Anda di halaman 1dari 19

PENDIDIKAN EFEKTIF:

PERSPEKTIF AMERIKA DAN INTERNASIONAL

Banyak reformis pendidikan yang berkeyakinan bahwa kemajuan pendidikan


Amerika dipengaruhi oleh sistem pendidikan negara-negara lain. Pendidikan Jepang
menerima perhatian khusus dunia karena Jepang melalui pendidikannya berhasil
menjadikan negaranya sebagai negara maju dalam waktu 50 tahun. Tetapi meniru
sistem pendidikan negara lain harus mempertimbangkan apakah nilai-nilai yang
dianutnya sesuai dengan nilai-nilai negara kita?

KEBIASAAN YANG SAMA DALAM SISTEM PENDIDIKAN


Sekilas, kita beranggapan bahwa semua ruangan kelas di dunia memiliki
banyak kesamaan. Tapi pada kenyataannya, hal itu tidak demikian. Bandingkan
keadaan kelas di pedesaan Sudan dan keadaan kelas di Jepang masa kini. Di Sudan
kelas tidak memiliki listrik, dan lantainya masih berupa tanah. Semua siswanya
adalah laki-laki. Sedikit sekali guru yang berpendidikan tinggi. Belum lagi masalah
kurikulum dan pembelajaran yang sulit diingat dan dihafal, semua itu ditetapkan oleh
menteri pendidikan. Lain halnya dengan pendidikan di Jepang dengan kemajuannya
yang sangat pesat banyak didirikan gedung sekolah modern dengan siswa laki-laki
dan perempuan yang hampir semuanya dapat menyelesaikan pendidikan sampai
setaraf SMA. Guru-guru di Jepang sangat dihargai dan profesional. Guru-guru diberi
kebebasan merancang kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan pedoman nasional.

PERSAMAAN DAN PERBEDAAN SISTEM PENDIDIKAN DI DUNIA


Kelas Sosial dan Lulusan Sekolah
Berbagai penelitian nasional dan internasional membuktikan adanya hubungan
yang kuat antara latar belakang sosial ekonomi siswa dengan prestasinya di sekolah.
Contohnya, penelitian Bank Dunia telah melaporkan bahwa latar belakang sosial
ekonomi keluarga merupakan faktor utama di negara maju dan berkembang. Hal
senada dikatakan Donald Treiman dan yang lainnya bahwa latar belakang sosial

Effective Education: International and American Perspectives 1


ekonomi seseorang berkaitan erat dengan pendidikan dan pekerjaannya,meskipun
keadaan mereka kaya atau miskin, dengan kondisi politik bebas ataupun konservatif.

Ragam Budaya dan Permasalahannya


Kecuali di sebagian negara kecil dengan kesamaannya, sistem pendidikan
nasional membuat daftar siswa yang memiliki perpedaan berdasarkan ras, suku,
agama, bahasa daerah, dan praktek budaya. (Kecuali Jepang yang tidak termasuk
pada kondisi ini). Sebagian besar negara menurut sejarahnya memiliki ras dan budaya
daerah, tetapi pada abad dua puluh dan dua puluh satu tampak adanya proses
pencampuran budaya secara cepat dalam skala nasional. Perang dunia dan wilayah,
tekanan global, migrasi dan imigrasi, semuanya akan menjadi faktor pendukung
kesiapan kompetensi seorang guru.

Pendekatan-pendekatan dalam Pembelajaran


Kesaamaan dalam Praktek Mengajar. Pada umumnya ditemukan persamaan
praktek mengajar di beberapa negara seperti metoda ceramah, dan demonstrasi
ditambah penugasan. Kesamaan dalam masalah guru. Pada umumnya guru merasakan
adanya masalah seperti kurangnya waktu untuk mencapai tujuan pembelajaran,
adanya tuntutan peran yang bertentangan, kurangnya dukungan dari atasan, dan
ketidakpuasan terhadap prestasi yang diraih siswa.

Perbedaan dalam Sistem Pendidikan dan Lulusan


Perbedaan yang ditemukan dalam sistem pendidikan negara-negara di dunia
adalah masalah anggaran pendidikan. Ada negara yang memprioritaskan anggaran
pendidikan, tetapi adapula negara yang anggaran pendidikannya tidak memadai
seperti beberapa negara berkembang dan negara miskin.
Pada umumnya perbandingan jumlah siswa dan guru dipengaruhi oleh seberapa
besar perhatian pemerintah terhadap pendidikan, yang diwujudkan dalam anggaran
pendidikan. Di negara-negara kawasan Afrika, perbandingan jumlah siswa dan guru
berkisar antara 30:1, sedangkan di negara-negara eropa 20:1.

