Anda di halaman 1dari 14

GASTER Vol. XVI No.

2 Agustus 2018

PENGARUH PELAKSANAAN JADWAL HARIAN PERAWATAN DIRI


TERHADAP TINGKAT KEMANDIRIAN MERAWAT DIRI PADA
PASIEN SKIZOFRENIA DI RSJD DR. RM SOEDJARWADI PROVINSI
JAWA TENGAH

Retno Yuli Hastuti1), Basuki Rohmat2)


email: hastuti.puteri@gmail.com

Doi : 10.30787/gaster.v16i2.2 94
Received: August 2018 | Revised: August 2018 | Accepted: September 2018

ABSTRAK

Latar Belakang: Pasien skizofrenia mengalami penurunan kemampuan merawat diri, hal ini
tampak dari ketidakmampuan merawat kebersihan diri, makan, berhias diri, dan eliminasi secara
mandiri. Pelaksanaan jadwal harian perawatan diri pada asuhan keperawatan defisit perawatan
diri dapat meningkatkan kemandirian pasien skizofrenia dalam perawatan diri.
Tujuan: Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan jadwal harian
perawatan diri terhadap tingkat kemandirian perawatan diri pada pasien skizofrenia di RSJD
Dr. RM.Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah.
Metode penelitian: Desain pada penelitian ini adalah quasi eksperiment dengan rancangan pre
and post test without control . Sampel penelitian ini berjumlah 20 orang. Instrumen penelitian
ini berupa lembar observasi tingkat kemandirian perawatan diri pada pasien skizofrenia. Tehnik
sampling yang digunakan adalah purposive sampling dan analisa data dengan paired T – test.
Hasil penelitian: Berdasarkan uji statistik dengan paired t-test didapatkan nilai ρ = 0,000
(α<0,05) maka Ha diterima dan Ho ditolak. Nilai mean sebelum pelaksanaan jadwal adalah
15,65 dan setelah dilakukan jadwal nilai mean kemandirian adalah 6,45.
Kesimpulan: Ada pengaruh pelaksanaan jadwal harian perawatan diri terhadap tingkat
kemandirian merawat diri pada pasien skizofrenia di RSJD Dr. RM Soedjarwadi Provinsi Jawa
Tengah
Kata Kunci: Jadwal harian, perawatan diri, Tingkat kemandirian

ABSTRACT 

Background: Schizophrenic patients have less self care ability, seen from self care incapability,
eating, dressing, and elimination independently. Daily schedule implementation of self care in
nursing of self care deficit is able to increase self care independency of schizophrenic patients.

Pengaruh Pelaksanaan Jadwal Harian ... 177


GASTER Vol. XVI No. 2 Agustus 2018

Purposes: The study aims to determine the influence of daily schedule implementation of self
care toward self care independency at schizophrenic patients in RSJD Dr. RM Soedjarwadi of
Central Java province.
Methods: The design of this study is quasi experiment with pre and post test without control
plan. The sample of this study amount to 20 patients. The instrument uses observation form of
self care independency level at schizophrenic patients. The sampling technic used in this study
is purposive sampling and the data analysis uses paired T-test.
Results: Based on statistic test with paired T-test results value ρ=0.000 (α<0.05) therefore Ha
is accepted and Ho is refused. Mean value before schedule implementation is 15,65 and after
schedule implementation, independency mean value is 6.45.
Conclusions: It is found the influence of daily schedule implementation of self care toward self care
independency level at schizophrenia patients in RSJD Dr. RM Soedjarwadi of Central Java province.

Keywords: Daily Schedule of Self Care, Independency Level

A. PENDAHULUAN juta orang terkena skizofrenia. Berdasar


Riset Kesehatan Dasar 2013, rumah tangga
Skizofrenia adalah suatu penyakit yang
yang memiliki anggota rumah tangga (ART)
mempengaruhi otak dan menyebabkan
dengan skizofrenia atau gangguan jiwa berat
timbulnya pikiran, persepsi, emosi, gerakan
sebanyak 1655, terdiri dari 1588 RT dengan
dan perilaku aneh dan terganggu. Skizofrenia
1 orang ART, 62 RT memiliki 2 orang ART,
tidak dapat didefinisikan sebagai penyakit
4 RT memiliki 3 ART, dan 1 RT dengan 4
tersendiri, melainkan diduga sebagai suatu
ART yang mengalami skizofrenia. Jumlah
sindrom atau proses penyakit yang mencakup
seluruh responden dengan skizofrenia adalah
banyak jenis dengan berbagai gejala (Videbeck,
sebanyak 1728 orang. Prevalensi skizofrenia
2008, h 348). Skizofrenia sebagai penyakit
tertinggi di DIY dan Aceh (masing-masing
neurologis yang memengaruhi persepsi pasien,
2,7 %) dan terendah di Kalimantan Barat
cara berpikir, bahasa, emosi, dan perilaku
(0,7 %), sedangkan di Jawa Tengah 2,3 %.
sosialnya (Melinda Herman, 2008 dan Yosep,
Prevalensi gangguan jiwa berat (skizofrenia)
2009, h 217).
nasional sebesar 1,7 per 1000 penduduk.
Badan kesehatan dunia (WHO) pada Beberapa kepustakaan menyebutkan secara
tahun 2016 mengemukakan, terdapat 21 umum prevalensi skizofrenia sebesar 1 persen

