Anda di halaman 1dari 16

KELOMPOK 7

Nama Anggota Kelompok :


1. CICIK FEBRIANTI PAMUNGKAS
2. IIT AGUSTINA
3. QOIRUL IDAYA

SMKN 1 GROGOL
TAHUN AJARAN 2014/2015
KERAJAAN SINGASARI

1. Kerajaan Singasari
Kerajaan Singhasari atau sering pula ditulis Singasari atau Singosari, adalah sebuah
kerajaan di Jawa Timur yang didirikan oleh Ken Arok pada tahun 1222. Lokasi kerajaan ini
sekarang diperkirakan berada di daerah Singosari, Malang.
Kerajaan Singasari (1222-1293) adalah salah satu kerajaan besar di Nusantara yang
didirikan oleh Ken Arok. Sejarah Kerajaan Singasari berawal dari daerah Tumapel, yang di
kuasai oleh seorang akuwu (bupati). Letaknya di daerah pegunungan yang subur di wilayah
Malang dengan pelabuhan bernama Pasuruan. Dari daerah inilah Kerajaan Singasari berkembang
dan bahkan menjadi sebuah kerajaa besar di Jawa Timur. Perkembangan pesat yang di alami oleh
kerajaan Singasari ini setelah berhasil mengalahan Kerajaan Kendiri dalam pertempuran di dekat
Ganter tahun 1222 M. Kerajaan Singasari mencapai puncak kejayaan ketika dipimpin oleh Raja
Kertanegara (1268-1292) yang bergelar Maharajadhiraja Kertanegara Wikrama
Dharmottunggadewa.
Ken Arok merebut daerah Tumapel, salah satu wilayah Kerajaan Kediri yang dipimpin
oleh Tunggul Ametung, pada 1222. Ken Arok pada mulanya adalah anak buah Tunggul
Ametung, namun ia membunuh Tunggul Ametung karena jatuh cinta pada istrinya, Ken Dedes.
Ken Arok kemudian mengawini Ken Dedes. Pada saat dikawini Ken Arok, Ken Dedes telah
mempunyai anak bernama Anusapati yang kemudian menjadi raja Singasari (1227-1248). Raja
terakhir Kerajaan Singasari adalah Kertanegara.
* Sumber Sejarah
Sumber-sumber sejarah Kerajaan Singasari berasal dari:

 Kitab Pararaton, menceritakan tentang raja-raja Singasari.


 kitab paparaton
 Kitab Negara Kertagama, berisi silsilah raja-raja Majapahit yang memiliki hubungan erat dengan
raja-raja Singasari.


 kitab negarakertagama
 Prasasti-prasasti sesudah tahun 1248 M.
 Berita-berita asing (berita Cina), menyatakan bahwa Kaisar Khubilai Khan mengirim
pasukkannya untuk menyerang Kerajaan Singasari.
 Peninggalan-peninggalan purbakala berupa banguna-bangunan Candi yang menjadi
makam dari raja-raja Singasari seperti Candi Kidal, Candi Jago, Candi Singasari dan lain-
lain