Effective Education: International and American Perspectives 2


Data pada UNESCO menunjukkan bahwa anak-anak di negara maju seperti
Australia, Jepang, New Zealand, Amerika Utara, dan sebagian besar negara-negara di
Kawasan Eropa Barat, hampir semua anak terdaftar pada sekolah dasar. Berbeda
dengan negara di kawasan Afrika, Arab, Asia dan amerika Latin, kurang dari 20
persen anak terdaftar pada sekolah dasar.
Keberadaan siswa laki-laki dan perempuan pada negara-negara tertentu
memiliki situasi yang berbeda. Di Amerika, siswa perempuan mempunyai tingkat
kemampuan baca yang lebih tinggi daripada siswa perempuan. Siswa laki-laki lebih
mendominasi perguruan tinggi. Pola seperti ini berlaku di negara maju lainnya,
kecuali Jepang dan Turki dimana jumlah mahasiswa laki-laki dan perempuan
memiliki perbandingan yang hampir sama. Adapun jumlah siswa laki-laki dan
perempuan di negara berkembang disebabkan oleh faktor ekonomi.
Anggaran pendidikan Amerika sangat tinggi. Sebagai negara industri, Amerika
mampu memberikan gaji tinggi kepada guru, terkecuali di beberapa negara bagian
Amerika. Demikian juga dengan pengeluaran negara Amerika untuk kesejahteraan
sosial. Hal ini terbukti dengan besarnya anggaran pendidikan anak dan pelayanan
kesehatan. Nmaun demikian masalah sosial tetap saja ada, misalnya tidak semua anak
di Amerika bernasib sama dalam hal pendidikan.

Isi Kurikulum dan Penekanan Tujuan Pembelajaran


Ciri khusus dari kurikulum dan pembelajaran
 Selandia Baru.
Pendidikan di Selandia Baru terkenal dengan metoda membaca yang sistematik
dan menggunakan bahasa alami. Dengan menggunakan pendekatan ini , anak-
anak belajar untuk mengetahui kata-kata dalam konteks ketika mereka
membaca , daripada melalui phonics instruksi dan decoding.
 Finlandia.
Negara ini terkenal karena kualitas pendidikannya yang didukung oleh
perhatian pemerintah yang ditunjukkan dengan kualitas guru, sarana pendidikan
yang memadai.

Effective Education: International and American Perspectives 3


 Negara islam.
Mendirikan sekolah-sekolah yang memiliki kurikulum dengan konsentrasi
keagamaan.

Sekolah Kejuruan dibandingkan Sekolah Akademik


Siswa yang memilih sekolah kejuruan lebih sedikit dibandingkan sekolah
umum (akademik). Pada sekolah kejuruan, siswa dipersiapkan untuk memasuki dunia
kerja, sedangkan pada sekolah umum, siswa dipersiapkan untuk memasuki perguruan
tinggi. Di Amerika Serikat, peminat sekolah umum lebih banyak, karena mereka
berkeinginan melanjutkan ke perguruan tinggi.

Pendaftaran di Perguruan Tinggi


Faktor-faktor yang mempengaruhi minat masuk perguruan tinggi diantaranya:
persentase siswa yang memilih sekolah umum/akademik lebih besar daripada
kejuruan, perhatian pemerintah terhadap perguruan tinggi, tuntutan dunia kerja yang
menghendaki lulusan dari perguruan tinggi, tradisi atau faham berpendidikan tinggi,
dan pengakuan perguruan tinggi terhadap prestasi mahasiswa.

Negara Berkembang dibanding Negara Maju


Persentase pendidikan tinggi di negara berkembang lebih rendah daripada negara
maju, hal ini disebabkan minimnya anggaran dari pemerintah untuk pendidikan.

Perbedaan di Negara-negara Industri


Perbedaan di negara-negara industri dengan negara berkembang, siswa yang berada
pada negara industri cenderung memiliki kesempatan yang lebih besar mengenyam
pendidikan pada perguruan tinggi dibanding negara berkembang, hal ini dipengaruhi
oleh faktor pembiayaan pendidikan.

Penurunan Peringkat Amerika dalam Hal Pendidikan


Sampai tahun 1990, Amerika memiliki persentase paling tinggi mengenai tingkat
pendidikan yang dicapai generasi muda, kecuali Kanada. Setelah itu, Amerika sudah

Effective Education: International and American Perspectives 4


tidak menempati peringkat atas dalam pendidikan karena banyak negara lain yang
maju lebih pesat dalam hal pendidikannya.

Sekolah Swasta
Pendirian sekolah swasta di suatu negara dipengaruhi oleh struktur politik,
agama, kerangka hukum dan faktor lainnya. Di Belanda, lebih dari lima puluh persen
usia sekolah dasar masuk pada sekolah swasta. Lain halnya dengan negara Kuba dan
Korea Utara yang membatasi pendirian sekolah swasta. Di sebagian besar negara,
siswa pada sekolah swasta kurang dari 10% dari total pendaftaran.
Negara-negara di dunia memiliki perbedaan sudut pandang mengenai sekolah
swasta. Ada negara yang mengakui keberadaan sekolah swasta sebagai partner dalam
mencapai tujuan pendidikan nasional. Ada juga negara yang beranggapan bahwa
sekolah swasta merupakan minoritas pendidikan yang kurang berperan atau bahkan
dianggap sebagai ancaman karena tidak sesuai dengan ideologi bangsa. Negara-
negara itu memiliki peraturan pemerintah yang berbeda dengan sistem pendidikan
swasta, adanya persepsi masyarakat tentang sekolah umum dan sekolah swasta, dan
peran yang diharapkan dapat diaplikasikan oleh sekolah swasta dalam pembangunan
nasional. Di beberapa negara, sekolah swasta hanya dapat mendaftarkan sekelompok
siswa yang relatif sedikit, siswa yang tergolong elit kemudian dengan mudahnya
dapat masuk ke perguruan tinggi paling bergengsi; di lain sisi mereka menjadi contoh
yang lebih representatif yaitu anak-anak bangsa dan pemuda. Di beberapa negara,
banyak sekolah swasta merupakan “shoe-string” dimana terdiri dari siswa yang
terdaftar tersebut merupakan anak-anak dengan latar belakang keluarga dengan
ekonomi rendah yang tinggal di daerah kumuh perkotaan. Mengingat adanya
keberagaman ini, tidak mungkin untuk mendefinisikan secara luas apa itu “a private
school” atau mengeneralisasi tentang kebijakan yang mendorong atau menghalangi
adanya sekolah-sekolah non-publik. Jelaslah, kebijakan nasional yang produktif di
sekolah non-publik harus mencerminkan adanya pertimbangan terhadap keadaan dan
tantangan masing-masing negara.

