TINJAUAN PUSTAKA
1982). Toxoplasma gondii dibedakan menjadi lima tipe, masing-masing tipe terdiri
atas berbagai galur, dapat diisolasi di tempattempat dari berbagai belahan dunia.
Setiap tipe memiliki karakteristik biologik dan patogenitas yang berbeda (Chandra,
2002).
(Hiswani, 2005). Parasit ini merupakan golongan Protozoa yang bersifat parasit
sangat penting karena infeksi yang terjadi pada saat kehamilan dapat menyebabkan
abortus spontan atau kelahiran anak yang dalam kondisi abnormal atau disebut
retardasi mental.
2.1.2 Morfologi
tiga bentuk yaitu takizoit (bentuk proliferatif), kista (berisi bradizoit) dan ookista
(berisi sporozoit) (Hiswani, 2005). Bentuk takizoit menyerupai bulan sabit dengan
ujung yang runcing dan ujung lain agak membulat. Ukuran panjang 4-8 mikron,
7
8
lebar 2-4 mikron dan mempunyai selaput sel, satu inti yang terletak di tengah bulan
sabit dan beberapa organel lain seperti mitokondria dan badan golgi (Sasmita,
2006). Bentuk ini terdapat di dalam tubuh hospes perantara seperti burung dan
mamalia termasuk manusia dan kucing sebagai hospes definitif. Takizoit ditemukan
pada infeksi akut dalam berbagai jaringan tubuh. Takizoit juga dapat memasuki tiap
sel yang berinti. Kista dibentuk di dalam sel hospes bila takizoit yang membelah
telah membentuk dinding. Ukuran kista berbeda-beda, ada yang berukuran kecil
hanya berisi beberapa bradizoit dan ada yang berukuran 200 mikron berisi kira-kira
3000 bradizoit. Kista dalam tubuh hospes dapat ditemukan seumur hidup terutama
di otak, otot jantung, dan otot bergaris. Di otak bentuk kista lonjong atau bulat,
tetapi di dalam otot bentuk kista mengikuti bentuk sel otot (Gandahusada, 2003).
mempunyai dinding, berisi satu sporoblas yang membelah menjadi dua sporoblas.
2 mikron dan sebuah benda residu. Toxoplasma gondii dalam klasifikasi termasuk
kelas Sporozoasida, berkembang biak secara seksual dan aseksual yang terjadi
secara bergantian.
Daur hidup Toxoplasma gondii melalui dua siklus yaitu siklus enteroepitel
seperti kucing. Siklus ekstraintestinal pula di dalam tubuh hospes perantara seperti
manusia, kambing dan domba. Pada siklus ekstraintestinal, ookista yang keluar
bersama tinja kucing belum bersifat infektif. Setelah mengalami sporulasi, ookista
akan berisi sporozoit dan menjadi bentuk yang infektif. Manusia dan hospes
Sporozoit-sporozoit ini menembus mukosa ileum dan mengikuti aliran darah dan
limfa menuju berbagai organ tubuh seperti otak, mata, hati dan jantung. Sporozoit
bebas akan membentuk pseudokista setelah berada dalam sel organ-organ tersebut.
Pseudokista tersebut berisi endozoit atau yang lebih dikenal sebagai takizoit.
plasenta bila ibunya mendapat infeksi primer waktu hamil. Pada Toksoplasmosis
10
akuista, infeksi dapat terjadi bila makan daging mentah atau kurang matang ketika
alat-alat untuk masak dan tangan oleh bentuk infektif parasit ini pada waktu
Pada orang yang tidak makan daging pun dapat terjadi infeksi bila ookista
yang dikeluarkan dengan tinja kucing tertelan. Kontak yang sering terjadi dengan
yang lebih tinggi di antara dokter hewan, mahasiswa kedokteran hewan, pekerja di
rumah potong hewan dan orang yang menangani daging mentah seperti juru masak
(Chahaya, 2003). Juga mungkin terinfeksi melalui transplantasi organ tubuh dari
donor penderita Toksoplasmosis laten kepada resipien yang belum pernah terinfeksi
Toxoplasma gondii. Infeksi juga dapat terjadi di laroratorium pada orang yang
bekerja dengan binatang percobaan yang diinfeksi dengan Toxoplasma gondii yang
hidup. Infeksi dengan Toxoplasma gondii juga dapat terjadi waktu mengerjakan
autopsi.
