Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu ciri makhluk hidup adalah bergerak. Kita sebagai makhluk hidup setiap saat
bergerak, bahkan ketika tidur sekalipun. Mengapa kita dapat bergerak? Apa yang
menggerakkan bagian-bagian tubuh kita? Manusia bergerak untuk melakukan aktivitas untuk
memenuhi kebutuhannya. Sebagai contoh tangan kita bergerak memasukkan makanan ke
dalam mulut ketika kita makan karena lapar.
Pergerakan tubuh ditentukan oleh sistem rangka dan otot. Otot terdiri dari sel-sel yang
terspesialisasi untuk berkontraksi, yaitu nengandung protein kontraktil yang dapat berubah
dalam ukuran panjang dan memungkinkan sel-sel untuk memendek, sel-sel tersebut sering
disebut dengan serabut-seraabut otot yang disatukan oleh jaringan ikat.
Pada manusia sangat membutuhkan rangka dan otot untuk dapat bergerak. Rangka tidak
dapat bergerak sendiri apabila tidak digerakan oleh otot. Oleh sebeb itu, rangka merupakan alat
gerak pasif. Sebaliknya, otot dapat melakukan gerak sendiri hingga disebut alat gerak aktif.
Gerak tubuh manusia dihasilkan karena adanya kerja sama anatara rangka dan otot.
Dengan adanya kerja sama antara rangka dan otot, manusia dapat melompat, berjalan,
bergoyang, sehari-hari.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimanakah struktur otot dan fungsi faalnya?
2. Bagaimanakah mekanisme kontraksi otot ?
3. Bagaimanakah struktur anatomi jaringan otot?
4. Bagaimanakah struktur rangka dan fungsi faalnya?
5. Bagaimanakah hubungan antar tulang pada sistem gerak manusia?
6. Bagaimanakah gangguan yang terjadi pada sistem gerak manusia?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah, yaitu sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui struktur otot dan fungsi faalnya
2. Untuk mengetahui mekanisme kontraksi otot
3. Untuk mengetahui jaringan anatomi otot
4. Untuk mengetahui struktur rangka dan fungsi faalnya

1
5. Untuk mengetahui hubungan antar tulang pada sistem gerak
6. Untuk mengetahui gangguan yang terjadi pada sistem gerak

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Sistem Otot
2.1.1 Pengertian Otot
Sistem otot adalah sistem tubuh yang memiliki fungsi seperti untuk alat gerak,
menyimpan glikogen dan menentukan postur tubuh. Terdiri atas otot polos, otot jantung dan
otot rangka. Otot merupakan alat gerak aktif yang mampu menggerakkan tulang, kulit dan
rambut setelah mendapat rangsangan. Otot memiliki tiga kemampuan khusus yaitu :
 Kontraktibilitas : kemampuan untuk berkontraksi / memendek
 Ekstensibilitas : kemampuan untuk melakukan gerakan kebalikan dari gerakan
yang ditimbulkan saat kontraksi
 Elastisitas : kemampuan otot untuk kembali pada ukuran semula setelah
berkontraksi. Saat kembali pada ukuran semula otot disebut dalam keadaan
relaksasi.
2.1.2 Sifat Gerak Otot
Otot yang sedang bekerja akan berkontraksi sehingga otot akan memendek,
mengeras, dan bagian tengahnya menggembung. Untuk menggerakkan tulang dari satu
posisi ke posisi yang lain, kemudian kembali ke posisi semula, diperlukan paling sedikit dua
macam otot dengan kerja berbeda. Berdasarkan tujuan kerjanya, otot dibedakan menjadi
otot antagonis dan otot sinergis.
 Otot Antagonis
Otot antagonis adalah dua otot atau lebih yang tujuann kerjanya berlawanan. Jika
otot pertama berkontraksi dan yang kedua berelaksasi, akan menyebabkan tulang
tertarikdan terangkat. Sebaliknya jika otot pertama berelaksasi dan yang kedua
berkontraksi akan menyebabkan tulang kembali ke posisi semula. Contoh otot antagonis
adalah otot bisep dan trisep.
Otot bisep adalah otot yang memiliki dua ujung (dua tendon) terletak di lengan atas
bagian depan. Ujung bisep yang bercabang dua masing-masing berhubungan dengan tulang
belikat dan lengan atas. Selanjutnya ujung otot bisep yang berlawanan berhuibungan
dengan tulang pengumpil. Otot trisep adalah otot yang memiliki tiga ujung (tiga
tendon) terletak dilengan atas bagian belakang. Trisep berhubungan dengan dengan tulang
belikat dan tulang hasta.

3
Gerak fleksi terjadi karena bisep berkontraksi dan trisep berelaksasi Sebaliknya,
ekstensi terjadi karena bisep berelaksasi dan trisep berkontraksi Otot bisep disebut fleksor
karena saat berkontraksi terjadi gerak fleksi. Sebaliknya, otot trisep disebut ekstensor
karena pada saat berkontraksi terjadi gerak ekstensi.
 Otot Sinergis
Otot sinergis adalah dua otot atau lebih yang bekerja bersama-sama dengan tujuan
yang sama. Otot-otot tersebut berkontraksi bersama dan berelaksasi bersama. Misalnya
otot-otot antar tulang rusuk yang bekerja bersama ketika kita menarik napas, atau otot
pronator, yaitu otot yang menyebabkan telapak tangan menengadah atau menelungkup.