Pencapaian Prestasi

Effective Education: International and American Perspectives 5


Perbedaan pencapaian prestasi sekolah antar negara-negara telah mendapat
perhatian sejak adanya International Association for the Evaluation of Educational
Achievement (IEA). IEA adalah organisasi yang dibentuk untuk menilai kemajuan
pendidikan dalam skala internasional. Salah satu proyek pertama IEA adalah
mengumpulkan dan menganalisis data 258.000 siswa dari 19 negara, meliputi
pendidikan kewarganegaraan, bahasa asing, sastra, membaca komprehensif, dan
sains. Penelitian ini memperlihatkan berbagai prestasi di seluruh negara. Secara
umum peringkat Amerika berada di tengah. Selain IEA ada juga PISA (Program for
International Student Assesment), PIRLS (Progress in International Reading Literacy
Study, dan TIMSS (Third International Mathematics and Science Study juga telah
menemukan bahwa siswa kami (Amerika Serikat) memperoleh peringkat di atas rata-
rata negara-negara industri (lihat Tabel 15.2), tetapi prestasi Amerika Serikat
tampaknya relatif menurun dalam beberapa tahun terakhir.
Berdasarkan analisis data terhadap penelitian internasional, para mahasiswa
mendapatkan kesimpulan yang mencakup hal-hal berikut:
1. Nilai nasional dalam mata pelajaran seperti membaca, matematika, dan sains
memiliki keterkaitan yang tinggi. Contohnya, tujuh dari delapan negara yang
mendapatkan skor tertinggi pada data yang dikumpulkan PISA mereka adalah
delapan negara dengan skor tertinggi pada mata pelajaran matematika dan
sains.
2. Seperti yang ditunjukkan pada Tabel 15.2, siswa Amerika Serikat memperoleh
nilai di bawah nilai negara-negara lain. Beberapa negara termasuk Amerika
Serikat memiliki peningkatan nilai yang jauh lebih besar antara prestasi siswa
berprestasi rendah dan tinggi. Contohnya Finlandia, Jepang, dan Korea.
Namun, prestasi para siswa Amerika yang berprestasi tinggi sebanding dengan
prestasi tertinggi di negara-negara lain.
3. Kondisi sosial berkaitan erat dengan pencapaian prestasi bila dilihat
berdasarkan nilai ujian di hampir semua negara. Namun, perbedaan antara
siswa working-class dan middle-class jauh lebih terlihat bila dibandingkan
dengan negara-negara seperti Amerika Serikat daripada di negara lain seperti

Effective Education: International and American Perspectives 6


Finlandia dan Jepang yang memiliki skor rata-rata tinggi dan perbedaan yang
relatif rendah antara yang berprestasi tinggi dan rendah.
4. Karakteristik pembelajaran instruksioanal (termasuk ukuran kelas, alokasi
waktu untuk pembelajaran, pengalaman guru, banyaknya pekerjaan rumah)
pada umumnya tidak berkaitan erat dengan pencapaian nilai tes. Sebagai contoh
sebagian besar negara yang diteliti, termasuk Amerika Serikat biasanya
menggunakan pendekatan ceramah dan demonstrasi dalam pembelajaran
matematika. Ini merupakan pembelajaran pasif yang masih banyak melibatkan
hafalan. Karena beberapa negara ini memiliki nilai yang jauh lebih tinggi
daripada nilai yang diperoleh Amerika Serikat. Namun, pendekatan tersebut
tidak dapat menjelaskan tingkat prestasi yang dimiliki Amerika Serikat yang
biasa-biasa saja kecuali apabila adanya pengaruh timbal balik yang dapat
berubah-ubah.
5. Beberapa analisis kurikulum menunjukkan bahwa kurikulum Amerika Serikat
terutama pada matematika yang dinilai terlalu banyak materi, banyak
pengulangan, tidak berkesinambungan, terlalu mudah khususnya pada sekolah
tingkat menengah. Beberapa mahasiswa yang mempelajari kurikulum
matematika Amerika Serikat dalam konteks internasional menyimpulkan bahwa
pembelajaran tersebut tidak terfokus, karena terlalu banyak topik sehingga
terlalu sedikit pendalaman materi yang diajarkan, sangat repetitif, tidak
koheren, kurangnya abtraksi, dan ringan, terutama di tingkat sekolah menengah.
Selain itu, kurikulum matematika di AS berbeda dengan banyak negara lain.
Artinya, siswa tingkat sekolah menengah cenderung dipilah ke dalam
matematika yang terfokus pada topik aljabar dan topik lanjutan lainnya untuk
siswa berprestasi tinggi dan aritmatika sederhana untuk berprestasi rendah.
Dengan demikian kemampuan siswa untuk bersaing pada level lebih tinggi
sangat kurang, karena terbiasa dengan materi yang mudah. Hal ini berbeda
sekali dengan negara Finlandia, Hungaria, dan Jepang yang selalu memberikan
kesempatan kepada siswanya untuk mendapat tantangan pada level yang lebih
tinggi. Sebagian besar hasil analis yang melakukan peninjauan terhadap

Effective Education: International and American Perspectives 7


beberapa kasus ini percaya bahwa harus ada tindakan yang diambil untuk
mengurangi diferensiasi kurikulum semacam ini.
6. Peningkatan prestasi siswa Amerika serikat membutuhkan kelengkapan
sistemik yang mencakup pengaturan kebijakan-kebijakan, penilaian siswa,
persiapan guru, metoda pembelajaran, dan aspek lainnya dalam sistem
pendidikan.