178 Pengaruh Pelaksanaan Jadwal Harian ...


GASTER Vol. XVI No. 2 Agustus 2018

penduduk (RISKESDAS, 2013, H 126 – 127) . berdandan secara eksentrik (Ibrahim, 2009,
h 28).
Tanda yang muncul pada skizofrenia antara
lain adalah penurunan atau ketidakmampuan Kemandirian dalam aktivitas kehidupan
berkomunikasi, gangguan realitas, afek tidak sehari hari seperti mandi, makan, berpakaian,
wajar atau tumpul,gangguan kognitif serta dan toiletingyang terganggu menyebabkan
mengalami kesukaran melakukan aktivitas penurunan kemandirian perawatan diri
sehari-hari (Keliat, 2011, h 9). Perilaku pada pada pasien skizofrenia. Menurut penelitian
pasien skizofrenia meliputi gejala positif Abdul jalil (2015) dengan judul “Faktor yang
yaitu halusinasi, delusi,gangguan pikiran, Mempengaruhi Penurunan Kemampuan Pasien
gangguan perilaku,dan gejala negatif yaitu Skizofrenia dalam Melakukan Perawatan di
afek datar, tidak memiliki kemauan, menarik Rumah Sakit Jiwa“, menunjukkan bahwa
diri (Videbeck, 2008, h 348 - 349). Pada masalah keperawatan pada pasien skizofrenia
pasien skizofrenia pada episode psikotik seperti isolasi sosial, waham, risiko perilaku
dapat menjadi sangat preokupasi dengan ide- kekerasan, dan halusinasi berpengaruh pada
ide waham atau halusinasi, sehingga ia gagal kemampuan perawatan diri pasien skizofrenia.
melaksanakan aktivitas dasar dalam kehidupan Hal ini menyebabkan pasien mengalami
sehari-hari (Videbeck, 2008, h 265). defisit perawatan diri yang signifikan, tidak
memperhatikan kebutuhan hygiene dan
Pasien skizofrenia mengalami penurunan
berhias. Masalah emosional juga menyebabkan
pada aktivitas sehari-hari karena kehilangan
pasien menjadi malas makan dan malas
motivasi dan apatis berarti kehilangan energi
mandi. Penurunan kemampuan perawatan
dan minat dalam hidup. Hal ini membuat
diri dapat dipicu oleh adanya peningkatan
pasien menjadi orang yang malas, mereka
kecemasan yang timbul akibat pikiran waham,
tidak bisa melakukan hal-hal yang lain
halusinasi, perilaku kekerasan. Selain itu,
selain tidur dan makan (Yosep, 2009, h 219).
hambatan hubungan sosial dapat memperburuk
Keadaan apatis pada skizofrenia menyebabkan
kemampuan perawatan diri.
terganggunya aktifitas rutin sehari-hari seperti
mandi, menyisir rambut, gosok gigi dan tidak Kemandirian adalah kemampuan atau
mempedulikan kerapian diri atau berpakaian/ keadaan dimana individu mampu mengurus

