Anda di halaman 1dari 14

Didaktis, Vol. 8, No.

3, Hal 1 -67, Oktober 2009, ISSN 1412-5889

MELATIH PENALARAN SISWA SEKOLAH DASAR


(SD) DALAM MEMAHAMI KONSEP BILANGAN
PECAHAN DAN MENYELESAIKAN
MASALAH PENJUMLAHAN DAN
PENGURANGAN BILANGAN PECAHAN

Oleh : A.LATAR BELAKANG


IIS HOLISIN
Dosen FKIP UMSurabaya

ABSTRAK
S alah satu standar kompetensi lulusan mata pelajaran
matematika adalah mewujudkan kemampuan ber-
pikir logis, kritis, dan kreatif (Depdiknas, 2006). Berpikir
logis, kritis, dan kreatif tidak akan terbentuk begitu saja.
Bilangan pecahan selalu men- Untuk mencapai hal tersebut harus ada kerjasama dari
jadi topik yang menarik untuk dibi-
berbagai pihak. Pihak-pihak yang memiliki akses
carakan. Mulai cara mengenalkan-
nya sampai cara menyelesaikan langsung terhadap terciptanya kemampuan berpikir lo-
masalah-masalah yang berhu- gis, kritis, dan kreatif adalah guru. Guru harus mampu
bungan dengan pecahan. Menge- menciptakan suasana pembelajaran yang mendorong
nalkan bilangan pecahan tidak siswa untuk selalu aktif, baik fisik maupun mental.
semudah mengenalkan bilangan
bulat. Mengenalkan bilangan pe- Sejak kurikulum 2004 yang dikenal dengan istilah
cahan kepada siswa dapat diawali Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) disosialisa-
dengan menggunakan benda sikan, yang ditindaklanjuti dengan berbagai pelatihan
konkrit, kemudian dengan gambar tentang inovasi pembelajaran, banyak guru yang ber-
(semi konkrit), dan akhirnya me-
usaha mengubah langkah-langkah pembelajaran di kelas
ngenalkan simbol pecahan. De-
ngan menggunakan media terse- dari pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher
but, diharapkan siswa lebih mudah center) menjadi berpusat pada siswa (student center).
memahami konsep bilangan pe- Hal ini cukup menggembirakan bagi dunia pendidikan,
cahan. karena dengan pembelajaran yang berpusat pada siswa,
Artikel ini akan membahas be-
berapa langkah untuk melatih pe- kemampuan berpikir logis, kritis, dan kreatif perlahan-
nalaran siswa Sekolah Dasar (SD) lahan akan tercapai.
dalam memahami konsep bilang- Matematika merupakan salah satu mata pelajaran
an pecahan dan menyelesaikan yang diajarkan mulai dari Taman Kanak Kanak sampai
masalah penjumlahan dan pengu-
Perguruan Tinggi. Proses pembelajaran matematika di
rangan bilangan pecahan.
jenjang yang satu tentu berbeda dengan di jenjang lain-
nya. Hal ini dilakukan karena siswa pada setiap jenjang