Publikasi hasil penelitian PIRLS, PISA, dan TIMSS memicu adanya


kontroversi emosional. Di satu sisi, pengamat mengklaim bahwa sistem pendidikan
kita harus lebih memuaskan daripada yang sering diwacanakan. Berdasarkan hal
tersebut maka dibutuhkan kemajuan besar, berikut ini faktor penting menurut
pandangan para pengamat pendidikan seperti berikut:
1. Siswa di Amerika Serikat pada umumnya memiliki tingkat membaca yang
relatif tinggi.
2. Faktor kebudayaan, tidak berkurang di sekolah, mungkin disebabkan oleh
banyaknya kemampuan siswa yang rendah. Sebagai contoh, tingkat pencapaian

Effective Education: International and American Perspectives 8


matematika yang tinggi diduduki oleh negara Hungaria, Jepang, dan Korea
dapat terlihat berdasarkan adanya pengaruh besar dari kebudayaan mereka yang
menyukai matematika dan adanya dukungan keluarga yang kuat dalam sebuah
pencapaian.
3. Bertentangan dengan pernyataan para kritikus, prestasi sekolah-sekolah di
Amerika Serikat telah meningkat selama beberapa dekade terakhir. Terutama
bila dilihat berdasarkan adanya peningkatan pendaftaran siswa minoritas dari
keluarga berpenghasilan rendah. Peningkatan ini mungkin disebabkan oleh
sebagian efek positif dari pendidikan kompensasi dan penghapusan terhadap
perbedaan sekolah (lihat bab tentang Kelas Sosial, Ras, dan Prestasi Sekolah)
dan upaya reformasi pendidikan.

Kritik terhadap prestasi Amerika Serikat tidak disetujui berdasarkan uraian


yang dipaparkan sebelumnya. Seringkali siswa AS didaftarkan pada tes menggunakan
nilai yang sangat rendah pada yang menilai keterampilan tingkat tinggi seperti
pemecahan masalah matematika, sedangkan mereka lebih mementingkan pada
peningkatan keterampilan siswa dalam pemahaman, geografi, matematika, sains, dan
mata pelajaran lainnya. Mereka menyimpulkan bahwa peringkat mahasiswa Amerika
Serikat dalam berbagai penelitian prestasi internasional mewakili tingkat prestasi
yang buruk yang tidak dapat dikoreksi tanpa adanya upaya yang radikal untuk
mereformasi atau bahkan mengganti sistem pendidikan kita saat ini.

Berbagai Masalah dan Prospek Pendidikan di Negara Berkembang


Pada awal bab ini sudah dipaparkan bahwa tingkat pendidikan yang rendah di
negara-negara berkembang merupakan penyebab dan akibat dari kemiskinan. Oleh
karena itu, para pakar pendidikan sepakat untuk mengurangi kemiskinan maka tingkat
pendidikannya harus diperbaiki dengan memperluas dan meningkatkan sistem
pendidikan yang mereka gunakan. Pendidikan dianggap penting dalam pembangunan
ekonomi karena dapat membekali masyarakat berbagi keterampilan dan pengetahuan
sehingga mampu bersaing dalam kehidupan bermasyarakat baik dalam lingkup
nasional maupun internasional, dapat membantu menghasilkan distribusi kekayaan

Effective Education: International and American Perspectives 9


dan kekuasaan yang lebih adil. Serta dapat berkontribusi pula pada stabilitas politik
dan pembangunan ekonomi jangka panjang.
Namun demikian, untuk mencapai peningkatan pada sistem pendidikan di
banyak negara berkembang ternyata sangat sulit. Misalnya, kemiskinan yang ekstrem
dialami Rwanda menjadikan pemerintah sulit sekali dalam membiayai pendidikan,
karena walau bagaimanapun upaya peningkatan pendidikan membutuhkan biaya yang
tidak sedikit hingga kurang dari seratus dolar per siswa pada sekolah dasar per
tahunnya. Negara-negara berkembang seperti India dan Nigeria juga berjuang demi
mengembangkan pendidikan yang berkaitan dengan penggunaan puluhan atau bahkan
ratusan bahasa yang berbeda di antara populasi dengan adanya multietnis dari
mereka. Banyak negara berkembang juga menghadapi masalah yang dikenal sebagai
“brain drain” dimana jumlah lulusan sekolah menengah atas dan universitas
meningkat, tetapi tanpa pekerjaan dengan gaji yang sesuai dengan kualifikasi
pendidikannya. Sehingga, orang-orang menjadi terbiasa beremigrasi ke negara-negara
yang kaya (luar negeri) dengan peluang kerja yang lebih baik.
Untuk meningkatkan pendidikan di negara berkembang, para pengamat
pendidikan merekomendasikan langkah-langkah berikut:
1. Meningkatkan perhatian pada pendidikan dasar, sehingga banyak siswa yang
akan melanjutkan pada tingkat pendidikan selanjutnya.
2. Hindari adanya penekanan terhadap mata pelajaran pada pendidikan tinggi
yang cenderung menyebabkan siswa tertarik ke luar negeri dan
memungkinkan mereka untuk tidak kembali ke negara asal.
3. Dirikan sekolah swasta sebagai bagian integral dari perluasan sistem
pendidikan.
4. Memperluas upaya peningkatan kognitif siswa.
5. Berusaha mengatasi permasalahan yang berkaitan dengan membatasi
pendidikan terhadap kaum perempuan.
6. Hal yang sangat penting, mempersiapkan kemampuan guru.
7. Manfaatkan kemajuan teknologi modern untuk peningkatan pendidikan di
semua tingkatan, seperti belajar online dan lain sebagainya.