Pengaruh Pelaksanaan Jadwal Harian ... 179


GASTER Vol. XVI No. 2 Agustus 2018

atau mengatasi kepentingannya sendiri tanpa Proses keperawatan merupakan wahana/


bergantung pada orang lain (Maryam, 2008). sarana kerjasama dengan pasien, yang
Kemandirian adalah kemampuan seseorang umumnya pada tahap awal peran perawat
dalam bertindak untuk memenuhi berbagai lebih besar dari peran pasien, namun pada
kebutuhan hidupnya ataupun keinginannya proses akhirnya diharapkan peran pasien lebih
tanpa bergantung pada bantuan orang lain, besar dari peran perawat sehingga kemandirian
baik dalam aspek emosi, ekonomi, intelektual, pasien dapat dicapai. Proses keperawatan
dan sosial (lembaga perawatan psikologi, bertujuan memberikan asuhan keperawatan
2014). Pada orang yang sehat seharusnya sesuai dengan kebutuhan dan masalah pasien
mampu melakukan ADL secara mandiri. sehingga mutu keperawatan menjadi optimal
Kemandirian berarti tanpa pengawasan, (Keliat, 1998 dalam Direja, 2011 hal 35).
pengarahan atau bantuan orang lain (Muhith
Asuhan keperawatan defisit perawatan
dan Siyoto, 2016, h 103).
diri bertujuan agar pasien mampu melakukan
Perawatan diri adalah salah satu perawatan diri (kebersihan diri, berhias, makan,
kemampuan dasar manusia dalam memenuhi eliminasi) secara mandiri (Direja, 2011, h 155).
kebutuhannya guna mempertahankan Pada asuhan keperawatan pada pasien defisit
kehidupannya, kesehatan, dan kesejahteraan perawatan diriada empat Strategi Pelaksanaan
sesuai dengan kondisi kesehatannya. (SP). Pada SP 1 yaitu, mengidentifikasi
Pasien dinyatakan tergangu kesehatan kebersihan diri, berdandan, makan, dan
dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi toileting. Menjelaskan pentingnya kebersihan
kesehatannya dan terganggu keperawatan diri, menjelaskan alat dan cara kebersihan diri.
dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan Memasukkan cara kebersihan diri yang sudah
diri (Depkes, 2000 dalam Direja, 2011, h 152). diajarkan kedalam jadwal kegiatan pasien.
Karena aktivitas perawatan diri menurun Selanjutnya SP 2, terdiri darimengevaluasi
terjadi defisit perawatan diri pada pasien kegiatan pada SP 1, menjelaskan pentingnya
gangguan jiwa. Defisit perawatan diri tampak berdandan, mengajarkan cara berdandan,
dari ketidak mampuan merawat kebersihan kemudian memasukkan kegiatan yang
diri, makan, berhias diri dan eliminasi secara sudah diajarkan kedalam jadwal kegiatan
mandiri (Keliat, 2010, h 164). pasien untuk dilatih. Pada SP 3, kegiatannya

180 Pengaruh Pelaksanaan Jadwal Harian ...


GASTER Vol. XVI No. 2 Agustus 2018

terdiri dari mengevaluasi kegiatan pada SP personal hygiene pada pasien ruang Katrili dan
2 kemudian menjelaskan cara dan makan Alabadiri RSJ. Prof. Dr V. L Ratumbusyang
yang benar, melatih kegiatan makan dan Manado (p = 0,003 < α = 0,05).
memasukkan kegiatan makan kedalam
Rumah Sakit Jiwa Dr. RM. Soedjarwadi
jadwal kegiatan pasien. Pada SP 4 terdiri dari
Provinsi Jawa Tengah adalah salah satu
mengevaluasi kemampuan pasien yang sudah
institusi kesehatan milik Pemerintah Provinsi
dilatihyaitu kegiatan pada SP 1, SP 2 dan SP
Jawa Tengah. Berdasarkan hasil dari studi
3, kemudian melatih cara BAB dan BAK yang
pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti
baik, menjelaskan tempat BAB/BAK yang
didapatkan data bahwa di RSJD Dr. RM.
sesuai, menjelaskan cara membersihkan diri
Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah terdapat
setelah BAB/BAK (Direja 2011, h 155 – 156).
enam ruangan rawat inap jiwa yaitu ruang
Dalam strategi pelaksanaanasuhan Edelweis untuk perawatan Intensif Psikiatri,
keperawatan defisit perawatan diri, di ajarkan empat ruang maintenance jiwa yaitu ruang
kemampuan untuk merawat diri. Setiap Dewandaru, Flamboyan, Geranium,dan
kemampuan yang diajarkan dimasukkan Helikonia, serta ruang Ivy atau ruang
dalam jadwal harian untuk kemudian dilatih. psikogeriatri. Pasien jiwa dengan skizofrenia
Pelaksanaan jadwal harian dalam asuhan yang masuk RSJD Dr. RM. Soedjarwadi
keperawatan defisit perawatan diri ini Provinsi Jawa Tengah dalam kurun waktu I
bermanfaat untuk meningkatkan kemandirian tahun (Januari 2016 – Desember 2016) yang
pasien dalam merawat diri. Hal ini dapat rawat jalan sebanyak 13.643, sedangkan yang
dilihat pada penelitian Novita p, Julia V R, masuk rawat inap di tahun 2016 berjumlah
Ferdinand W (2016) dalam penelitian berjudul 1.077 orang yang terdiri dari skizofrenia
“Pengaruh Penerapan Asuhan Keperawatan paranoid 848 orang, skizofrenia residual 176
Defisit Perawatan Diri Terhadap Kemandirian orang, skizofrenia yang tak terinci 53 orang
Personal Hygiene Pada Pasien di RSJ. Prof.V. (Rekam Medis RSJD Dr. RM. Soedjarwadi
Ratumbusyang Manado Tahun 2016”. Hasil Provinsi Jawa Tengah Januari 2017).
penelitian tersebut menunjukkan adanya
Dari hasil studi awal yang dilakukan di
pengaruh penerapan asuhan keperawatan
ruang rawat inap jiwa pada Januari sampai
defisit perawatan diri terhadap kemandirian