20
Iis Holisin - Melatih Penalaran Siswa Sekolah Dasar ....

memiliki tingkat perkembangan intelektual materi ini. Namun tidak sedikit guru yang
yang berbeda. Piaget (dalam Dahar, 1988: telaten membimbing para siswa sesuai
183) mengelompokkan tingkat perkembang- dengan perkembangan mental yang dimiliki
an intelektual siswa menjadi empat kelompok, siswa-siswanya. Mereka menggunakan ber-
yaitu: sensori motor (0-2 tahun), pra opera- bagai media, baik benda nyata maupun hanya
sional (2-7 tahun), operasional konkrit (7-11 berupa gambar.
tahun), dan operasi formal (11 tahun -ke Hasil wawancara penulis dengan bebe-
atas). Karena siswa pada setiap jenjang me- rapa siswa kelas III SD dari beberapa seko-
miliki tingkat perkembangan intelektual yang lah tentang penjumlahan dan pengurangan
berbeda, maka penalaran mereka dalam me- pecahan, ternyata masih ada siswa yang ke-
nerima dan memahami materi juga akan ber- sulitan menyelesaikan masalah tersebut, ter-
beda-beda. utama apabila penyebut kedua pecahan tidak
Pecahan merupakan salah satu materi sama. Masih ada siswa yang menjumlahkan
yang dikenalkan mulai kelas II SD. Siswa penyebut dengan penyebut dan pembilang
SD rata-rata berusia antara 7 – 12 tahun. dengan pembilang. Setelah ditanya lebih jauh
Berdasarkan teori perkembangan intelektual tentang bagaimana cara guru menjelaskan
yang dikemukakan Piaget, siswa SD terma- materi penjumlahan dan pengurangan, ter-
suk dalam kelompok operasional konkrit. Oleh nyata rata-rata guru langsung memberikan
karena itu proses pembelajaran di SD seba- rumus penjumlahan dan pengurangan pe-
iknya banyak melibatkan benda-benda kon- cahan. Guru tidak membimbing siswa untuk
krit, begitu juga dalam pembelajaran pecah- menemukan darimana rumus itu diperoleh.
an. Mengenalkan bilangan pecahan tidak se- Padahal kalau guru membimbing siswa untuk
mudah mengenalkan bilangan bulat. menemukan darimana rumus itu diperoleh,
Mengenalkan bilangan pecahan kepada maka pemahaman siswa tentang rumus ter-
siswa dapat diawali dengan menggunakan sebut akan lebih bermakna.
benda konkrit, misalnya: coklat batangan, po- Berdasarkan kenyataan di atas, penulis
tongan-potongan kertas berbentuk persegi ingin menganalisis bagaimana melatih
panjang, lingkaran, dan sebagainya. Kemu- penalaran siswa SD dalam memahami
dian dengan gambar (semi konkrit), dan akhir- konsep bilangan pecahan dan menyelesaikan
nya mengenalkan simbol pecahan. Dengan penjumlahan dan pengurangan bilangan
menggunakan media tersebut, diharapkan sis- pecahan.
wa lebih mudah memahami konsep bilangan
pecahan. B. RUMUSAN MASALAH
Operasi pecahan mulai dikenalkan di ke- Berdasarkan latar belakang masalah di
las III SD. Operasi yang pertama kali dipe- atas, maka penulis merumuskan masalah
lajari adalah operasi penjumlahan. Sebelum sebagai berikut : Bagaimana melatih pena-
siswa mempelajari operasi penjumlahan, ter- laran siswa SD dalam memahami konsep bi-
lebih dahulu mereka harus memahami langan pecahan dan menyelesaikan penjum-
pecahan senilai. Banyak guru yang meng- lahan dan pengurangan bilangan pecahan?
ambil jalan pintas untuk menyampaikan

21
Didaktis, Vol. 8, No. 3, Hal 1 -67, Oktober 2009, ISSN 1412-5889

C. TUJUAN PENULISAN 5. Melatih penalaran siswa dalam menye-


Sesuai dengan rumusan masalah yang di- lesaikan penjumlahan dan pengurangan
rumuskan, tujuan penulisan makalah ini untuk pecahan diartikan sebagai suatu proses
mendeskripsikan langkah-langkah melatih untuk melatih proses atau aktivitas berfikir
penalaran siswa SD dalam memahami kon- siswa dalam menyelesaikan penjumlahan
sep bilangan pecahan dan menyelesaikan dan pengurangan bilangan pecahan.
penjumlahan dan pengurangan bilangan
pecahan. PEMBAHASAN
A.Penalaran
D. MANFAAT 1.Pengertian Penalaran
Tulisan ini diharapkan dapat memberikan Menurut Keraf (1982, dalam Suharnan,
tambahan wawasan untuk para pembaca 2005:160) penalaran atau sering juga disebut
yang akan melatih penalaran siswa SD dalam jalan pikiran adalah suatu proses berpikir yang
memahami konsep bilangan pecahan dan berusaha menghubungkan fakta-fakta yang
menyelesaikan penjumlahan dan pengurang- diketahui menuju pada suatu kesimpulan.
an bilangan pecahan. Shadiq (2004:2) mengatakan “penalaran
merupakan suatu ke giatan, suatu proses atau
E. BATASAN ISTILAH suatu aktivitas berpikir untuk menarik ke-
Untuk menghindari salah tafsir, istilah- simpulan atau membuat suatu pernyataan
istilah yang digunakan dalam makalah ini baru yang benar berdasar pada beberapa per-
didefinisikan sebagai berikut. nyataan yang kebenarannya telah dibuktikan
1. Penalaran adalah merupakan kegiatan, atau diasumsikan sebelumnya”. Soekadijo
proses atau aktivitas berpikir untuk me- (1988 dalam Suharnan, 2005) mengatakan
narik suatu kesimpulan atau membuat penalaran adalah aktivitas menilai hubungan
suatu pernyataan baru berdasar pada proposisi-proposisi yang disusun di dalam
beberapa pernyataan yang diketahui be- bentuk premis-premis, kemudian menentukan
nar ataupun yang dianggap benar. kesimpulan­nya. Penalaran adalah proses
2. Melatih penalaran siswa adalah melatih berpikir yang bertolak dari pengamatan indera
proses atau aktivitas berpikir siswa untuk (observasi empirik) yang menghasilkan
menarik suatu kesimpulan atau membuat sejumlah konsep dan pengertian. Berdasar-
suatu pernyataan baru berdasar pada be- kan pengamatan yang sejenis juga akan ter-
berapa pernyataan yang diketahui benar bentuk proposisi-proposisi yang sejenis, ber-
ataupun yang dianggap benar. dasarkan sejumlah proposisi yang diketahui
3. Pecahan adalah bilangan rasional yang di- atau dianggap benar, orang menyimpulkan
nyatakan dalam bentuk dengan a, b bi- sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak
diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
langan bulat positif dan b  0. Berdasarkan beberapa pendapat di atas,
4. Siswa memahami konsep bilangan peca- yang dimaksud penalaran dalam makalah ini
han apabila siswa dapat memberikan con- adalah merupakan kegiatan, proses atau ak-
toh bilangan pecahan dan menunjukkan tivitas berpikir untuk menarik suatu kesim-
representasi bilangan pecahan.