Effective Education: International and American Perspectives 10


Contoh Reformasi Pendidikan: Sebuah Seleksi
Di Amerika Serikat para pendidik memperkenalkan adanya pembaruan
terhadap sistem pendidikan sehingga sekolah menjadi lebih efektif. Beberapa dari
pembaruan ini didasarkan pada penelitian yang dilakukan terhadap sekolah yang
menjadi luar biasa sukses dan bagaimana pembaruan tersebut berfungsi. Sebagian
besar penelitian terhadap sekolah-sekolah yang efektif ini terjadi di Amerika Serikat,
tetapi penelitian-penelitian seperti itu juga dilakukan di Australia, Kanada, Belanda,
Inggris, dan negara-negara lain. Para peneliti sedang terus mengembangkan
penelitiannya tentang bagaimana fungsi sekolah efektif bisa mencapai kesuksesan
dalam bidang pendidikan. Beberapa negara selama beberapa dekade ini telah berhasil
mengembangkan pendidikan pada anak usia dini dari segi kualitas dan efektivitas,
dimana mereka memberikan kesempatan, pembelajaran matematika, sekolah
kejuruan, dan lain sebagainya. Dalam bab berikutnya, kami akan membahas secara
rinci karakteristik sekolah yang efektif, serta penelitian yang menunjukkan bahwa
adanya perubahan sistematis dan komitmen jangka panjang merupakan kunci
keberhasilan sekolah.

Pendidikan Anak Usia Dini di Perancis


Menyadari pentingnya masa anak-anak sebagai masa keemasan dalam tahap
perkembangan manusia secara sosial, fisik, dan pendidikan. Banyak negara yang
mengambil langkah-langkah untuk memberikan kesempatan belajar terhadap
sebagian besar atau semua anak kecil usia dini untuk merangsang dan merawat anak
sehari-hari dengan hal-hal yang positif. Sebagai contoh, lebih dari 90 persen anak
usia tiga hingga lima tahun di Belgia, Hong Kong, dan Italia terdaftar dalam program
pendidikan anak usia dini. Bila dibandingkan dengan Amerika Serikat hanya lebih
sedikit dari setengahnya. Di Skandinavia pemerintah memberikan kemudahan
masyarakat untuk mengakses cara perawatan bagi balita. Ada juga program
prasekolah sekaligus penitipan anak, ini diperuntukkan bagi ibu yang bekerja.
Dengan demikian terlihat jelas tanggapan positif terhadap perkembangan pendidikan

Effective Education: International and American Perspectives 11


anak usia dini. Secara keseluruhan, bagaimanapun, pendidikan anak usia dini telah
menjadi topik yang sangat menarik di seluruh dunia.
Program prasekolah di Prancis berkembang sangat baik. Hal ini terlihat dari
data bahwa hampir semua anak usia 3-5 tahun trdaftar di prasekolah Prancis. Gaji
guru prasekolah Prancis jauh lebih tinggi dibandingkan gaji guru prasekolah di
Amerika Serikat atau sebagian besar negara lain. Anak-anak yang berpartisipasi
mengikuti kegiatan yang menstimulasi sebelum dan sesudah sekolah, selama liburan,
dan di saat lain ketika sekolah sudah keluar. Ini juga berkaitan dengan kondisi
ekonomi keluarga yang berkaitan erat dengan kemajuan pendidikan suatu negara.
Orang tua yang memiliki insentif keuangan tinggi akan lebih memilih untuk
mendaftarkan anak-anak mereka kedalam program-program berkualitas tinggi yang
menyediakan layanan kesehatan pediatrik dan pencegahan lainnya. Berikut ini
program Prancis yang patut dipertimbangkan di Amerika Serikat:
1. Hampir semua anak memiliki akses ke sistem terkoordinasi antara pendidikan
prasekolah, penitipan anak, dan pelayanan kesehatan.
2. Seorang ibu yang meninggalkan pekerjaannya/cuti karena melahirkan tetap
dibayar, ini memberi kesempatan supaya hubungan ibu-bayi terjaga baik.
3. Gaji yang besar dan pelatihan-pelatihan yang baik diberikan kepada guru
pendidikan usia dini sehingga dapat membantu menjaga “turnover” tetap
rendah dan kualitas program tinggi.
4. Hampir semua anak-anak terdaftar dalam program prasekolah.
5. Pemerintah menyediakan sumber daya tambahan/subsidi untuk meningkatkan
kualitas pendidikan bagi anak dari keluarga kurang mampu.

