Anda di halaman 1dari 7

1.1.

1 Konsep pendekatan ‘Lantai’ (Floor Approach)


Momen puntir tingkat ditentukan melalui torsi lantai. Serangkaian beban lateral
yang bekerja di setiap lantai, pembebanannya dapat dipisahkan dalam dua bagian,
yaitu bagian translasi dan bagian rotasi (lihat gambar 2.1b dan c). Bagian
translasi dari pembebanan hanya menyebabkan translasi saja tanpa menimbulkan
rotasi horizontal pada diagframa lantai. Kondisi ini bisa dicapai jika beban lateral
pada setiap lantai diletakkan pada suatu pusat tertentu yang akan disebut sebagai
“pusat kekakuan lantai”. “Pusat kekakuan lantai” ini dimengerti suatu titik dalam
bidang setiap lantai, sedemikian rupa.

X Center of Rigidity

• Center of Mass

(a)
Translasi Rotasi

(b) (c)

Gambar 2.1 Letak pusat massa, pusat rotasi, gaya lateral dan momen
torsi pada pendekatan lantai

apabila serangkaian beban lateral statik luar yang bekerja diletakkan melaluinya,
maka setiap diagframa lantai hanya akan bertranslasi saja dan tidak berotasi.
Apabila letak dari titik pusat kekakuan lantai ini sudah diketahui, maka semua
torsi lantai Ti di lantai i, bisa diperoleh dari:

𝑇𝑖 = 𝑃𝑖 . 𝑒𝑖 (i=1,2,3,4 ) ........................................................................ (9)

ei disebut eksentrisitas lantai, yang merupakan jarak antara pusat massa dan pusat
kekakuan lantai di lantai i.

𝑒𝑖 = (𝑥𝑚 )𝑖 − (𝑥𝑅 )𝑖 (i=1,2,3,4 ) ........................................................ (9)

(𝑥𝑚 )𝑖 adalah koordinat pusat massa lantai i, dan (𝑥𝑅 )𝑖 adalah koordinat pusat
kekakuan lantai i terhadap sumbu acuan yang dipilih.
‘Pusat massa lantai’ dimengerti sebagai suatu titik pada masing-masing lantai,
yang merupakan titik tangkap resultante beban gravitasi yang bekerja pada
masing-masing lantai itu.

Semua elemen struktur vertikal/kolom tepat di bawah lantai i, 6 yaitu dalam ruang
tingkat k, akan mengalami ‘momen puntir tingkat’. Momen puntir tingkat k
diperoleh dari:

(𝑀𝑡 )𝑘 = ? 𝑇𝑖 .......................................................................................... (9)

“Momen puntir tingkat” merupakan jumlah kumulatif dari semua torsi lantai yang
ada diatas suatu tingkat.

Untuk menentukan letak dari pusat kekakuan lantai dari tiap lantai, maka perlu
dilakukan potongan-potongan benda bebas (freebody) dari tiap lantai seperti yang
tampak pada gambar 2.2a

Misalkan ViA, ViB, dan ViC (i=1,2,3,...) adalah gaya geser elemen struktur vertikal
dari portal A, B, C, tepat dibawah lantai i, yang timbul akibat bekerjanya
serangkaian beban lateral luar pada pusat kekakuan lantai.
x = Center of Rigidity

(a) (b)

Gambar 2.2 Potongan-potongan benda bebas (freebody) dari tiap lantai

Kesetimbangan translasi (translation equilibrium) potongan benda bebas dari tiap


lantai, dapat dinyatakan sebagai:

(𝑉𝑖𝐴 − 𝑉𝑖+1,𝐴 ) + (𝑉𝑖𝐵 − 𝑉𝑖+1,𝐵 ) + (𝑉𝑖𝐶 − 𝑉𝑖+1,𝐶 ) = 𝑃𝑖 (i=1,2,3,...) .. (9)

Selisih gaya geser elemen struktur vertikal tepat dibawah dan diatas lantai i adalah
reaksi total dari elemen struktur vertikal (frame reaction) pada lantai i, yang
dinyatakan sebagai berikut:

(𝑉𝑖𝑗 − 𝑉𝑖+1,𝑗 ) = 𝑓𝑖𝑗 (i=1,2,3,...) (j=A,B,C) ........................................ (9)


Selanjutnya persamaan (5) dapat ditulis sebagai

𝑓𝑖𝐴 + 𝑓𝑖𝐵 + 𝑓𝑖𝐶 = 𝑃𝑖 (i=1,2,3,...) ......................................................... (9)

Selanjutnya, potongan benda bebas pada gambar 2.2a, dapat digambarkan sebagai
potongan benda bebas dari tiap lantai, yang dikenakan reaksi-reaksi total dari
elemen-elemen struktur vertikalnya, sebagaimana yang tampak pada gambar 2.2b.