2. Nama Ibu Kota


Berdasarkan prasasti Kudadu, nama resmi Kerajaan Singasari yang sesungguhnya ialah
Kerajaan Tumapel. Menurut Nagarakretagama, ketika pertama kali didirikan tahun 1222, ibu
kota Kerajaan Tumapel bernama Kutaraja.
Pada tahun 1254, Raja Wisnuwardhana mengangkat putranya yang bernama Kertanagara
sebagai Yuwaraja dan mengganti nama ibu kota menjadi Singhasari. Nama Singhasari yang
merupakan nama ibu kota kemudian justru lebih terkenal daripada nama Tumapel. Maka,
Kerajaan Tumapel pun terkenal pula dengan nama Kerajaan Singhasari.
Nama Tumapel juga muncul dalam kronik Cina dari Dinasti Yuan dengan ejaan Tu-ma-
pan.Arca Prajnaparamita ditemukan dekat candi Singhasari dipercaya sebagai arca perwujudan
Ken Dedes (koleksi Museum Nasional Indonesia). Keindahan arca ini mencerminkan kehalusan
seni budaya Singhasari.
3. Awal Berdiri
Menurut Pararaton, Tumapel semula hanya sebuah daerah bawahan Kerajaan Kadiri.
Yang menjabat sebagai akuwu (setara camat) Tumapel saat itu adalah Tunggul Ametung. Ia mati
dibunuh dengan cara tipu muslihat oleh pengawalnya sendiri yang bernama Ken Arok, yang
kemudian menjadi akuwu baru. Ken Arok juga yang mengawini istri Tunggul Ametung yang
bernama Ken Dedes. Ken Arok kemudian berniat melepaskan Tumapel dari kekuasaan Kadiri.
Pada tahun 1222 terjadi perseteruan antara Kertajaya raja Kadiri melawan kaum
brahmana. Para brahmana lalu menggabungkan diri dengan Ken Arok yang mengangkat dirinya
menjadi raja pertama Tumapel bergelar Sri Rajasa Sang Amurwabhumi. Perang melawan
Kadiri meletus di desa Ganter yang dimenangkan oleh pihak Tumapel.
Nagarakretagama juga menyebut tahun yang sama untuk pendirian Kerajaan Tumapel,
namun tidak menyebutkan adanya nama Ken Arok. Dalam naskah itu, pendiri kerajaan Tumapel
bernama Ranggah Rajasa Sang Girinathaputra yang berhasil mengalahkan Kertajaya raja
Kadiri.
Prasasti Mula Malurung atas nama Kertanagara tahun 1255, menyebutkan kalau pendiri
Kerajaan Tumapel adalah Bhatara Siwa. Mungkin nama ini adalah gelar anumerta dari Ranggah
Rajasa, karena dalam Nagarakretagama arwah pendiri kerajaan Tumapel tersebut dipuja sebagai
Siwa. Selain itu, Pararaton juga menyebutkan bahwa, sebelum maju perang melawan Kadiri, Ken
Arok lebih dulu menggunakan julukan Bhatara Siwa.
4. Silsilah Wangsa Rajasa
Wangsa Rajasa yang didirikan oleh Ken Arok. Keluarga kerajaan ini menjadi penguasa
Singhasari, dan berlanjut pada kerajaan Majapahit. Terdapat perbedaan antara Pararaton dan
Nagarakretagama dalam menyebutkan urutan raja-raja Singhasari.
Versi Pararaton Versi Nagarakretagama
1. Ken Arok alias Rajasa Sang Amurwabhumi
1. Rangga Rajasa Sang Girinathaputra (1222 -
(1222 - 1247) 1227)
2. Anusapati (1247 - 1249) 2. Anusapati (1227 - 1248)
3. Tohjaya (1249 - 1250) 3. Wisnuwardhana (1248 - 1254)
4. Ranggawuni alias Wisnuwardhana (1250 4.- Kertanagara (1254 - 1292)
1272)
5. Kertanagara (1272 - 1292)

