DENGAN MEDIA KOMIK SISWA KELAS XII IPS 1 SMA NEGERI 1 KAUMAN
SEMESTER 1 T.A. 2016/2017
BAB I
PENDAHULUAN
Menulis adalah salah satu kegiatan yang harus dihadapi siswa dalam proses pembelajaran,
terutama mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Melalui kegiatan menulis diharapkan siswa
mampu menuangkan ide atau gagasan baik yang bersifat ilmiah maupun imajinatif. Oleh karena itu,
sekolah diharapkan dapat memberikan pembelajaran tentang menulis yang baik melalui metode yang
Pembelajaran menulis sudah sejak lama dilaksanakan dengan berbagai metode, tetapi sampai
sekarang belum ada hasil yang optimal. Hal tersebut seperti yang dikatakan oleh Sutama dkk(dalam
Nurhayati 2000:13) bahwa siswa belum dapat dikatakan mampu berbahasa Indonesia secara baik dan
benar, baik lisan maupun tulisan. Mulai sekolah dasar sampai sekolah menengah atas. Siswa masih
bingung dan mengalami kesulitan ketika harus menulis. Fenomena tersebut memunculkan upaya
Pembelajaran sastra sebagai salah satu pelajaran di sekolah menengah atas juga memiliki
keterkaitan dengan pembelajaran menulis. Sebagai salah satu pelajaran yang kurang mendapat
perhatian dari siswa, sastra menjadi mata pelajaran yang sulit untuk dipelajari siswa. Seperti yang
dikatakan oleh Superhar(2006) bahwa pelajaran sastra dalam pandangan orang dewasa termasuk
pihak sekolah ternyata bukanlah pelajaran yang menarik untuk diberikan dengan sungguh-sungguh
dan serius kepada anak-anak di sekolah. Doktrin yang diberikan kepada siswa adalah pelajaran eksak,
ilmu pengetahuan, dan sosial, serta bahasa Inggris sebagai pelajaran yang sangat penting bagi masa
depan anak.
Pembelajaran apresiasi sastra bagi siswa SMA kelas XII semester 1 meliputi mendengarkan
pembacaan puisi lama, mengomentari pembacaan puisi baru, membaca puisi, membaca cerpen,
menulis resensi, dan menulis cerpen. Meskipun pembelajaran materi-materi tersebut tidak dalam
waktu bersamaan, namun siswa harus melaluinya dengan strandar kriterian ketuntasan minimum
yang telah ditentukan. Pembelajaran apresiasi sastra memberikan tekanan tersendiri bagi siswa,
khususnya siswa kelas XII IPS 1 SMA Negeri 1 Kauman yang memiliki kemampuan menulis cerpen
rendah, diketahui tingkat menulis cerpen siswa rerata 65. Sehingga, hal tersebut harus mendapat
perhatian yang sungguh-sungguh dari dewan guru agar pembelajaran terlaksana dengan hasil yang
memuaskan.
Keterampilan menulis cerpen sudah diajarkan, tetapi belum mencapai ketuntasan karena
metode pembelajaran yang digunakan cenderung didominasi metode ceramah. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa peran guru sangat dominan dalam proses pembelajaran. Siswa menjadi kurang
aktif sehingga siswa kurang maksimal dalam menulis cerpen. Cerpen siswa kurang menarik karena
bahasa yang digunakan monoton, dan pengembangan ide atau gagasan kurang bervariasi. Hal ini
dapat dilihat dari kesesuaian isi cerpen dengan tema, pengembangan topik, dan diksi yang belum
mendapat perhatian dari siswa. Tarigan(2008: 186) menegaskan bahwa pembelajaran mengarang
belum terlaksana dengan baik di sekolah karena hanya terletak pada cara guru mengajar. Umumnya
kurang variasi, kurang merangsang, dan kurang pula dalam frekuensi. Pembahasan karangan siswa
kurang dilaksanakan guru. Murid sendiri menganggap mengarang tidak penting atau belum
Guru sebagai fasilitator harus menyampaikan materi yang akan dibahas dengan metode dan
media yang tepat dan menarik. Hal tersebut akan berdampak pada keberhasilan siswa dalam
Untuk mengatasi masalah tersebut, dilakukan penelitian tindakan kelas agar guru dapat
meningkatkan kemampuan menulis cerpen siswa. Adapun media yang dipilih adalah komik. Dalam
pelaksanaannya, siswa diminta untuk membaca komik. Melalui hal ini, siswa dapat mengidentifikasi
alur cerita dalam komik tersebut, sehingga siswa mampu menulis cerpen berdasarkan cerita dan alur
Dari pernyataan di atas, maka peneliti mengambil judul “Meningkatkan Kemampuan Menulis
Cerpen dengan Media Komik Siswa Kelas XII IPS 1 SMA Negeri 1 Kauman Semester 1 T.A. 2016/2017.