2.1.3 Jenis-jenis Otot


Jaringan otot tersusun atas sel-sel otot. Berdasarkan bentuk dan cara kerjanya, sel otot
dibedakan menjadi 3 macam, yaitu otot lurik, otot polos, dan otot jantung. Dalam garis
besarnya sel otot dapat kita bagi dalam 3(tiga) golongan yaitu :
1. Otot polos
Otot polos terdiri dari sel-sel otot polos. Sel otot ini bentuknya seperti gelendongan,
di bagian tengah tebesar dan kedua ujungnya meruncing. Otot polos memiliki serat
yang arahnya searah panjang sel tersebut mofibril. Serat miofilamen dan masing-
masing miofilamen terdiri dari protein otot yaitu aktin dan miosin.Otot polos bergerak
secara teratur , dan tidak cepat lelah .walaupun tidur otot masih mampu bekerja otot
polos terdapat pada alat-alat dinding tubuh dalam , misalnya pada diding usus, dinding
pembuluh darah , pembuluh limfe, dinding saluran pencernaan, takea , cabang
tenggorok , pada muskulus siliaris mata, otot polos dalam kulit , saluran kelamin dan
saluran ekskreasi.
 Cara kerja otot polos
Bila otot polos berkontraksi, maka bagian tengahnya membesar dan otot menjadi
pendek kerutan itu terjadi lambat bila otot itu mendpat suatu ransang, maka reaksi
tehadap berasal dari susunan sara tak sadar(otot involunter), oleh karena itu otot polos
tidak berada di bawah kehendak. Jadi, bekerja di luar kesadaran kita.
2. Otot lurik
Sel-sel otot lurik berbentuk silindris atau seperti tabung dan berinti banyak .
letaknya di pinggir , panjangnya 2,5 cm dan diameternya 50 mikron.sel otot lurik ujung

4
sel nya tidak menunjukan batas yang jelas dan miofibril tidak homogen , akibatnya
tampak serat-serat lintang.
Otot lurik di bedakan menjadi 3 macam, yaitu : otot rangka, otot kulit dan otot lingkar.
otot–otot rangka mempunyai hubungan dengan tulang dan berfungsi menggerakkan tulang .
otot ini bila di lihat di bawah mikroskop, maka tampak susunannya serabut-serabut panjang
yang mengandung banyak inti sel, dan tanpak adanya garis-garis terang di selingi gelap yang
melintang.
Otot-otot kulit seperti yang terdapat pada roman muka termasuk otot-otot lurik ,berada di
bawah kehendak kita .perlekatannya pada tulang dan kulit, tetapi ada juga yang terdapat dalam
kulit seluruhnya.otot-otot yang merupakan lingkaran di sebuah otot lingkaran, misalnya otot
yang mengelilingi mulut dan mata.
 Cara kerja otot lurik
Bila otot lurik berkotraksi, maka menjadi pendek dan setiap serabut turut dengan
berkontraksi. Otot-otot jenis ini hanya berkontraksi jika di rangsang oleh rangsang saraf
sadar(otot olunteer).kerja otot lurik adalah bersifat sadar, karena itu di sebut otot
sadar,artinya bekerjaya menurut kemauanadar, karena itu di sebut otot sadar,artinya
bekerjaya menurut kemauan atau perintah otak. Reaksi kerja otot lurik terhadap perangsang
cepat,tapi tidak tahan kelelahan.
 Klasifikasi Otot Lurik :
1. Menurut bentuk dan serabutnya
 otot serabut sejajar atau bentuk kumparan
 otot bentuk kipas, otot bersirip dan otot melingkar/sfingter
2. Menurut jumlah kepalanya
 otot berkepala dua (Bisep)
 otot berkepala tiga/triseps
 otot berkepala empat/quadriseps

3. Menurut Pekerjaannya
 Otot sinergis, otot bekerja bersama-sama.
 Otot antagonis, yaitu otot yang bekerjanya berlawanan.
 Otot abduktor, yaitu otot yang menggerakkan anggota menjauhi tubuh.
 Otot abduktor, yaitu otot yang menggerakkan anggota mendekati tubuh
 Otot fleksor, yaitu otot yang membengkokkan sendi tulang atau melipat sendi

5
 Otot ekstensor, otot yang meluruskan kembali sendi tulang kedudukan semula
 Otot pronator, ketika ulna dan radial dalam keadaan sejajar
 Otot suponator, ulna dan radial dalam keadaan menyilang
 Endorotasi, memutar ke dalam
 Eksorotasi, memutar ke luar
 Dilatasi, memanjangkan otot
 Kontraksi, memendekkan otot

4. Menurut letaknya otot-otot tubuh dibagi dalam beberapa golongan yaitu:


 Otot bagian kepala
 Otot bagian leher
 Otot bagian dada
 Otot bagian peru
 Otot bagain punggung
 Otot bahu dan lengan
 Otot panggul
 Otot anggota gerak bawah