Kisah suksesi raja-raja Tumapel versi Pararaton diwarnai pertumpahan darah yang
dilatari balas dendam. Ken Arok mati dibunuh Anusapati (anak tirinya). Anusapati mati dibunuh
Tohjaya (anak Ken Arok dari selir). Tohjaya mati akibat pemberontakan Ranggawuni (anak
Anusapati). Hanya Ranggawuni yang digantikan Kertanagara (putranya) secara damai.
Sementara itu versi Nagarakretagama tidak menyebutkan adanya pembunuhan antara raja
pengganti terhadap raja sebelumnya. Hal ini dapat dimaklumi karena Nagarakretagama adalah
kitab pujian untuk Hayam Wuruk raja Majapahit. Peristiwa berdarah yang menimpa leluhur
Hayam Wuruk tersebut dianggap sebagai aib.
Di antara para raja di atas hanya Wisnuwardhana dan Kertanagara saja yang didapati
menerbitkan prasasti sebagai bukti kesejarahan mereka. Dalam Prasasti Mula Malurung (yang
dikeluarkan Kertanagara atas perintah Wisnuwardhana) ternyata menyebut Tohjaya sebagai Raja
Kadiri, bukan Raja Tumapel. Hal ini memperkuat kebenaran berita dalam Nagarakretagama.
Prasasti tersebut dikeluarkan oleh Kertanagara tahun 1255 selaku raja bawahan di Kadiri.
Dengan demikian, pemberitaan kalau Kertanagara naik takhta tahun 1254 dapat diperdebatkan.
Kemungkinannya adalah bahwa Kertanagara menjadi raja muda di Kadiri dahulu, baru pada
tahun 1268 ia bertakhta di Singhasari. Diagram silsilah di samping ini adalah urutan penguasa
dari Wangsa Rajasa, yang bersumber dari Pararaton. Ken Arok (1222–1227)
Pendiri Kerajaan Singasari ialah Ken Arok yang menjadi Raja Singasari dengan gelar Sri
Ranggah Rajasa Sang Amurwabumi. Munculnya Ken Arok sebagai raja pertama Singasari
menandai munculnya suatu dinasti baru, yakni Dinasti Rajasa (Rajasawangsa) atau Girindra
(Girindrawangsa).
Ken Arok hanya memerintah selama lima tahun (1222–1227). Pada tahun 1227 Ken Arok
dibunuh oleh seorang suruhan Anusapati (anak tiri Ken Arok). Ken Arok dimakamkan di
Kegenengan dalam bangunan Siwa–Buddha.
5. Anusapati (1227–1248)
Dengan meninggalnya Ken Arok maka takhta Kerajaan Singasari jatuh ke tangan
Anusapati. Dalam jangka waktu pemerintahaannya yang lama, Anusapati tidak banyak
melakukan pembaharuan - pembaharuan karena larut dengan kesenangannya menyabung ayam.
Peristiwa kematian Ken Arok akhirnya terbongkar dan sampai juga ke Tohjoyo (putra
Ken Arok dengan Ken Umang). Tohjoyo mengetahui bahwa Anusapati gemar menyabung ayam
sehingga diundangnya Anusapati ke Gedong Jiwa ( tempat kediamanan Tohjoyo) untuk
mengadakan pesta sabung ayam. Pada saat Anusapati asyik menyaksikan aduan ayamnya, secara
tiba-tiba Tohjoyo menyabut keris buatan Empu Gandring yang dibawanya dan langsung
menusuk Anusapati. Dengan demikian, meninggallah Anusapati yang didharmakan di Candi
Kidal.

Gambar: Candi Kidal


6. Raja Tohjaya (1248)
Dengan meninggalnya Anusapati maka takhta Kerajaan Singasari dipegang oleh Tohjaya.
Namun, Tohjaya memerintah Kerajaan Singasari tidak lama sebab anak Anusapati yang bernama
Ranggawuni berusaha membalas kematian ayahnya. Dengan bantuan Mahesa Cempaka dan para
pengikutnya menuntut hak atas tahta kerajaan, tetapi Tohjaya mengirimkan pasukan untuk
menangkap Ranggawuidan dan Mahesa Cempaka. Rencara Tohjaya telah di ketahui lebih dulu
oleh Ranggawuni dan Mahesa Cempaka, sehingga keduanya berhasil melarikan diri sebelum
pasukan Tohjaya tiba di tempat kediamannya. Lalu Ranggawuni berhasil menggulingkan
Tohjaya dan kemudian menduduki singgasana.
7. Ranggawuni (1248–1268)
Ranggawuni naik takhta Kerajaan Singasari pada tahun 1248 dengan gelar Sri Jaya
Wisnuwardana oleh Mahesa Cempaka (anak dari Mahesa Wongateleng) yang diberi kedudukan
sebagai ratu angabhaya dengan gelar Narasinghamurti. Mereka memerintah secara bersama-
sama. Wishnuwardhana menjadi raja dan Nara Singhamurti sebagai ratu angabhaya.
Pemerintahan Ranggawuni membawa ketenteraman dan kesejahteran rakyat Singasari.
Pada tahun 1254, Wisnuwardana mengangkat putranya yang bernama Kertanegara
sebagai yuwaraja (raja muda) dengan maksud mempersiapkannya menjadi raja besar di Kerajaan
Singasari. Pada tahun 1268 Wisnuwardhana meninggal dunia dan didharmakan di Jajaghu atau
Candi Jago sebagai Buddha Amogapasa dan di Candi Waleri sebagai Siwa. Tahta beralih kepada
Kertanegara.

