhan merupakan zat
tambahan aktif. Formulasinya adalah astringent, asam laktat, tawas, gliserin, alcohol
70%, aquadest, parfum dan zat warna
c. Kosmetika Pelembab kulit
Kosmetika ini diperuntukkan untuk kulit kering dan yang normal jika hendak
berolahraga terbuka dibawah sinar matahari atau di ruang ber-AC dan di pegunungan.
Kulit yang berminyak tidak perlu memakai pelembab karena bersama debu dan kotoran
akan menyumbat pori-pori kulit sehinga menimbulkan jerawat. Kosmetika pelembab
umumnya berbentuk krim seperti moisturizing cream atau berbentuk lotion seperti base
lotion yang dipakai sebelum bermake up.
Normalnya kulit sehat dilindungi dari kekeringan oleh bahan-bahan yang bisa
menyerap air: asam amino, purin, pentosa, choline dan derivat asam fosfat, yang
jumlah totalnya 20% dari berat lapisan strantum corneum. Bahan-bahan yang dapat
larut dalam air itu tersebut dapat terangkat dari kulit oleh perspirasi atau pencucian .
Jika bahan-bahan tidak dilindungi oleh lapisan lemak tipis yang tidak larut air. Lapisan
lemak tipis diangkat, bahan-bahan yang dapat larut dalam air itu terbuka dan siraman
air berikutnya akan mengangkat lapisan lemak kulit. Pada proses tersebut kulit
sebagian atau sepenuhnya kehilangan karakter hidrofilik dan elastisitasnya
menyebabkan dehidrasi kulit. Dengan berkali-kali menggosok kulit dengan sabun dan
detergen akan menimbulkan dehidrasi pada kulit.
Untuk mengatasi kulit dehidrasi diperlukan kosmetika pelembab kulit. Ada 2 (dua)
tipe kosmetik pelembab (emoliens), yaitu:
 Kosmetik pelembab berdasarkan lemak
 Kosmetik pelembab berdasaran gliserol atau humektan sejenis.
Kosmetik pelembab berdasarkan lemak, sering disebut Moisturizer atau
Moisturizing cream. Krim ini membentuk lapisan lemak tipis dipermukaan kulit menjadi
lembab dan lembut.
Bahan pelembab yaitu Viskositas tidak boleh terlalu kental akan membuat kulit
lengket dan terlalu berminyak serta tidak boleh terlalu rendah, sehingga akan encer
serta menyebar kemana-mana
Fungsi dari pelembab harus dapat menutupi daerah tertentu permukaan kulit,
mencegah penguapan air kulit, tetapi tidak sampai mencegah sepenuhnya agar
pengeluaran panas badan tetap terjadi.
d. Kosmetika untuk pelindungan
Kosmetik pelindung adalah kosmetik yang dikenakan pada kulit yang sudah bersih
dengan tujuan melindungi kulit dari berbagai pengaruh lingkungan yang merugikan kulit.
Perlindungan kulit foit dari sinar ultra violet dapat menggunakan bahan yang
memantulkan seperti seng oksida dan titanium dioksida maupun bahan-bahan yang
menyerap sinar seperti senyawa-senyawa kina, tannim, asam para amino benzoate
atau ester asam salisilat. Untuk orang Indonesia atau Asia umumnya tidak
menggunakan bahan PABA (Para Amino Benzoic Acid) yang umumnya digunakan
sebagai bahan tabir surya orang barat yang berkulit putih bila ingin menjadi coklat.
Bahan-bahan penolak sinar matahari ini dimasukkan dalam kosmetika yang
berbentuk cream atau lotion yang biasanya dipakai sebagai alas bedak.
Menurut tujuan spesifiknya, masing-masing kosmetika pelindung dapat dibagi
dalam kelompok berikut:
 Kosmetika yang melindungi kulit dari bahan-bahan kimia (bahan kimia yang
membakar, larutan detergen, urine yang sudah terurai, dll.)
 Kosmetika untuk melindungi kulit dari debu, kotoran, tir, bahan pelumas, dll.
 Kosmetika untuk melindungi kulit dari benda fisik yang membahayakan kulit (sinar
ultraviolet, panas).

8
 Kosmetika yang melindungi kulit dari luka secara mekanis dalam bentuk kosmetik
pelumas)
 Kosmetika untuk mengusir serangga agar tidak mendekati kulit.
Secara alami kulit, sudah berusaha melindungi diri dari bahaya sinar matahari yaitu
Ultra Violet, antara lain dengan membentuk butir-butir pigmen kulit (melanin) yang
sedikit banyak memantulkan kembali sinar matahari..
Jika kulit terpapar sinar matahari, maka timbul dua tipe reaksi melanin :
 Penambahan melanin dengan cepat kepermukaan kulit
 Pembentukan tambahan melanin baru.
Jika melanin berlebihan dan terus menerus, maka akan menimbulkan
hiperpigmentasi pada kulit.
Langkah pencegahan untuk melindungi kulit ada 2 cara yaitu:
 Perlindungan secara fisik (tanning), misalnya dioxy acetone dan 8-methoxy psoralen,
yang dikonsumsi 2 jam sebelum berjemur, bahan ini mempercepat pembentukan
pigmen melanin dipermukaan kulit.
Bahan yang menyerap UV-B, tetapi meneruskan UV-A kedalam kulit, misalnya PABA
(Para Amino Benzoic Acid).
 Perlindungan secara fisik dapat dilakukan dengan cara penggunaan payung bila
akan berpergian pada siang hari. Penggunaan topi lebar, baju lengan panjang,
celana panjang serta pemakaian bahan-bahan kimia yang melindungi kulit dengan
jalan memantulkan sinar yang mengenai kulit.
 Perlindungan secara kimiawi, ada dua kelompok bahan kimia :
 Bahan yang menimbulkan dan mempercepat proses penggelapan kulit
 Bahan yang menyebabkan iritasi pada kulit
e. Kosmetika penipis atau pengampelas kulit
Kosmetika penipis ini bertujuan untuk mengangkat dan membuang sel-sel kulit
yang sudah mati ini akan mengakibatkan terjadinya penebalan kulit dan penyumbatan
pori-pori kulit yang dapat menyebabkan timbulnya jerawat. Kosmetika ini juga dapat
membersihkan kulit wajah secara mendalam, menghaluskan permukaan kulit,
merangsang pertumbuhan sel-sel kulit yang baru serta memperbaiki aliran darah jika
dalam pemakaiannya dengan melakukan massage.
Sel-sel mati dipermukaan kulit , tidak dapat diangkat oleh kosmetik pembersih
seperti susu pembersih (cleansing cream), sabun dan sejenisnya, dikarenakan
kosmetika ini terlalu halus atau licin. Untuk mengangkat sel-sel mati terlepas dari
epidermis diperlukan bahan yang kasar seperti batu apung, handuk kasar dan kosmetik
pengampelas atau penipis kulit yang disebut scrub cream.
Bahan dasar scrub cream mengandung lemak dan penyegar serta dimasuki butir-
butir kasar yang bersifat pengampelas (abrasiv) seperti butiran pasir, biji keras
tanaman, sampai butiran abrasiv sintetis.
Butiran scrub diusahakan jangan terlalu kasar agar tidak melukai kulit.

