Anda di halaman 1dari 8

PRE OPERASI

ANALISA DATA
NO Data Etiologi Masalah
1 DS : Klien mengatakan kaki kanan nya sakit sekali, Diskontinuitas tulang Nyeri akut
P: Nyeri bertambah ketika kaki digerakan ,nyeri berkurang saat
diimobilisasi
Q: Nyeri seperti diiris
R: area femur
S: 8
T: Saat digerakan sampai selesai diimobilisasi
DO: - ps terlihat meringis menahan nyeri, merintih
Bengkak
px. rontgen fraktur femur dextra
RR: 22 x/mnt
TD: 132/92mmHg
S: 37o C
N: 102 x/mnt

2. DS: Pasien mengatakan kaki kanan tidak bisa digerakan . Kerusakan musculo skeletal Kelemahan fisik
DO: dalam pemeriksaan didapatkan hasil adanya fungsialesa, deformitas
Px. Radiologi diperoleh hasil fraktur femur dextra, sudah terpasang
spalk.
NURSING CARE PLAN (NCP)
NO Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
1. Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan a. Minta pasien untuk a. Untuk mengetahui
berhubugan dengan keperawatan selama 3 x 24 jam menilai nyeri/ adanya tanda-tanda
Diskontinuitas diharapkan nyeri berkurang ketidaknyamanan nyeri dan untuk
tulang dengan kriteria hasil : pada skala 0-10 mengetahui reaksi
a. Pasien melaporkan nyeri (0=tdk ada nyeri, 10= pemberian obat.
berkurang. sangat nyeri) b. Dapat menurunkan
b. Pasien mengatakan bahwa b. Berikan kompres pembengkakan pada
nyeri berkurang menjadi dingin pada daerah daerah fraktur.
skala 4. fraktur femur. c. Agar pasien dapat
c. Pasien tampak tenang. c. Ajarkan teknik mengalihkan perasaan
relaksasi nafas dalam nyeri.
untuk mengurangi d. Mengurangi rasa nyeri.
nyeri.
d. Kolaborasi dengan
dokter pemberian
analgetik.
2. Kelemahan fisik Setelah dilakukan asuhan a. Monitor pergerakan a. Untuk mengetahui dan
berhubungan keperawatan selama 2x24 jam pasien. mengawasi daerah yang
dengan kerusakan kelemahan fisik dapat teratasi b. Lakukan pembatasan terjadi fraktur.
muskulokeletal dengan criteria hasil: gerak pada pasien. b. Agar daerah yang
kelemahan fisik tidak terjadi c. Ajarkan kepada terkena fraktur tidak
keluarga tentang bergerak.
tujuan pembatasan c. Agar keluarga mengerti
gerak. tujuan dari pembatasan
d. Kolaborasi dengan gerak pada pasien.
fisioterapi untuk terapi d. Agar pasien tidak terjadi
ROM decubitus.

INTRA OPERATIF
1. Persiapan pasien
Posisi pasien : supinasi
Anestesi : general anestesi
TD :132/92 mmHg
Nadi : 102x/menit
RR : 22x/menit
Pemasangan : bed side monitor
Waktu :-
Operator : Dr. X
Asisten :Y
Instrumen :F
2. Persiapan alat
Basic set Jumlah Alat tambahan Jmlh
a. Gunting kassa 1 a. Jas operasi 4
b. Gunting jaringan 1 b. Handscoon 4
c. Klem 10 c. Duk besar 3
d. Pinset anatomis (besar/kecil) 2 d. Duk sedang/sarung kaki 1
e. Pinset cirugis (besar/kecil) 2 e. Canul suction 1
f. Kocher 4 f. Selang suction 1
g. Dukklem 5 g. Kassa 5
h. Nail fuder 2 h. Pisturi no. 22 1
i. Scuple (no 4) 2 i. Cutter 1
j. Kom 2 j. Benang: crumic 2/0, side 2/0, plain 2/0 1
k. Bengkok 2 k. Jarum: taper no: 24, cutting no 30
l. Set ORIF: 1
1) Bone klem
2) Reduction
3) Raspatorium 2
4) Kuret 2
5) Mata bor 1
6) Screw driver 3,5 1
7) Plate 1/3 tubuler 6 whole 1
1
1 set