Gambar: Candi Jago


8. Kertanegara (1268–-1292)
Kertanegara adalah Raja Singasari terakhir dan terbesar karena mempunyai cita-cita
untuk menyatukan seluruh Nusantara. Ia naik takhta pada tahun 1268 dengan gelar Sri
Maharajadiraja Sri Kertanegara. Dalam pemerintahannya, ia dibantu oleh tiga orang mahamentri,
yaitu mahamentriihino, mahamentriihalu, dan mahamenteriisirikan.
Untuk dapat mewujudkan gagasan penyatuan Nusantara, ia mengganti pejabat-pejabat
yang kolot dengan yang baru, seperti Patih Raganata digantikan oleh Patih Aragani. Banyak
Wide dijadikan Bupati di Sumenep ( Madura ) dengan gelar Aria Wiaraja. Stabilitasi kerajaan
yang di wujudkan pada amasa pemerintahan Raja wishnuwardhana di sempurnakan lagi dengan
tindakan-tindakan yang tegas dan berani.
Setelah keadaan Jawa Timur di anggap baik, Raja Kertanegara melangkah keluar wilayah
Jawa Timur untuk mewujudkan cita-cita persatuan seluruh Nusantara di bawah Panji Kerajaan
Singasari.

Gambar: Arca Amoghapasa


Selain menguasai Melayu, Singasari juga menaklukan Pahang, Sunda, Bali, Bakulapura
(Kalimantan Barat), dan Gurun (Maluku). Kertanegara juga menjalin hubungan persahabatan
dengan raja Champa,dengan tujuan untuk menahan perluasaan kekuasaan Kubilai Khan dari
Dinasti Mongol.
..Kubilai Khan menuntut raja-raja di daerah selatan termasuk Indonesia mengakuinya sebagai
yang dipertuan. Kertanegara menolak dengan melukai muka utusannya yang bernama Mengki.
Tindakan Kertanegara ini membuat Kubilai Khan marah besar dan bermaksud menghukumnya
dengan mengirimkan pasukannya ke Jawa.
..Mengetahui sebagian besar pasukan Singasari dikirim untuk menghadapi serangan Mongol
maka Jayakatwang (Kediri) menggunakan kesempatan untuk menyerangnya. Serangan
dilancarakan dari dua arah, yakni dari arah utara merupakan pasukan pancingan dan dari arah
selatan merupakan pasukan inti.
..Pasukan Kediri dari arah selatan dipimpin langsung oleh Jayakatwang dan berhasil masuk
istana dan menemukan Kertanagera berpesta pora dengan para pembesar istana. Kertanaga
beserta pembesar-pembesar istana tewas dalam serangan tersebut.
..Ardharaja berbalik memihak kepada ayahnya (Jayakatwang), sedangkan Raden Wijaya berhasil
menyelamatkan diri dan menuju Madura dengan maksud minta perlindungan dan bantuan
kepada Aria Wiraraja. Atas bantuan Aria Wiraraja, Raden Wijaya mendapat pengampunan dan
mengabdi kepada Jayakatwang. Raden Wijaya diberi sebidang tanah yang bernama Tanah Tarik
oleh Jayakatwang untuk ditempati.
..Dengan gugurnya Kertanegara maka Kerajaan Singasari dikuasai oleh Jayakatwang. Ini berarti
berakhirnya kekuasan Kerajaan Singasari. Sesuai dengan agama yang dianutnya, Kertanegara
kemudian didharmakan sebagai Siwa––Buddha (Bairawa) di Candi Singasari. Arca
perwujudannya dikenal dengan nama Joko Dolog yang sekarang berada di Taman Simpang,
Surabaya.