22
Iis Holisin - Melatih Penalaran Siswa Sekolah Dasar ....

pulan atau membuat suatu pernyataan baru pern, 1966; Soekadijo, 1989, dalam Suharnan,
berdasar pada beberapa pernyataan yang di- 2005:161). Penalaran induktif adalah pena-
ketahui benar ataupun yang dianggap benar. laran yang menghasilkan kesimpulan yang
Pernyataan yang diketahui benar atau diang- lebih luas daripada premis-premisnya. Se-
gap benar disebut premis. dangkan penalaran deduktif adalah penalaran
yang menghasilkan kesimpulan yang tidak le-
2. Jenis-Jenis Penalaran bih luas dari pada premis-premisnya.
Penalaran dapat dikelompokkan menjadi Untuk menjelaskan perbedaan antara
dua bagian besar, yaitu penalaran deduktif penalaran induktif dan deduktif, perhatikan
dan penalaran induktif (Fearnside 1980; Hal- contoh berikut.

Tabel 1.Contoh Penalaran Induktif dan Deduktif


Contoh penalaran induktif Contoh penalaran deduktif
Premis = Premis ,

dengan a  0 dan b  0

Simpulan Simpulan

, dengan a  0 dan b  0

Contoh-contoh di atas menunjukkan bah- yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih
wa penalaran induktif merupakan aktivitas dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam
berpikir untuk menarik kesimpulan berdasar- bagian-bagiannya yang khusus (spesifik).
kan pada beberapa pernyataan khusus yang Matematika dikenal sebagai ilmu deduktif.
diketahui benar. Metode berpikir induktif ada- Ini berarti proses pengerjaaan matematika
lah metode yang digunakan dalam berpikir harus bersifat deduktif. Tetapi dalam mate-
dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. matika, mencari kebenaran itu bisa dimulai
Hukum yang disimpulkan difenomena yang dengan cara induktif, selanjutnya generalisasi
diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang yang benar untuk sebuah keadaan harus da-
belum diteliti. Generalisasi adalah bentuk dari pat dibuktikan secara deduktif. Soedjadi (da-
metode berpikir induktif. lam Rochmad, 2009:7) mengatakan “Mes-
Sedangkan penalaran deduktif merupakan kipun pola pikir deduktif itu sangat penting,
aktivitas berpikir untuk menarik kesimpulan namun dalam pembelajaran matematika ter-
berdasarkan definisi yang telah ada. Metode utama di jenjang SD dan SMP, masih sangat
berpikir deduktif merupakan metode berpikir diperlukan penggunaan pola pikir induktif”

23
Didaktis, Vol. 8, No. 3, Hal 1 -67, Oktober 2009, ISSN 1412-5889

B. Konstruktivisme ngetahuan fisik (physical knowledge),


Konstruktivisime merupakan proses pem- pengetahuan sosial (social knowledge),
belajaran yang menerangkan bagaimana pe- dan pengetahuan logika matematika (logico-
ngetahuan disusun dalam pikiran manusia. mathematical knowledge). Pengetahuan
Slavin (2000) menyatakan bahwa siswa ha- fisik adalah pengetahuan empiris objek dalam
rus mengkonstruksi pengetahuan dalam be- realitas eksternal. Contoh warna dan bentuk
naknya. Dalam pembelajaran beracuan kon- suatu objek. Sumber utama dari pengetahuan
struktivisme guru menjadi pembimbing dan fisik adalah bagian dari benda. Sebaliknya,
fasilitator. Inti dari pembelajaran konstruk- pengetahuan tentang bahasa, liburan, dan sa-
tivis adalah siswa secara individual mene- tuan standar seperti centimeter adalah ter-
mukan dan mentransformasi informasi yang masuk pengetahuan sosial. Contoh: penge-
begitu kompleks dalam benaknya. Kegiatan tahuan tentang kata-kata yang diucapkan
belajar siswa mengkonstruk pengetahuan seperti seperempat dan simbol ditulis ¼.
matematis dengan cara siswa sendiri ber- Sumber pengetahuan sosial sebagian besar
dasar hasil pengamatannya. Menurut Roh- berupa konvensi yang dibuat oleh orang-or-
mad (2008) kegiatan belajar siswa seperti ang. Pengetahuan logika matematika terdiri
itu termasuk fase kegiatan induktif. dari hubungan. Sumber utama dari pengeta-
Piaget (dalam Kamii, 1999:83) membuat huan logika matematika adalah tindakan
perbedaan mendasar di antara tiga jenis pe- mental setiap individu. Contoh: pengetahuan
ngetahuan berdasarkan sumber-sumber uta- tentang hubungan antara bilangan pecahan
ma mereka dan cara pembentukannya. Ke- dengan gambar yang menunjukkan bagian
tiga jenis pengetahuan tersebut adalah pe- dari keseluruhan.