3. Otot Jantung
Otot jantung (miokardium) hanya dijumpai pada dinding jantung dan vena kava
yang memasuki jantung. Sayatan dinding otot jantung menunjukkan sel-sel otot jantung
menyerupai otot rangka depan satu inti sel setiap satu sel otot jantung yang membentuk
anyaman dengan percabangan pada setiap percabangan sel otot jantung terdapat jaringan
ikat yang disebut diskus interkalaris. Otot jantung mampu berkontraksi secara ritmis dan
terus menerus sebagai akibat dari aktivitas sel otot jantung yang berpautan.
 Cara kerja otot jantung
Gerak otot jantung dikendalikan oleh saraf tak sadar (otonom). Kontraksi dan relaksasi
otot jantung menyebabkan serambi dan bilik jantung menyempit dan melebar secara
berirama yang menimbulkan denyut jantung. Dengan adanya kontraksi dan relaksasi,
darah dipompa ke dalam pembuluh-pembuluh darah dan dialirkan ke seluruh tubuh. Dalam
keadaan normal jantung akan berkontraksi sekitar 72 kali setiap menit.

6
2.1.4 Struktur Anatomi Otot
Jaringan otot rangka tersusun dari sejumlah berkas otot yang dibungkus oleh suatu
selaput yanng disebut fasia superfisialis. Berkas otot tersusun atas serabut otot atau benang-
benang otot yang terbentuk oleh sel-sel otot yang panjang. Sel-sel otot, terutama otot rangka
atau daging secara mikroskopis tampak lurik. Hal ini karena didalam sel otot terdapat
serabut-serabut yaitu benang-benang fibril protein aktin dan miosin. Oleh karena tersusun
dari aktin dan miosin, maka tampak adanya garis gelap dan terang yang melintang antarsisi.
Garis gelap dan garis terang yang berselang seling ini, dengan menggunakan
mikroskop elektron akan tampak bagian-bagian yang disebut sebagai zona H (daerah terang
di tengah pita gelap A), garis gelap M (di tengah daerah zona H), garis gelap Z (terletak di
tengah daerah terang atau zona I).

2.1.5. Perlekatan Otot dengan Tulang


Otot rangka melekat pada tulang. Berdasarkan cara melekatnya tendon pada tulang,
perlekatan ada yang disebut origo dan insersio. Origo dan insersio adalah bagian ujung otot
yang dikenal sebagai tendon.
a) Origo
Ujung otot yang melekat pada tulang yang tidak bergerak ketika otot berkontraksi
disebut origo. Origo otot rangka berbeda; ada yang dua, seperti otot bisep dan ada yang
tiga seperti otot trisep.
b) Insersio
Bagian ujung otot lain yang melekat pada tulang yang bergerak ketika otot berkontraksi
disebut insersio.

2.1.6. Mekanisme Kontraksi Otot


Otot bekerja dengan dua cara, yaitu berkontraksi (memendek dan menebal) dan
relaksasi (kembali ke kkeadaan semula atau mengendur). Keadaan otot yang memendek
(kontraksi) maksimal disebut tonus. Tonus biasanya diikuti dengan relaksasi. Namun
seringkali rangsangan tertentu menyebabkan tonus tidak diikuti oleh relaksasi, keadaan
seperti ini disebut tetanus (kejang).
 Kontraksi.
Bagian otot yang berkontraksi adalah sel-sel otot. Pada struktur otot lurik
terlihat adanya filamen protein, yaitu aktin (filamen tipis) dan miosin (filamen tebal).

7
Rangsangan yang sampai ke sel otot akan mempengaruhi asetilkolin yang peka
terhadap rangsangan.Asetilkolin adalah sejenis neurotransmitter, yaitu zat kimia yang
dapat menanggapi rangsangan pada saraf berikutnya. Asetilkolin diproduksi di ujung
serabut saraf. Asetilkolin yang lepas akan membebaskan ion kalsium yang berada di
antara sel otot. Ion kalsium ini kalsium ini lalu masuk ke dalam otot sambil mengangkut
troponin dan tropomiosin ke aktin sehingga posisi aktin akan berubah dan
mempengaruhi filamen penghubung.
Selanjutnya, aktin mendekatii miosin, sehingga aktin dan miosin bertempelan
membentuk aktomiosin. Akibatnya, serabut otot menjadi lebih pendek. Pada keadaan
inilah, otot sedang berkontraksi. Setelah itu, ion kalsium masuk kelbali ke plasma sel
sehingga ikatan troponin dan iion kalsium lepas, dan menyebabkan lepasnya perlekatan
aktin miosin. Keadaan ini disebut otot relaksasi.
 Energi untuk Kontraksi Otot
Kontraksi otot memerlukan energi. Energi yang digunakan disuplai dalam
bentuk energi kimia. Energi ini diambil dari molekul ATP (adenosin trifosfat) dan
kreatin fosfat (CP) yang berenergi tinggi. Energi ini menggerakkan filamen
penghubung antara aktin dan miosin. Kreatin fosfat menyumbangkan fosfor pada
ADP selama oto berkontraksi. ATP yang dihidrolisis akan terurai menjadi ADP , ADP
ini pun juga akan terurai menjadi AMP (adenosin monofosfat).
ATP ADP + P + E
ADP AMP + P + E
Jika perbandingan energi habis, maka otot tidak akan berkontraksi lagi. Untuk
gerak berikutnya, perlu segera di bentuk energi yang bersal dari pemecahan molekul
glukosa. Fase ini disebut fase aerob.
a. Secara aerob
Glukosa (C6H12O6) + O2 6H2O + 6CO2 + 38 ATP.
Di dalam otottersimpan gulaotot, yaitu glikogen. Glikogen merupakan bentuk
glukosa cadangan di dalam otot. Seperti halnya glukosa, glikogen siap dibongkar menjadi
energi atau ATP. Glikogen akan dilarutkan menjadi laktasinogen,kemudian diuraikan
menjadi glukosa dan asam susu. Glukosa akan diubah menjadi energi melalui peristiwa
respirasi aerob dan anaerob. Pengubahan glukosa menjadi aerob terjadi jika persediaan
oksigen di otot telah menipis.
b. Secara anaerob
Glukosa (C6H12O6) asam laktat + 2 ATP.
8
Tumbunan asam laktat yang berlebihan di dalam otot dapat menyebabkan rasa letih.
Rasa letih akan hilang jika asam laktat telah dioksidasi oleh oksigen menjadi H2O dan
CO2, serta menghasilkan energi. Energi ini dapat di gunakan untuk mengubah asam
laktat menjadi glukosa.