Gambar: Candi Singasari


9. Politik Dalam Negeri dan Luar Negeri
Berbuat baik terhadap lawan-lawan politiknya seperti mengangkat Jayakatwang ( Raja
Kendiri ) yang bernama Ardharaja menjadi menantunya, juga Raden Wijaya ( cucu Mahesa
Cempaka ) sebagai menantunya. Lalu memperkuat angkatan perang. Raja Kertanegara
membangun dan memperkuat angkatan petang baik angkatan darat maupun angkatan laut untuk
menciptakan keamanan dan ketertiban di dalam negeri, serta untuk mewujudkan persatuan
Nusantara.
Sebagai raja besar Raja Kertanegara dalam politik luar negerinya bercita-cita
mempersatukan seluruh Nusantara di bawah Panji Kerajaan Singasari. Ia berusaha memperkuat
partahanan kerjaan dalam menghadapi serangan kerajaan Cina-Mongol ( Kaisar Khubilai Kahn ).
Kertanegara mengirimkan utusan ke Melayu yang dikenal dengan nama Ekspedisi Pamalayu
1275 yang berhasil menguasai Kerajaan Melayu. Hal ini ditandai dengan pengirimkan Arca
Amogapasa ke Dharmasraya atas perintah Raja Kertanegara. Selain menguasai Melayu,
Singasari juga menaklukan Pahang, Sunda, Bali, Bakulapura (Kalimantan Barat), dan Gurun
(Maluku). Kertanegara juga menjalin hubungan persahabatan dengan raja Champa, dengan
tujuan untuk menahan perluasaan kekuasaan Kubilai Khan dari Dinasti Mongol.
Kubilai Khan menuntut raja-raja di daerah selatan termasuk Indonesia mengakuinya
sebagai yang dipertuan. Kertanegara menolak dengan melukai nuka utusannya yang bernama
Mengki. Tindakan Kertanegara ini membuat Kubilai Khan marah besar dan bermaksud
menghukumnya dengan mengirimkan pasukannya ke Jawa.
Mengetahui sebagian besar pasukan Singasari dikirim untuk menghadapi serangan Mongol maka
Jayakatwang (Kediri) menggunakan kesempatan untuk menyerangnya. Serangan dilancarakan
dari dua arah, yakni dari arah utara merupakan pasukan pancingan dan dari arah selatan
merupakan pasukan inti.
Pasukan Kediri dari arah selatan dipimpin langsung oleh Jayakatwang dan berhasil
masuk istana dan menemukan Kertanagera berpesta pora dengan para pembesar istana.
Kertanaga beserta pembesar-pembesar istana tewas dalam serangan tersebut.
Ardharaja berbalik memihak kepada ayahnya (Jayakatwang), sedangkan Raden Wijaya
berhasil menyelamatkan diri dan menuju Madura dengan maksud minta perlindungan dan
bantuan kepada Aria Wiraraja. Atas bantuan Aria Wiraraja, Raden Wijaya mendapat
pengampunan dan mengabdi kepada Jayakatwang. Raden Wijaya diberi sebidang tanah yang
bernama Tanah Tarik oleh Jayakatwang untuk ditempati.
Dengan gugurnya Kertanegara maka Kerajaan Singasari dikuasai oleh Jayakatwang. Ini
berarti berakhirnya kekuasan Kerajaan Singasari. Sesuai dengan agama yang dianutnya,
Kertanegara kemudian didharmakan sebagai Siwa––Buddha (Bairawa) di Candi Singasari. Arca
perwujudannya dikenal dengan nama Joko Dolog yang sekarang berada di Taman Simpang,
Surabaya.
10. Kehidupan Kebudayaan
candi-candi dan patung-patung yang berhasil dibangunnya. Candi hasil peninggalan
Singasari, di antaranya adalah Candi Kidal, Candi Jago, dan Candi Singasari. Adapun arca atau
patung hasil peninggalan Kerajaan Singasari, antara lain Patung Ken Dedes sebagai perwujudan
dari Prajnyaparamita lambang kesempurnaan ilmu dan Patung Kertanegara dalam wujud Patung
Joko Dolog di temuakan di dekat Surabaya, dan patung Amoghapasa juga merupakan
perwujudan Raja Kertanegara yang dikirim ke Dharmacraya ibukota kerajaan melayu.
