Anda di halaman 1dari 9

GANGGUAN RASA NYAMAN PADA PASIEN

HIPERTENSI
Maria, Insana
Dosen Ilmu Keperawatan di Akademi Keperawatan Intan Martapura

Email: -

ABSTRAK

Latar belakang: Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu penyebab
gangguan rasa nyaman yang dapat terjadi pada aspek biologis, psikologis, sosial dan
spiritual. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran gangguan rasa nyaman
pada pasien Hipertensi di wilayah kerja Unit Pelaksana Teknis Puskesmas Martapura 1.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Populasi dalam
penelitian sebanyak 150 orang dan sampel 109 responden dengan menggunakan teknik
pengambilan purposive sampling. Metode pengumpulan data dengan menggunakan
kuesioner.
Hasil: Penelitian ini menunjukkan mayoritas responden pada aspek biologis mengalami
ketidak nyamanan sebanyak 80,7%. Mayoritas responden pada aspek psikologis
mengalami ketidak nyamanan sebanyak 67%. Mayoritas responden pada aspek sosial
mengalami ketidak nyamanan sebanyak 64,2%. Mayoritas responden pada aspek spiritual
mengalami ketidak nyamanan sebanyak 70,6%. Mayoritas responden mengalami
ketidaknyamanan sebanyak 75,2%.
Kesimpulan: Dalam penelitian ini disarankan untuk pasien agar menambah wawasan
tentang pengendalian rasa nyaman agar mampu diterapkan untuk pengendalian dari efek
Hipertensi.

Kata kunci : Biopsikososial, Gangguan rasa nyaman, Hipertensi, Spiritual


LATAR BELAKANG Akibat yang akan ditimbulkan adalah
mual, kebingungan, kelelahan, sulit
Hipertensi atau tekanan darah tinggi tidur. Apabila tidak segera diatasi maka
merupakan sebuah kondisi medis akan menyebabkan pembuluh darah
dimana orang yang tekanan darahnya yang menyempit dan menyebabkan
meningkat diatas normal yaitu 140/90 terhambatnya jaringan sel otak.
mmHg dan dapat mengalami resiko Pada pasien hipertensi dengan
kesakitan (morbiditas) bahkan kematian gangguan rasa nyaman perawat dapat
(mortalitas), tanda dan gejala dari memberikan informasi (Penkes),
hipertensi salah satunya adalah tindakan keperawatan, seperti tekhnik
gangguan rasa nyaman. (Menurut Rusdi nafas dalam, massage, kompres, dan
& Isnawati, 2010). kolaborasi dalam pemberian obat-
Menurut WHO (World Hearlth obatan.
Organization) pada tahun 2013
Hipertensi menduduki urutan ke dua METODE
dengan jumlah 1 milliar orang di dunia Jenis penelitian dalam
menderita hipertensi, di Indonesia pada penelitian ini adalah studi deskrptif,
tahun 2013 hipertensi menduduki urutan yaitu suatu metode yang dilakukan
pertama dengan jumlah penderita untuk mendeskripsikan atau
sebanyak 65.048.110, tahun 2013 di menggambarkan suatu fenomena yang
Provinsi Kalimantan Selatan penderita terjadi di dalam masyarakat
hipertensi menduduki urutan pertama (Notoatmodjo, 2010 : 36). Penelitian ini
dengan penderita sebanyak 1.205.483 digunakan untuk mengidentifikasi
jiwa, tahun 2015 di Kabupaten Banjar gambaran gangguan rasa nyaman paa
dengan jumlah penderita sebanyak 7.738 pasien hipertensi di wilayah kerja unit
jiwa, dan di Puskesmas Martapura 1 pelaksana teknis Puskesmas Martapura 1
menempati urutan kedua, dari bulan periode 2017-2018.
februari 2018 sampai tangal 03 mei Populasi dalam penelitian ini adalah
2018 di dapat penderita sebanyak 150 seluruh responden dengan hipertensi di
jiwa (Depkes RI, 2010) wilayah kerja puskesmas martapura 1
Pasien dengan hipertensi akan berjumlah 150 orang periode 1 mei 2018
mengalami tanda dan gejala gangguan – 3 juni 2018 yang bertempat tinggal di
rasa nyaman, gangguan rasa nyaman wilayah kerja Puskesmas Martapura 1.
adalah perasaan kurang senang, lega dan Sampel dalam penelitian ini berjumlah
sempurna dalam dimensi fisik, 109 orang. secara purposive sampling.
psikospiritual, lingkungan dan sosial.
HASIL

Hasil penelitian mengenai gangguan rasa nyaman pada responden dapat dilihat pada tabel
berikut ini.