Tabel 2 : Contoh mengenalkan hubungan bilangan pecahan dengan gambar


(pengetahuan logika matematika)
Gambar yang menunjukkan bagian dari keseluruhan Bilangan Pecahan

Langkah-langkah yang dilakukan guru sebagai berikut:


1. Guru membagikan selembar kertas berukuran sama kepada setiap siswa.
2. Guru meminta siswa untuk menunjukkan bagian dari kertas yang
menunjukkan .
3. Setiap siswa melipat/membagi kertas menjadi beberapa bagian sesuai dengan
pendapat mereka masing-masing.
4. Guru memeriksa pekerjaan siswa dan meminta beberapa siswa untuk
menunjukkan hasilnya di depan kelas.
5. Guru meminta siswa untuk menjelaskan jawaban mereka.
6. Bersama-sama dengan siswa yang lain, guru mendiskusikan jawaban siswa.
7. Apabila penjelasan siswa di depan kelas belum tepat, guru meminta pendapat
siswa yang lain.
8. Kegiatan tersebut diulang terus sampai diperoleh jawaban yang benar.
24
Iis Holisin - Melatih Penalaran Siswa Sekolah Dasar ....
siswa yang lain.
8. Kegiatan tersebut diulang terus sampai diperoleh jawaban yang benar.
9. Selanjutnya guru meminta siswa untuk membuat gambar yang menunjukkan
bilangan .

Dengan cara yang sama seperti pada langkah 1 sampai 9, guru meminta siswa untuk
menunjukkan bagian dari kertas yang menunjukkan bilangan

C. Bilangan Pecahan 2) Part whole, congruent parts (bagian


1. Pengertian Bilangan Pecahan dari keseluruhan, bagian-bagiannya
Pecahan diartikan secara berbeda oleh kongruen). Siswa mengasosiasikan
beberapa ahli. Berikut ini beberapa penger-
pecahan dengan suatu daerah yang
tian pecahan menurut beberapa ahli.
a. Negoro dan Harahap (2005:248) menga- dibagi atas b bagian kongruen dan
takan “pecahan adalah bilangan yang memperhatikan a bagian.
menggambarkan bagian dari suatu kese-
luruhan, bagian dari suatu daerah, bagian
dari suatu benda, atau bagian dari suatu
himpunan.
b. Novillis dalam Bell (1983:119) menyata- bagian diarsir
kan bahwa konsep pecahan di SD terdiri 3) Part group, non congruent parts
dari tujuh konsep yang diurutkan berda- (bagian suatu himpunan, bagian-ba-
sarkan tingkat kesulitannya. giannya tidak kongruen). Siswa meng-
Adapun ketujuh konsep menurut Novillis
asosiasikan pecahan dengan suatu
adalah sebagai berikut:
1) Part group congruent parts (bagian himpunan yang terdiri dari b objek yang
dari suatu himpunan, bagian-bagiannya tidak kongruen dan memperhatikan a
kongruen). Siswa mengasosiasikan objek dalam himpunan tersebut.
pecahan dengan suatu himpunan
yang terdiri dari b objek yang kong-
ruen dengan memperhatikan a objek. 3 objek diberi warna hitam dari 4
Contoh : objek
4) Part group comparison (memban-
dingkan bagian dari himpunan). Siswa
mengasosiasikan pecahan dengan
2 objek dihitamkan dari 3 objek perbandingan relatif dua himpunan A

25
Didaktis, Vol. 8, No. 3, Hal 1 -67, Oktober 2009, ISSN 1412-5889

dan B, dengan n(A)=a dan n(B)=b dan


semua objek kongruen.