Kudua perwujudan patung Raja Kertanegara baik patung Joko Dolog maupun patung
Amoghapasa menyatakan bahwa Raja Kertanegara menganut agama Budha beraliran Tantrayana
( Tantriisme ).
11. Prasasti Mula Malurung
Mandala Amoghapāśa dari masa Singhasari (abad ke-13), perunggu, 22.5 x 14 cm.
Koleksi Museum für Indische Kunst, Berlin-Dahlem, Jerman.
Penemuan prasasti Mula Malurung memberikan pandangan lain yang berbeda dengan
versi Pararaton yang selama ini dikenal mengenai sejarah Tumapel.
Kerajaan Tumapel disebutkan didirikan oleh Rajasa yang dijuluki "Bhatara Siwa", setelah
menaklukkan Kadiri. Sepeninggalnya, kerajaan terpecah menjadi dua, Tumapel dipimpin
Anusapati sedangkan Kadiri dipimpin Bhatara Parameswara (alias Mahisa Wonga Teleng).
Parameswara digantikan oleh Guningbhaya, kemudian Tohjaya. Sementara itu, Anusapati
digantikan oleh Seminingrat yang bergelar Wisnuwardhana. Prasasti Mula Malurung juga
menyebutkan bahwa sepeninggal Tohjaya, Kerajaan Tumapel dan Kadiri dipersatukan kembali
oleh Seminingrat. Kadiri kemudian menjadi kerajaan bawahan yang dipimpin oleh putranya,
yaitu Kertanagara.
12. Pemerintahan Bersama
Pararaton dan Nagarakretagama menyebutkan adanya pemerintahan bersama antara
Wisnuwardhana dan Narasingamurti. Dalam Pararaton disebutkan nama asli Narasingamurti
adalah Mahisa Campaka.
Apabila kisah kudeta berdarah dalam Pararaton benar-benar terjadi, maka dapat dipahami
maksud dari pemerintahan bersama ini adalah suatu upaya rekonsiliasi antara kedua kelompok
yang bersaing. Wisnuwardhana merupakan cucu Tunggul Ametung sedangkan Narasingamurti
adalah cucu Ken Arok.
13. Kehidupan Ekonomi
Kehidupan ekonomi semenjak berdirinya Kerajaan Singasari tidak jelas diketahui. Akan
tetapi, mengingat Kerajaan Singasari berpusat di Jawa timur yaitu di tepi sungai Brantas,
kemungkunan masalah perekonomian tidak jauh berbeda dengan kerajaan-kerajaan terdahulu,
yaitu secara langsung maupun tidak langsung rakyatnya ikut mengambil bagian dalam dunia
pelayaran. Keadaan ini juga di dukung oleh hasil-hasil bumi yang sangat besar hasilnya bagi
rakyat Jawa Timur.
Raja Kertanegara berusaha untuk menguasai jalur perdagangan di selat Malaka.
Penguasaan jalur pelayaran perdagangan atas selat Malaka itu, bertujuan untuk membangun dan
mengembangkan aktivitas perekonomian kerajaannya. Dengan kata lain, Raja Kertanegara
berusaha menarik perhatian para pedagang untuk melakukan kegiatannya di wilayah kerajaan
singasari.
14. Kejayaan
Kertanagara adalah raja terakhir dan raja terbesar dalam sejarah Singhasari (1268 - 1292).
Ia adalah raja pertama yang mengalihkan wawasannya ke luar Jawa. Pada tahun 1275 ia
mengirim pasukan Ekspedisi Pamalayu untuk menjadikan Sumatra sebagai benteng pertahanan
dalam menghadapi ekspansi bangsa Mongol. Saat itu penguasa Sumatra adalah Kerajaan
Dharmasraya (kelanjutan dari Kerajaan Malayu). Kerajaan ini akhirnya dianggap telah
ditundukkan, dengan dikirimkannya bukti arca Amoghapasa yang dari Kertanagara, sebagai
tanda persahabatan kedua negara.
Pada tahun 1284, Kertanagara juga mengadakan ekspedisi menaklukkan Bali. Pada tahun
1289 Kaisar Kubilai Khan mengirim utusan ke Singhasari meminta agar Jawa mengakui
kedaulatan Mongol. Namun permintaan itu ditolak tegas oleh Kertanagara. Nagarakretagama
menyebutkan daerah-daerah bawahan Singhasari di luar Jawa pada masa Kertanagara antara lain,
Melayu, Bali, Pahang, Gurun, dan Bakulapura.