Pelajaran Membaca dan Berhitung di Sekolah Dasar di Inggris


Salah satu upaya reformasi sekolah yang paling menarik dari sekolah dasar di
Inggris adalah dalam pembelajaran membaca dan berhitung. Pemerintah nasional
memulai aksi dan kegiatan, termasuk yang berikut yaitu program membaca dan
berhitung di sekolah dasar yang berada di Inggris:
1. Sebuah persyaratan bahwa setiap sekolah dasar memiliki setidaknya satu jam
pembelajaran membaca dan berhitung, berdasarkan pada panduan dan standar

Effective Education: International and American Perspectives 12


tentang materi apa yang harus ditekankan di setiap tingkat kelas untuk siswa
berusia lima hingga sebelas tahun.
2. Pengembangan kurikulum di luar mata pelajaran inti, direktur Unit Standar
dan Efektivitas pemerintah menggambarkan pengurangan ini sebagai “huge.”
3. Subsidi dan sumber daya lain untuk sekolah yang memiliki sumber daya
rendah.
4. Menyediakan layanan konsultan membaca dan berhitung yang ahli di tingkat
lokal.
5. Menyediakan layanan jam ekstra diluar jam pembelajaran inti untuk mengejar
ketinggalan pada siswa, seperti jam tambahan setelah sekolah, akhir pekan,
dan kelas liburan bagi siswa yang membutuhkan bantuan tambahan.
6. Menunjuk lebih dari dua ribu guru matematika dan beberapa ratus pengajar
keaksaraan sebagai guru utama untuk mencontoh praktik terbaik bagi rekan-
rekan mereka (sebagai tutor sebaya).
7. Investasi utama dalam pengadaan buku untuk sekolah.
8. Pemantauan berkala dan evaluasi ekstensif oleh lembaga inspeksi nasional
atau yang berwenang.

Sebagai hasil dari tindakan dan kegiatan ini, persentase siswa yang mendapat
skor minimal 4 (dalam skala 1 hingga 5) dalam membaca meningkat dari 48% pada
tahun 1996 menjadi 79% pada tahun 2006, dan persentase yang sesuai pada
pembelajaran matematika adalah 44% pada tahun 1996 dan 76% pada tahun 2006.
Pejabat pendidikan di Inggris sekarang sedang fokus meningkatkan prestasi siswa ke
tingkat yang lebih tinggi untuk memperluas pencapaian ini ke nilai yang lebih tinggi.
Untuk lebih lanjut tentang reformasi sekolah di Inggris, lihat kotak Technology @
School.

Pendidikan Matematika dan Sains di Jepang


Penelitian prestasi internasional menunjukkan bahwa Jepang secara konsisten
mencapai posisi tinggi dalam matematika, sains, dan bidang penelitian lainnya.
Contohnya, penelitian Internasional terhadap prestasi dalam mata pelajaran

Effective Education: International and American Perspectives 13


matematika melaporkan bahwa siswa kelas delapan di Jepang rata-rata menjawab
62% dari item tes dengan benar, dibandingkan dengan Amerika Serikat hanya 45%
dan di seluruh delapan belas negara yang termasuk dalam penelitian ini hanya 47%.
Sehubungan dengan prestasi sains pada siswa kelas delapan, siswa Jepang mencapai
skor rata-rata 571, dibandingkan dengan rata-rata 541 untuk negara industri lainnya
yang termasuk dalam penilaian ketiga.
Aspek tertentu dari pendidikan dan masyarakat Jepang dapat menunjukkan
tingkat pencapaian yang tinggi di kalangan pemuda Jepang. Sebagian besar
karakteristik berikut berlaku untuk pendidikan Jepang pada umumnya, tidak hanya
untuk program matematika dan sains. Berikut faktor-faktor yang menjadikan Jepang
sukses:
1. Pelayanan day care/ tempat penitipan anak yang luar biasa dapat mendorong
kesiapan anak-anak untuk sukses di sekolah. Selain itu, praktik sosialisasi
dalam keluarga dan pendidikan anak usia dini membantu siswa belajar
beradaptasi dengan situasi dan kondisi kelas. Sebaliknya, sekolah Amerika
Serikat memiliki disiplin yang baik dengan membuat pembelajaran yang
menarik dan berharap siswa dapat patuh (lihat bab tentang Budaya,
Sosialisasi, dan Pendidikan), dengan memberikan penghargaan besar terhadap
standar akademik dan ketelitian.
2. Keterlibatan orang tua secara terus menerus dalam setiap tahap pendidikan
anak sangat diharapkan. Secara khusus, ibu merasa memiliki tanggung jawab
besar terhadap keberhasilan anak-anak di sekolah. Keluarga memberikan
banyak dukungan dan motivasi yang berkelanjutan, mulai dari perayaan
masuknya kelas pertama hingga pendaftaran anak-anak di kelas-kelas
tambahan (les private), yang dihadiri siswa setelah sekolah dan pada akhir
pekan. Dibandingkan dengan orang tua Amerika Serikat, orangtua Jepang
menekankan upaya atas kemampuan yang mereka miliki ketika diminta untuk
mengidentifikasi penyebab keberhasilan atau kegagalan anak di sekolah.
3. Hari efektif belajar di Jepang lebih panjang daripada hari efektif di negara
lain. Hari efektif di Jepang berkisar antara 240 hari dalam setahun.