Daerah yang diarsir menunjukkan bi-


langan .
n(A) = 3 n(B) = 4
c. Underhill (1972:286) mengemukakan “A
rasional number is defined as a num-
ber which can be represented by the
5) Number line (garis bilangan). Siswa quotient of two integers where the
denominator b is not zero. The com-
mengasosiasikan pecahan dengan mon name for a rational number is
sebuah titik pada garis bilangan, di ma- “fraction”. Fraction generally refers
na setiap satuan dibagi atas b bagian to a rasional number which is non
segmen yang sama dengan memper- negative since negative rasionals are
hatikan titik ke-a di sebelah kanan titik not usually included in elementary
nol). school mathemathics”
Berdasarkan beberapa pendapat di atas,
maka yang dimaksud pecahan dalam ma-
0 1 kalah ini adalah bilangan rasional yang di-
nyatakan dalam bentuk dengan a, b bilangan
bulat positif, a < b, dan b  0.
b bagian
D. Melatih Penalaran Siswa Dalam Mema-
6) Part whole, comparison (memban- hami Bilangan Pecahan dan Menyele-
dingkan bagian dari keseluruhan). saikan Penjumlahan dan Pengurangan
Bilangan Pecahan
1. Mengenalkan Bilangan Pecahan
Ada beberapa prinsip dasar untuk menga-
jar pecahan yang dikemukakan oleh Kamii
Gambar A Gambar B (1999:85) yaitu :
a. Jangan dulu mengatakan kepada siswa
Daerah pada gambar A adalah bagaimana langkah-langkah untuk meng-
dari daerah pada gambar B hitung dengan menggunakan algoritma.
7) Part whole, noncongruent parts Sebaliknya, mereka diberi masalah dan
(bagian dari keseluruhan, bagian- meminta mereka untuk menggunakan
bagiannya tidak kongruen). apa yang mereka ketahui untuk mencari
tahu apa yang mereka tidak tahu. Alasan
untuk tidak menunjukkan cara meme-
cahkan masalah adalah bahwa penge-

26
Iis Holisin - Melatih Penalaran Siswa Sekolah Dasar ....

tahuan logika matematika berkembang e. Guru membimbing siswa untuk membuat


dari tindakan mental siswa-siswa itu simpulan (generalisasi).
sendiri. Contoh melatih penalaran siswa mengenal
b. Jangan langsung mengatakan bahwa ja- bilangan pecahan.
waban siswa benar atau salah. Seba- Guru memberi masalah kepada siswa.
liknya, mendorong mereka untuk mendis- Masalah 1: Andi mempunyai sebatang
kusikan pendapat mereka, sampai diper- coklat. Coklat tersebut akan diberikan kepada
oleh jawaban yang disetujui, masuk akal lima orang temannya sama besar. Berapa ba-
dan benar. gian yang akan didapat masing-masing teman
c. Mendorong para siswa untuk menggu- Andi?
nakan alat-alat mereka sendiri untuk ber- a. Guru bertanya kepada siswa. Bagaimana
pikir bukan memberi representasi yang cara kalian menyelesaikan masalah ter-
sudah jadi. Siswa menggunakan gambar- sebut?
gambar mereka sendiri yang berasal dari b. Apakah kalian memerlukan alat bantu?
pemikiran mereka sendiri, karena hal ini Guru menawarkan benda manipulatif be-
akan memfasilitasi penalaran mereka. rupa potongan kertas. Semua siswa diberi
d. Mintalah para siswa untuk memperki- selembar potongan kertas yang ukuran-
rakan solusi dari masalah yang mereka nya sama. Anggaplah potongan kertas ter-
hadapi, karena memperkirakan merupa- sebut sebagai sebatang coklat.
kan cara yang efektif dan kuat untuk mem- c. Guru meminta siswa menunjukkan hasil
bangun konsep bilangan. pekerjaannya, dan menjelaskan cara
memperolehnya.
Sesuai dengan pendapat Kamii di atas, Jawaban siswa diharapkan sebagai be-
dalam mengajarkan pecahan sebaiknya sis- rikut:
wa diberi masalah dan meminta mereka un- - Siswa membagi potongan kertas menjadi
tuk menggunakan apa yang mereka ketahui lima bagian sama besar.
untuk mencari tahu apa yang mereka tidak
tahu. Langkah-langkah yang dilakukan guru
sebagai berikut. - Guru meminta siswa untuk menjelaskan
a. Guru memberi contoh-contoh masalah alasan jawaban yang dibuat dia.
yang berhubungan dengan pecahan. - Siswa memotong bagian yang akan dite-
b. Guru meminta siswa untuk memperkira- rima setiap teman Andi sebagai berikut.
kan penyelesaian masalah sementara, dan (bagian yang dipotong adalah bagian yang
menanyakan cara yang akan digunakan diarsir).
siswa.
c. Guru memberikan benda manipulatif, dan
meminta siswa untuk melaksanakan ide - Guru meminta siswa menjelaskan alasan
yang mereka miliki. jawaban yang diberikan.
d. Bersama dengan siswa, guru mendisku- - Apabila jawaban siswa belum tepat, guru
sikan hasil pekerjaan siswa. meminta siswa lain untuk mengemukakan