Tabel 1 : Distribusi Frekuensi Responden

No Jenis Kelamin Jumlah %


1 Laki-Laki 31 28,4
2 Perempuan 78 71,6
Jumlah 109 100
No Umur Jumlah %
1 26-45 21 19,3
2 46-65 71 65,1
3 >65 17 15,6
Jumlah 109 100
No Pendidikan Jumlah %
1 SD 78 71,6
2 SMP 19 17,4
3 SMA 9 8,3
4 PT/Sederajat 3 2,8
Jumlah 109 100
No Pekerjaan Jumlah %
1 IRT 57 52,3
2 SWASTA 49 45,0
3 PNS 3 2,8
Jumlah 109 100

Berdasarkan Tabel 1, bahwa mayoritas responden berdasarkan kategori jenis


kelamin mengalami gangguan rasa nyaman mayoritas adalah perempuan, sebanyak 78
responden (71,6%). Berdasarkan kategori umur mengalami gangguan rasa nyaman
mayoritas pada rentang usia 46-65 tahun sebanyak 71 esponden (65,1%). Berdasarkan
kategori Pendidikan mengalami gangguan rasa nyaman mayoritas berpendidikan SD
sebanyak 78 responden (71,6%). Berdasarkan kategori pekerjaan yang mengalami
gangguan rasa nyaman mayoritas bekerja sebagai ibu rumah tangga sebanyak 57
responden (52,3%).

Tabel 2: Kategori Gangguan Rasa Tabel 3 : Kategori Gangguan Rasa


Nyaman pada Pasien Hipertensi Nyaman Berdasarkan Dimensi
No Gangguan Jumlah % Biologis
Rasa No Biologis Jumlah %
Nyaman 1 Ketidak 88 80,7
1 Ketidak 82 75,2 nyamanan
nyamanan 2 Kenyamanan 21 19,3
2 Kenyamanan 27 24,8 Jumlah 109 100
Jumlah 109 100 Berdasarkan Tabel 3 mayoritas
Berdasarkan Tabel 2, bahwa responden mengalami ketidak nyamanan
mayoritas responden mengalami ketidak sebanyak 88 responden (80,7%), dan
nyamanan sebanyak 82 responden kategori kenyamanan sebanyak 21
(75,2%), dan kategori kenyamanan responden (19,3%).
sebanyak 27 responden (24,8%).
Tabel 4: Kategori Gangguan Rasa Berdasarkan tabel 4.12 mayoritas
Nyaman Berdasarkan Dimensi responden mengalami ketidak nyamanan
Psikologis sebanyak 70 responden (64,2%), dan
No Psikologis Jumlah % kategori kenyamanan sebanyak 39
1 Ketidak 73 67 responden (35,8%).
nyamanan
2 Kenyamanan 36 33 Tabel 5 : Kategori Gangguan Rasa
Jumlah 109 100 Nyaman Berdasarkan Dimensi
Berdasarkan tabel 4 mayoritas Spiritual
responden mengalami ketidak nyamanan No Spiritual Jumlah %
sebanyak 73 responden (67%), dan 1 Ketidak 77 70,6
kategori kenyamanan sebanyak 36 nyamanan
responden (33%). 2 Kenyamanan 32 29,4
Jumlah 109 100
Tabel 4 : Kategori Gangguan Rasa Berdasarkan tabel 4.13 mayoritas
Nyaman Berdasarkan Dimensi Sosial responden mengalami ketidak nyamanan
No Sosial Jumlah % sebanyak 77 responden (70,6%), dan
1 Ketidak 70 64,2 kategori kenyamanan sebanyak 32
nyamanan responden (29,4%).
2 Kenyamanan 39 35,8
Jumlah 109 100