Peranan kucing sebagai hospes definitif merupakan salah satu faktor yang
ookista dalam tinjanya, yang dapat bertahan sampai satu tahun di dalam tanah yang
teduh dan lembab. Untuk mencegah hal ini, maka dapat di jaga terjadinya infeksi
pada kucing, yaitu dengan memberi makanan yang matang sehingga kucing tidak
berburu tikus. Kista jaringan dalam hospes perantara (kambing, sapi, babi dan
0C. Daging dapat menjadi hangat pada semua bagian dengan suhu 650C selama
empat sampai lima menit atau lebih, maka secara keseluruhan daging tidak
mengandung kista aktif, demikian juga hasil daging siap konsumsi yang diolah
11
dengan garam dan nitrat (Chahaya, 2003). Setelah memegang daging mentah
(tukang potong, penjual daging, tukang masak) sebaiknya cuci tangan dengan sabun
sampai bersih.
yaitu anak yang lahir cacat dengan retardasi mental dan gangguan motorik,
hamil yang diduga menderita infeksi primer dengan Toxoplasma gondii, dapat
2.2 Perilaku
sikap dan tindakan. Dengan kata lain, perilaku merupakan respon/reaksi seorang
individu terhadap stimulus yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya.
Respon ini dapat bersifat pasif (tanpa tindakan: berpikir, berpendapat, bersikap)
maupun aktif (melakukan tindakan) (Sarwono, 1993). Sesuai dengan batasan ini,
sikap tentang kesehatan. Perilaku aktif dapat dilihat, sedangkan perilaku pasif tidak
menyatakan bahwa perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme yang
dapat diamati dan bahkan dapat dipelajari. (dikutip dari Notoatmodjo, 2003).
seseorang terhadap stimulus/ rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi
Menurut Skinner (1938), dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus maka
Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi,
pengetahuan, kesadaran dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka.
Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek
2. Perilaku dalam bentuk sikap yaitu tanggapan batin terhadap keadaan atau
rangsangan dari luar. Dalam hal ini lingkungan berperan dalam membentuk
perilaku manusia yang ada di dalamnya. Sementara itu lingkungan terdiri dari,
lingkungan pertama adalah lingkungan alam yang bersifat fisik dan akan
mencetak perilaku manusia sesuai dengan sifat dan keadaaan alam tersebut.
Sedangkan lingkungan yang kedua adalah lingkungan sosial budaya yang bersifat
non fisik tetapi mempunyai pengaruh yang kuat terhadap pembentukan perilaku
manusia.
3. Perilaku dalam bentuk tindakan yang sudah konkrit, yakni berupa perbuatan atau
1. Faktor internal
Faktor yang berada dalam diri individu itu sendiri yaitu berupa kecerdasan,
antara kedua konstruksi ini cukup kompleks, antara lain dapat dilihat sebagai
berikut:
demikian pula perilaku yang sama dapat saja dairahkan oleh motivasi yang
berbeda.
diulang kembali. Kekuatan perilaku dapat melemah akibat dari perbuatan itu
2. Faktor eksternal
Faktor-faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat, tokoh
lahir.
adalah respon seseorang terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sehat-
sakit, penyakit dan faktor-faktor yang mempengaruhi sehat sakit (kesehatan), seperti
adalah semua aktivitas atau kegiatan seseorang baik yang dapat diamati maupun
15
yang tidak dapat diamati, yang berkaitan dengan pemeliharaan dan peningkatan
dari penyakit dan masalah kesehatan lain, meningkatkan kesehatan dan mencari
dari:
Perilaku Hidup Sehat adalah perilaku yang berkaitan dengan upaya atau
Olahraga teratur
Tidak merokok
Mengendalikan stress
Perilaku atau gaya hidup lain yang positif bagi kesehatan, misalnya tidak
Perilaku sakit ini mencakup respons seseorang terhadap sakit dan penyakit,
sakit,yang harus diketahui oleh orang sakit itu sendiri maupun orang lain
(terutama keluarganya).
pengetahuan dan sikap positif dan dukungan fasilitas saja, melainkan diperlukan
contoh (acuan) dari para tokoh masyarakat, tokoh agama, dan para petugas terutama
1. Faktor demografi
lebih baik dan berada dalam kondisi stress yang rendah dengan
dukungan sosial yang tinggi memiliki perilaku sehat yang lebih baik dari
pada orang yang memiliki resources yang lebih sedikit (Gottlieb &
2. Usia
dan orang dewasa, namun meningkat kembali pada orang yang lebih tua
3. Nilai
tetapi tidak bagi budaya lain (Donovan, Jessor & Costa, 1991 dalam
Silalahi, 2006).