27
Didaktis, Vol. 8, No. 3, Hal 1 -67, Oktober 2009, ISSN 1412-5889

pendapatnya. Kegiatan ini terus diulang manipulatif yang berbeda.


sampai diperoleh jawaban yang tepat. e. Guru meminta kepada siswa untuk men-
- Dengan tanya jawab, guru membimbing diskusikan penyelesaian masalah.
siswa untuk menunjukkan bahwa bagian f. Siswa mendiskusikan masalah dalam ke-
yang diterima teman Andi sebesar . lompok masing-masing.
Daerah yang dipotong itu menunjukkan g. Setelah beberpa menit, guru meminta sis-
bilangan . wa menyampaikan hasil diskusi kelom-
- Guru meminta siswa untuk membuat pok. Selama siswa diskusi kelompok, guru
gambar yang menunjukkan bilangan . membimbing kelompok satu persatu, dan
- Jawaban siswa yang diharapkan adalah selalu meminta alasan pada setiap jawa-
sebagai berikut. ban yang diberikan siswa.
h. Jawaban yang diberikan siswa diharap-
kan sebagai berikut.
d. Setelah siswa memahami bilangan - Siswa mengambil dua lembar po-
pecahan guru memberi bimbingan untuk tongan kertas berbentuk persegipan-
melatih penalaran tentang representasi jang yang sama ukurannya, kemudian
bilangan pecahan sebagai berikut. masing-masing dibagi tiga bagian yang
Dengan cara menggambar, tunjukkan sama.
- Selanjutnya siswa memotong satu
daerah yang menunjukkan bilangan ,
bagian dari masing-masing kertas ter-
, , dan . sebut, sehingga bagian yang akan di-
peroleh teman-teman Dinda sebanyak
dua bagian yang ukurannya masing-
Masalah 2: Dinda mempunyai dua buah
jeruk yang sama besar, akan diberikan masing , sehingga setiap teman Dinda
kepada tiga orang temannya. Berapa bagian
yang akan didapat masing-masing teman akan memperoleh .
Dinda?
a. Guru bertanya kepada siswa bagaimana
cara menyelesaikan masalah tersebut?
b. Guru memberi kebebasan kepada siswa
tentang media yang digunakan dan cara
menyelesaikan masalah tersebut.
c. Benda manipulatif yang digunakan siswa Atau siswa memilih dua kertas berbentuk
dapat berupa potongan kertas bentuk per- lingkaran dan masing-masing lingkaran dibagi
segi panjang, lingkaran, atau buah jeruk menjadi tiga bagian yang sama. Setiap bagian
yang sesungguhnya. diberi warna berbeda seperti berikut.
d. Siswa dikelompokkan menjadi beberapa
kelompok. Setiap kelompok diberi benda

28
Iis Holisin - Melatih Penalaran Siswa Sekolah Dasar ....

Masing-masing teman Dinda akan


memperoleh dua bagian, yaitu yang pertama
(A) memperoleh dua bagian warna hijau,
teman yang kedua (B) memperoleh dua
bagian warna kuning, dan teman ketiga (C)
memperoleh dua bagian warna merah.
Masing-masing bagian besarnya
A B C Guru : berapa bagian yang diperoleh
masing-Masing teman Dinda?
Siswa ;

Masalah 3: Untuk memantapkan penalaran siswa tentang bilangan pecahan, Guru


memberi model benda manipulatif misalnya seperti berikut.
Model yang diberikan: Guru bertanya :

(i). Daerah yang diberi arsir menunjukkan bilangan pecahan


berapa? Mengapa?

(i)

(ii). Daerah yang diberi arsir menunjukkan bilangan pecahan


berapa? Mengapa?
(ii)
(iii). Banyak gambar yang diberi arsir dibandingkan dengan
banyak gambar seluruhnya menunjukkan bilangan
pecahan berapa? Mengapa?

(iii)
(iv). Banyak gambar yang diberi arsir jika dibandingkan
dengan banyak gambar seluruhnya menunjukkan
bilangan pecahan berapa? Mengapa?

(iv)