PEMBAHASAN

Gangguan Rasa Nyaman pada Pasien pendidikan yang rendah juga


Hipertensi mempengaruhi gangguan rasa nyaman,
mayoritas reponden yang penulis teliti
Hasil penelitian yang penulis memiliki tingkat pendidikan sekolah
dapatkan menunjukkan bahwa tingkat dasar, sehingga kemungkinan
gangguan rasa nyaman masuk kategori mempengaruhi pada tingkat
ketidaknyamanan sebanyak 81,7%. pengetahuan tentang pengendalian rasa
Gangguan rasa nyaman ini kemudian nyaman. Faktor usia juga dapat
dibagi lagi menjadi empat dimensi, yaitu mempengaruhi kenyamanan, mayoritas
biologis, psikologis, sosial dan spiritual. responden yang penulis teliti berumur
Pada dimensi biologis, mayoritas 46-65 tahun, hal ini kemungkinan
responden mengalami ketidak nyamanan dikarenakan pada usia tersebut
sebanyak 88 responden (80,7%), yang kurangnya tingkat kepekaan terhadap
mayoritas kebanyakan mengalami kesehatan, sehingga ketidak
pusing .mayoritas responden yang kenyamanan dapat terjadi.
penulis teliti berjenis kelamin Hasil penelitian yang mendukung
perempuan. Hal ini kemungkinan penelitian ini adalah penelitian Nita
dikarenakan perempuan kurang mampu Syamsiah (2014) dengan judul
untuk mengontrol emosi yang “Pengaruh Relaksasi Autogenik
mengakibatkan gangguan rasa nyaman terhadap Tingkat Nyeri Akut pada
timbul. Profesi pekerjaan juga dapat Pasien Abdominal Pain di IGD RSUD
mempengaruhi gangguan rasa nyaman, Karawang 2014” memiliki hasil yang
mayoritas responden yang penulis teliti menyatakan bahwa tekhnik relaksasi
adalah ibu rumah tangga, hal ini napas dalam efektif untuk mengatasi
kemungkinan dikarenakan ibu rumah ketidak nyamanan, sedangkan pada
tangga memiliki waktu yang lebih penelitian yang dilakukan responden
sedikit untuk beristirahat dan bekerja sebagai ibu rumah tangga, hal
mengendalikan rasa nyaman. Tingkat ini kemungkinan menyebabkan
berkurangnya waktu istirahat/relaksasi. mengalami pusing. Hal ini kemungkinan
Hasil penelitian tersebut mendukung dikarenakan, saat tekanan darah terus
pada hasil penelitian yang penulis meningkat, maka lapisan otak akan
lakukan, hal ini kemungkinan rusak, kerusakan inilah yang kemudian
dikarenakan responden yang berstatus membuat terjadinya penyumbatan
ibu rumah tangga. pembuluh darah yang membawa darah
Adapun penelitian Tri menuju otak. Jika sudah terjadi
Novitaningtyas (2014) dengan judul sumbatan, maka aliran darah ke otak