15. Kepercayaan
Bahkan didalam keagamaan terjadi sekatisme antara Agama Hindu dan Budha, dan
melahirkan Agama Syiwa Budha pemimpinya diberi jabatan Dharma Dyaksa sedangkan
Kartanegara menganut Agama Budha Mahayana dengan menjalankan Upacara keagamaan
secara Pestapora sampai mabuk untuk mencapai kesempurnaan dalam hal ini Kartanegara
menyebut dirinya CANGKANDARA (pimpinan dari semua agama).
16. Keruntuhan
Candi Singhasari dibangun sebagai tempat pemuliaan Kertanegara, raja terakhir
Singhasari.
Kerajaan Singhasari yang sibuk mengirimkan angkatan perangnya ke luar Jawa akhirnya
mengalami keropos di bagian dalam. Pada tahun 1292 terjadi pemberontakan Jayakatwang
bupati Gelang-Gelang, yang merupakan sepupu, sekaligus ipar, sekaligus besan dari Kertanagara
sendiri. Dalam serangan itu Kertanagara mati terbunuh.
Setelah runtuhnya Singhasari, Jayakatwang menjadi raja dan membangun ibu kota baru
di Kadiri. Riwayat Kerajaan Tumapel-Singhasari pun berakhir. Kerajaan Singasari dibangun oleh
Ken Arok setelah runtuhnya kerajaan Kediri. Ken Arok bergelar Sri Rajasa Sang Amurwabhumi
dengan Dinasti Girindrawanca, dengan tujuan untuk menghilangkan jejak tentang siapa
sebenarnya Ken Arok & mengapa ia berhasil mendirikan kerajaan. Ken Arok berkuasa ± 5 tahun
(1222 – 1227 M). pada tahun 1227 Ken Arok terbunuh oleh kaki tangan Anusapati.
 Anusapati
Memerintah dari tahun 1227 – 1248 M. Peristiwa kematian Ken Arok akhirnya
terbongkar & didengar oleh Tohjaya, putra Ken Arok dengan Ken Umang. Dimakamkan di
Candi Kidal.
 Tohjaya
Memerintah tahun 1248 dan pemerintahannya tidak berlangsung lama, karena putra
Anusapati yang bernama Ranggawuni yang dibantu Mahesa Cempaka menuntut hak atas tahta
kepada Tohjaya.
 Wisnuwardhana (Ranggawuni)
Naik tahta pada tahun 1248 dengan gelar Wisnuwardhana, dibantu oleh Mahesa Cempaka
dengan gelar Narashimbamurti. Pemerintahan keduanya sering disebut dengan pemerintahan
Ratu Angabaya. Pada tahun 1254 Wisnuwardhana mengangkat putranya sebagai Yuva raja (Raja
muda), dengan maksud mempersiapkan putranyaq yang bernama Kertanegara sebagai Raja di
Kerajaan Singasari. Pada tahun 1268 Wisnuwardhana meninggal dan tahta kerajaan dipegang
oleh Kertanegara.
 Kertanegara
Memerintah tahun 1268 – 1292 M. Ia merupakan Raja terbesar dan terkemuka Kerajaan
Singasari. Setelah naik tahta, ia bergelar Sri Maharajadhiraja Sri Kertanegara. Pada masa
pemerintahannya datang utusan dari Cina atas perintah Kaisar Khubilai Khan agar Raja
Kertanegara tunduk terhadap Kaisr Cina, namun Kertanegara menolak dan menghina utusan
tersebut. Khubilai Khan marah, sehingga mempersiapkan untuk menyerang Kerajaan Singasari,
tetapi sebelum serangan itu datang Raja Kertanegara mengadakan Ekspedisi Pamalayu tahun
1275 M, menguasai Kerajaan Melayu dengan tujuan menghadang serangan Cina agar
peperangan tidak terjadi di Singasari. Karena pasukan Singasari sebagian menghadang serangan
Cina, maka Jayakatwang keturunan Kerajaan Kediri menyerang Kerajaan Singasari.
17. Hubungan dengan Majapahit
Pararaton, Nagarakretagama, dan prasasti Kudadu mengisahkan Raden Wijaya cucu
Narasingamurti yang menjadi menantu Kertanagara lolos dari maut. Berkat bantuan Aria
Wiraraja (penentang politik Kertanagara), ia kemudian diampuni oleh Jayakatwang dan diberi
hak mendirikan desa Majapahit.
Pada tahun 1293 datang pasukan Mongol yang dipimpin Ike Mese untuk menaklukkan