29
Didaktis, Vol. 8, No. 3, Hal 1 -67, Oktober 2009, ISSN 1412-5889

Dengan memberikan berbagai benda · Jadi = + = =


manipulatif tersebut, diharapkan penalaran
Pembelajaran seperti ini terfokus pada
siswa makin baik dan berkembang.
pengajaran algoritma. Siswa dituntut untuk
mengingat langkah-langkah tersebut. Proses
2. Pembelajaran Penjumlahan dan Pe-
pembelajaran seperti ini kurang melibatkan
ngurangan Bilangan Pecahan
siswa secara mental. Dalam pembelajaran
Sebelum kurikulum 2004 diberlakukan,
konstruktivis, para siswa tidak diajarkan
banyak guru yang menyampaikan materi pen-
algoritma, tetapi mereka diberi masalah dan
jumlahan dan pengurangan bilangan pecahan
diminta untuk melakukan penalaran sendiri
menekankan pada pengajaran algoritma. Mi-
untuk memecahkan masalah-masalah ter-
salnya untuk menghitung , guru mem- sebut (Kamii, 1999:82). Prinsip-prinsip dari
berikan penjelasan tentang langkah-langkah teori konstruktivisme yang disampaikan
menyelesaikannya sebagai berikut: Piaget adalah agar kita fokus pada penalaran
· Perhatikan penyebut kedua pecahan; (kemampuan logika matematika).
· Apabila berbeda maka samakan dahulu Agar pembelajaran melibatkan mental
penyebutnya; siswa, terlebih dahulu siswa diberi masalah
· Untuk menyamakan penyebut kedua nyata.
pecahan dapat dilakukan dengan menga- Contoh:
likan kedua penyebut tersebut, atau men-
Masalah 1: Irma mempunyai meter pita
cari Kelipatan Persekutuan Terkecil
(KPK) kedua penyebut itu. berwarna hijau, kemudian Linda memberi
· Tentukan pecahan yang senilai dengan
pecahan yang diketahui dengan penyebut meter pita warna merah kepada Irma. Be-
yang sama. rapa meter pita yang dimiliki Irma sekarang?
· Setelah diperoleh pecahan senilai dengan Dari contoh masalah tersebut, siswa di-
penyebut yang sama, langkah berikutnya bimbing dengan langkah-langkah sebagai
adalah jumlahkan masing-masing pem- berikut.
bilang pecahan tersebut. Dengan tanya jawab guru membimbing
untuk merumuskan masalah yang dimaksud,
Jadi untuk menyelesaikan , diperlukan
yaitu menghitung hasil
langkah-langkah berikut.
· Karena penyebutnya berbeda, maka o Guru membimbing siswa untuk membuat
dicari KPK dari 2 dan 3 yaitu 6 representasi dari masalah.
Representasi yang dibuat dapat berupa
· Pecahan yang senilai dengan dan
gambar atau potongan-potongan kertas.
penyebutnya 6 adalah ,
· Pecahan yang senilai dengan adalah .

30
Iis Holisin - Melatih Penalaran Siswa Sekolah Dasar ....

Guru: Apa yang akan kalian lakukan untuk


menyelesaikan masalah di atas?
Siswa mengambil tiga lembar potongan kertas yang
berukuran sama, kemudian membuat representasi
bilangan pecahan dan seperti berikut.

½
1/3
Guru : setelah itu apa yang akan kalian lakukan?
Siswa memotong masing-masing potongan kertas,
kemudian menempelkan potongan-potongan tersebut
pada kertas yang ketiga.

Siswa memotong sisa bagian kertas yang ke tiga,


kemudian memotong bagian yang berwarna hijau dan
merah seukuran dengan potongan warna putih.

Guru: Apa yang dapat kalian simpulkan?


Siswa: potongan kertas yang ke tiga terbagi menjadi
enam bagian yang sama, maka dan
Guru : Jadi bagaimana menyelesaikan
Siswa : =

Masalah 2: Ibu memiliki sebatang coklat. sud, yaitu menghitung hasil .


Setengah dari coklat tersebut diberikan
o Guru membimbing siswa untuk membuat
kepada Andi, sepertiganya diberikan Linda,
representasi dari masalah.
sedangkan sisanya diberikan kepada Rani.
o Representasi yang dibuat dapat berupa
Berapa bagian yang akan diterima Rani?
gambar atau potongan-potongan kertas.
Dari contoh masalah tersebut, siswa di-
Contoh representasi dengan menggu-
bimbing dengan langkah-langkah sebagai be-
nakan gambar.
rikut.
o Dengan tanya jawab guru membimbing
untuk merumuskan masalah yang dimak-

31
Didaktis, Vol. 8, No. 3, Hal 1 -67, Oktober 2009, ISSN 1412-5889

1 1
Karena siswa sudah memahami representasi bilangan pecahan, maka guru
meminta siswa untuk menunjukkan daerah yang menunjukkan , dan
½ 1-

1/3
Setelah siswa mampu menunjukkan bilangan , dan , guru bertanya bagaimana
menyelesaikan dengan menggunakan potongan –potongan kertas
tersebut?
Jawaban yang diharapkan sebagai berikut.
Siswa menutup potongan kertas berukuran satu dengan potongan berukuran ½
dan 1/3, kemudian memotong/menandai kertas yang tersisa.
Guru : apa yang dapat kalian lakukan dengan kertas sisa tersebut?
Jawaban yang diharapkan: kertas sisa ini merupakan penyelesaiannya.
Guru : berapa besarnya?
Siswa : siswa membagi kertas berukuran satu dengan potongan kertas yang
tersisa tadi. Ternyata kertas yang berukuran satu terbagi menjadi 6 bagian yang
sama.
Guru : Apa yang dapat kamu simpulkan?
Siswa : penyelesaian dari masalah di atas adalah .

1-

Dengan langkah ini diharapkan siswa Pembelajaran seperti itu dapat melibatkan
dapat berpikir dan bernalar bahwa siswa secara mental. Siswa merasa terlibat
dalam perolehan konsep dan akhirnya konsep
=1– - = - - = . Langkah-langkah yang mereka peroleh lebih tahan lama.
ini sesuai dengan teori konstruktivis yang Pembelajaran seperti ini yang dianjurkan oleh
dikemukakan Piaget. kaum konstruktivis, yaitu melibatkan siswa
Setelah siswa memahami proses penye- dalam membangun konsep. Pada akhir pem-
lesaian di atas, guru memberikan masalah la- belajaran, siswa diharapkan dapat mene-
in yang melibatkan bilangan pecahan yang mukan rumus penjumlahan dan pengurangan
lebih bervariasi dengan penyebut yang ber- pecahan secara umum. Proses pembelajaran
beda, sampai siswa menemukan rumus pen- seperti ini akan melatih penalaran induktif
jumlahan dan pengurangan bilangan pecahan. siswa.

32
Iis Holisin - Melatih Penalaran Siswa Sekolah Dasar ....

Apabila siswa sudah memahami rumus Reasoning in Grades K-12 : Teach-


penjumlahan dan pengurangan pecahan, ing Fractions Fostering Children’s
maka langkah selanjutnya guru memberikan Own Reasoni ng. Reston, Virginia :
berbagai latihan. Selama pemberian latihan, National Council of Teachers of Math-
guru selalu meminta siswa untuk menjelaskan ematics.
alasan pada setiap jawaban yang diberikan, Khabibah, Siti. (2006). Pengembangan Model
kegiatan ini penting untuk melatih penalaran Pembelajaran Matematika dengan Soal
siswa, baik penalaran induktif maupun Terbuka untuk Meningkatkan Kreati-
penalaran deduktif siswa. vitas Siswa Sekolah Dasar. Disertasi.
Tidak dipublikasikan. Surabaya:Pas-
SIMPULAN casarjana UNESA Surabaya.
Berdasarkan hasil pembahasan di atas Negoro,ST dan Harahap,B. (2005). Ensiklo-
diperoleh simpulan bahwa untuk melatih pedia Matematika. Bogor:Ghalia Indo-
penalaran siswa Sekolah Dasar dalam me- nesia.
mahami bilangan pecahan harus memper- Rochmad. 2009. Pengembangan Model Pe-
hatikan hal-hal berikut. rangkat Pembelajaran Matematika
1. Di awal pembelajaran, mulailah dari ma- Beracuan Konstruktivisme yang Meng-
salah nyata. gunakan Penggunaan Pola Pikir Induk-
2. Jangan langsung memberitahu siswa tif-Deduktif (Model PMBK-ID) untuk
bagaimana langkah-langkah untuk meng- Siswa SMP/MTs. Ringkasan Disertasi.
hitung dengan menggunakan algoritma Tidak dipublikasikan. Surabaya : PPs
(rumus). UNESA.
3. Mendorong para siswa untuk meng-
Rochmad. 2008. Penggunaan Pola Pikir In-
gunakan alat-alat mereka sendiri untuk
duktif-Deduktif Dalam Pembelajaran
berpikir bukan memberi representasi
Matematika Beracuan Konstruktivisme.
yang sudah jadi.
Shadiq, Fadjar. 2004. Penalaran, Pemecahan
4. Bimbinglah siswa untuk mengkonstruksi
Masalah dan Komunikasi dalam Pem-
pengetahuannya sendiri.
belajaran Matematika. Disajikan pada
5. Jangan langsung mengatakan bahwa ja-
Diklat Instruktur/Pengembang Matema-
waban siswa benar atau salah.
tika SMP Jenjang Dasar tanggal 10 s.d.
6. Mintalah para siswa untuk memperkira-
23 Oktober 2004 di Yogyakarta.
kan solusi dari masalah yang ada.
7. Berilah latihan yang bervariasi. Slavin, R.E. 2000. Educational Psychology:
Theory and Practice. Boston: Allyn &
DAFTAR PUSTAKA Bacon.
Dahar, Ratna Wilis. 1988. Teori-Teori Suharnan. 2005. Psikologi Kognitif. Suraba-
Belajar. Jakarta:Proyek Pengembangan ya: Srikandi.
LPTK Dirjen Dikti Depdikbud Jakarta. Solso, Robert L. (1995). Cognitive Psychol-
Kamii,Constance, Warrington,Mary Ann. ogy. Boston: Allyn And Bacon.
(1999). Develoving Mathematical

33

Anda mungkin juga menyukai