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan guru pengampu bidang studi
Bahasa Indonesia SMA Negeri 1 Kauman agar kemampuan menulis cerpen siswa kelas XII IPS 1 SMA
1. Bagaimanakah meningkatkan aktivitas menulis cerpen siswa kelas XII IPS 1 SMA Negeri
2. Bagaimanakah meningkatkan kemampuan menulis cerpen siswa kelas XII IPS 1 SMA
akan dipecahkan dalam penelitian ini adalah kemampuan menulis cerpen siswa yang masih
rendah. Penyebab munculnya masalah tersebut adalah 1) kesesuaian isi cerpen dengan tema,
2.2. Tujuan
1. Untuk mengetahui peningkatan aktivitas menulis cerpen siswa kelas XII IPS 1 SMA Negeri 1
2. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan menulis cerpen siswa kelas XII IPS 1 SMA Negeri 1
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian tindakan kelas ini antara lain:
1. Bagi siswa
d. Membantu daya imajinasi dan apresiasi siswa terhadap kegiatan menulis cerpen.
2. Bagi guru
b. Sebagai bahan pertimbangan di dalam membuat rencana dan menentukan media pembelajaran
3. Bagi Sekolah
b. Hasil penelitian ini secara langsung akan dapat diaplikasikan dalam proses pembelajaran di
sekolah, khususnya mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk meningkatkan minat, kesenangan,
kreativitas, dan kemampuan siswa khususnya dalam mengekspresikan pikiran dan perasaan ke
dalam cerpen.
Hipotesis tindakan pada penelitian tindakan kelas ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
1. Penggunaan media komik dapat meningkatkan aktivitas menulis cerpen siswa kelas XII IPS 1
2. Penggunaan media komik dapat meningkatkan hasil menulis cerpen siswa kelas XII IPS 1 SMA
KAJIAN TEORI
Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang sangat dibutuhkan pada masa
sekarang. Keterampilan menulis tidak mudah dimiliki dan memerlukan waktu yang lama untuk
memperolehnya. Dengan menulis, seseorang dapat mengekspresikan ide-ide atau gagasannya melalui
bahasa tulis.
kompleks. Mengarang dapat kita pahami sebagai suatu rangkaian kegiatan seseorang
mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk
Wiyanto (2004: 1-2) mengemukakan bahwa menulis mempunyai dua kegiatan utama.
Kegiatan yang pertama adalah mengubah bunyi yang dapat didengar menjadi tanda-tanda yang dapat
dilihat, sedangkan yang kedua kegiatan mengungkapkan gagasan secara tertulis. Orang yang
melakukan kegiatan ini dinamakan penulis dan hasil kegiatannnya berupa tulisan.
mengubah bunyi menjadi tulisan sebagai upaya untuk mengungkapkan gagasan menjadi bahasa tulis.
Mengungkapkan gagasan menjadi bahasa tulis memerlukan sejumlah potensi pendukung yang untuk
lambing-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga
orang lain dapat membaca lambing-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa grafik
itu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa menulis adalah suatu kegiatan yang menggambarkan
D’angelo yang dikutip Tarigan(2002: 23) mengungkapkan menulis adalah suatu bentuk
berpikir, tetapi justru berpikir bagi manusia tertentu dan bagi waktu tertentu. Dapat disimpulkan
bahwa menulis adalah hasil penuangan ide dalam bentuk tulisan yang tidak sembarangan orang bisa
kecakapan seseorang dalam kegiatan menuangkan ide, gagasan, pikiran, dan pengalaman serta
perasaan dalam bentuk tulisan yang diorganisasikan secara sistematik sehingga dapat dipahami orang
lain.