2.2. Sistem Rangka


Rangka merupakan alat gerak pasif. Rangka tidak dapat bergerak sendiri, melainkan
dibantu oleh otot. Dengan adanya kerja sama antara rangka dan otot, manusia dapat melompat,
berjalan, bergoyang, berlari, dan sebagainya.
2.2.1 Fungsi Rangka
 Memberi bentuk tubuh. Rangka menyediakan kerangka bagi tubuh sehingga
menyokong dan menjaga bentuk tubuh.
 Formasi sendi-sendi. Tulang-tulang yang berdekatan membentuk persendian yang
bergerak, tidak bergerak, atau sedikit bergerak, bergantung pada fungsional tubuh.
 Tempat melekatnya otot. Tulang-tulang yang menyusun rangka tubuh manusia menjadi
tempat melekatnya otot. Tulang dan otot ini bersama-sama memungkinkan terjadinya
pergerakan pada manusia.
 Pergerakan. Pergerakan pada hewan bertulang belakang (vertebrae) bergantung kepada
otot rangka, yang melekat pada rangka tulang. Sistem kekebalan tubuh. Sumsum tulang
menghasilkan beberapa sel-sel imunitas.Contohnya adalah limfosit B yang membentuk
antibodi.
 Perlindungan. Rangka tubuh melindungi beberapa organ vital yakni:
· Tulang tengkorak melindungi otak, mata, telinga bagian tengah dan dalam.
· Tulang belakang melindungi sumsum tulang belakang.
· Tulang rusuk, tulang belakang, dan tulang dada melindungi paru-paru dan jantung.
· Tulang belikat dan tulang selangka melindungi bahu.
Tulang usus dan tulang belakang melindungi sistem ekskresi, sistem pencernaan,
dan pinggull
Tulang tempurung lutut dan tulang hasta melindungi lutut dan siku.
Tulang pergelangan tangan dan pergelangan kaki melindungi pergelangan tangan
dan pergelangan kaki.

9
 Produksi sel darah. Rangka tubuh adalah tempat terjadinya hemopoesis, yaitu tempat
pembentukan sel darah. Sumsum tulang merupakan tempat pembentukan sel darah.
 Penyimpanan. Matriks tulang dapat menyimpan kalsium dan terlibat dalam
metabolisme kalsium. Sumsum tulang mampu menyimpan zat besi dalam bentuk
ferritin dan terlibat dalam metabolisme zat besi.
2. 2.2 Pengelompokan Rangka Manusia
Rangka manusia dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu bagian poros
tubuh (aksial) dan bagian alat gerak (apendikular). Bagian aksial terdiri atas 80 tulang
pada manusia dewasa umumnya. Sedangkan bagian apendikular terdiri atas 126 tulang
pada manusia dewasa umumnya.
 Rangka Aksial
Rangka aksial merupakan rangka yang terdiri dari tulang tengkorak, tulang
belakang, tulang dada, dan tulang rusuk (tulang iga).
1. Tulang Tengkorak
Tengkorak manusia tersusun dari 22 buah tulang yang merupakan gabungan
tulang-tulang tempurung kepala (kranium) dan tulang muka. Tulang tempurung
kepala berfungsi untuk melindungi orak. Tulang tempurung kepala tersusun dari
tulang dahi (frontal), tulang kepala belakang (osipital), tulang ubun-ubun (parietal),
tulang baji (sphenoid), tulang tapis (ethmoid), dan tulang pelipis (temporal).
Tulang muka terdapat pada bagian depan kepala. Tulang-tulang muka
membentuk rongga mata untuk melindungi mata, membentuk rongga hidung serta
langit-langit dan member bentuk wajah. Tulang muka terdiri dari tulang rawan atas
(maksila), tulang rawan bawah (mandibula), tulang pipih (zigomatik), tulang air
mata (lakrimal), tlang hidung (nasal), dan tulang langit-langit (palatum).
2. Tulang Belakang
Tulang belakang berada di bagian tengah tubuh yang berfungsi untung
menopang seluruh tubuh, melindungi organ dalam tubuh, serta merupakan yempat
pelekatan tulang rusuk. Setiap segmen atau ruas tulang belakang dapat bergerak
sedikit. Seluruh gerakan setiap segmen dapat digabung sehingga memungkinkan
orang untuk membungkukkan tubuh.
Tulang belakang terduiri dari 26 ruas yang terdiri dari 24 ruas tulang belakang,
yaitu 7 ruas tulang leher (vertebra servikalis), 12 ruas tulang punggung (vertebra
dorsalis), dan 5 ruas tulang pinggang (vertebra lumbalis), serta tulang kelangka dan