“Hubungan karakteristik (Umur, jenis akan terganggu, leher akan terasa
kelamin, tingkat pendidikan) dan tegang, dan bagian belakang kepala akan
aktivitas fisik dengan tekanan darah terasa sakit.
pada lansia di Kelurahan Makam Haji Hasil penelitian yang dilakukan oleh
Kecamatan Kartasura Kabupaten Chandra Kristianto Patasik dengan judul
Sukoharjo” memiliki hasil yang “Efektifitas Teknik Relaksasi Nafas
menyatakan bahwa tingkat pendidikan Dalam dan Guided Imagery terhadap
awal cenderung tekanan darahnya dalam Penurunan Nyeri pada Pasien Post
kategori normal. Sedangkan, hasil Sectio Caesare di Irina D Blu RSUP
penelitian yang penulis lakukan Prof.Dr.R.Dkandou Manado” memiliki
responden dengan tingkat pendidikan hasil yang menyatakan bahwa adanya
sekolah dasar mengalami gangguan rasa perubahan intensitas nyeri sebelum dan
nyaman pada penyakit hipertensi. Hal sesudah dilakukan teknik relaksasi nafas
ini kemungkinan dikarenakan tingkat dalam. Sedangkan, pada hasil penelitian
pendidikan yang sama dengan peneliti. responden merasakan pusing, hal ini
Hakiki,2015; Isroni, 2013; Hadi; kemungkinan di karenakan individu
2015 menyatakan bahwa Penderita yang dalam merespon nyeri yang berbeda-
memiliki pendidikan lebih tinggi akan beda.
mempunyai pengetahuan yang lebih Syahriani (2010) menunjukkan
luas, juga memungkinkan pasien itu perbedaan tingkat nyeri yang di
dapat mengontrol dirinya dalam persepsikan oleh Pasien disebabkan oleh
mengatasi masalah yang dihadapi. Teori kemampuan sikap individu dalam
ini sejalan dengan hasil penelitian yang merespon dan mempersepsikan nyeri
penulis lakukan. yang dialami.
Pada hasil penelitian yang penulis Pada hasil penelitian yang penulis
lakukan, terdapat gangguan rasa nyaman lakukan didapatkan bahwa gangguan
(ketidak nyamanan) sebanyak 81,7%. rasa nyaman pada dimensi biologis
Perlunya di berikan pendidikan mengalami ketidak nyamanan sebanyak
kesehatan kepada responden tentang 88 (80,7%) responden, saran untuk
penanganan gangguan rasa nyaman, penderita hipertensi yang mengalami
contohnya tekhnik relaksasi nafas gejala pusing adalah melakukan tekhnik
dalam, menganjurkan untuk mengatur relaksasi, memperhatikan asupan
pola aktivitas, menganjurkan untuk makanan, hindari kafein karena dapat
menghindari perilaku yang dapat memperburuk sakit kepala yang dialami
memicu timbulnya gangguan rasa dan yang terakhir adalah mengkonsumsi
nyaman. obat pereda nyeri.

Gangguan Rasa Nyaman berdasarkan Gangguan Rasa Nyaman berdasarkan


Dimensi Biologis Dimensi Psikologis

Hasil penelitian ini menunjukkan Dari hasil penelitian yang penulis


bahwa gangguan rasa nyaman pada lakukan didapatkan bahwa tingkat
dimensi biologis ditemukan pada gangguan rasa nyaman Pada dimensi
mayoritas responden sebanyak 88 psikologis mayoritas responden
responden (80,7%), yang mayoritas mengalami ketidak nyamanan sebanyak
73 responden (67%), yang mayoritas kemungkinan mengalami kecemasan,
mengalami penurunan kemampuan kesepian, sampai pada tahap depresi.
dalam mengenali rasa marah, hal ini Pada hasil penelitian yang penulis
kemungkinan dikarenakan pada lakukan didapatkan bahwa gangguan
penderita hipertensi tidak dapat rasa nyaman pada dimensi psikologis
mengendalikan stres dengan baik, hal ini mengalami ketidak nyamanan sebanyak
membuat otak mengeluarkan amarah 73 (67%) responden, saran untuk
sebagai responnya. Kemungkinan penderita hipertensi yang mengalami
selanjutnya adalah dikarenakan ada gejala penurunan kemampuan dalam
pengaruh dari obat hipertensi, obat mengenali rasa marah adalah dengan
hipertensi dapat mengganggu kerja otak berlatih untuk melakukan relaksasi,
dalam mengelola stres dan emosi. relaksasi dapat membantu
Hasil penelitian yang mendukung mengendalikan diri dari amarah.
dengan penelitian ini oleh Agus Antara
(2015) dengan judul “Korelasi Kualitas Gangguan Rasa Nyaman berdasarkan
Tidur dengan Nyeri Kepala Primer pada Dimensi Sosial
Siswa-siswi Sekolah Menengah Atas
Negeri 1 Amlapura Kabupaten Hasil penelitian yang penulis
Karangasem” memiliki hasil yang lakukan menyatakan bahwa tingkat
menyatakan bahwa Faktor Psikososial gangguan rasa nyaman Pada dimensi
yaitu adanya kecemasan dan depresi dan biologis mayoritas responden
rendahnya kepercayaan diri yang sering mengalami ketidak nyamanan sebanyak
menjadi masalah psikologis. Sedangkan 70 responden (64,2%), yang mayoritas
pada hasil penelitian, responden mengalami kesulitan dalam
mengalami penurunan kemampuan bersosialisasi, hal ini kemungkinan
mengenali rasa marah, hal ini dikarenakan pada penderita hipertensi
kemungkinan dikarenakan mengalami ketidak percayaan diri terkait
meningkatnya kecemasan dan faktor dengan citra diri yang rendah.
depresi akibat hipertensi. Hasil penelitian yang di lakukan
Adapun penelitian dari Meta Amelia oleh Amie Ristianti dengan judul
Widya Saputri dengan judul “hubungan “hubungan antara dukungan sosial
antara dukungan sosial dengan depresi teman sebaya dengan identitas diri pada
pada lanjut usia yang tinggal di Panti Remaja Di SMA Pusaka 1 Jakarta”
Wreda Wening Wardoyo Jawa Tengah” memiliki hasil yang menyatakan bahwa
memiliki hasil yang menyatakan dukungan sosial sangat berpengaruh
dukungan sosial bagi lanjut usia sangat terhadap pembentukan identitas diri.
penting, karena dukungan sosial yang Sedangkan pada penelitian yang
baik telah terbukti menurunkan depresi dilakukan responden mengalami
parental dan bertindak sebagai suatu kesulitan dalam bersosialisasi. Hal ini
pelindung bagi lanjut usia yang kemungkinan dikarenakan perbedaan
bersangkutan dari akibat negatif depresi. lokasi penelitian yaitu di sekolah dan di
Sedangkan pada penelitian yang lingkungan masyarakat.
dilakukan, responden mengalami Hilman (2002) menyatakan bahwa
penurunan kemampuan dalam dukungan biasanya terjadi dalam
mengenali rasa marah. Hal ini interaksi sehari-hari, misalnya melalui
kemungkinan dikarenakan kurangnya hubungan akrab yang dijalin bersama
dukungan sosial pada penderita teman sebaya melalui suatu
hipertensi. perkumpulan di kehidupan sosialnya.
Wirasto (2007) menunjukkan Pada hasil penelitian yang
