Anda di halaman 1dari 5

Teori Dasar dan Daftar Pustaka

Teori dasar

1. Pemeriksaan nadi dan pernapasan


Denyut nadi (pulse rate) menggambarkan frekuensi kontraksi jantung seseorang.
Pemeriksaan denyut nadi sederhana, biasanya dilakukan secara palpasi. Palpasi adalah cara
pemeriksaan dengan meraba, menyentuh, atau merasakan struktur dengan ujung-ujung jari;
sedangkan pemeriksaan dikatakan auskultasi, apabila pemeriksaan dilakukan dengan
mendengarkan suara-suara alami yang diproduksi dalam tubuh (Saladin, 2003).
Pada umumnya, pengukuran denyut nadi dapat dilakukan pada sembilan titik yaitu arteri
radialis, arteri brakhialis, arteri carotis communis, arteri femoralis, arteri dorsalis pedis,
arteri popolitea, arteri temporalis, arteri apical, arteri tibialis posterior (Michael, 2006).
Arteri berkontraksi dan berelaksasi secara periodik, kontraksi dan relaksasi arteri
bertepatan dengan kontraksi dan relaksasi jantung seiring dengan dipompanya darah
menuju arteri dan vena. Dengan demikian, pulse rate juga dapat mewakili detak jantung
per menit atau yang dikenal dengan heart rate (Guyton, 2007).
Dalam keadaan sehat, tekanan sistol dan diastol seseorang adalah 120/80. Artinya tekanan
sistol=120 mmHg, sedangkan tekanan diastol 80 mmHg. Perbedaan antara besaranya
tekanan sistol dan diastol disebut tekanan denyutan yang rata-ratanya adalah 40 mmHg
(Soewolo, 2005). Nilai tekanan darah yang sehat untuk orang dewasa yang berusia 18 tahun
keatas adalah bertekanan sistolik kurang dari 121mmHg. Bila nilai sistoliknya berkisar
antara 121 – 139 mmHg, maka orang tersebut mengalami Prehypertansion, dimana tekanan
darahnya lebih tinggi dari tekanan darah yang dianjurkan. Tekanan darah tinggi
(Hypertension) dibagi menjadi dua tahap, yaitu tekanan darah tinggi tahap 1 dan tahap 2.
Bila nilai tekanan sistolik berada diantara 140 – 159 mmHg maka disebut tekanan darah
tinggi tahap 1 (Stage 1 Hypertension). Kondisi dimana nilai sistolik lebih tinggi dari 159
mmHg disebut dengan tekanan darah tinggi tahap 2 (Stage 2 Hypertension) (Kumboyono
dkk, 2012). Sedangkan tekanan normal vena bervariasi antara 30-90 mmHg; tekanan vena
pada tangan antara 30-40 mmHg (Soewolo dkk, 2001).
Respirasi berarti satu inspirasi dan satu ekspirasi. Seorang dewasa normal melakukan 14-
18 kali respirasi setiap menit, dan dalam keadaan istirahat sebanyak 12-15 kali. Selama ini
paruparu mempertukarkan udara di dalamnya denagn atmosfir. Untuk mengukur volume
udara yang dipertukarkan, dipergunakan spirometer (respirometer). Selama proses
bernapas normal, kira-kira 500ml udara bergerak ke saluran napas dalam setiap inspirasi,
dan jumlah yang sama bergerak keluar dalam setiap ekspirasi. Hanya kira-kira 350 ml
volume tidal benar-benar mencapai alveoli, sedangkan yang 150ml tetap berada di hidung,
faring, trakhea, dan bronkhi, yang disebut sebagai volume udara mati. Bila kita melakukan
inspirasi normal dan kemudian melakukan ekspirasi sekuat-kuatnya, kita akan dapat
mendorong keluar 1.200ml udara, volume udara ini disebut volume cadangan ekspiratori.
Susudah volume udara cadangan ekspiratori dihembuskan, sejumlah udara masih tetap
berada dalam paru-paru karena tekanan intrapleural lebih rendah sehingga udara yang