4. Pengaruh Sosial
sehat (Broman, 1993; Lau, Quadrel & Hartman, 1990 dalam Silalahi,
2006).
5. Personal Goal
(Eiser & Gentle, 1988 dalam Silalahi, 2006). Jika tujuan menjadi atlet
olah raga secara teratur dibandingkan jika hal itu bukan tujuan personal.
6. Faktor kognisi
(Silalahi, 2006).
dengan kucing, tidak mencuci buah maupun sayur sebelum dimakan, dan kontak
dalam Indrayanti, 2014). Begitu pula menurut Sukaryawati (2011) dalam Indrayanti
18
konsumsi daging mentah atau setengah matang, konsumsi lawar, dan keberadaan
Kecamatan Mengwi.
gondii adalah mengonsumsi daging mentah atau setengah matang. Budaya di Bali
dalam mengolah lawar menggunakan darah segar menjadi salah satu sumber
penularan penyakit Toksoplasmosis. Selain itu penularan juga bisa melalui perantara
air, yakni salah satunya adalah air danau yang mengandung ookista Toxoplasma
gondii.
2.3 Danau
ekosistem air tawar yang ada di permukaan bumi, Secara fisik, danau merupakan
suatu tempat yang luas, mempunyai air yang tetap, jernih atau beragam dengan
matahari. Daerah yang dapat ditembus cahaya matahari sehingga terjadi fotosintesis
disebut daerah fotik. Daerah yang tidak tertembus cahaya matahari disebut daerah
2. Danau Eutrofik, yaitu danau yang mengandung banyak nutrien (kaya nutrien),
pada danau ini tinggi dan konsentrasi oksigen rendah. Walaupun jumlah dan
rendah.
berwarna coklat. Produktivitas primer pada danau ini rendah, yang umumnya
berasal dari hasil fotosintesa plankton. Tipe danau distrofik ini juga sedikit
mengandung nutrien dan pada bagian hipolimnion terjadi defisit oksigen. Suatu
1. Zona litoral, yaitu daerah perairan dangkal penetrasi cahaya sampai ke dasar.
2. Zona limnetik, yaitu daerah air terbuka sampai kedalaman penetrasi cahaya
yang efektif.
3. Zona profundal, yaitu merupakan bagian dasar dan daerah air yang dalam yang
Danau mempunyai fungsi ekonomi yang sangat tinggi. Salah satu fungsi
danau adalah perikanan, baik budidaya maupun perikanan tangkap. Danau juga
penting dari sisi tata air (antara lain mencegah kekeringan dan banjir) dalam
kaitannya dengan penyediaan air bersih, baik untuk minum, irigasi maupun industri.
Penjagaan kebersihan sumber-sumber air danau, danau itu sendiri dan saluran-
alirannya. Namun saat ini perairan danau sudah banyak tercemar, baik pencemaran
oleh zat kimia seperti limbah rumah tangga, limbah hotel dan pencemaran oleh
secara singkat pencemaran air dapat dikatakan sebagai turunnya kualitas air
alam, sehingga air tersebut tidak memenuhi syarat atau bahkan mengganggu
hal, yaitu (1) adanya pengkayaan unsur hara yang tinggi, sehingga terbentuk
komunitas biota dengan produksi yang berlebihan, (2) air diracuni oleh zat kimia
kehidupan di perairan (Southwick, 1976). Senada dengan hal tersebut Saeni (1989)
menjadi tiga jenis, yaitu (1) pencemaran kimiawi berupa bahan-bahan organik,
mineral, zat-zat beracun dan radioaktif, (2) pencemaran fisik berupa lumpur dan uap
tumbuhan pengganggu air, kontaminasi organisme mikro yang berbahaya atau dapat
badan perairan, dibedakan atas pencemaran yang disebabkan oleh alam dan
Menurut Davis dan Cornwell (1991), sumber bahan pencemar yang masuk
Sumber titik atau sumber pencemaran yang dapat diketahui secara pasti dapat
merupakan suatu lokasi tertentu seperti dari air buangan industry maupun
domestik serta saluran drainase. Pencemar bersifat lokal dan efek yang
Sedangkan sumber pencemar yang berasal dari sumber menyebar berasal dari
sumber yang tidak diketahui secara pasti. Pencemar masuk ke perairan melalui
run off (limpasan) dari permukaan tanah wilayah pertanian yang mengandung
pestisida dan pupuk, atau limpasan dari daerah permukiman dan perkotaan.