tingginya stressor dan peristiwa- penulis lakukan didapatkan bahwa
peristiwa kehidupan yang tidak gangguan rasa nyaman pada dimensi
menyenangkan dapat menimbulkan sosial mengalami ketidak nyamanan
sebanyak 70 (64,2%) responden, saran
untuk penderita hipertensi yang Menurut Wahyuni (dalam Gunarsa
mengalami gangguan rasa nyaman pada dan Gunarsa, 2000) bahwa kondisi
dimensi sosial adalah sering melakukan internal termasuk kondisi psikis
kegiatan dilingkungan tempat tinggal, merupakan salah satu faktor yang dapat
seperti ikut yasinan, tahlilan dan mempengaruhi prestasi.
kegiatan keagamaan yang lainnya. Pada hasil penelitian yang penulis
lakukan didapatkan bahwa gangguan
Gangguan Rasa Nyaman berdasarkan rasa nyaman pada dimensi spiritual
Dimensi Spiritual mengalami ketidak nyamanan sebanyak
77 (70,6%) responden, saran untuk
Hasil penelitian yang penulis penderita hipertensi yang mengalami
lakukan menunjukkan bahwa tingkat gejala perkembangan diri yang menurun
gangguan rasa nyaman Pada dimensi adalah sering memeriksakan kesehatan
biologis mayoritas responden di layanan kesehatan dan mengonsumsi
mengalami ketidak nyamanan sebanyak obat-obatan hipertensi sesuai instruksi
77 responden (70,6%), yang mayoritas yang diberikan.
mengalami perkembangan diri yang
menurun, hal ini kemungkinan KESIMPULAN
dikarenakan terhambatnya untuk
melakukan aktivitas yang dapat Data hasil penelitian yang telah
membangun suatu kegiatan yang bisa dilakukan dapat diambil kesimpulan
membuat diri menjadi berkembang sebagai berikut : Tingkat gangguan rasa
seperti pusing, dan cemas. nyaman pada responden di wilayah kerja
Hasil penelitian oleh Sri Maslihah UPT Puskesmas Martapura 1 yang
(2011) dengan judul”studi tentang terbanyak masuk dalam kategori ketidak
hubungan dukungan sosial , penyesuaian nyamanan sebanyak 82 responden
sosial di lingkungan sekolah dan prestasi (75,2%). Berdasarkan dimensi biologis
akademik siswa smpit assyfa boarding yang terbanyak masuk dalam kategori
school subang jawa barat” memiliki ketidak nyamanan sebanyak 88
hasil yang menyatakan bahwa dukungan responden (80,7%.). Berdasarkan
sosial yang menyentuh kebutuhan dimensi psikologis yang terbanyak
emosional khususnya pengakuan akan masuk dalam kategori ketidak nyamanan
kemampuan dan kualitas diri sehingga sebanyak 73 responden (67%).
merasa menerima penghargaan dan Berdasarkan dimensi sosial yang
kasih sayang memiliki makna yang terbanyak masuk dalam kategori ketidak
besar. Sedangkan pada penelitian yang nyamanan sebanyak 70 responden
dilakukan, didapatkan hasil responden (64,2%). Berdasarkan dimensi sosial
mengalami perkembangan diri yang yang terbanyak masuk dalam kategori
menurun. Hal ini kemungkinan ketidak nyamanan sebanyak 77
dikarenakan dukungan sosial yang responden (70,6%). Berdasarkan hasil
diberikan dilingkungan responden tidak penelitian, penulis memberikan saran
ada atau kurang. yang mungkin dapat bermanfaat dan
Adapun hasil penelitian yang dapat digunakan sebagai bahan
mendukung oleh Fani Kumalasari pertimbangan untuk yang lebih baik
(2012) dengan judul “hubungan antara lagi. Bagi pasien disarankan agar
dukungan sosial dengan penyesuaian menambah wawasan tentang
diri remaja di panti asuhan” memiliki pengendalian rasa nyaman agar mampu
hasil yang menyatakan bahwa dukungan diterapkan untuk pengendalian dari efek
sosial berpengaruh terhadap penyesuaian Hipertensi. Bagi Tenaga Kesehatan
diri. Hal ini sejalan karena dukungan diharapkan dapat memberikan
sosial yang tidak ada pada responden peningkatan terhadap kenyamanan pada
sehingga terjadilah perkembangan diri responden hipertensi dengan gangguan
yang menurun. rasa nyaman dalam dimensi biologis,
psikologis, sosial, spiritual. Bagi Dengan Kepatuhan Dalam