 Kosmetika Tata Rias


1. Kosmetika Dekoratif
Sesungguhnya segala jenis kosmetik, mulai dari kosmetik pembersih, pelembab,
pelindung, dekoratif (make up) sampai pengobatan, mempunyai tujuan yang sama,
yaitu memelihara atau menmbah kecantikan kulit (termasuk rambut, kuku, bibir dan gigi)
melalui pembersihan, pelembaban dan sebagainya.
Ciri khas kosmetik dekoratif (make up) adalah bahwa kosmetik ini bertujuan
semata-mata untuk mengubah penampilan yaitu agar tampak lebih cantik dan noda-
noda atau kelainan pada kulit tertutupi. Kosmetik dekoratif tidak perlu menambah
kesehatan kulit. Kosmetik ini dianggap memadai jika tidak merusak kulit atau sesedikit
mungkin merusak kulit.
Dalam kosmetik dekoratif, peran zat pewarna dan zat pewangi sangat besar. Sejak
zaman dahulu, wanita cenderung mewarnai pipinya, rambutnya, kukunya, alisnya dan
bulu matanya. Mereka juga cenderung ingin menutupi hal-hal yang mengurangi
kecantikannya. Misalnya garis-garis penuaan ditutupi, rambut yang beruban disemir,
warna bibir dipersegar, kuku dicat, alis dan bulu mata dibuat lebih hitam dan lain
sebagainya. Karena itu, mereka membutuhkan kosmetik dekoratif dalam bentuk lipstik,
rouge, maskara dan sebagainya.
Pemakaian kosmetik dekoratif lebih untuk alasan psikologis daripada kesehatan
kulit. Dengan memakai kosmetik dekoratif, seseorang ingin menyembunyikan

9
kekurangan pada kulitnya atau ingin memberikan penampilan yang lebih cantik, lebih
menarik, kepada dunia luar. Sedikit persyaratan untuk kosmetik dekoratif antara lain
adalah warna yang menarik, bau yang harum menyenangkan, tidak lengket, tidak
menyebabkan kulit tampak berkilau, dan sudah tentu tidak merusak atau mengganggu
rambut, bibir, kuku dan lainnya.
Kosmetik dekoratif terbagi atas 2 (dua) bagian yaitu;
 Kosmetik dekoratif yang hanya menimbulkan efek pada permukaan kulit dan
pemakaian dalam waktu tidak lama,.
Contoh: Lipstik, perona pipi (blush on), perona mata (eye shadow)
 Kosmetik dekoratif yang efeknya mendalam dan biasanya dalam waktu lama
Contoh: Kosmetika suncream , Pemutih kulit (Bleaching cream).

 Peranan Zat Pewarna dalam Kosmetik Dekoratif


Dalam kosmetik dekoratif, zat pewarna memegang peran sangat besar. Karena itu,
sebelum membahas berbagai jenis preparat kosmetik dekoratif, kita terlebih dahulu
membicarakan berbagai zat warna yang sering dipakai dalam pembuatan kosmetik
dekoratif.

Zat warna untuk kosmetik dekoratif berasal dari berbagai kelompok :


a. Zat warna alam yang larut.
Zat warna alam ini digunakan sebagai pembuatan kosmetik sangat aman
digunakan, dan dampaknyapun lebih baik dari sintesis, tetapi karena kekuatan
warnanya kurang tajam, bila digunakan tak tahan cahaya, karena bahan serta
prosesnya yang sulit, mengakibatkan biaya produksi mahal dari pada sintesis, zat
warna ini sudah jarang dipakai dalam kosmetik.
Contoh:
 Alkalin yaitu zat warna merah yang diekstrak dari kulit akar alkana (Radix
alkannae)
 Carmine yaitu zat warna merah yang diperoleh dari tubuh serangga coccus cacti
yang dikeringkan
 Klorofil daun-daun hijau
 Henna yang terdapat pada daun Lawsonia
 Carotene yaitu zat warna kuning
b. Zat warna sintetis yang larut
Saat ini lebih dari 1000 zat warna dari coal-tar yang dihasilkan, tetapai hanya
sebagian yang dipergunakan untuk kosmetik. Pertama zat warna disintetis dari anilin,
kemudian benzene, toluene, anthracene, dan hasil isolasi dari coal-tar lain yang
berfungsi sebagai produk awal bagi kebanyakan zat warna dalam kelompok ini
sehingga sering disebut sebagai zat warna aniline atau coal-tar.
Sifat-sifat zat warna sintetis yang perlu diperhatikan antara lain:
 Harus larut dalam air, minyak, alkohol, atau salah satunya. Yang larut air untuk
emulsi O/W dan yang larut minyak untuk emulsi W/O. Yang larut air hampir selalu
juga larut dalam alkohol encer, gliserol, dan glikol. Yang larut minyak juga larut
dalam benzene, carbon tetra-chloride, dan pelarut organik lainnya, kadang-kadang
juga dalam alkohol tinggi. Tak pernah ada zat warna yang sekaligus larut dalam air
dan minyak.
 Dalam jumlah yang sedikit bahan sintetis sudah memberi warna, sehingga tone
dan intensitasnya harus kuat.
 Sifat yang berhubungan dengan Ph, beberapa zat warna ada yang hanya larut
dalam Ph asam ataupun basa/alkalis.
 Kelekatan kepada kulit atau rambut
 Toksisitas
Toksin dibedakan menjadi:
 Yang boleh digunakan dalam kosmetik dan makan
 Yang hanya boleh digunakan di dalam kosmetik
 Yang hanya boleh digunakan dalam kosmetik untuk pemakaian luar saja.Zat warna
asal coal-tar tidak boleh dipakai dalam kosmetik untuk daerah mata.
c. Pigmen-pigmen alam
Pigmen alam adalah pigmen warna pada tanah yang memang
terdapat secara alamiah, misalnya alumunium silikat, yang warnanya tergantung
pada kandungan besi oksidanya (misalnya kuning oker, coklat, merah bata, coklat