10
tulang ekor. Tulang leher paling atas yang berhubungan dengan tempurung kepala
disebut tulang atlas. Tulang kelangkang (sakrum) fusi dari lima segmen tulang
belakang. Sedangkan tulang ekor (koksi) merupakan fusi dari empat segmen
terakhir tulang belakang.
3. Tulang Dada (Sternum) dan Tulang Rusuk
Tulang dada terdiri dari bagian kepala (manubrium), badan (corpus), dan ekor
(processus xiphoideus) yang berupa tulang rawan. Pada tulang dada melekat tulang
rusuk (costae).Tulang rusuk terdiri dari 12 pasang. Ujung belakangnya melekat
pada ruas-ruas tulang belakang. Tulang rusuk dapat dibedakan menjadi tiga macam
sebagai berikut :
 Tulang rusuk sejati berjumlah 7 pasang. Ujung belakangnya melekat pada
ruas ruas tulang belakang, sedangkan ujung depan melekat pada tulang dada.
 Tulang rusuk palsu berjumlah 3 pasang. Ujung belakang melekat pada tulang
belakang dengan ujung depan melekat pada tulang rusuk di atasnya.
 Tulang rusuk melayang berjumlah 2 pasang. Ujung belakang melekat pada
tulang belakang, sedangkan ujung depan bebas tidak melekat. Tulang rusuk
dan tulang dada berfungsi untuk melindungi jantung dan paru-paru.
 Rangka Apendikuler
Rangka apendikular merupakan rangka pelengkap yang terdiri dari tulang-
tulang anggota gerak atas dan anggota gerak bawah. Tersusun atas tulang
tulang yang merupakan tambahan dari skeleton axial. Skeleton axial terdiri
dari : Anggota gerak atas,anggota gerak bawah,gelang panggung, bagian
akhir dari ruas-ruas tulang belakang,Tulang anggota gerak atas (extremitas
superior).
Tulang penyusun anggota gerak atas tersusun atas:
 Humerus / tulang lengan atas. Termasuk kelompok tulang panjang /pipa, ujung atasnya
besar, halus, dan dikelilingi oleh tulang belikat. pada bagian bawah memiliki dua
lekukan merupakan tempat melekatnya tulang radius dan ulna
 Radius dan ulna / pengumpil dan hasta. Tulang ulna berukuran lebih besar
dibandingkan radius, dan melekat dengan kuat di humerus. Tulang radius memiliki
kontribusi yang besar untuk gerakan lengan bawah dibandingkan ulna.
 karpal / pergelangan tangan. tersusun atas 8 buah tulang yang saling dihubungkan oleh
ligamen

11
 metakarpal / telapak tangan. Tersusun atas lima buah tangan. Pada bagian atas
berhubungan dengan tulang pergelangan tangan, sedangkan bagian bawah
berhubungan dengan tulang-tulang jari (palanges)
 Palanges (tulang jari-jari). tersusun atas 14 buah tulang. Setiap jari tersusun atas tiga
buah tulang, kecuali ibu jari yang hanya tersusun atas 2 buah tulang.
Tulang anggota gerak bawah (ekstremitas inferior) oleh tulang:
 Femur / tulang paha. Termasuk kelompok tulang panjang, terletak mulai dari gelang
panggul sampai ke lutut.
 Tibia dan fibula / tulang kering dan tulang betis. Bagian pangkal berhubungan dengan
lutut bagian ujung berhubungan dengan pergelangan kaki. Ukuran tulang kering lebih
besar dinandingkan tulang betis karena berfungsi untuk menahan beban atau berat
tubuh. Tulang betis merupakan tempat melekatnya beberapa oto
 Patela / tempurung lutut. terletak antara femur dengan tibia, bentuk segitiga. patela
berfungsi melindungi sendi lutut, dan memberikan kekuatan pada tendon yang
membentuk lutut
 Tarsal / Tulang pergelangan kaki. Termasuk tulang pendek, dan tersusun atas 8 tulang
dengan salah satunya adalah tulang tumit.
 Metatarsal / Tulang telapak kaki. Tersusun atas 5 buah tulang yang tersesun mendatar.
 Palanges / tulang jari-jari tangan. Tersusunetiap jari tersusun atas 3 tulang kecuali
tulang ibu jari atas 14 tualng.
Tulang gelang bahu (klavikula dan scapula / belikat dan selangka)
Tulang gelang bahu disebut juga tulang pectoral bahu tersusun atas 4 buah tulang
yaitu 2 tulang belikat (skapula) dan 2 tulang selangka ( klavikula).Tulang
selangka berbentuk seperti huruf "S", berhubungan dengan tulang lengan atas
(humerus) untuk membentuk persendian yang menghasilkan gerakan lebih bebas, ujung
yang satu berhubungan dengan tulang dada sedangkan ujung lainnya berhubungan
dengan tulang belikat.Tulang belikat (skapula) berukuran besar, bentuk segitiga dan
pipih, terletak pada bagian belakang dari tulang rusuk Fungsi utama dari gelang bahu
adalah tempat melekatnya sejumlah otot yang memungkinkan terjadinya gerakan pada
sendi.