Pengaruh Pelaksanaan Jadwal Harian ... 181


GASTER Vol. XVI No. 2 Agustus 2018

Maret 2017 terdapat 309 pasien yang dirawat meningkatkan kemandirian pasien skizofrenia
dan 247 orang (80%) adalah pasien skizofrenia. dalam perawatan diri. Jadwal harian bermanfaat
Berdasarkan observasi dan wawancara dengan untuk memberdayakan pasien skizofrenia agar
perawat di ruang rawat inap, dari pasien mandiri. Sehingga perawat perlu memberikan
skizofrenia yang dirawat, 62 pasien atau 25,3% jadwal harian perawatan diri pada pasien
mampu melakukan perawatan diri secara skizofrenia dan mengawasi pelaksanaannya.
mandiri, 68 pasien atau 27,53% membutuhkan
Di RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi
pengawasan atau penyuluhan, 86 pasien atau
Jawa Tengah belum diadakan penelitian atau
34,81% membutuhkan pertolongan orang
analisa tentang pelaksanaan jadwal harian
lain dan peralatan, 31 pasien atau 12,55%
perawatan diri, sehingga manfaatnya belum
ketergantungan atau tidak berpartisipasi
diketahui. Hal ini menyebabkan pelaksanaan
dalam aktivitas perawatan diri. Pasien yang
jadwal harian perawatan diri pada pasien
kurang kemandiriannya dilihat dari pasien
skizofrenia belum optimal. Dari uraian diatas,
yang masih perlu pengawasan, pengarahan dan
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
bantuan dalam merawat diri. Dari pengkajian
tentang pengaruh pelaksanaan jadwal harian
masih ditemukan tanda defisit perawatan diri.
perawatan diri terhadap kemandirian merawat
Defisit perawatan diri tampak dari ketidak
diri pada pasien skizofrenia di RSJD Dr. RM.
mampuan merawat kebersihan diri, makan,
Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah.
berhias diri, dan eliminasi secara mandiri
(Keliat dan Akemat, 2010, h 164). B. METODE

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa Penelitian ini menggunakan desain
banyak pasien skizofrenia yang mengalami penelitian quasi eksperiment dengan
penurunan kemandirian dalam perawatan rancangan pre and post test without control
diri. Hal ini menunjukkan adanya kebutuhan . Pada desain ini peneliti hanya melakukan
pasien terhadap asuhan keperawatan defisit intervensi pada satu kelompok tanpa
perawatan diri yang didalamnya terdapat pembanding. Efektifitas perlakuan dinilai
jadwal harian perawatan diri. Pelaksanaan dengan membandingkan nilai pre test dan
jadwal harian perawatan diri pada asuhan post test (Dharma, 2011. H 94).
keperawatan defisit perawatan diri dapat

182 Pengaruh Pelaksanaan Jadwal Harian ...


GASTER Vol. XVI No. 2 Agustus 2018

Metode pengambilan sampel pada pertanyaan tentang berdandan, 3 pertanyaan


penelitian ini adalah menggunakan non tentang perawatan diri makan, 4 pertanyaan
probability sampling dengan jenis purposive tentang perawatan diri eliminasi. Penilaian
sampling. Dalam penelitian ini menggunakan menggunakan skala guttman, adapun skor
20 sampel. Penelitian mengenai pengaruh untuk tingkat kemandirian perawatan diri
pelaksanaan jadwal harian perawatan diri di adalah:
lakukan pada pasien skizofrenia di Dr. RM. 0 = Mandiri
Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah di ruang 1 - 15 = Bantuan
16 - 30 = Tergantung/Tidak dilakukan
maintenance pada 13 Juli sampai dengan 15
No Jeniskelamin Frekuensi %
Agustus 2017. 1 Laki-laki 11 55
2 Perempuan 9 45
Data demografi dalam penelitian ini Jumlah 20 100

terdiri dari Umur, jenis kelamin, tingkat Pembuatan jadwal dilakukan dengan
pendidikan. Instrument penelitian berupa mendiskusikan antara peneliti bersama
lembar observasi berisi pengukuran tingkat dengan responden mencakup jenis kegiatan
kemandirian perawatan diri yang berasal dan waktu pelaksanaan. Kegiatan perawatan
dari NANDA dalam Wilkinson (2012) yang diri yang sudah di diskusikan dan disepakati
penilaiannya telah dimodifikasi. dengan responden kemudian dimasukkan

