Anda di halaman 1dari 22

PENANGANAN KASUS HENTI JANTUNG

No Dokumen No. revisi Halaman


1/2
RSUD
KABUPATEN
BUTON
STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh
PROSEDUR Direktur RSUD Kab. Buton

OPERASIONAL
(SPO)
dr. Ramli Code, M. MKes
NIP. 19720116 200212 1 004
PEMBINA, IV/a
Pengertian Henti jantung (cardiacarrest) adalah terhentinya kontraksi
jantung yang di tandai dengan tidak ada denyut nadi dan pasien
tidak bernafas, keadaan seperti ini harus segera dilakukan
resusitasi jantung paru karena keterlambatan diagnosik lebih dari
3-4 menit dapat menimbulkan kerusakan otak.
Tujuan Sebagai acuan untuk menangani henti jantung/ cardiac arrest.
Kebijakan Keputusan direktur RSUD Kab. BUTON
Nomor : 160 tahun 2018 tentang Kebijakan Pelayanan Pasien
Coma Dan Pasien Dengan Alat Bantu Hidup Dasar di RSUD
Kabupaten BUTON
Prosedur 1. Berikan bantuan hidup dasar (bebaskan jalan nafas).
- Tengadahkan kepala.
- Topang dagu.
- Dorong mandibula.
2. Bantuan nafas dengan menggunakan resusisator bag (bagging)
yang dihubungkan dengan sumber oksigen dengan slang 12-
15 1/menit.
3. Pada orang dewasa 12-15 1/menit, pada anak 20 1/menit.
Kompresi setrum kira-kira 5-6 cm.
Satu penolong 2 x bagging, 30 x kompresi sterum.
Dua penolong 2 x bagging, 30 x kompresi sterum.
4. Nilai pernapasan dan sirkulasi setelah, 5 siklus resusitasi,
acuan setelah adanya tanda-tanda pemulihan.
1. Jika tidak ada nadi dilakukan kembali RJP.
2. Jika sudah terdapat pernafasan spontan, juga agar jalan nafas
tetap terbuka, awasi pernafasan dan sirkulasi.
3. Jika tidak ada nafas, tapi nadi terasa berikan bantuan nafas
sebanyak 10-12 x / menit.
4. Jangan hentikan RJP kecuali alas an tertentu.
5. Jika nadi tetap teraba, pasang ETT berikan adrenalin 0,5-1 mg
VI, jika perlu berikan natrium bicarbonate, 1 mg/kg BB VI, jika
henti jantung lebih dari 2 menit, ulangi pemberian adrenalin
tiap 10 menitsampai timbul denyut nadi. Pasang monitor EKG.
6. Bila terdapat gambaran fibrasi, gunakan DC shock
unsynchronized 200 joule, 300 joule, 360 joule.
7. Bila tetap fibrasi berikan adrenalin 1 mg dan deferibrilasi 360-
joule dilakukan berulang-ulang.

1
PENANGANAN KASUS HENTI JANTUNG

No Dokumen No. revisi Halaman


2/2

RSUD
KABUPATEN
BUTON
8. Dapat diberikan lidocain 3-5 menit natrium bicarbonat 1
mec/kg BB.
9. Dapat diberikan lidocain 3-5 menit natrum bicarbonat 1
mec/kg BB.
10. Jika perlu konsul ke Dokter Anesthesi.

Unit Terkait 1. Dokter IGD


2. Perawat IGD
3. Dokter Spesialis Anesthesi

2
PEMBERIAN OKSIGEN

No Dokumen No. revisi Halaman


1/1
RSUD
KABUPATEN
BUTON
STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh
PROSEDUR Direktur RSUD Kab. Buton

OPERASIONAL
(SPO)
dr. Ramli Code, M. MKes
NIP. 19720116 200212 1 004
PEMBINA, IV/a
Pengertian Suatu kegiatan untuk memenuhi kebutuhan O2 dalam tubuh pada
pasien yang mengalami kekurangan O2.
Tujuan Sebagai acuan dalam melaksanakan pemberian O2 ada pasien.
Kebijakan Keputusan Direktur RSUD Kab. BUTON
Nomor: 160 tahun 2018 tentang Kebijakan Pelayanan Pasien
Coma Dan Pasien Dengan alat Bantun Hidup Dasar di RSUD
Kabupaten BUTON.
Prosedur 1. Persiapan alat :
a. Tabung oksigen
b. Flow meter (Manometer).
c. Botol Pelembab.
d. Slang nasal kanul/masker
2. Persiapan pasien :
a. Pemberian penjelasan kepada pasien.
b. Mengatur posisi pasien.
3. Pelaksanaan :
a. Membuka flow meter dan mengatur dosis secara
bertahap sesuai dengan program.
b. Pasang slang kanul/masker pada pasien.
c. Perhatikam reaksi pasien, pernapasan dan nadi.
d. Catat hasil tindakan dan observasi respon pasien.
Unit Terkait 1. Rawat Inap
2. Rawat Jalan
3. IGD
4. OK

3
PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN ALAT MANOMETER
OKSIGEN

No Dokumen No. revisi Halaman


RSUD 1/1
KABUPATEN
BUTON
STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh
PROSEDUR Direktur RSUD Kab. Buton