Effective Education: International and American Perspectives 14


4. Siswa sudah ditanamkan rasa tanggungjawabnya terhadap tugas-tugas sekolah
sejak usia dini.
5. Pekerjaan rumah selalu berkaitan dengan pembelajaran di kelas, sehingga
menunjang keberhasilan belajar siswa.
6. Perencanaan yang cermat dalam penyusunan kurikulum nasional sehingga
menghasilkan kurikulum yang komprehensif dan berkelanjutan dan dapat
membantu siswa memperoleh konsep penting.
7. Pembelajaran lebih menekankan pada penanaman karakter siswa melalui
praktek, pelajaran tidak menekankan pembelajaran hafalan.
8. Sekolah-sekolah menekankan pengembangan karakter siswa dan rasa
tanggung jawab melalui praktik-praktik seperti menugaskan tugas-tugas siswa
dan meminta mereka saling membantu dalam belajar.
9. Pendidik cenderung mengambil tanggung jawab untuk belajar siswa. Sebagai
contoh, banyak guru menghubungi orang tua untuk merekomendasikan jadwal
dan jam malam. Agar terjalinnya kerjasama antara guru dan orang tua,
misalnya membicarakan tugas yang harus dikerjakan siswa di rumah.
10. Yang menjadi guru harus benar-benar orang yang berkemampuan yang
dibuktikan dengan keberhasilannya dalam menjalani tes sebelum diangkat
menjadi guru.
11. Pendidik Jepang memiliki status sosial yang relatif tinggi, yang meningkatkan
otoritas mereka ketika bekerjasama antara siswa dan orang tua. Sebagian
karena alasan ini ada banyak pelamar untuk posisi mengajar, sehingga
memungkinkan administrator untuk memilih calon guru yang berkualitas.
12. Jadwal sekolah memberikan keleluasaan kepada guru untuk melakukan
perencanaan, pelaksanaan, dan analisis hasil evaluasi, serta menyediakan
waktu kepada orang tua untuk berkonsultasi sehingga membuat guru lebih
efektif.
13. Ketersediaan waktu dan dukungan dikhususkan bagi siswa yang mengalami
keterlambatan dalam pemebelajaran sehingga mereka mampu bersain dengan

Effective Education: International and American Perspectives 15


yang lainnya Hal ini menjadikan sekolah Jepang relatif sedikit memiliki
sekolah yang berprestasi rendah.

Orang yang akrab dengan sistem pendidikan Jepang juga menunjukkan


beberapa karakteristik yang tampaknya negatif:
1. Sistem pembelajaran di Jepang tidak memberikan kebebasan siswa untuk
berfikir divergen. Sehingga hal ini mencegah kreativitas siswa dan dapat
sangat menghambat perkembangan sosial dan ekonomi pada masa yang akan
datang di Jepang.
2. Dibatasinya peluang kerja dan pendidikan tinggi untuk perempuan dan
mendapatkan status pekerjaan yang tinggi tampak sangat terbatas. Sebagai
contoh, sebuah penelitian menemukan bahwa hanya 11% siswa di sekolah
menengah atas memiliki ayah yang tidak menyelesaikan sekolah menengah,
dibandingkan dengan 32% siswa di sekolah menengah atas yang kurang
akademis.
3. Dengan dibatasinya peluang untuk berpendidikan tinggi, soal-soal ujian
cenderung bersifat informasi faktual, sehingga menyebabkan banyak yang
tidak lolos dalam ujian. Hal ini membuat siswa tertekan, pada akhirnya bunuh
diri.
4. Siswa menghadapi tuntutan yang relatif sedikit setelah mereka diterima di
fakultas dan universitas.
5. Standar perilaku dan harapan di banyak sekolah Jepang sangat terbatas dan
kaku sehingga beberapa pendidik percaya bahwa mereka terlalu banyak
melakukan penyesuaian.
6. Sesuai dengan pepatah orang tua Jepang “The nail that sticks out gets
harmmered down”, siswa diberitahu apa seragam sekolah untuk dipakai di
setiap kelas. Dalam beberapa kasus, mereka diminta mewarnai rambut mereka
agar sesuai dengan peraturan sekolah. Namun, aturan yang mengatur
penampilan dan perilaku siswa secara signifikan tidak terlalu ketat dalam
beberapa tahun terakhir.

Effective Education: International and American Perspectives 16


7. Banyak anak muda Jepang yang menolak kebiasaan dan nilai-nilai tradisional
di mana sistem pendidikan didirikan.
8. Banyak siswa penyandang cacat kurang mendapat perhatian.
9. Mencuatnya masalah bullying tampaknya menjadi masalah yang meluas dan
berkembang di sekolah-sekolah.
10. Masih banyak sekolah Jepang yang tidak memperkenalkan teknologi kepada
siswanya.

Dengan mempertimbangkan kelebihan dan kelemahannya, banyak pengamat


pendidikan yang menyarankan kita banyak belajar pendidikan Jepang. Tetapi terlebih
dahulu kita harus memastikan apakah hal itu sesuai dengan kondisi di negara kita atau
tidak. Demikian juga, komisi pemerintah di Jepang telah mempertimbangkan
pengajuan reformasi yang memasukkan aspek-aspek pendidikan yang lebih positif di
Amerika Serikat (misalnya, untuk mengurangi penekanan pada penyesesuaian).
Seorang profesor penelitian Jepang di Universitas Harvard menyimpulkan keadaan
dengan cara ini: “Sebagai cermin menunjukkan bahwa kelemahan kita dapat
dijadikan sebagai tolok ukur untuk mengukur upaya kita,” pendidikan Jepang
memiliki peranan besar bagi kita. Namun, kita seharusnya tidak “membiarkan diri
kita mengabaikan atau meniru” pendekatannya. Sebaliknya, kita harus “melihat
secara berkala dan bercermin pada negara Jepang sementara kita cukup independen
berfokus pada sekolah dan sistem kita dalam konteks budaya dan sosial kita sendiri.”