Keluarga Diharapkan selalu Pembatasan Asupan
mendampingi responden untuk Cairan di RS PKU
memberikan motivasi. Bagi peneliti Muhammadiyah
dapat menambah wawasan dalam Yogyakarta
menganalisa suatu permasalahan Rusdi & Isnawati.(2009). Awas Anda
mengenai gangguan rasa nyaman pada Bisa Mati Cepat Akibat
pasien hipertensi dan juga sebagai Hipertensi& Diabetes.
tambahan ilmu pengetahuan yang sangat Jogjakarta:Power Books
berharga dalam kehidupan peneliti itu (Ihdina)
sendiri. Bagi Peneliti Berikutnya Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak
Diharapkan meneliti bisa menggunakan Menular. Pedoman Teknis
variabel lain yang belum diteliti seperti Penemuan dan Tata Laksana
lingkungan dan fasilitas kesehatan Penyakit Hipertensi.
dengan sampel yang berbeda. Jakarta:Departemen
Kesehatan RI;(2013)
ACKNOWLEDGMENT Dita, A. (2010). Gejala dan Mekanisme
Hipertensi. Available:
Ucapan Terima kasih yang sebesar- http://arumdita.blogspot.com.
besarnya bagi seluruh responden yang Diakses tanggal 20 Mei 2015
sudah dengan sangat baik membantu Garnadi, Y. (2012). Hidup Nyaman
menyukseskan kegiatan penelitian ini. Dengan Hipertensi. Edisi
Terima kasih juga kepada semua pihak Pertama. Jakarta: Agro
yang sudah sangat mendukung Media Pustaka
terselesaikannya penelitian ini. Hidayat, A. A. (2007), Metode
DAFTAR PUSTAKA Penelitian Keperawatan dan
Teknik Analisa Data,
Ackley BJ, Ladwig GB. (2011). Nursing Salemba Medika, Jakarta.
Diagnosis Handbook an Kementrian Kesehatan republik
Evidence-Based Guide to Indonesia. Hasil Riset
Planning Care kesehatan Dasar 2013.
Armilawaty, Indriana L, Ruli, (2007) Jakarta: Kementrian
Hipertensi dan Faktor Kesehatan Republik
resikonya dalam Kajian Indonesia; (2013)
Epidemiologi. FKM National Cancer Institute. (2016).
UNHAS. Makassar Radiation Therapy for
Carpenito, L. J. (2013). Diagnosa Cancer. [online] Available at:
Keperawatan :Aplikasi pada https://www.cancer.gov/abou
Praktek Klinik (Terjemahan). t-
Edisi 6. Jakarta:EGC cancer/treatment/types/radiati
Depkes RI.(2009).Di akses dari on-therapy/radiation-fact-
www.ighealth.org pada sheet [Accessed 1 Nov.
tanggal 20 desember 2017 2016].
Herdman T.H, (2012), Nursing Notoatmodjo, S. (2005). Metodologi
Diagnoses : Definitions And Penelitian Kesehatan. Jakarta
Classification 2012-2014, : PT. Rineka Cipta
Penerjemah Made Sumarwati Notoadmodjo, S.(2010). Metodologi
dan nike Budhi Subekti, Penelitian Kesehatan. Jakarta
Jakarta: Penerbit Buku : Salemba Medika
Kedokteran EGC Notoatmodjo, S. (1986). Promosi
Hakiki, AF. (2015). Analisa Faktot- Kesehatan dan Ilmu
Faktor Yang Berhubungan Perilaku.Jakarta : Rineka
Cipta, 2007.
Notoatmodjo, S. (2010). Ilmu Perilaku
Kesehatan. Jakarta : Rineka
Cipta, 2010.
Nursalam, (2016). Metode Penelitian
Ilmu Keperawatan:
Pendekatan Praktis, edisi. 4.
Jakarta: Salemba Medika.
Organization WHO. A global brief on
Hypertension:silent killer,
global public helath crises
(world health day
2013).Geneva:WHO.(2013)
Potter, and Perry. (2010). Buku Ajar
Fundamental Keperawatan:
konsep, Proses, dan Praktik,
Edisi 4, Jakarta: EGC
Pradana, Tedjasukmana. 2012.
Tatalaksana Hipertensi.
CDK-192/ vol. 39 no. 4,
Jakarta
Prasetyorini dan Prawesti. (2012). Stres
Pada Penyakit Terhadap
Kejadian Komplikasi
Hipertensi Pada Pasien
Hipertensi. Jurnal STIKES
Volume 5, No. 1, Juli 2013
Smeltzer, S.C., Brenda G. Bare. (2002).
Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah Brunner &
suddarth, Edisi 8, Jakarta:
EGC
Tarwoto, Wartonah. 2006. Kebutuhan
Dasar Manusia dan Proses
Keperawatan, Jakarta:
Salemba Medika.
WHO. (2013). Q&As on hypertension.
Available:
http://www.who.int. Diakses
tanggal 20 Mei 2017

Anda mungkin juga menyukai