tinggal ini dipakai
untuk mempertahankan agar alveoli tetap sedikit menggembung, juga beberapa udara
masih tetap ada pada saluran udara pernapasan. Udara ini disebut udara residu, jumlahnya
kira-kira 1.200ml. Frekuensi pernapasan adalah intensitas memasukkan atau mengeluarkan
udara per menit. Pada umumnya intensitas pernapasan pada manusia berkisar antara 16 -
18 kali. Frekuensi respirasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti: usia, jenis kelamin,
aktifitas, kondisi fisik, suhu tubuh dan posisi tubuh (Anonim, 2009). Menurut Basoeki
(2000), respirasi seorang dewasa normal adalah 14-18 kali per menit, sedangkan dalam
keadaan istirahat 12-15 kali. Irama dasar respirasi dikendalikan oleh sistem saraf dalam
medula oblongata dan spons. Usia: makin tambah usia, makin kecil frekuensi respirasi
seseorang. Anak-anak lebih banyak frekuensi pernafasannya daripada orang dewasa. Hal
ini disebabkan anak-anak masih dalam usia pertumbuhan sehingga banyak memerlukan
energi. Oleh sebab itu, kebutuhannya akan oksigen juga lebih banyak dibandingkan orang
tua (Anonim, 2009).
2. Pemeriksaan bunyi jantung
Denyut jantung (denyut apikal) adalah bunyi yang terdengar melalui stetoskop selama
kontraksi jantung. Ada dua suara jantung yang jelas dapat di dengar pada setiap siklus
jantung. Suara jantung biasanya digambarkan dengan lub dan dup, dan urutannya adalah:
lub-dup, istirahat, lub-dup, istirahat, dan seterusnya. Lub (S1) adalah bunyi akibat
tertutupnya katup trikuspidalis dan mitral (katup atrio ventrikular) pada permukaan sistole.
Sedangkan S2 adalah bunyi akibat tertutupnya katup semilunar yang bertepatan dengan
akhir sistole (Tim pengajar fisiologi hewan, 2014).
Bunyi timbul karena getaran yang terjadi di dinding ventrikel dan arteri-arteri besar ketika
katup menutup, bukan oleh derik penutupan katup. Karena penutupan katup AV terjadi
pada awal kontraksi ventrikel ketika tekanan ventrikel pertama kali melebihi tekanan
atrium, bunyi jantung pertama menandakan awitan sistol ventrikel. Penutupan katup
semilunaris terjadi pada awal relaksasi ventrikel ketika tekanan ventrikel kanan dan kiri
turun di bawah tekanan aorta dan arteri pulmonalis. Dengan demikian, bunyi jantung kedua
menandakan permulaan diastole ventrikel (Lauralee, 2001).
Secara normal, katup mitral terbuka sedikit lebih cepat sebelum katup trikuspidalis. Katup
mitral dapat di dengar lebih jelas bila stetoskop ditempatkan di ruang inter kostal V sebelah
kiri sternum di atas apeks jantung. Sedangkan suara katup trikuspidalis paling jelas dapat
di dengar bila stetoskop digeser ke daerah agak tengah di sebelah kiri sternum. Demikian
juga pada katup semilunar terdapat desinkronisasi penutupan katup. Katup semiluar aortik
secara normal mengatup dengan bunyi keras lebih dulu daripada katup semilunar
pulmonari (Tim pengajar fisiologi hewan, 2014)
Suara jantung pertama, S1 terjadi saat katup atrio ventrikula rmenutup. S1 bernada rendah
dan redup yang disebut dengan lub. Setelah itu katup semilunaris menutup menghasilkan
suara jantung kedua, S2, disebut sebagai dup yang bernada lebih tinggi dan lebih pendek
dari S1. S1 dan S2 (lub-dup) terjadi dalam 1 detik atau kurang, bergantung pada frekuensi