Komponen perawatan diri yang dinilai dalam lembar jadwal harian perawatan

adalah kebersihan diri (mandi,oral hygiene, diri. Kegiatan yang dimasukkan ke dalam

keramas, memotong kuku), berpakaian/ jadwal yaitu kegiatan perawatan diri yaitu

berdandan, makan, eliminasi. mandi, menggosok gigi, keramas, potong


kuku, berpakaian, berdandan, makan. Jadwal
Lembar observasi berisi 30 pernyataan
dibuat 2 lembar satu di untuk responden dan
tentang tingkat kemandirian yang terdiri
satu untuk peneliti. Pelaksanaan dilakukan
dari 4 pertanyaan tentang perawatan diri:
selama 7 hari. Dalam jangka waktu tersebut
mandi, 4 pertanyaan tentang oral hygiene, 4
responden diobservasi pelaksanaan jadwalnya,
pertanyaan tentang keramas, 4 pertanyaan
dan dan untuk responden yang belum
tentang memotong kuku, 3 pertanyaan
melaksanakan terus diingatkan, dimotivasi,
tentang perawatan diri berpakaian, 4

Pengaruh Pelaksanaan Jadwal Harian ... 183


GASTER Vol. XVI No. 2 Agustus 2018

diberikan bimbingan dan pengawasan untuk 3 31 – 40 tahun 10 50


4 41 – 59 tahun 1 5
melaksanakan jadwal. Pada hari kedelapan
peneliti hanya melakukan observasi saja Berdasarkan tabel 4.1 diatas diketahui
dan tidak memberikan dorongan, bimbingan bahwa diketahui bahwa sebagian besar
pada responden untuk melaksanakan jadwal. usia responden adalah 31-40 tahun
Penilaian post test dilakukan pada hari sebanyak 10 orang (50,0%).
kedelapan.
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi berdasar Jenis
Kelamin pasien skizofrenia di RSJD
Analisa yang yang digunakan yaitu
Dr. RM Soedjarwadi Provinsi Jawa
analisa univariat untuk mengetahui distribusi Tengah (n = 20)
frekuensi data demografi dalam bentuk No Jenis Kelamin Frekuensi %
1 Laki-laki 11 55
presentase dan data sebelum dan sesudah
2 Perempuan 9 45
pelaksanaan jadwal dalam bentuk mean. Jumlah 20 100

Analisa bivariat dilakukan untuk mengetahui


Berdasarkan tabel 4.2 diatas diketahui
pengaruh pelaksanaan jadwal harian perawatan
bahwa sebagian besar jenis kelamin
diri terhadap tingkat kemandirian merawat
responden adalah laki-laki sebanyak 11
diri pada pasien skizofrenia di RSJD Dr
orang (55%).
RM. Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah
menggunakan uji statistik paired t test dengan Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi berdasar tingkat
pendidikan pada pasien skizofrenia
nilai p < 0,05. di RSJD Dr. RM Soedjarwadi
Provinsi Jawa Tengah (n = 20)

C. HASIL DAN PEMBAHASAN Tingkat pendidikan Frekuensi %


SD 8 40,0
1. Hasil Penelitian SMP 6 30,0
SMA 6 30,0
Karakteristik responden meliputi Jumlah 20 100
umur, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan.
Berdasarkan tabel di atas diketahui
Tabel 4.1 Distribusi frekuensi pasien skizo-
frenia berdasar umur di RSJD Dr. bahwa karakteristik responden berdasarkan
RM. Soedjarwadi Klaten (n = 20) tingkat pendidikan jumlah terbanyak pada
No Umur Frekuensi % tingkat SD dengan jumlah 8 orang atau
1 17 – 20 tahun 1 5
2 21 – 30 tahun 8 40 40,0 %.

184 Pengaruh Pelaksanaan Jadwal Harian ...


GASTER Vol. XVI No. 2 Agustus 2018

Tabel 4.4 Rerata kemandirian merawat diri (α<0,05) dan nilai t = 16,709 dengan
Sebelum dan Sesudah pelaksanaan
jadwal harian perawatan diri di nilai mean 9,200, maka Ha diterima dan
RSJD dr. RM Soedjarwadi Provinsi Ho ditolak jadi ada pengaruh pelaksanaan
Jawa Tengah (n = 20)
jadwal harian perawatan diri terhadap
Kelompok N Mean Min Maks SD
Pre 20 15,65 7 24 4,499 tingkat kemandirian merawat diri pada
Post 20 6,45 0 17 5,288
pasien skizofrenia di RSJD Dr. RM
Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa Soedjarwadi povinsi Jawa Tengah.
rerata skor sebelum pelaksanaan jadwal
adalah 15,65 dan setelah dilakukan jadwal 2. Pembahasan

rerata skor kemandirian adalah 6,45. a. Karakteristik Responden


1) Umur
Tabel 4.5 Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan mengguna- Distribusi responden menurut
kan uji Saphiro Wilks usia menunjukkan bahwa sebagian
Data Ρ Α Keterangan besar usia responden adalah pada
Pre 0,812 0,05 Normal
Post 0,056 0,05 Normal kelompok usia 31-40 tahun yaitu
10 orang (50%).
Berdasarkan tabel 4.5 diketahui
Sesuai dengan pernyataan
bahwa pre dengan nilai ρ = 0,812 (α >
Rochmawati (2013) dalam
0,05) dan post ρ = 0,056 (α > 0,05) maka
penelitiannya dengan judul
data berdistribusi normal.
manajemen kasus spesialis jiwa
Tabel 4.6 Analisa Bivariat defisit perawatan diri pada klien
Pengaruh pelaksaan jadwal harian gangguan jiwa menyatakan
perawatan diri terhadap peningkatan
Kemandirian Merawat Diri Pada bahwa pasien defisit perawatan
Pasien Skizofrenia di RSJD Dr. RM
diri ditemukan paling banyak
Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah.
pada usia 21 – 40 tahun, usia
Kelompok N T df Mean CI 95% ρ
Lower Upper tersebut merupakan usia
Pre 20 16,709 19 9,200 8,04 10,532 0,000
post dewasa pertengahan dimana
individu mendapatkan tuntutan
Berdasarkan uji statistik dengan
dari lingkungan sekitar untuk
paired t-test didapatkan nilai ρ = 0,000
mengaktualisasikan dirinya.

Pengaruh Pelaksanaan Jadwal Harian ... 185


GASTER Vol. XVI No. 2 Agustus 2018

Usia berkaitan dengan Perempuan cenderung lebih


kedewasaan yang berarti semakin peduli dengan citra tubuhnya
meningkat usia seseorang karena pada dasaranya perempuan
akan semakin meningkat pula cenderung ingin terlihat cantik
kedewasaan atau kematangannya dan sempurna dihadapan lawan
baik secara teknis ataupun jenis. Hal ini bisa mempengaruhi
psikologis serta akan semakin praktik hyiene perempuan lebih
mampu melaksanakan tugasnya baik daripada praktik hygiene
(Novita, 2016). laki-laki (Laili, 2014).
2) Jenis kelamin 3) Pendidikan
Responden dalam penelitian Pendidikan responden
ini sebagian besar jenis kelamin sebagian besar adalah SD sebanyak
adalah laki-laki sebanyak 11 8 orang (40%). Pengetahuan
responden (55 %. Hal ini sesuai pasien tentang penyakitnya
dengan penelitian Wijayanti sangat penting. Pendidikan dalam
(2014) yang menyatakan laki-laki pelaksanaan jadwal berhubungan
lebih bersiko menderita skizofenia dengan pengetahuan responden
dibandingkan perempuan. tentang perawatan diri dan
Mekanisme koping kemampuan baca tulis. Pendidikan
yang dilakukan laki-laki dan secara tidak langsung telah
perempuan pun berbeda dalam membawa individu kepada suatu
memecahkan masalah. Begitu bentuk usaha dari lingkungan
juga dalam melakukan kebersihan keluarganya ke dalam kelompok
diri. Faktor yang mempengaruhi teman sebayanya sehingga
personal hygiene salah satunya terlihat adanya kecenderungan
adalah faktor citra tubuh adalah bahwa semakin tinggi tingkat
cara pandang sesorang terhadap pendidikan seseorang semakin
bentuk tubuhnya citra tubuh tinggi kemandirian seseorang
sangat mempengaruhi dalam (Yessica, 2008).
praktik hygiene seseorang.