Sehubungan dengan tidak adanya rotasi yang terjadi di semua lantai (hanya
translasi saja), maka haruslah resultante momen (torsi lantai) adalah nol untuk
setiap lantai. Tentunya hal ini bisa terjadi, jika beban Pi (i=1,2,3,...) bekerja
melalui pusat kekakuan lantai. Atau dengan kondisi yang ekivalen, yaitu beban
lateral tersebut tetap bekerja di pusat massa lantai, tetapi rotasi setiap lantainya
dikekang. Pengekangan lantai sama artinya dengan memberikan ‘torsi kekang’

yang besarnya sama dan berlawanan arah dengan torsi lantai.

Selanjutnya cukup hanya dengan pembebanan translasi saja, reaksi gaya-gaya


geser elemen-elemen vertikal ini sudah bisa diketahui. Dengan demikian letak
pusat kekakuan lantai juga sudah bisa diketahui. Letak pusat kekakuan lantai ini,
diperoleh dengan menjumlahkan seluruh statis momen (first moments) dari reaksi
geser elemen-elemen struktur vertikal, lalu membaginya dengan reaksi geser total
yang besarnya sama dengan beban lateral luar yang bekerja pada lantai yang
ditinjau. Oleh karenanya maka “pusat kekakuan lantai” bisa dimengerti juga
sebagai titik kerja resultante dari gaya-gaya geser elemen struktur vertikal, yang
bekerja pada diagframa lantai sebagai potongan benda bebas.

1.1.2 Konsep pendekatan ‘Tingkat’ (Story Approach)


Momen puntir tingkat ditentukan melalui ‘Beban geser tingkat’. Yang dimaksud
dengan beban geser tingkat adalah jumlah kumulatif beban-beban lateral yang
bekerja pada setiap lantai, diatas suatu ruang tingkat yang ditinjau.

Melalui konsep pendekatan ini, momen puntir tingkat di tingkat k diperoleh


langsung dari beban geser tingkat (story shear) Vk di tingkat tersebut, yang
dinyatakan sebagai berikut:
(Mt)k = Vk.ek ........................................................................................... (9)

ek disebut eksentrisitas tingkat yang merupakan jarak horizontal antara


‘pusat beban geser tingkat’ dengan ‘pusat kekakuan tingkat’. Pusat kekakuan
tinngkat dimengerti sebagai suatu titik tepat dibawah lantai atas suatu ruang
tingkat yang apabila beban geser tingkat tersebut bekerja melaluinya, maka
tingkat tersebut tidak mengalami momen puntir tingkat. Pusat kekakuan tingkat
ini bisa disebut juga sebagai pusat puntiran tingkat. Pusat beban geser tingkat
dimengerti sebagai suatu titik tepat dibawah lantai atas suatu tingkat yang dilalui
oleh garis kerja proyeksi vertikal dari resultante beban-beban lateral yang bekerja
diatas tingkat tersebut.

Eksentrisitas tingkat bisa ditentukan dengan cara melakukan potongan


pada tingkat k yang ditinjau, lalu memperhatikan kesetimbangan benda bebas
diatas potongan tersebut. Perhatikan gambar 2.3, yang menunjukkan potongan
benda bebas di setiap tingkat. Semua beban lateral bekerja pada pusat massa pada
masing-masing lantai. Sesuai dengan prinsip superposisi elastik, maka kondisi
tersebut sama dengan hasil penjumlahan akibat pembebanan melalui pusat
kekakuan lantai saja (pembebanan translasi saja), dengan akibat puntiran saja
(pembebanan torsi saja). Jika pada potongan elemen-elemen struktur
vertikal/kolom diberi ‘variabel’ gaya geser akibat pembebanan translasi saja,
maka pada bidang potongan tingkat itu haruslah ditambahkan ‘variabel’ momen

puntir tingkat (Mt)k. Hal ini ternyata supaya kondisinya sama dengan kondisi
akibat jika beban-beban lateralnya melalui pusat massa.

Resultante gaya-gaya geser dalam semua elemen struktur vertikal dalam arah x,
besarnya sama dengan kumulatif beban-beban lateral diatas potongan tingkat yang
ditinjau yaitu ∑4𝑖=𝑘 𝑃𝑖 . Resultante ini memulai pusat kekakuan tingkat itu.

Misalkan (xs)k adalah koordinat pusat geser tingkat k terhadap sumbu acuan
global.
Gambar 2.2 Potongan benda bebas di setiap tingkat

Sesuai dengan mekanika teknik, maka momen puntir tingkat bisa dinyatakan
dalam persamaan kesetimbangan terhadap sumbu acuan (sumbu z) sebagai
berikut:

Anda mungkin juga menyukai