jantung. S1 dan S2 dinamakan bunyi systole dan diastole. Sistole adalah periode kontraksi
ventrikel. Diawali saat bunyi jantung pertama dan diakhiri saat bunyi jantung kedual.
Sistole normalnya lebih pendek daripada diastole. Diastole adalah periode relaksasi
ventrikel. Dimulai saat bunyi jantung kedua dan diakhiri saat bunyi jantung pertama
berikutnya (Berman et al, 2009).
3. Pemeriksaan EKG
Elektrokardiogram adalah suatu grafik yang menggambarkan rekaman listrik jantung.
Kegiatan listrik jantung dalam tubuh dapat dicatat dan direkam melalui elektroda-elektroda
yang dipasang pada permukaan tubuh. EKG hanyalah salah satu pemeriksaan laboratorium
yang merupakan alat bantu dalam menegakkan diagnosis penyakit jantung. Gambaran
klinis penderita tetap merupakan pegangan yang penting dalam menentukan diagnosis.
Untuk memperoleh rekaman EKG, dipasang elektroda-elektroda di kulit pada tempat-
tempat tertentu. Lokasi penempatan elektroda sangat penting diperhatikan, karena
penempatan yang salah akan menghasilkan pencatatan yang berbeda.
Terdapat 2 jenis sandapan pada EKG, yaitu :
Sandapan Bipolar
o Dinamakan sandapan bipolar karena sandapan ini hanya merekam perbedaan
potensial dari 2 elektroda, sandapan ini ditandai dengan angka romawi I,II dan III.
Sandapan I
o Merekam beda potensial antara tangan kanan (RA) dengan tangan kiri (LA),
dimana tangan kanan bermuatan negatif dan tangan kiri bermuatan positif.
Sandapan II
o Merekam beda potensial antara tangan kanan (RA) dengan kaki kiri (LF), dimana
tangan kanan bermuatan negative dan kaki kiri bermuatan positif.
Sandapan III
o Merekam beda potensial antara tangan kiri (LA) dengan kaki kiri (LF), dimana
tangan kiri bermuatan negative dan kaki kiri bermuatan positif.
Sandapan Unipolar
o Sandapan unipolar terbagi menjadi 2 bagian yaitu :
Sandapan unipolar ekstremitas
o Merekam besar potensial listrik pada satu ekstremitas, elektroda eksplorasi
diletakkan pada ekstremitas yang akan diukur. Gabungan elektroda-elektroda pada
ekstremitas yang lain membentuk elektroda indiferen.
aVR : merekam potensial listrik pada tangan kanan (RA) yang bermuatan (+),dan
elektroda (-) gabungan tangan kiri dan kaki kiri membentuk elektroda indifiren.
aVL : merekam potensial listrik pada tangan kiri (LA) yang bermuatan (+), dan muatan
(-) gabungan tangan kanan dan kaki kiri membentuk elektroda indifiren.
aVF : merekam potensial listrik pada kaki kiri (LF) yang bermuatan (+) dan elektroda (-
) dari gabungan tangan kanan dan kaki kiri membentuk elektroda indifiren.
Sandapan unipolar prekordial
o Merekam besar potensial listrik jantung dengan bantuan elektroda eksplorasi yang
ditempatkan pada beberapa tempat dinding dada. Elektroda indiferen diperoleh
denagn menggabungkan ketiga elektroda ekstremitas.
Sadapan V1 ditempatkan di ruang intercostal IV di kanan sternum.
Sadapan V2 ditempatkan di ruang intercostal IV di kiri sternum.
Sadapan V3 ditempatkan di antara sadapan V2 dan V4.
Sadapan V4 ditempatkan di ruang intercostal V di linea (sekalipun detak apeks berpindah).
Sadapan V5 ditempatkan secara mendatar dengan V4 di linea axillaris anterior.
Sadapan V6 ditempatkan secara mendatar dengan V4 dan V5 di linea midaxillaris.

Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai