68-Article Text-102-1-10-20180507 PDF
68-Article Text-102-1-10-20180507 PDF
Abstrak
Permasalahan transportasi angkutan penumpang (TAP) di Kota Tarakan bersifat multi dimensi
seperti, tarif dan trayek/trayek yang kurang tertata dan tidak merata, ketidaknyamanan dan
kurang aman, kelebihan penumpang pada jam sibuk dan sebaliknya, kondisi sistem operator,
meningkatnya polusi dan kebisingan dan angka kecelakaan serta pelanggaran lalu lintas, dan
perilaku pengemudi. Secara singkat akar permasalahannya adalah ketidakterpaduan antara
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) kota Tarakan dengan TAP. Penelitian ini bertujuan
untuk menilai kinerja transportasi angkutan penumpang berdasarkan metode statistik deskriptif
untuk: melihat permintaan pergerakan penduduk; kinerja trayek dan operasi angkutan; dan
kinerja prasarana transportasi, serta tingkat pelayanan jalan berupa rasio volume per kapasitas
ruas jalan. Hasil yang dicapai menemukan kinerja eksisting TAP di Kota Tarakan relatif belum
optimal tingkat pelayanan jalan utamanya pada jalan-jalan sekundernya karena peningkatan
volume kendaraan secara signifikan dipengaruhi oleh tingginya pergerakan penduduk,
penggunaan lahan, tingkat pelayanan angkutan, kenyamanan angkutan, load factor, dan kondisi
jalan.
Abstract
The problems of passenger transport (TAP) transportation in Tarakan City are multi-
dimensional, such as uneven, uneven and orderly tariffs and routes, inconvenience and less safe,
overload of passengers during peak hours and vice versa, operator system conditions, increased
pollution and noise and numbers accidents and traffic offenses, and driver behavior. Briefly the
root of the problem is the unity between Spatial Planning (RTRW) Tarakan with TAP. This study
aims to assess the performance of passenger transport based on descriptive statistical methods
to: see demand for population movement; route performance and transport operations; and the
performance of transportation infrastructure, and the level of road service in the form of ratio of
volume per capacity of road. The result shows that the existing performance of TAP in Tarakan
City is not yet optimal in the main road service level on the secondary roads due to the increase
of vehicle volume significantly influenced by the high movement of population, land use,
transportation service level, transportation convenience, load factor, and road condition .
polusi dan kebisingan serta menurunnya informasi tentang performansi pola trayek
kenyamanan dan keamanan berkendaraan. TAP di Kota Tarakan sehingga diperoleh
Sementara itu permasalahan spesifiknya taraf sustainabilitasnya.
adalah: (a) operasional (tarif, kenyamanan,
keamanan, ketepatan waktu, dan lain METODE PENELITIAN
sebagainya); (b) manajemen (trayek, ijin, Penelitian ini mengkaji kinerja
armada, dana, subsidi, dan lain sebagainya); eksisting TAP di Kota Tarakan dengan
dan (c) perencanaan (tata ruang dan menganalisis: permintaan penumpang,
lingkungan, investasi, dan lain sebagainya). kinerja operasi, prasarana, dan tingkat
Jika disederhanakan permasalahan pelayanan jalan berbasis RTRW Kota
TAP di kota Tarakan adalah: 1) kemacetan Tarakan 2010 - 2030. Pengambilan data
di pusat kota; 2) adanya kelompok sekunder diperoleh dari Dinas Perhubungan
masyarakat yang belum terlayani, karena Kota Tarakan, Dinas Pekerjaan Umum
keterbatasan radius pelayanan; dan 3) bidang Bina Marga Kota Tarakan serta
peningkatan polusi akibat TAP , dan masalah dokumen Tratalok Kota Tarakan yang
sosial, ekonomi, dan lingkungan. Oleh representatif serta relevan dengan topik
karena itu, penelitian ini dilakukan sebagai penelitian ini, sedangkan data primer diambil
tanggapan atas permasalahan sistem TAP di langsung di lapangan melalui observasi dan
Kota Tarakan utamanya pada tinjauan survei. Selain itu juga dilakukan wawancara
aksesibilitas berupa penilaian efektifitas langsung kepada pengemudi TAP kota
penataan trayek, dan pencapaian sinergitas Tarakan di atas kendaraan (on board survey)
tata ruang dan transportasi dalam bentuk serta observasi trayek terpilih dalam satu kali
optimalisasi interaksi tata ruang dan perjalanan di kecamatan Kota Tarakan.