186 Pengaruh Pelaksanaan Jadwal Harian ...


GASTER Vol. XVI No. 2 Agustus 2018

b. Skor Tingkat kemandirian perawatan sehari-hari karena kehilangan


diri motivasi dan apatis berarti kehilangan
energi dan minat dalam hidup. Hal ini
Hasil penelitian menunjukkan
membuat pasien menjadi orang yang
bahwa sebagian besar pasien
malas, mereka tidak bisa melakukan
skizofrenia sebelum pelaksanaan
hal-hal yang lain selain tidur dan
jadwal perawatan diri, tingkat
makan (Yosep, 2009, h 219). Keadaan
kemandirian perawatan dirinya
apatis pada skizofrenia menyebabkan
masih kurang. Nilai terbanyak
terganggunya aktifitas rutin sehari-
adalah 17 dalam kategori tergantung
hari seperti mandi, menyisir rambut,
sebanyak 20%, nilai terendah 7 yaitu
gosok gigi dan tidak mempedulikan
masuk kategori bantuan sebanyak
kerapian diri atau berpakaian/
5%, dan nilai tertinggi 24 masuk
berdandan secara eksentrik (Ibrahim,
kategori tergantung sebanyak 10%.
2009, h 28).
Nilai rerata sebelum pelaksanaan
jadwal adalah 15,55%. Keadaan ini Kemandirian adalah kemampuan
menunjukkan masih banyak pasien atau keadaan dimana individu
yang membutuhkan dorongan dan mampu mengurus atau mengatasi
bantuan baik berupa pengawasan kepentingannya sendiri tanpa
atau bimbingan dari petugas untuk bergantung pada orang lain (Maryam,
melakukan perawatan diri. 2008). Menurut Muhith dan Siyoto
(2016, h103) pada orang yang sehat
Hal ini sesuai dengan tanda
seharusnya mampu melakukan ADL
yang muncul pada skizofrenia
secara mandiri. Kemandirian berarti
antara lain adalah penurunan atau
tanpa pengawasan, pengarahan atau
ketidakmampuan berkomunikasi, afek
bantuan orang lain.
tidak wajar atau tumpul, gangguan
kognitif serta mengalami kesukaran Sedangkan menurut Wilkinson
melakukan aktivitas sehari-hari (2012, h 164) Kemandirian merawat
(Keliat, 2011). Pasien skizofrenia diri adalah kemampuan untuk
mengalami penurunan pada aktivitas melakukan tugas fisik paling dasar

Pengaruh Pelaksanaan Jadwal Harian ... 187


GASTER Vol. XVI No. 2 Agustus 2018

dan aktivitas perawatan pribadi secara Tengah. Hasil ini sesuai dengan
mandiri dengan atau tanpa alat bantu. penelitian Novita. P (2016) yang
menunjukkan adanya pengaruh
Komponen perawatan diri yang
penerapan asuhan keperawatan defisit
dinilai meliputi kebersihan diri (mandi,
perawatan diri terhadap kemandirian
keramas, menyikat gigi, perawatan
personal hygiene.
kuku), berpakaian/ berdandan, makan/
minum, dan eliminasi. Jadwal harian perawatan diri
adalah pembagian waktu untuk
c. Pengaruh pelaksanaan jadwal harian
perawatan diri berdasar rencana
perawatan diri terhadap peningkatan
kegiatan dengan pembagian waktu
kemandirian merawat diri pada
pelaksananan yang terperinci.
pasien skizofrenia di RSJD Dr. RM.
Pelaksanaan jadwal harian adalah
Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah
bagian dari strategi pelaksanan dari
Hasil penelitian menunjukkan asuhan keperawatan pada pasien
bahwa pelaksanaan jadwal harian defisit perawatan diri. Proses
perawatan diri berpengaruh pada keperawatan bertujuan memberikan
tingkat kemandirian perawatan diri asuhan keperawatan sesuai dengan
dapat dilihat dari hasil sebelum kebutuhan dan masalah pasien
dan sesudah pelaksanaan jadwal. sehingga mutu keperawatan menjadi
Pengaruh dapat dilihat berdasarkan optimal (Keliat, 1998 dalam Direja,
hasil uji dengan paired t – test yang 2011 hal 35). Setiap mengajarkan
menunjukkan nilai ρ = 0,000 (α<0,05) kemampuan perawatan diri, perawat
dan nilai t = 16,709 dengan nilai menganjurkan pasien memasukkan
mean 9,200 maka Ha diterima dan Ho kemampuan yang diajarkan kedalam
ditolak. Jadi ada pengaruh pelaksanaan jadwal untuk dilaksanakan. Jadwal
jadwal harian perawatan diri terhadap harian dimasukkan kedalam form
peningkatan kemandirian merawat yang telah disiapkan oleh perawat.
diri pada pasien skizofrenia di RSJD Pemberian jadwal diberikan saat
Dr RM. Soedjarwadi Provinsi Jawa pasien berada di ruang maintenance.

188 Pengaruh Pelaksanaan Jadwal Harian ...


GASTER Vol. XVI No. 2 Agustus 2018

Jadwal di berikan oleh perawat dalam penatalaksanaan pada pasien


dan dilaksanakan pasien dari mulai skizofrenia faktor tersebut adalah
bangun pagi sampai tidur malam psikofarmaka. Dalam teori memang
selama pasien menjalani rawat inap. tidak disebutkan bahwa psikofarmaka
termasuk faktor yang mempengaruhi
Penelitian ini menunjukkan bahwa
kemandirian namun psikofarmaka
setelah dilakukan pelaksanaan jadwal
berpengaruh pada proses pikir,
harian perawatan diri maka tingkat
alam perasaan dan tingkah laku
kemandirian perawatan diri pada pasien
pasien skizofrenia. Psikofarmaka
skizofrenia mengalami peningkatan
menimbulkan efek samping antara
yang dapat dilihat pada rerata nilai
lain mengantuk, kelelahan, pusing
sebelum 15,55 dan sesudah menjadi
kelemahan otot,sehingga berpengaruh
6,45. Aktivitas dalam jadwal harian
pada responden dalam melaksanakan
perawatan diri adalah aktivitas yang
kegiatan jadwal perawatan diri. Selain
dilakukan oleh pasien, sesuai dengan
masalah perawatan diri, gejala lain
yang dinyatakan Laili (2014) dalam
yang muncul pada tiap reponden
penelitian yang berjudul “Pengaruh
berbeda-beda sehingga terapi yang
Aktivitas Mandiri: Personal Hygiene
diberikan juga tidak sama.
Terhadap Kemandirian Pasien Defisit
Perawatan Diri Pada Pasien Gangguan Tingkat Pendidikan responden
Jiwa”. Hasil penelitian menunjukan dalam penelitian ini berbeda – beda
terdapat pengaruh yang signifikan yaitu SD, SMP, SMA. Kemandirian
antara aktivitas mandiri: personal merawat diri responden berbeda – beda
hygiene terhadap kemandirian pasien karena pendidikan merupakan faktor
DPD. yang mempengaruhi kemandirian.
Jadi karena tingkat kemandirian yang
d. Keterbatasan penelitian
berbeda maka hal ini menjadi salah
Pada penelitian ini terdapat satu keterbatasan dalam penelitian
faktor yang tidak bisa hilangkan ini.
karena merupakan terapi utama

Pengaruh Pelaksanaan Jadwal Harian ... 189


GASTER Vol. XVI No. 2 Agustus 2018

DAFTAR PUSTAKA

Dharma, k. k. (2011). Metodologi Peneltian Keperawatan Panduan Melaksanakan dan


Menerapkan Hasil Penelitian. Jakarta: CV. Tans Info Media.

Direja, A. (2011). Asuhan keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika.

Ibrahim, A. S. (2011). Skizofrenia Spliting Personality. Tangerang: Jelajah Nusa.

Jalil, Abdul. (2015). Faktor yang Memengaruhi Penurunan Kemampuan Pasien dalam Melakukan
Perawatan di Rumah Sakit Jiwa. Jurnal Keperawatan Jiwa, 3(2) November, pp. 154-161.

keliat B. A (2010) Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta. EGC

Keliat B. A & Akemat. (2011). Keperawatan Jiwa Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta: EGC.

Kemenkes RI. (2013) Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta: Balitbang Kemenkes RI.
www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil%20Riskesdas%202013.pdf

Laili D N (2014) pengaruh aktivitas mandiri: personal hygiene terhadap kemandirian Pasien
defisit perawatan diriPada pasien gangguan jiwa. Jurnal Keperawatan dan Kebidanan.
http://download.portalgaruda.org

Manfaat Membuat Jadwal ( 2017 )http;//manfaat.co.id 31 Januari ( Di akses 28 Maret 2017 )

Novita P., Rottie, J.V & Wowiling, F. 2016. Pengaruh Penerapan Asuhan Keperawatan Defisit
Perawatan Diri Terhadap Kemandirian Personal Hygiene pada Pasien di RSJ. Prof. V.L
Ratumbusyang Manado Tahun 2016. e Journal Keperawatan (e-Kp), 4 (2) Juli.

Videbeck, Sheila L . (2008). Buku Ajar Keperawatan Jiwa; alih bahasa : Renata komalasari,
Afrina Hany; editor edisi bahasa Indonesia, pamilih Eko Karyuni. Jakarta: EGC

WHO. (2016) Skizofrenia. Dipetik 4 April 2017, dari www.who.int

Wilkinson, J. M. (2012). Diagnosis Keperawatan Diagnosis NANDA-I, Intervensi NIC, Hasil


NOC, (W.pratiani, Penyunt, & E Wahyuningsih, penerj ). Jakarta: EGC.

Yesica, L. (2008). Fenomena Kemandirian Pada Anak Tunggal. Semarang: Universitas Katolik
Soegijapranata, dipublikasikan.

Yosep, I. (2009). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditama

190 Pengaruh Pelaksanaan Jadwal Harian ...

Anda mungkin juga menyukai