10
tu). Zat warna murni sama sekali tidak berbahaya. Zat warna penting untuk
mewarnai bedak krim dan make up scticks. Warnanya tidak seragam, tergantung
asalnya, dan pada pemanasan kuat menghasilkan pigmen warna baru.
d. Pigmen-pigmen Sintetis
Besi oksida sintetis dan oker sintetis sering menggantikan zat warna alam.
Warnanya lebih intes dan terang. Pilihan warnanya antara lain: kuning, coklat sampai
merah, dan macam-macam violet.
Pigmen sintetis putih seperti zinc oxide dan titanium oxide termasuk dalam
kelompok zat pewarna kosmetik yang terpenting. tidak hanya memainkan suatu
peran besar dalam pewarnaan kosmetik dekoratif tetapi juga dalam preparat
kosmetik dan farmasi lainnya.
e. Lakes Alam dan Sintesis
Lakes dibuat dengan salah satu atau lebih zar warna yang larut air di dalam
satu atau lebih zat warna yang larut air di dalam satu atau lebih substrat yang tidak
larut dan mengikatnya sedemikian rupa (biasanya dengan reaksi kimia) sehingga
produk akhirnya menjadi bahan pewarna yang hampir tidak larut daam air, minyak
atau pelarut lain.
Pengetahuan kosmetik dekoratif sangat dibutuhkan, dimana laju pertumbuhan dunia
kecantikan yang berhubungan langsung dengan penggunaan kosmetik begitu
berkembang pesat.

 Kosmetika yang umum dipakai


Berikut ini akan dibahas adalah kosmetik yang umum digunakan sebagai kosmetik rias
wajah :

a. Pelindung kulit (Base/pre-foundation/moisturizer)


Merupakan kosmetika yang berguna untuk mempertahankan elastisitas kulit dan
mencegah pengupan air melalui kulit dan berfungsi menjaga kelembapan kulit.
Pelindung kulit ini berbentuk emulsi O/W dan mengandung trietanolamine, asam
strearat, borak, lanoline, paraffin cair, profilen glycol. Sediaan ini biasa disebut
moisturizer yang digunakan untuk perawatan sehari-hari baik digunakan sebelum
menggunakan foundation terutama bagi yang berjenis kulit kering. Krim ini sangat
lembut sehingga meninggalkan lapisan tipis dikulit sehingga dapat mencegah terjadi
penguapan air dalam kulit

b. Alas Bedak (Foundation)


Foundation adalah alas bedak yang berfungsi untuk menyamarkan bagian kulit yang
kurang sempurna, melindungi kulit dari sinar matahari, cuaca yang berubah-ubah dan
debu.
Foundation digunakan dalam tata rias wajah agar orang yang dirias tampak lebih
cantik, sebab alas bedak ini mampu menutupi kekurangan yang ada pada wajah.
Manfaat alas bedak bagi kulit menurut kalangan ahli kecantikan adalah:
 Dapat menyerap minyak yang berlebihan pada wajah
 Membantu melembabkan bagian wajah yang kering
 Dapat menyembuhkan jerawat
 Tidak kelihatan walaupun tidk sesuai dengan warna kulit wajah.
 Mengandung obat penahan sengatan matahari
 Memperlambat munculnya keriput kulit wajah
 Warnanya sesuai atau mendekati warna asli kulit.

Ada 4 empat bentuk alas bedak atau foundation , yaitu:


 Anhydrous foundation make up
Produk ini mirip bentuknya dengan lipstick hanya lebih lembut dan halus
diformulasikan, agar hanya meninggalkan lapisan sangat tipis dan tidak berkilau
dipermukaan kulit. Dikategorikan ada 2 macam bentuk lunak yang dikemas dalam
botol dan keras dalam bentuk stick.
Bahan dasar yang terdapat dalam foundation inia dalah titanium dioxide. Suatu
efek penutupan kulit yang baik diperoleh dengan titanium dioxide yang jumlahnya
jauh lebih sedikit dari pada zinc oxide
 Solid Make up Cream, O/W Type
Dalam prinsipnya, cream ini terdiri dari vanishing cream yang dicampur dengan
powder. Tidak semua vanishing cream dapat diubah menjadi make up cream

11
karena bahan-bahan powdersering menyebabkan ketidakstabilan emulsi dengan
mengabsorbsi sebagian lemak-lemak atau emulgator.
 Liquid make up
Liquid make up merupakan kosmetik dekoratif yang paling umum dan mudah
digunakan. Komposisi liquid make up agak rumit, antara lain terdiri dari minyak-
minyak (mineral oil, isopropyl myristate, lanolin, propylene glycol, silicone oil)
surfactant yang berfungsi ganda, yaitu sebagai emulgator dan dispersing agent,
pengental (thickening agent, seperti Bentonite), humektan, dan harus mengandung
air, pengawet dan parfum.
 Pancake make up
Jenis ini tidak berisi air tetap merupakan suatu emulsi O/W karena dikenakan pada
kulit melalui suatu aplikator yang dibasahi, emulsi yang terbentuk akan
meninggalkan suatu lapisan stabil dikulit.