Penatalakasanaan/instrumen
No Tindakan Peralatan
1 Desinfeksi Kom, betadin, alcohol, klempanjang, kassa
2 Drapping Duk besar, duk lubang, duk klem
3 Menandai daerah sayatan Pisau, klem, kassa
4 Melakukan sayatan pada kulit sampai otot Pisau, kassa, klem arteri,
Pinset cirugis, gunting
5 Mempertahankan hemostatis Kassa klem cutter, suction
6 Membersihkan area fraktur Kuret
7 Reposisi fraktur menahan area fraktur Raspatorium
8 Fiksasi fraktur Bone klem, Raspatorium
9 Bor 6 whole area fraktur Bor, mata bor
10 Memasang plate Plate, screw driver
11 Mencuci daerah operasi NaCL
12 Hecting otot Plain 2/0, taper no 30
13 Hecting sub cutis Chromic 2/0, taper no 24
14 Hecting kulit Side 2/0, cuting no 30
15 Desinfeksi Kassa betadin
16 Balut luka Kassa steril, kassa betadin dan hipafix

ANALISA DATA
No Waktu Data Fokus Etiologi Masalah
1. 14.20 Subjektif : - Perdarahan akibat Resiko syok hipovolemik
Objektif : pembedahan
a. Insisi ± 20 cm
b. Perdarahan ± 750 cc
c. TD : 128/90 mmHg
d. Nadi : 78x/menit
e. RR : 18x/menit

MASALAH KEPERAWATAN
Resiko syock hipovolomic b.d Perdarahan akibat pembedahan

RENCANA KEPERAWATAN
No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional

1. Resiko syok Setelah dilakukan tindakan a. Monitor perdarahan pada daerah a. Untuk mengetahui adanya
hipovolomik b.d keperawatan selama operasi 1x2 pembedahan setelah dilakukan perdarahan atau tidak.
perdarahan akibat jam diharapkan syock insisi. b. Memantau keadaan umum
pembedahan hipovolomic tidak terjadi b. Monitor vital sign tiap 5 menit. pasien.
dengan kriteria hasil: c. Monitor cairan yang melewati c. Untuk mengetahui apakah
a. Tidak ada tanda – tanda DC catheter. pasien terjadi dehidrassi atau
syock hipovolemik d. Memberikan cairan RL untuk tidak.
(cyanosis) resusitasi cairan. d. Untuk menanggulangi
b. TTV dalam batas normal e. Memonitor tanda-tanda syock dehidrasi.
(TD: 120/80-140/100, Nadi hipovolemic. e. Agar pasien mendapatkan
60-90). penanganan yang tepat.

POST OPERASI
ANALISA DATA
No Waktu Data Etiologi Masalah

1. Subjektif: - Proses pemindahan Resiko tinggi cedera


Objektif: brankar
a. Pasien hanya tiduran saat dipindahkan
b. kaki belum dapat digerakan, kaki kanan terdapat luka post
operasi pasien dipindahkan ke ruang RR dengan brankar.

MASALAH KEPERAWATAN
Resiko tinggi cedera b.d Proses pemindahan brankar

RENCANA KEPERAWATAN
No Diagnosa Tujuan Intevensi Rasional
1. Resiko tinggi Setelah dilakukan asuhan a. Perhatikan posisi pasien. g.
cedera b.d Proses keperawatan diharapkan resiko b. Dekatkan bed di samping
pemindahan cedera tidak terjadi. pasien.
brankar. Dengan kriteria hasil: c. Lindungi organ vital
a. Tidak terjadi abserasi kulit pasien.
karena pemindahan pasien. d. Kolaborasi dengan 2-3
b. Pasien dapat dipindahkan perawat yang ada.
dengan aman dan nyaman. e. Mengakat pasien secara
bersamaan.
f. Berikan penyangga di
tempat tidur pasien.

Anda mungkin juga menyukai