Pendidikan Multikultural di Eropa dan Amerika Utara


Tidak ada negara yang menanggapi secara serius tantangan yang ditimbulkan
oleh populasi multikultural. Namun, banyak negara telah melakukan upaya penting
untuk memberikan layanan pendidikan yang cocok untuk beragam kelompok siswa,
terutama siswa minoritas yang mengalami diskriminasi ras, etnis, atau agama atau
yang tidak belajar bahasa nasional di rumah. Pendekatan seperti berikut ini dapat
menjadi model masa depan:

Effective Education: International and American Perspectives 17


1. Seperti yang kita bahas pada bab sebelumnya mengenai penyediaan peluang
pendidikan yang setara, Amerika Serikat berusaha menyediakan pendidikan
bilingual bagi jutaan pelajar bahasa Inggris.
2. Canada telah menerapkan program pendidikan bilingual yang cukup besar,
serta berbagai pendekatan untuk mempromosikan kurikulum dan
pembelajaran multietnis.
3. Perancis telah memberikan pelatihan in-service nasional untuk membantu
para guru belajar dan mengajar menggunakan bahasa Perancis sebagai bahasa
kedua.
4. Belgia menyediakan kelas “reception” di mana anak-anak imigran
memperoleh pengajaran bahasa hingga dua tahun baik dari seorang guru
Belgia dan seorang guru bahasa nasional yang mereka gunakan.

Kesimpulan: Sekolah-sekolah Amerika Serikat dalam Hubungan Internasional


Beberapa pengamat percaya bahwa penelitian pendidikan internasional di
berbagai negara di dunia berguna untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Semakin
banyak warga yang menjadi kelas menengah, dan sistem sekolah dan institusi lainnya
menekankan persiapan untuk menghadapi perkembangan teknologi dan perubahan
sosial yang cepat. Media massa dan teknologi lainnya memberikan pengaruh yang
sama di seluruh perbatasan nasional. Walaupun demikian tidak ada dua masyarakat
yang akan persis sama, perbedaan budaya dan sosial juga tidak akan hilang sama
sekali. Namun, karakteristik lembaga-lembaga sosial (termasuk keluarga dan sekolah)
kemungkinan akan menyatu. Misalnya, Kenichi Ohmae mengatakan bahwa
“Nintendo Kids” Jepang-youngsters yang berkembang dapat diaplikasikan di
komputer, video game, dan media global- “memiliki lebih banyak kesamaan dengan
anak-anak muda di luar Jepang daripada generasi lain di Jepang.”
Jika itu benar, kita harus banyak belajar dari pendidikan yang efektif di negara lain.
Demikian juga, negara lain dapat belajar dari Amerika Serikat. Meskipun banyak
kekurangan yang dijelaskan dalam buku ini, Amerika Serikat telah menjadi pemimpin
internasional dalam upaya untuk mendidik semua siswa tanpa memandang latar

Effective Education: International and American Perspectives 18


belakang sosial atau pencapaian sebelumnya. Kelebihan dari satu negara bisa
dijadikan bahan rujukan negara lain untuk memperbaiki sistem pendidikannya.
Adapun kelemahannya dapat dipelajari, sehingga satu negara menghindari praktek
pendidikan yang sama jika hal itu dianggap tidak sesuai dengan kondisi negara
setempat

Kesimpulan
1. Meskipun sistem pendidikan setiap negara sangat berbeda, mereka cenderung
menghadapi masalah yang sama dalam memberikan pengajaran yang efektif
pada sejumlah besar siswa yang peluang dan prestasinya berhubungan dengan
latar belakang sosial dan budaya mereka.
2. Kondisi pengajaran di seluruh dunia pada dasarnya tampak serupa. Di
sebagian besar negara, guru dan kurikulum menekankan penyajian informasi,
dan para guru berjuang untuk melebihkan waktu demi mencapai sasaran yang
sulit dan kadang-kadang bertentangan.
3. Sistem sekolah di seluruh dunia sangat berbeda dengan sumber daya yang
mereka aplikasikan untuk pendidikan, pendaftaran, jumlah siswa-guru, jumlah
siswa pria-wanita, tingkat sentralisasi atau desentralisasi, kurikulum dan
penekanan instruksional, pendidikan tinggi dan peluang pendidikan kejuruan,
ketersediaan dan peran sekolah swasta, serta prestasi siswa.
4. Para sarjana yang menuntut ilmu di negara-negara berkembang menganjurkan
peningkatan persiapan guru dan pendidikan dasar, pengembangan kognitif
siswa, dan perluasan pendidikan untuk kaum perempuan.
5. Layanan atau praktik pendidikan patut dicontoh di beberapa negara:
pendidikan anak usia dini di Perancis, pelajaran membaca dan berhitung di
sekolah dasar di Inggris, serta pendidikan matematika dan sains di Jepang.
Kanada dan Amerika Serikat yang berhasil dalam beberapa aspek pendidikan
multikultural. Banyak yang dapat dipelajari dari sistem pendidikan di negara
lain, tetapi tidak mudah untuk mencari tahu faktor yang menjadikan
keberhasilan atau kegagalan sistem atau implikasinya bagi masyarakat.

Effective Education: International and American Perspectives 19

Anda mungkin juga menyukai