c. Bedak (face Powder)


d. Pinsil Alis (Eye Brow pencil)
e. Perona Mata (Eye shadow)
Eye shadow merupakan jenis kosmetik yang berguna untuk pelekatan pada kulit
mata, jadi kosmetik ini adalah kosmetika yang
dipakai sebagai pewarna kelopak mata sekaligus kantung mata. Eye shadow yang
baikadalah yang dapat menonjolkan warna eye shadow tersebut. Eye shadow ini
dapat melekat dengan baik dan tidak mempengaruhi proses pembauran warna eye
shadow pada lekukan tulang mata dan kantung mata. Eye shadow dapat membuat
tata rias khususnya pada mata yang berkantung lebih tahan lama jika digunakan.
Sebab eye shadow jika terkena keringat tidak cepat berkerut.
Eye shadow dikelompokkan menjadi tiga jenis :
 Warna mode yaitu warna utama di tempatkan di lipatan kelopak mata,
 Warna shader yaitu di tempatkan di bagian atas kelopak mata.
 Warna highly higter yaitu warna yang di tempatkan di bawah alis.
Kriteria hasil eye shadow yang baik pada tata rias mata adalah:
 Warna yang ditampilkan sempurna
 Daya lekat baik, sehingga warna eye shadow tahan lama
 Warna eye shadow baik antara warna eye shadow pada kelopak mata, pada
lekukan tulang mata, pada lekukan tulang mata, dan garis warna eye shadow pada
bagian di bawah garis mata, kantung mata, membaur dengan mata.
 Mengubah bentuk mata dan menutupi kantung mata
 Membuat mata lebih ekspresif
 Mata menjadi tidak terlalu sendu, mata menjadi ceria dan berbinar
 Mengubah atau mepertegas bentuk mata.

Adapun macam-macam warna pada eye shadow dan cirinya yaitu:


 Highlighter
Perona mata dengan warna sangat ringan
Digunakan sebagai highlight pada tulang atas untuk kesan mata yang yang lebih
dalam dan impresif.
 Warna terang
Kelompok warna ini memberikan dimensi pada mata
Diaplikasikan pada ujung kelopak mata sehingga akan memberikan kesan mata
lebih panjang
Dioleskan di sepanjang garis bulu mata dan kelopak mata, hasilnya mata akan
terlihat lebih besar dan kelopak tampak lebih dalam.
 Warna Gelap
Kelompok ini menciptakan ilusi yang dalam, biasanya digunakan pada garis bulu
mata atas dan garis bulu mata bawah sebagai eyeliner.
Dapat diaplikasikan pada bagian luar mata untuk menciptakan kesan dramatis.

Jenis eye shadow atau perona mata


 Perona mata padat
Dalam satu kemasan terdiri dari satu atau dua warna
 Perona mata krim
 Berbentuk cair dan dikemas dalam tube

12
 Perona mata jenis krim digunakan sebagai alas perona mata
 Dioleskan pada kelopak mata dengan jari.
 Perona mata stik
 Bentuknya seperti pensil atau krayon
 Perona mata berbentuk krayon dikenakan hanya pada lipatan mata. Atau
dibubuhkan penuh pada lipatan mata atau segaris saja di atas garis bulu mata.
f. Eye liner atau celak mata
Untuk menghasilkan tata rias mata. Yang baik tentunya membutuhkan produk
make-up mata yang berkualitas. Nelly Hakim berpendapat bahwa ”Make-up yang
baik apabila memiliki daya lekat dan ketahanan yang baik". Sesuai dengan pendapat
di atas bahwa make-up yang baik berarti make-up yang berkualitas artinya memiliki
kekuatan, ketahanan dan dapat bertahan dalam jangka waktu tertentu. Perbedaan
jumlah penggunaan kadar presentase zat emulsi mempengaruhi hasil
pemakaiannya. Kualitas produk make-up ditentukan oleh bahan-bahan yang
terkandung didalarnnya sehingga make-up yang berkualitas akan menentukan effek
hasil pemakaian.
Pengertian "Eye" adalah mata, sedangkan arti "Liner" adalah garis, jadi eye-
liner artinya garis mata. Eye-liner hakekatnya adalah make up yang digunakan untuk
pelekatan pada garis mata bagian atas dan garis mata bagian bawah.
Mata yang diberi eye-liner membuat bentuk mata lebih lebar dan lebih lonjong.
Dengan pernakaian eye-liner membuat mata lebih cerah. Di wajah yang relatif statis
terdapat sepasang mata yang dinamis. Keadaan ini yang mendasari labirnya,
movement contras theory dalam seni tata rias wajah. Kecantikan wanita dapat
terpancar dari sorot mata dan wanita cenderung menginginkan pesona mata menjadi
suatu daya tarik yang sangat kuat. Hal ini tak lepas dari ungkapan bahwa mata
adalah pancaran hati dan jendela hati yang akan memberikan kesan tersendiri bagi
yang melihat dan memandangnya.Eye-liner bila dipakai pada garis mata memiliki
kekuatan menempel, karena di dalamnya memiliki kandungan diantaranya lamblack
yaitu kandungan lemak dari domba. Lemak yang terkandung dalam kosmetik apapun
baik untuk perawatan maupun make-up wajah akan memberi kekuatan sehingga
mernpunyai daya lekat yang tinggi, Lemak atau minyak hewan dan nabati banyak
digunakan dalam kosmetik karena mudah diserap dalam kulit. Dengan demikian
lemak nabati maupun hewani bisa beremulsi dengan zat-zat lainnya dan akan
melekat kuat pada kulit wajah, tubuh karena. lemak tidak memiliki daya absorpsi
(serap) terhadap air atau keringat.
Kandungan yang terdapat dalam eye-liner, hakekat kualitas eye-liner pada tata
rias mata adalah ketahanan melekatnya eye-liner menempel pada garis mata bagian
bawah dan garis mata bagian atas, sehingga mata tampak jelas, cerah dan indah.
g. Perona Pipi (Blush on)
Produk ini bertuuan memerahkan pipi, sehingga penggunaannya tampak lebih
cantik dan lebih segar. Kadang-kadang dipakai langsung tetapi lebih sering sebagai
foundation. Perona ini dipasarkan dalam bentuk:
 Loose atau compact powder rouges
Loose powder adalah bentuk yang paling sederhana, berisi pigmen dan lakes,
dalam bentuk kering, diencerkan dengan bahan-bahan powder standar seperti
talcum, zinc ztearat, dan magnesium karbonat, kandungan pigmen biasanya 5-
20%
Compact rouges lebih populer daripada loose powder karena:
 Tidak begitu beterbangan ketika dipakai, sehingga bubuk yang berwarna itu
tidak mengotori pakaian, dan lain-lain
 Melekat lebih baik pada kulit.
 Anhydrous cream rouges
Dalam preparat ini, zat-zat pewarna (pigmen, lakes dan/atau cat larut minyak
didispersikan atau dilarutkan dalam base fat oil wax. Dibandingkan dengan yang
powder, anhydrous cream rouges memiliki keuntungan dapat membentuk lapisan
tipis yang rata di permukaan kulit sehingga tampak lebih alami dari pada loose
powder. Cream ini juga bersifat menolak air, sehingga resiko lunturnya rouge
karena perpirasi terhindari. Titik leleh bahan bakar tidak boleh lebih dari 40°C.
 Emulsi cair atau krim

13
Bedak cair dalam rouge cair bercampur dengan sangat baik, dengan sedikit
latihan pemakaian dapat memperoleh hasil yang sangat cantik dengan
menggunakan rouge cair pada foundation yang masih belum kering di kulit pipi.
 Cairan jernih
Preparat ini terdiri dari larutan warna dengan bahan pelarut air atau
hidroalkoholik. Zat-zat warna yang dipilih harus sangat harmonis dengan Glycerol,
sorbitol liquid dan lain-lain sehingga memberikan rasa lembut pada pemakaian,
tetapi sebaiknya tidak digunakan banyak-banyak karena dapat menghambat
pengeringan rouge dikulit. Gum atau mucin memberikan konsistensi yang
memperbaiki penyebaran rouge di kulit.
h.Lipstik
Lipstik adalah produk kosmetik yang paling luas digunakan. Di Amerika, semua
wanita sudah memakai lipstik, sehingga hanya pertambahan penduduklah yang
dapat meningkatkan pasaran lipstik.
Lipstik adalah make up bibir yang anatomis dan fisiologisnya agak berbeda dari
kulit bagian badan lainnya. Misalnya, stratum corneum-nya sangat tipis dan
dermisnya tidak mengandung kelenjar keringat maupun kelenjar minyak, sehingga
bibir mudah kering dan pecah-pecah terutama jika dalam udara dingin dan kering.
Hanya air liur yang merupakan pembasah alami bibir.

Persyaratan lipstik yang dituntut oleh masyarakat, antara lain:


 Melapisi bibir secara mencukupi
 Dapat bertahan di bibir selama mungkin
 Cukup melekat pada bibir, tetapi tidak sampai lengket
 Tidak megiritasi atau menimbulkan alergi pada bibir
 Melembabkan bibir dan tidak mengeringkan
 Memberikan warna yang merata pada bibir
 Penampilannya harus menarik, baik warna maupun bentuknya.
 Tidak meneteskan minyak, permukaannya mulus, tidak bopeng atau berbintik-
bintik, atau memperhatikan hal-hal lain yang tidak menarik.

Komposisi lipstik
 Lilin
Misalnya: carnauba wax, parafin waxes, ozokerite, beeswax, candellila wax,
spermaceti,ceresine. Semuanya berperan pada kekerasan lipstik.
 Minyak
Fase minyak dalam lipstik dipilih terutama berdasar kemampuannya melarutkan
zat-zat warna eosin. Misalnya; minyak castor, tetrahidrofurfuryl alkohol, fatty acid
alkylolamides, dihydric alkohol beserta monoether dan monofatty acid esternya,
isopropyl myristate, isopropyl palmitate, butyl stearate, paraffin oil.
 Lemak.
Misalnya: krim kakao, minyak tumbuhan yang sudah dihidrogenasi (misalnya
Hydrogenated castor oil), cetyl alcohol, oleyl alcohol, lanolin.
 Acetoglycerides
Direkomendasikan untuk memperbaiki sifat thixotropik batang l ipstik
sehingga meskipun temperatur berfluktuasi, kepadatan l ipstik konstan.
 Zat-zat pewarna
Zat pewarna yang dipakai secara universal di dalam lipstik adalah zat warna eosin
yang memenuhi dua persyaratan sebagai zat warna untuk lipstik yaitu kelekatan
pada kulit dan kelarutannya
dalam minyak. Pelarut terbaik untuk eosin adalah castor oil. Tetapi furfuryl alkohol
beserta aster-esternya terutama stearat dan ricinoleat, memiliki daya melarutkan
eosin yang lebih besar. Fatty acid alkylolamides, jika dipakai sebagai pelarut eosin
akan memberikan warna yang sangat intensif pada bibir.
 Surfaktan
Surfaktan kadang-kadang ditambahkan dalam pembuatan lipstk untuk
memudahkan pembasahan dan dispersi partikel-partikel pigmen warna yang
padat.
 Antioksidan dan Bahan Pengawet
 Bahan pewangi (fragrance)

14
Pewangi merupakan bahan pemberi rasa segar (Flavoring), harus menutupi bau
dan rasa kurang sedap dari lemak-lemak dalam lipstik dan menggantikannya
dengan bau dan rasa yang menyenangkan.
i. Maskara
Tujuan pemakaian maskara adalah untuk menghitamkan bulu mata, kadang-kadang
juga alis mata. Tujuannya sama dengan eye shadow, yaitu untuk memberikan aksen
mata. Maskara sebetulnya adalah cat rambut (hairdye) untuk bulu mata. Bentuknya
ada beberapa macam:
 Cake maskara
 Cream macara (anhydrous)
 Cream Maskara (emulsified)
 Liquid maskara.
j. Concealer
Concealer adalah suatu kosmetik yang berfungsi untuk menutupi kerutan pada
mata dan kantung pada mata. Concealer yang berkualitas baik berciri tidak terlalu
kering, tidak terlalu berminyak, dan ketika dioleskan, tidak terasa tebal. Pemilihan
Concealer yang tepat untuk noda-noda kehitaman pada kantung mata, dalam
pengaplikasiannya Concealer menggunakan menggunakan kuas kecil atau jemari.
Pengolesan Concealer pada daerah seputar mata sering menimbulkan efek
pucat atau sembab. Problem tersebut bisa jadi muncul karena pemilihan warna
Concealer yang terlalu terang untuk warna kulit. Concealer kadang membuat daerah
seputar mata berkerut dan mengakibatkan kantung mata tampak semakin dalam
disebabkan Concealer yang digunakan terlalu pekat, atau bisa juga dikarenakan
kulit di sekitar mata terlalu kering. Untuk mengatasinya, sebelum mengaplikasi
Concealer , gunakan eye cream seputar mata. Utuk hasil alami dan aman, pertama
pilih Concealer yang memiliki dasar warna kuning (yellow-based).
Kemudian perhatikan tingkatan warnanya, pilih yang memiliki gradasi warna
satu hingga dua tingkat lebih terang dari warna kulit.
Pilih Concealer berformula berat untuk menyamarkan kehitaman pada mata.
Umumnya Concealer jenis ini dikemas dalam bentuk compact atau stik. Dan yang
lebih penting, aplikasikan bedak diatasnya selapis demi selapis sehingga lingkar
kehitaman tersamarkan.

 Cara memproduksi kosmetika


Kosmetik yang ditawarkan kepada konsumen haruslah yang memenuhi syarat standar
aman. Tentunya ada tahapan yang harus dilalui dalam memproduksi kosmetik sebelum
kosmetik tersebut dipasarkan kepada masyarat umum.
Menurut Dr Retno trenggono bahwa fase untuk memproduksi kosmetik dikategorikan
dalam 5 kelompok yaitu:

1. Pemilihan Formula
Mengingat keterbatasan bahan baku, peralatan, serta waktu sementara kosmetik
harus segera di produksi untuk mengejar musim, tren, fashion dan lain-lain. Kita harus
memilih formulasi agar kosmetik itu dapat segera diproduksi dan dapat memenuhi tujuan
tertentu. Sebelum pemilihan terakhir atas suatu formulasi (setelah melewati percobaan-
percobaan klinis kecil-kecilan atas keamanan formulasi beserta bahan-bahan baku di
dalamnya), kita harus secara realistis yakin bahwa formulasi kita memang akan dapat
diproduksi secara besar-besaran dengan menggunakan alat-alat pabrik yang telah ada.
Bahkan saat itu, bahan-bahan baku yang terkandung dalam formulasi itu masih
harus secara kritis diteliti kembali sebelum betul-betul dipilih untuk digunakan.

2. Pemilihan metode Pembuatan


Karena tujuan produksi adalah untuk menghasilkan suatu produk yang seragam
serta memiliki keawetan yang panjang, maka pemilihan metode pembuatan yang tepat
dengan menggunakan peralatan yang tersedia itu esensial.
Produksi besar-besaran umumnya didasarkan pada hasil pengamatan produksi
percobaan (clinical batch). (Batch adalah kualitas tertentu produk kosmetik yang mempunyai
sifat dan mutu yang seragam yang dihasilkan dalam siklus pembuatan. Esensi suatu batch
adalah homogenitasnya)
Selama pembuatan clinical batches tersebut, kita harus bisa mengamati parameter-
parameter kritis yang mempengaruhi kinerja produk, antara lain:

15
 Langkah-langkah kritis dalam metode pembuatan
 Sifat-sifat produk yang kritis, seperti viskositas dan lain-lain.
 Bahan-bahan baku inti, seperti surfaktans, lubrikan, bahan pensuspensi, bahan
pembikin gel, atau bahan-bahan alam atau sintetik yang menentukan.

Setelah mengindentifikasi parameter-parameter kritis tersebut, kita memilih cara


pembuatan yang paling tepat dan peralatan yang paling cocok agar menghasilkan
produk yang ideal,
Harus ditekankan bahwa karena pembesaran produksi dari clinical batch ke pilot size
batches dan akhirnya ke produksi besar-besaran mungkin harus mengkompromikan hal-
hal tertentu dalam produksi, Kita harus sangat khusus memilih metode atau peralatan
yang paling memenuhi standart selama pembuatan clinical batch agar kompromi itu tidak
terlalu menyimpang.

3. Rencana Pembesaran batch (Scale up)


Pembesaran produksi dari laboratory size batches (clinical batches), yang umumnya
sampai 25 kg ke pilot plant batches (25-200 kg) disebut scale up formulasi atau produksi.
Untuk produksi kosmetik yang masih baru, scale up dapat dirampungkan dalam dua fase
:
 Pembuatan Clinical batches
Pengalaman pertama dengan batch ukuran agak besar umumnya ditemui di sini.
Karena itu, formulator produk itu sebaiknya hadir menyaksikan pembuatan clinical
batch tersebut untuk menghindari masalah yang mungkin timbul akibat tidak
tersedianya metode pembuatan yang kurang terperinci.
 Pembuatan Pilot Plant batches
Umumnya pembuatan batch dalam fase pilot plants batches disarankan untuk
dilanjutkan sebelum test keamanan klinis fase II mulai dilakukan untuk produk hasil
metode pembuatan pilihan terakhir. Kebutuhan produksi untuk tes klinis demikian
umumnya membutuhkan batches ukuran agak besar (200 kg).
Penelitian terhadap produksi pilot plant ditujukan untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan dibawah ini secara memuaskan seperti :
 Apakah formulasi itu sudah dapat diproduksi lebih banyak (scale up)
 Apakah metode produksi itu sesuai dengan kemampuan produksi yang diharapkan
dan dengan peralatan yang ada.
 Apakah diperlukan peralatan baru untuk pabrik ketiga.
 Apakah langkah-langkah pokok proses pembuatan terlah teridentifikasi
 Apakah studi untuk validasi telah didesain dengan baik

4. Proses produksi
Produk kosmetik dibuat didalam batch dibawah pengawasan pengaturan Pemerintah
yaitu cara pembuatan kosmetik yang baik (CPKB) atau Good Manufacturing Practies
(GMP) di AS

a. Pencampuran (Mixing)
Pencampuran suatu bahan sepintas lalu tampak sederhana, tetapi kenyataannya sering
kali sangat kompleks atau rumit.
Menurut Lin (1964), pencampuran bahan-bahan di dalam satu batch sesungguhnya
untuk mencapai banyak tujuan, misalnya untuk emulsi. Tujuan dari pencampuran itu
antara lain :
 Mencampur cairan yang sulit tercampur
 Mempercepat pemanasan bahan-bahan di dalam ketel
 Melarutkan lemak-lemak dan bahan-bahan lainnya
 Untuk emulsifikasi atau disperse
 Untuk pendahuluan pendinginan.

b. Pemompaan (Pumping)
Ada dua jenis pompa yang digunakan di dalam produksi kosmetik, yaitu:
 Positive displacement pump
Bekerja dengan menarik cairan ke dalam suatu rongga, kemudian mendesaknya
keluar pada sisi yang lain. Contoh yang paling umum adalah diaphragma pumps,
gear pumps dan mono pumps.

16
 Centrifugal pumps
Pompa ini bersandar pada konversi kekuatan sentrifugal dan bukan pada kekuatan
linear. Pada pompa sentrifugal, cairan dimasukkan dititik pusat propeller yang
berputar cepat.
Dalam memompa cairan kosmetik, perlu diketahui sifat-sifat cairan tersebut, sebab
pompa yang terlalu sempit atau terlalu cepat dapat mengubah emulsi,
memperangkap udara, dan lain-lain. Kecepatan tidak boleh melewati titik perubahan
dari arus laminar menjadi arus turbulensi.

c. Pemindahan Panas (Heat Transfer)


Dalam prose pembuatan kosmetik, bahan baku sering harus dipanaskan sampai 70-
80°C, dicampur dan kemudian didinginkan sampai sekitar 30-40° sebelum produk akhir
dapat dipompa dan disimpan. Karena itu dipabrik kosmetik, efisiensi pemindahan panas
merupakan factor yang sangat penting yang harus diperhitungkan dalam desain.

d. Fitrasi
Fitrasi hanya diperlukan dalam memurnikan air dan untuk penjernihan lotion seperti
lotion untuk cukur, hair tonic, dan lain-lain. Dimana bahan-bahan baku produk-produk ini
sering berisi ejumlah kecil kontaminan yang akan mengganggu penampilan produk
akhir jika tidak dihilangkan.
Alat filter yang paling sering digunakan adalah filter press yang didesain yang didesain
khusus untuk menyaring cairan yang mengandung bahan padat yang perlu dipisahkan.

e. Pengisian (Filling)
Cairan. Kosmetik dalam bentuk kemasan cair dapat diisikan ke kemasan dengan cara
sederhana menggunakan daya tarik bumi (gravitasi). Cara ini sederhana dan sering
dianjurkan, terutama untuk shampoo dan detergent yang akan berbusa jika ditekan
Untuk cara pengisian yang lebih cepat dan rapi ialah dengan mengggunakan system
vakum pada botol-botol yang berderet.
Cream. Pengisian dalam keadaan dingin ialah menggunakan “filteram type”, dimana
bentuk krim dimasukkan ke dalam tube silindris dengan bantuan suatu “plunger”.
Bentuk harus bulat agar tidak ada udara terjebak. Pengisian dalam keadaan dingin
adalah murah dan bersih. Pengisian dalam keadaan panas lebih rumit, tetapi pada
esensianya mirip pengisian dengan cairan, baik yang sistem gravitasi atau sistem
vakum.

2.5 Pembuatan produk-produk khusus

2.5.1 Kosmetik cair


Pembuatan produk kecantikan cair mencakup pelarutan atau disperse yang baik, serta
penjernihan.
Lotion dalam alkohol dapat dibuat dengan dua cara yaitu:
 Dengan mengaduk bahan-bahan di dalam campuran air dan alkohol yang
konsentrasinya sama seperti dalam produk akhir sampai larutan terbentuk.
 Dengan melarutkan bahan-bahan di dalam alkohol konsentrasi tinggi , kemudian
larutan ini diencerkan dengan air sambil diaduk sampai larutan yang dimaksud
terbentuk.as

2.5.2 Gel
Produk kosmetik dalam bentuk gel berkisar dari lotion yang kental, misalnya roll ball
antiperspirant sampai gel thixotropik yang sangat kental dan tidak bisa mengalir, yang
dapat digunakan sebagai kosmetik hairdressing dan hairsetting.
Lotion kental lebih mudah dibuat, yaitu dengan menambahkan sedikit demi sedikit zat
padat ke dalam fase cair yang diaduk terus menerus dengan cepat memakai propeller
yang digerakkan turbin.
Cara pembuatan gel kental yang tidak bisa mengalir lebih sulit, karena pada produk
akhirnya udara tidak bisa keluar dari dalamnya seperti halnya pada lotion kental. Gel
kental harus dibuat dalam ruang hampa udara atau dilakukan melalui proses
pembuangan udara yang rumit. Pemakaian carboxy-vinyl polymers, misalnya carbopol,
mempermudah pengeluaran udara dari dalam gel.

17
2.5.3 Mikroemulsi
Pencampur yang sederhana, jadi tidak memerlukan alat pencampur rumit berkecepatan
tinggi. Merupakan praktik sekitar 80°C ditambahkan sedikit demi sedikit kedalam fase air
dalam suhu serupa, sambil diaduk pelan. Untuk sementara produk dipertahankan pada
suhu diatas setting pointnya agar udara naik dan keluar. Ini berarti bahwa pipa-pipa dan
alat pengisi perlu dipanaskan dengan air panas atau uap bercampur air.
Hendaknya hati-hati dalam memilih peralatan untuk membuat mikro elmusi, karena
kotoran halus, misalnya ion-ion logam, dapat mengeruhkan penampilan produk.
2.5.4 Emulsi
Proses pembuatan emulsi bisanya mencakup tiga hal berikut:
 Emulsifikasi awal
Biasanya dijalankan pada suhu lebih tinggi untuk menjamin bahwa kedua fase serta
hasil emulsi cukup mobil geraknya sewaktu diaduk. Intensitas dan lama pengadukan
tergantung efisiensi disperse emulsifator.
 Pendinginan
Mendinginkan emulsi merupakan proses yang sangat penting, terutama dalam produk
yang berisi bahan-bahan mirip lilin yang berharga. Selama pendinginan biasanya
emulsi terus diaduk untuk mengurangi lamanya proses serta untuk menghasilkan
produk yang homogen
 Homogenisasi
Pada suhu yang tinggi, kebanyakan emulsi tidak stabil, selama pendinginan dalam
butir-butir batch terbentuk butiran-butiran emuls.
Pada pendinginan terjadi pengerasan, diperlukan pencampuran tambahan untuk
memperoleh produk yang diinginkan.

2.5.5 Pasta
Pasta, terutama pasta gigi unumnya dibuat dengan menambahkan komponen-komponen
padat yang mungkin sudah dicampur sebelumnya kedalam komponen-komponen cair,
yang mungkin mencakup bahan-bahan yang cair. Pencampuran dalat dilakukan dalam
mixer terbuka atau mixer vacuum. Mixing dalam keadaan panas, diikuti dengan
pendinginan memakai alat Votator atau metode serupa lainnya juga dapat dilakukan.