transportasi. Analisis Kinerja TAP didasarkan pada penilaian
Tabel 1. Jalan di Kota Tarakan Berdasarkan Kondisi, Jenis Permukaan, Kelas Jalan
Panjang Jalan (Km)
No Keterangan
2011 2012 2013 2014 2015
1 Kondisi Jalan
2 Jenis Permukaan
3 Kelas Jalan
a.Kelas I - - - - -
b.Kelas II - - - - -
c.Kelas III - - - - -
4 Pemerintah Berwenang
Negara - - - - 3,460
Provinsi - - - - -
Dari kondisi yang ada terdapat beberapa Perhubungan Kota Tarakan, 2015):
potensi permasalahan jaringan transportasi a. Kepadatan lalu lintas terkonsentrasi di
Kota Tarakan (berdasarkan Tataran pusat kota, sedang jalan -jalan di luar
Transportasi Lokal (Tratalok) dan Dinas kota volume lalu lintas masih rendah
Copyright © SENASIF 2017 ISSN : 2597 - 4696
840
Seminar Nasional Sistem Informasi 2017, 14 September 2017
Fakultas Teknologi Informasi – UNMER Malang
karena kawasan yang belum berkembang e. Beberapa ruas jalan di pusat kota
(Kecamatan Tarakan Utara) sehingga mempunyai beban lalu lintas yang cukup
bangkitan lalu lintas belum membentuk besar, yang dikhawatirkan akan
pola yang stabil. mempengaruhi kinerja jaringan jalan
b. Jaringan jalan darat belum menjangkau ke (Jalan Yos Sudarso, Jalan Jenderal
seluruh bagian pulau dan beberapa jalan Sudirman, Jalan Mulawarman, dan Jalan
utama masih berupa jalan tanah yang sulit Halmahera).
dilewati kendaraan apabila hujan, seperti Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Jalan Mamburungan dan Jalan Karungan jalan di Kota Tarakan ini dikembangkan
Tanjung Pasir. berdasarkan sudut pandang masyarakat
c. Saat ini terdapat beberapa embrio jalan sebagai pengguna, dimana ukurannya
tanah sebagai usaha pengembangan merupakan common indicator yang
jaringan jalan dan aksesibilitas di Pulau diinginkan oleh pengguna. SPM
Tarakan (jalan tanah di pesisir Pantai dikembangkan dari 3 keinginan dasar
Amal menuju Jalan Mambrungan, dari pengguna jalan, yakni: (1) kondisi jalan
kawasan Kampung Enam menuju yang baik (tidak ada lubang) (2) tidak
Binalatung, Jalan Karungan-Tanjung macet (lancar sepanjang waktu), dan (3)
Pasir dan jalan tanah di kawasan Juata dapat digunakan sepanjang tahun (tidak
Permai. banjir waktu musim hujan). Dalam kaitan
d. Jaringan jalan di pusat Kota Tarakan ini, Pemerintah Kota Tarakan
rawan terhadap kemacetan karena relatif mengakomodir tuntutan publik terhadap
sempit, pola parkir belum memadai, SPM dengan mengikuti
belum terdapat sistem manajemen norma/kaidah/aspek keteknisan dan
transportasi yang mengatur pergerakan pembiayaan. Hasil penilaian yang
moda lalu lintas sehingga berbagai jenis membandingkan kondisi eksisting jaringan
kendaraan bebas memasuki pusat kota jalan yang ada di Kota Tarakan dengan
serta banyak angkutan kota yang SPM Jalan dapat dilihat pada tabel berikut.
mangkal.
