Resume Chapter 15 - Landasan Pedagogik
Resume Chapter 15 - Landasan Pedagogik
Sekolah Swasta
Pendirian sekolah swasta di suatu negara dipengaruhi oleh struktur politik,
agama, kerangka hukum dan faktor lainnya. Di Belanda, lebih dari lima puluh persen
usia sekolah dasar masuk pada sekolah swasta. Lain halnya dengan negara Kuba dan
Korea Utara yang membatasi pendirian sekolah swasta. Di sebagian besar negara,
siswa pada sekolah swasta kurang dari 10% dari total pendaftaran.
Negara-negara di dunia memiliki perbedaan sudut pandang mengenai sekolah
swasta. Ada negara yang mengakui keberadaan sekolah swasta sebagai partner dalam
mencapai tujuan pendidikan nasional. Ada juga negara yang beranggapan bahwa
sekolah swasta merupakan minoritas pendidikan yang kurang berperan atau bahkan
dianggap sebagai ancaman karena tidak sesuai dengan ideologi bangsa. Negara-
negara itu memiliki peraturan pemerintah yang berbeda dengan sistem pendidikan
swasta, adanya persepsi masyarakat tentang sekolah umum dan sekolah swasta, dan
peran yang diharapkan dapat diaplikasikan oleh sekolah swasta dalam pembangunan
nasional. Di beberapa negara, sekolah swasta hanya dapat mendaftarkan sekelompok
siswa yang relatif sedikit, siswa yang tergolong elit kemudian dengan mudahnya
dapat masuk ke perguruan tinggi paling bergengsi; di lain sisi mereka menjadi contoh
yang lebih representatif yaitu anak-anak bangsa dan pemuda. Di beberapa negara,
banyak sekolah swasta merupakan “shoe-string” dimana terdiri dari siswa yang
terdaftar tersebut merupakan anak-anak dengan latar belakang keluarga dengan
ekonomi rendah yang tinggal di daerah kumuh perkotaan. Mengingat adanya
keberagaman ini, tidak mungkin untuk mendefinisikan secara luas apa itu “a private
school” atau mengeneralisasi tentang kebijakan yang mendorong atau menghalangi
adanya sekolah-sekolah non-publik. Jelaslah, kebijakan nasional yang produktif di
sekolah non-publik harus mencerminkan adanya pertimbangan terhadap keadaan dan
tantangan masing-masing negara.
Pencapaian Prestasi
Sebagai hasil dari tindakan dan kegiatan ini, persentase siswa yang mendapat
skor minimal 4 (dalam skala 1 hingga 5) dalam membaca meningkat dari 48% pada
tahun 1996 menjadi 79% pada tahun 2006, dan persentase yang sesuai pada
pembelajaran matematika adalah 44% pada tahun 1996 dan 76% pada tahun 2006.
Pejabat pendidikan di Inggris sekarang sedang fokus meningkatkan prestasi siswa ke
tingkat yang lebih tinggi untuk memperluas pencapaian ini ke nilai yang lebih tinggi.
Untuk lebih lanjut tentang reformasi sekolah di Inggris, lihat kotak Technology @
School.
Kesimpulan
1. Meskipun sistem pendidikan setiap negara sangat berbeda, mereka cenderung
menghadapi masalah yang sama dalam memberikan pengajaran yang efektif
pada sejumlah besar siswa yang peluang dan prestasinya berhubungan dengan
latar belakang sosial dan budaya mereka.
2. Kondisi pengajaran di seluruh dunia pada dasarnya tampak serupa. Di
sebagian besar negara, guru dan kurikulum menekankan penyajian informasi,
dan para guru berjuang untuk melebihkan waktu demi mencapai sasaran yang
sulit dan kadang-kadang bertentangan.
3. Sistem sekolah di seluruh dunia sangat berbeda dengan sumber daya yang
mereka aplikasikan untuk pendidikan, pendaftaran, jumlah siswa-guru, jumlah
siswa pria-wanita, tingkat sentralisasi atau desentralisasi, kurikulum dan
penekanan instruksional, pendidikan tinggi dan peluang pendidikan kejuruan,
ketersediaan dan peran sekolah swasta, serta prestasi siswa.
4. Para sarjana yang menuntut ilmu di negara-negara berkembang menganjurkan
peningkatan persiapan guru dan pendidikan dasar, pengembangan kognitif
siswa, dan perluasan pendidikan untuk kaum perempuan.
5. Layanan atau praktik pendidikan patut dicontoh di beberapa negara:
pendidikan anak usia dini di Perancis, pelajaran membaca dan berhitung di
sekolah dasar di Inggris, serta pendidikan matematika dan sains di Jepang.
Kanada dan Amerika Serikat yang berhasil dalam beberapa aspek pendidikan
multikultural. Banyak yang dapat dipelajari dari sistem pendidikan di negara
lain, tetapi tidak mudah untuk mencari tahu faktor yang menjadikan
keberhasilan atau kegagalan sistem atau implikasinya bagi masyarakat.