12
Gelang Panggul
Tulang gelang panggul terdiri atas dua buah tulang pinggung. Pada anak anak tulang
pinggul ini terpisah terdiri atas tiga buah tulang yaitu illium (bagian atas), tulang ischiun
(bagian bawah) dan tulang pubis (di bagian tengah).
Dibagian belakang dari gelang panggul terdapat tulang sakrum yang merupakan
bagian dari ruas-ruas tulang belakang. Pada bagian depan terdapat simfisis pubis merupakan
jaringan ikat yang menghubungkan kedua tulang pubis.
Fungsi gelang panggung terutama untuk mendukung berat badan bersama-sama
dengan ruas tulang belakang. melindungi dan mendukung organ-organ bawah, seperti
kandung kemih, organ reproduksi, dan sebagai tempat tumbuh kembangnya janin.

2.2.3. Bentuk Tulang


Berdasarkan bentuk dan ukurannya, tulang yang menyusun rangka tubuh manusia
dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu tulang pipa, tulang pendek, tulang pipih, dan tulang
tidak beraturan.
1. Tulang Pipa (Tulang Panjang)
Tulang pipa merupakan tulang yang berbentuk seperti pipa atau silidris (diafise)
dengan kedua ujung tulang membulat (epifise). Diafise merupakan bagian tengah
tulang yang memanjang dan di tengahnya terdapat rongga, sedangkan epifise
merupakan bagian ujung tulang yang tersusun dari tulang rawan. Diantara epifise dan
diafise terdapat metafise. Metafise tersusun dari tulang rawan. Bagian tengah tulang
pipa memiliki rongga yang didalamnya berisi sumsum tulang.
Susum tulang pipa berupa sumsum tulang merah dan kuning. Sumsum tulang
merah merupakan tempat pembentukan sel darah merah, sedangkann sumsum tulang
kuning merupakan temapat pembentukan sel-sel lemak. Tulang pipa berfungsi untuk
persendian. Tulang pipa terdapat pada tulang lengan atas (humerus), tulang radius/
pengumpil, tulang ulna/ hasta, tulang metakarpal/telapak tangan.
2. Tulang Pendek
Tulang pendek merupakan tulang-tulang yang lebih kecil dan tidak ada
perbedaan yang nyata antara ukuran panjang dan lebarnya. Bentuk tulang pendek
seperti kubus, paku, atau berbentuk bulat. Tulang pendek terdapat pada tulang
pergelangan tangan dan pergelangan kaki.
3. Tulang Pipih

13
Tulang pipih merupakan tulang-tulang yang berbentuk lempengan-lempengan
pipih yang lebar. Tulang pipih berfungsi untuk melindungi struktur tubuh di bagian
bawahnya dan dapat di ttemukan padatulang pinggul, belikat, tulang rusuk, tulang dada,
gelang bahu dan tempurung kepala.
4. Tulang Tidak Beraturan
Tulang tidak beraturan merupakan tulang dengan bentuk kompleks yang
berhubungan dengan fungsi khusus. Tulangtidak beraturan ditemukan pada tulang
rahang, tulang-tulang kepala, dan ruas-ruas tulang belakang.

2.2.4. Jenis Tulang


Berdasar zat penyusunnya, tulang dibedakan menjadi tulanng keras dan tulang rawan.
 Tulang Keras (Osteon)
Tulang keras dibentuk oleh sel pembentuk tulang (osteoblas). Osteoblas
menghasilkan sel-sel tulang keras yang disebut osteosit. Osteoblas juga
mensekresikan zat-zat inerseluler yang tersusun dari serabut kolagen yang akan
membentuk matriks tempat garam-garam kalsium didepositkan (ditumpuk). Zat kapur
itu dalam bentuk kalsium karbonat (CaCO3) dan kalsium fosfat [Ca(PO4)2] yang
diperoleh atau dibawa oleh darah.
Selain terdapat osteoblas (pembentuk tulang), terdapat pula osteoklas yang
bersifat mengikis tulang. Osteoklas adalah sel berinti banyak dan berukuran besar
berfungsi untuk memindahkan matriks dari tulang lamadan menyisakan ruang untuk
pembentukan tulang baru.
Tulang keras memiliki dua macam bentuk yaitu tulang kompak yang padat dan
keras dan tulang spons yang berlubang-lubang dan rapuh. Tulang kompak bentuknya
padat, keras dan membentuk perlindungan luar untuk jaringan tulang lainnya. Tulang
spons terletak di bagian dalam dari tulang kompak, rapuh dan memiliki banyak pori
atau rongga-rongga. tulang spons terdapat pada ujung-ujung dari tulang kompak
 Tulang Rawan (Kaertilago)
Tulang rawan tersusun dari sel-sel tulang rawan yang disebut kondrosit, yang
menghasilkan mmatriks berupa kondrin. Kondrosit yang matang dibentuk dari sel-sel
tulang rawan muda yang disebut kondroblas. Tulang rawan diselubungi oleh selaput
yang disebut perikondrium. Kondrosit merupakan sel-sel bulat yang besar denngan
sebuah nukleus bening dan dua buah atau lebih nukleolus (anak inti sel). Kondrosit

14
terdapat dalam ruang-ruang dii dalam tulang rawan ang disebut lakuna. Dinding
lakuna meneball membentuk kapsula rawan.
Ada tiga tipe tulang rawan, yaitu sebagai berikut:
 Tulang rawan hialin
Tulang rawan hialin merupakan tipe tulang rawan yang paling banyak
terdapat di tubuh manusia. Tulang rawan hialin berwarna putih kebiru-biruan dan
pada keadaan segar terlihat bening. Kondrosit terletak di dalam lakuna yang
berdinding licin pada matriks tulang. Tulang rawan hialin terdapat pada semua
rangka janin yang belum menjadi tulang, tulang rawan iga, tulang rawan sendi
dari persendian-persendian, dan tulang rawan pada saluran pernapasan.
 Tulang rawan serat
Tulang rawan serat (fibrosa) berwarna buram keputihan dan bersifat keras.
Jumlah selnya lebih sedikit dan berdiri sendiriatau mengelompok. Tulang rawan
serat dapat dijumpai pada ruas tulang belakang.
 Tulang rawan elastik
Tulang rawan elastik bberwarna buram kekuningan, serta bersifat fleksibel
dan elastis. Sel-selnya sama dengan sel-sel tulang rawan hialin dan dapat berdiri
sendiri atau berkelompok. Tulang rawan elastik terdapat pada ttelinga laur dan
epiglotis (katup tulang rawan yangmenutup cela menuju trakea).

2.2.5. Sel Tulang


Ada lima jenis sel tulang dalam jaringan tulang, yaitu:
 Sel Osteogenik: yang memberikan tanggapan terhadap trauma, seperti fraktura
(patah tulang). Sel ini memberikan perlindingan pada tulang dan membentuk sel-
sel baru, sebagai pengganti sel-sel yang rusak
 Sel osteoblast: merupakan sel-sel pembentuk sel tulang. Cel ini melakukan
kegiatan sintesis dan sekresi mineral-mineral keseluruh subtansi dasar dan
subtansi pada daerah yang memiliki kecepatan metabolisme yang tinggi
 Sel osteosit: merupakan sel tulang dewasa yang terbentuk dari sel osteoblas. Sel-
sel tulang ini membentuk jaringan tulang disekitarnya. Sel osteosit memelihara
kesehatan tulang, menghasilkan enzim dan mengendalikan kandungan mineral
dalam tulang, juga mengontrol pelepasan kalsium dari tulang ke darah.

15
 Sel osteoklas: merupakan sel tulang yang besar, berfungsi untuk menghancurkan
jaringan tulang. Sel osteoklas berperan penting dalam pertumbuhan tulang,
penyembuhan, dan pengaturan kembali bentuk tulang.
 sel pelapis tulang: dibentuk oleh osteoblas disepanjang permukaan tulang orang
dewasa. sel tulang ini mengatur pergerakan kalsiun dan fosfat dari dan kedalam
tulang.
2.2.6. Hubungan Antartulang (Artikulasi)
Hubungan antara tulang yang satu dengan tulang yang lain artikulasi atau sendi.
Berdasarkan sifat gerkanya, artikulasi dapat dibedakan sinartrosis (sendi mati),
amfiartrosis (sendi kaku), dan diartrosis (sendi gerak).
1. Sinartrosis
Sinartrosis adalah hubungan antara kedua ujung tulang yang direkatklan oleh suatu
jaringan ikat, yang kemudian mengalami osifikasi (penulangan), sehingga tidak
memungkinkan adanya gerakan. Contohnya adalah hubungan antara tulang tengkorak.
2. Amfiartrosis
Amfiartrosis adalah bentuk hubungan antara kedua ujung tulang yang dihubungkan
oleh jaringan kartilago (tulang rawan ), sehingga memungkinkan tetap adanya sedikit
gerakan.
3. Diartrosis
Diartrosis adalah hubungan antara tulang yang satu dengan yang lain yang tidak
dihubungkan oleh jaringan sehingga memungkinkan terjadinya gerakan tulang secara
lebih bebas.
Menurut arah geraknya, persendian dibedakan menjadi sendi peluru, sendi engsel,
sendi putar, sendi pelana, sendi luncur, dan sendi kondiloid.
 Sendi peluru
Sendi ini disebut sendi peluru karena dari hubungan dua tulang terjadi gerakan ke segala
arah. Misalnya hubungan antara tulang gelang bahu dengan tulang lengan atas.
 Sendi engsel
Sendi ini disebut sendi engsel karena arah geraknya hanya satu arah seperti engsel pintu.
Misalnya hubungan tulang atau sendi pada siku dan pada lutut.

16
 Sendi pelana
Sendi ini disebut sendi pelana karena hubungan dua tulang tersebut, tulang yang satu
dapat bergerak ke dua arah seperti orang yang naik kuda di atas pelana. Contohnya
hubungan antara pergelangan tangan dan tulang ibu jari.
 Sendi putar
Sendi ini disebut sendi putar karena dari hubungan dua tulang tersebut, tulang yang satu
dapat berputar, mengitari tulang yang lain. Misalnya hubungan antara tulang atlas dan
tulang pemutar, sehingga kepala kita dapat bergerak berputar.
 Sendi geser atau luncur
Sendi ini disebut sendi luncur atau geser karena dari hubungan dua tulang tersebut
hanya terjadi sedikit gerak pergeseran. Misalnya adalah sendi pada tulang-tulang
telapak tangan dan telapak kaki.
 Sendi kondiloid
Sendi ini terjadi diantara dua tulang yang permukaannya berbentuk oval. Misalnya
adalah hubungan telapak tangan dan ruas jari tangan, serta pada sendi pergelangan
tangan.

2.2.7. Gangguan Pada Sistem Gerak Manusia


1. Gangguan Pada Sistem Rangka
 Fraktura sederhana
Merupakan fraktura yang tidak melukai otot yang ada disekitarnya.
 Fraktura kompleks
Merupakan fraktura yang melukai otot atau organ yang ada disekitarnya, bahkan
terkadang bagian fraktura dapat muncul ke permukaan kulit.
 Greenstick
Merupakan fraktura sebagian yang tidak memisahkan tulang mennjadi dua bagian.
 Comminuted
Merupakan fraktura yang mengakibatkan tulang terbagi menjadi beberapa bagian,
tetapi masih berada di dalam otot.
 Rakhitis
Merupakan penyakit tulang yanng disebabkan kekurangan vitamin D.
 Mikrosefalus
Merupakan gangguan pertumbuhan tulang tengkorak sehingga kepala berukuran kecil.

17
 Osteoporosis
Merupakan gangguan tulang dengan gejala penurunan massa tulang sehingga tulang
rapuh.
 Dislokasi
Merupakan ggangguan yang terjadi karena pergeseran tulang penyusun sendi dari
posisi awal.
 Ankilosis
Merupakan gangguan yang terjadi karenatidak berfungsinya persendian.
 Artritis
Merupakan gangguan yang disebabkan adanya peradangan sendi.
 Skoliosis
Melengkungnya tulang belakang ke arah samping, mengakbatkan tubuh melenngkung
ke arah kiri atau kanan.
 Kifosis
Perubahan kelengkungan pada tulang belakang secara keseluruhan sehingga orang
menjadi bongkok.
 Lordosis
Melengkungnya tulang belakang di daerah lumbal atau pinggang ke arah depan
sehingga kepala tertarik ke arah belakang.
 Subluksasi
Gangguan tulang belakang pada segmen leher sehingga posisi kepala tertarik ke arah
kiri atau kanan.
2. Gangguan Pada Otot
 Atrofi
Merupakan penurunan fungsi otot karena otot mengecil atau kehilangan kemampuan
untuk berkontraksi.
 Hipertropi
Merupakan otot yang berkembanng menjadi lebih besar dan kuat.
 Hernia Abdominalis
Merupakan sobeknya dinding otot abdominal sehingga usus memasuki sobekan
tersebut.

18
 Tetanus
Merupakan otot yang mengalami kekejangan karena secara terus-menerus berkontraksi
sehingga tidak mampu lagi berkontraksi.
 Distrofi Otot
Merupakan penyakit kronis yang menyebabkan gangguan gerak.
 Miastenia Gravis
Merupakan otot yanng secara berangsur-angsur melemah dan menyebabkan
kelumpuhan.

19
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Berdasarkan makalah kami di atas dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu :
1. Sistem otot adalah sistem tubuh yang memiliki fungsi seperti untuk alat gerak,
menyimpan glikogen dan menentukan postur tubuh. Yang mana terdiri atas otot
polos, otot jantung dan otot rangka.
2. Dalam garis besarnya sel otot dapat kita bagi dalam 3(tiga) golongan yaitu : otot
polos, otot lurik, dan otot jantung.
3. Otot bekerja dengan dua cara, yaitu berkontraksi (memendek dan menebal) dan
relaksasi (kembali ke kkeadaan semula atau mengendur). Keadaan otot yang
memendek (kontraksi) maksimal disebut tonus.
4. Rangka merupakan alat gerak pasif. Rangka tidak dapat bergerak sendiri, melainkan
dibantu oleh otot
5. Rangka manusia dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu bagian poros tubuh
(aksial) dan bagian alat gerak (apendikular).
3.2. Saran
Menyadari bahwa makalah ini tidak luput dari kekurangan, maka kami membuthkan
saran yang dapat membangun terhadap kami dalam melakukan pembuatan makalah ini.

20

Anda mungkin juga menyukai