Indeks mobilitas = (panjang jalan / 1000 Eksisting 0,17 Kondisi eksisting di bawah
penduduk) Standar minimal >2 standar
minimal
Sumber: Hasil Analisis, 2017
Tarakan akan berkurang sejalan dengan belum dilayani dan rendahnya tingkat
bertambahnya jumlah penduduk (x1 : - pelayanan TAP karena waktu tunggu yang
0.103), biaya transportasi (x5 : -2.12), dan relatif tinggi antara 33-46 menit. Selain itu,
waktu perjalanan (x7 : -1.566). Sedangkan waktu perjalanan yang lama karena hierarki
faktor-faktor yang berpengaruh positif pelayanan tidak optimal berdampak pada
terhadap permintaan pergerakan penduduk terjadinya trayek berjarak panjang (Terminal
adalah sosial ekonomi (x2: 4.112), Boom Panjang – Juata Kerikil, dan Terminal
penggunaan lahan (x3 : 0.114), tingkat Gusher – Juata Laut) dan terjadi
pelayanan (x4 : 0.737), dan kenyamanan (x6 penumpukan atau tumpang tindih trayek
: 1.27). pada beberapa rute antar kawasan dalam
Berdasarkan tampilan hubungan ke kota dan berimplikasi langsung pada
tujuh peubah independen teragakan bahwa peningkatan tarif angkutan umum
terdapat tiga kategori pengelompokan penumpang.
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
permintaan transportasi Kota Tarakan 1.3. Kinerja Rute TAP
yaitu kategori rendah (0-30%), sedang (31- Kinerja rute TAP di Kota Tarakan
67%), dan tinggi (68-100%). Selain itu, dinilai berdasarkan efektivitas, efisiensi,
teridentifikasi juga faktor-faktor yang dan kepuasan pengguna serta fungsi
berpengaruh terhadap permintaan kualitatifnya berupa pengukuran
transportasi di setiap kecamatan di Kota kemampuan, usaha, dan kesempatan bagi
Tarakan (Tarakan Timur, Tarakan Tengah, pengusaha dalam menyediakan TAP. Hasil
Tarakan Barat, dan Tarakan Utara) adalah studi dari setiap peubah bebas/independen
sangat bervariasi. Kategori pengelompokan dari kinerja rute TAP Kota Tarakan : load
faktor berpengaruh adalah 0-19% (sangat factor/pengisian (x8), jumlah penumpang
rendah), 20-39% (rendah), 40-59% yang diangkut (x9), waktu tunggu
(sedang), 60-79% (tinggi), dan 80-100% penumpang (x10), sebab-sebab kelambatan
(sangat tinggi). (x11), penyediaan angkutan (x12), tingkat
Beberapa permasalahan terkait dengan konsumsi bahan bakar (x13), waktu antara
kondisi tersebut, diantaranya adalah: (x14), dan kecepatan perjalanan (x15), di 4
rendahnya aksesibilitas karena banyaknya kecamatan di Kota Tarakan hubungannya
bagian kawasan di Kota Tarakan yang tampak nyata terutama pada 3 (tiga) trayek
Bandung: pp.33-42.
Miro,F. 2005. Perencanaan Transportasi untuk
Mahasiswa, Perencana, dan Praktisi.
Erlangga. Jakarta.
Poernomosidhi,P.,I.F. 2006. Penajaman
Penyusunan RTRW Kawasan Tertentu
Metropolitan: Catatan Pengantar
Kawasan Kedungsepur (KDS).
Departemen Pekerjaan Umum.
Jakarta:pp.1-10.
Riyanto,B. 2007. Permasalahan Manajemen
Sistem Transportasi Kota Sedang dan
Kecil. Makalah Seminar Sehari
Transportasi Himpunan Mahasiswa
Sipil Universitas Pakuan. Bogor.
Soegijoko,B.T. 2009. Pengembangan Kota dan
Sistem Angkutan Umum. Makalah
Seminar Nasional Transportasi,
Lingkungan, dan Perkembangan Kota
Teknik Planologi ITB. Bandung: pp.1-
14.
Sutriadi,R. 2006. Pengendalian Kota Besar dan
Metropolitan, Implikasinya terhadap
Transportasi yang Berkelanjutan
dalam Kusumantoro,I.P. et al .(Editors).
Essays in Sustainable Transportation:
AHandbook in Honor of
Prof.Dr.BS.Kusbiantoro. KK-PPK,
SAPPK ITB. Bandung: 259-282.
Tamin,O.. 2005. Beberapa Alternatif
Pemecahan Masalah Transportasi
Perkotaan di Kota-Kota Besar
Indonesia. URDI. 4. URDI. Jakarta.
. 2007. Menuju
Terciptanya Sistem Transportasi
Berkelanjutan di Kota-Kota Besar di
Indonesia. Makalah Seminar Sehari
Transportasi Himpunan Mahasiswa
Sipil Universitas Pakuan. Bogor.