Jawa. Mereka dimanfaatkan Raden Wijaya untuk mengalahkan Jayakatwang di Kadiri. Setelah
Kadiri runtuh, Raden Wijaya dengan siasat cerdik ganti mengusir tentara Mongol keluar dari
tanah Jawa.
Raden Wijaya kemudian mendirikan Kerajaan Majapahit sebagai kelanjutan Singhasari,
dan menyatakan dirinya sebagai anggota Wangsa Rajasa, yaitu dinasti yang didirikan oleh Ken
Arok.
18. Ken Arok
Ketika di pusat Kerajaan Kediri terjadi pertentangan antara raja dan kaum Brahmana,
semua pendeta melarikan diri ke Tumapel dan dilindungi oleh Ken Arok. Pada 1222, para
pendeta Hindu kemudian menobatkan Ken Arok sebagai raja di Tumapel dengan gelar Sri
Ranggah Rajasa Bhatara Sang Amurwabhumi. Adapun nama kerajaannya ialah Kerajaan
Singasari. Berita pembentukan Kerajaan Singasari dan penobatan Ken Arok menimbulkan
kemarahan raja Kediri, Kertajaya. la kemudian memimpin sendiri pasukan besar untuk
menyerang Kerajaan Singasari. Kedua pasukan bertempur di Desa Ganter pada 1222. Ken Arok
berhasil memenangkan pertempuran dan sejak itu wilayah kekuasaan Kerajaan Kediri dikuasai
oleh Singasari.
19. Kertanegara
Ken Arok memerintah Kerajaan Singasari hanya lima tahun. Pada 1227 ia dibunuh oleh
Anusapati, anak tirinya (hasil perkawinan Tunggul Ametung dan Ken Dedes). Sepuluh tahun
kemudian Anusapati dibunuh oleh saudara tirinya, Tohjaya (putra Ken Arok dengan Ken
Umang).
Kematian Anusapati menimbulkan kemarahan Ranggawuni, putra Anusapati.
Ranggawuni langsung menyerang Tohjaya. Pasukan Tohjaya kalah dalam pertempuran dan
meninggal dunia dalam pelarian. Pada 1248 Ranggawuni menjadi raja Singasari bergelar Sri Jaya
Wisnuwardhana. Ranggawuni memerintah Kerajaan Singasari selama 20 tahun (1248-1268) dan
dibantu oleh Mahisa Cempaka (Narasingamurti).
Ranggawuni wafat pada 1268 dan digantikan oleh putranya, Kertanegara. la memerintah
Kerajaan Singasari selama 24 tahun (1268-1292).
20. Ekspedisi Pamalayu
Kertanegara terus memperluas pengaruh dan kekuasaan Kerajaan Singasari. Pada 1275 ia
mengirim pasukan untuk menaklukkan Kerajaan Sriwijaya sekaligus menjalin persekutuan
dengan Kerajaan Campa (Kamboja). Ekspedisi pengiriman pasukan itu dikenal dengan nama
Pamalayu. Kertanegara berhasil memperluas pengaruhnya di Campa melalui perkawinan antara
raja Campa dan adik perempuannya. Kerajaan Singasari sempat menguasai Sumatera,
Bakulapura (Kalimantan Barat), Sunda (Jawa Barat), Madura, Bali, dan Gurun (Maluku).
21. Serangan Pasukan Mongol
Pasukan Pamalayu dipersiapkan Kertanegara untuk menghadapi serangan kaisar Mongol,
Kubilai Khan, yang berkuasa di Cina. Utusan Kubilai Khan beberapa kali datang ke Singasari
untuk meminta Kertanegara tunduk di bawah Kubilai Khan. Apabila menolak maka Singasari
akan diserang. Permintaan ini menimbulkan kemarahan Kertanegara dengan melukai utusan
khusus Kubilai Khan, Meng Ki, pada 1289. Kertanegara menyadari tindakannya ini akan dibalas
oleh pasukan Mongol. la kemudian memperkuat pasukannya di Sumatera. Pada 1293 pasukan
Mongol menyerang Kerajaan Singasari. Namun Kertanegara telah dibunuh oleh raja Kediri,
Jayakatwang, setahun sebelumnya. Singasari kemudian dikuasai oleh JayakatwanArca
Dwarapala merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Singasari.
Kidal dibangun di Rejokidal, Tumpang, Malang, yang dipersembahkan kepada Anusapati, raja
kedua dan anak tiri Ken Arok.

Anda mungkin juga menyukai