2.5.6 Sticks
Salah satu contoh kosmetiknya Lipstik. Pada umumnya pembuatan lipstick ada 3
tahapan:
 Penyiapan campuran komponen, yaitu campuran minyak-minyak, campuran zat-zat
warna, dan campuran wax
 Pencampuran semua itu membentuk mass lipstik
 Pencetakan massa lipstik menjadi batangan-batangan lipstik.

2.5.7 Powder
Pencampuran powder biasanya di jalankan di dalam satu wadah semi bundar yang
dilengkapi pengaduk spiral yang memiliki dua pita sehingga campuran itu bergerak
dalam dua arah yang berbeda. Mixer ini sangat baik untuk bahan-bahan kristal lainnya
dan sering digunakan untuk pembuatan face powder.

2.5.8 Pomade dan Brilliantin Padat


Produk ini mudah dibuat, yaitu hanya dengan mencampur bahan-bahan di dalam satu
wadah pelebur pada suhu tertentu. Bahan-bahan yang titik lelehnya tinggi, seperti Wax,
mungkin memerlukan pelelehan pendahuluan pada suhu yang lebih tinggi dalam wadah
elektrik.

2.6 Tes keamanan kosmetik

Di Indonesia sebelum suatu produk kosmetik diproduksi dan diedarkan ke masyarakat,


formulasi, komposisi, nama, dan sifat masing-masing bahan, serta cara pembuatan, sifat
dan hasil test keamanan produk harus dilaporkan ke Badan Pengawas Obat Makanan
(BPOM) untuk diteliti dan dikoreksi. Jika disetujui produk diberi nomor surat ijin produksi.
Tetapi walaupun sudah disetujui jika dikemudian hari produk itu ternyata mengandung

18
bahan diluar yang dilaporkan atau menimbulkan gangguan yang parah pada pemakai,
peredaran produk itu dapat dilarang dan produksinya dihentikan.
Karena itu sangat penting bagi produsen untuk memilih bahan baku yang aman dan
berkualitas tinggi, melakukan pengujian atau uji keamanan bahan baku sebelum
dimasukkan dalam produk (patch test), menguji keamanan produk akhir sebelum
dipasarkan (usage test), dan menguji keamanan produk akhir setelah beberapa lama
dipasarkan (eficacy test) melalui pemeriksaan, wawancara, dan penyebaran kuisioner
dengan para pemakai.
Patch test dan usage test mencakup pengujian berbagai segi keamanan dari bahan
baku atau produk akhir seperti : potensi iritasinya terhadap kulit dan mata, fototoksistasnya
terhadap kulit, komedogenisitasnya (daya untuk merangsang terjadinya jerawat dan lain-
lain).

2.6.1 Patch test


Digunakan untuk memeriksa kepekaan kulit terhadap suatu bahan dan untuk
mendiagnosis penyakit kulit, alergi contact dermatitis
 Tekhnik patch test ini telah distandardisasi dengan melekatkan bahan-bahan pada
kulit dengan sepotong kertas filter Whatman yang melekat di kertas aluminium foil
yang satu sisinya telah dilapisi polyethylene film.
 Bahan allergen yang akan diperiksa lebih baik dalam bentuk cair, diletakkan pada filter
paper disc, lalu kertas patch tester ini diaplikasikan ke kulit dengan plester adhesive.
 Patch test dapat dilakukan dimana saja di kulit, tetapi umumnya dilakukan dikulit
belakang tubuh. Tester ditinggalkan ditempat tersebut selama 48 jam. Setelah itu
diangkat dan tempat yang dites diberi tanda.
 Hasil dinilai 15 dan 30 menit setelah pengangkatan, diulangi setalah 24 jam dan hasil
terakhir adalah kesimpulan dari tes.
 Jika tes ini dilakukan pada pasien yang sedang menderita acute dermatitis yang luas,
tes ini akan menimbulkan reaksi false positive dan akan memperberat erupsi. Jadi
prosedur dilakukan jika erupsi telah terkendalikan, dan kulit yang dipilih harus bebas
dari dermatitis paling sedikit 4 minggu
 Bahan yang akan dites harus dicairkan ke tingkat yang tidak menimbulkan reaksi pada
orang yang tidak sensitif. Konsentrasi yang terlalu tinggi akan menyebabkan iritasi
hebat, sedangkan konsentrasi yang terlalu rendah akan tidak menimbulkan respons.
 Pada prakteknya konsentrasi bahan-bahan yang akan dites harus dibawah 10%,
kecuali beberapa bahan antara lain balsam Peru (25%), Neomycin (20%), wool
alcohols (30%) dan lanolin (100%).
 Bahan pelarut yang dipakai harus tidak bersifat mengiritasi kulit, seperti air, ethyl
alcohol, amyl alcohol, phenethyl a;cohol dan lain-lain. Pada umumnya yang bersifat
stabil dan tidak mudah menguap adalah yang terbaik.

2.6.2 Iritasi pada Mata


Produk-produk yang harus di tes :
 Kosmetika mata maskara, eye-shadow, eye-liner, eye make-up remover dan lain-lain.
 Kosmetik wajah : foundation, blusher, face powder, lipstiks.
 Kosmetika lain : nail cosmetics, hair care products, body lotion dan lain-lain.
 Tanda iritasi pada mata : merah, bengkak, sakit, panas (erythema, edema, pain, heat)

2.6.2.1 Preclinical Test


 Iritasi karena bahan kimia adalah satu-satunya penyebab peradangan pada mata
yang dapat dites pre-clinically.
 Tes yang dilakukan : Draize Eye Irritation Test pada kelinci albino, karena mata
kelinci lebih sensitif daripada mata manusia.
 Iritasi pada mata karena bahan kimia dapat dites pada bagian mata, conjunctiva, iris
dan cornea
 Reaksi yang timbul : conjunctiva (erythema, edema), iris (hyperanemia), cornea
(opacity).

2.6.2.2 Clinical Test


 Test iritasi objectif dilakukan pre-clinically, sedangkan tes subjektif dievaluasi
alangsung di mata.

19
 Tes langsung berupa pemberian bahan yang akan dites ke mata dan menentukan
responnya: sakit, panas, gatal, air mata.

2.6.2.3 Human Use test


 Dengan menggunakan produk jadi untuk meneliti potensi iritasi pada mata
 Dilakukan setiap hari selama 1 bulan
Dilakukan pemeriksaan setiap minggu oleh dermatologist atau ophthalmologist

20

Anda mungkin juga menyukai