OPERASIONAL
(SPO)
dr. Ramli Code, M. MKes
NIP. 19720116 200212 1 004
PEMBINA, IV/a
Pengertian Manometer oksigen adalah alat ukur mengatur kecepatan aliran
oksigen yang keluar dari tabung oksigen.
Tujuan Sebagai pedoman dalam penerapan langkah-langkah pemakaian
dan pemeliharaan manometer oksigen.
Kebijakan Keputusan Direktur RSUD Kab. BUTON
Nomor: 160 tahun 2018 tentang Kebijakan Pelayanan Pasien
Coma Dan Pasien Dengan alat Bantun Hidup Dasar di RSUD
Kabupaten BUTON.
Prosedur 1. Cek kelengkapan alat manometer.
2. Cek isi tabung oksigen.
3. Tabung manometer harus selalu terisi air sampai batas yang
tertera pada tabung tersebut.
4. Cek apakah ada kebocoran pada alat manometer tersebut.
5. Buka flow meter dan ukur kecepatan oksigen yang diperlukan.
6. Pasang selang nasal kenule atau masker pada hidung pasien.
7. Setelah selesai dipergunakan, nasal kanule atau masker
dibersihkan kembali.
8. Simpan alat di tempat yang telah ditentukan.
Unit Terkait 1. Rawat Inap
2. Rawat Jalan
3. IGD
4. OK (Ruang Operasi)

4
PEMAKAIN ALAT DC SYOCK

No Dokumen No. Revisi Halaman


1/1
RSUD
KABUPATEN
BUTON
STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh
PROSEDUR Direktur RSUD Kab. Buton

OPERASIONAL
(SPO)
dr. Ramli Code, M. MKes
NIP. 19720116 200212 1 004
PEMBINA, IV/a
Pengertian DC Syock adalah alat yang dapat memberikan syock listrik dengan
mengalirkan energy melalui suatu elektroda.
Tujuan Sebagai pedoman dalam pemakaian alat DC Syock guna mencegah
terjadinya kesalahan.
Kebijakan Keputusan Direktur RSUD Kab. BUTON
Nomor: 160 tahun 2018 tentang Kebijakan Pelayanan Pasien
Coma Dan Pasien Dengan alat Bantun Hidup Dasar di RSUD
Kabupaten BUTON.
Prosedur 1. Tempelkan ketiga elektroda, lalu jepitkan elektroda dari
pasien pada kabel.
2. Cek ketiga elektroda, charger permukaan plat harus bersih.
3. Memasukan kabel power ke stop kontak.
4. Pemasangan ground sistem ke arde.
5. Switch di “ON”-kan.
6. Atur energi level selector sesuai dengan kebutuhan.
7. Atau grightes sesuai dengan kebutuhan.
8. Atur tebal tipis pulsa sesuai dengan kebutuhan,
9. Selesai dipergunakan, alat disimpan di tempat yang aman.
Unit Terkait 1. Rawat Inap
2. OK
3. IGD

5
PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN AMBU BAG

No Dokumen No. Revisi Halaman


1/1

RSUD
KABUPATEN
BUTON
STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh
PROSEDUR Direktur RSUD Kab. Buton

OPERASIONAL
(SPO)
dr. Ramli Code, M. MKes
NIP. 19720116 200212 1 004
PEMBINA, IV/a
Pengertian Ambu bag adalah suatu alat bantuan untuk pernafasan pada
pasien yang mengalami gagal nafas.
Tujuan Sebagai acuan dalam pernafasan langkah-langkah pemakaian dan
pemeliharaan Ambu bag.
Kebijakan Keputusan Direktur RSUD Kab. BUTON
Nomor: 160 tahun 2018 tentang Kebijakan Pelayanan Pasien
Coma Dan Pasien Dengan alat Bantun Hidup Dasar di RSUD
Kabupaten BUTON.
Prosedur 1. Siapkan alat Ambu bag dan pastikan alat tersebut dapat
digunakan atau tidak.
2. Pergunakan pada pasien yang sedang gagal nafas dalam
keadaan terlentang, bagian kepala extensi.
3. Letakan pada daerah mulut dan hidung lalu tarik bagian dagu
dan pompakan satu kali saja di selingi dengan RJP berulang-
ulang sampai selesai.
4. Setelah selesai digunakan, alat di bersihkan kembali.
5. Simpan alat ditempat yang telah ditentukan.
Unit Terkait 1. Rawat Inap
2. IGD
3. OK (Ruang Operasi)

6
PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN ALAT DEFIBRILATOR

No Dokumen No. revisi Halaman


1/2
RSUD
KABUPATEN
BUTON
STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh
PROSEDUR Direktur RSUD Kab. Buton

OPERASIONAL
(SPO)
dr. Ramli Code, M. MKes
NIP. 19720116 200212 1 004
PEMBINA, IV/a
Pengertian - Defibrilator adalah alat yang dapat memberikan syock
listrik dengan mengalirkan energy melalui suatu eletroda.
- Defibrillator dapat digunakan untuk defibrilasi dan
kardioversi.
Tujuan Sebagai pedoman dalam penerapan langkah-langkah pemakain
dan pemeliharaan defibrilator.
Kebijakan Keputusan Direktur RSUD Kab. BUTON
Nomor: 160 tahun 2018 tentang Kebijakan Pelayanan Pasien
Coma Dan Pasien Dengan alat Bantun Hidup Dasar di RSUD
Kabupaten BUTON.
Prosedur 1. Siapkan defibrilator yang telah dihubungkan dengan stop
kontak listrik.
2. Hubungkan tiga eletroda dengan kabel elektroda.
3. Nyalakan defibrilator dengan menekan tombol “ON”.
4. Tentukan energi yang diperlukan dengan cara memutar
tombol pengatur energy.
5. Paddle diberi jelly secukupnya.
6. Letakkan paddle dengan posisi paddle apeks diletakkan pada
apeks jantung dan paddle sternum diletakkan pada garis
sternal kanan dibawah klavilum kanan.
7. Charge energi, sampai terisi penuh.
8. Bila energy sudah penuh beri aba-aba “defibrilasi siap”, agar
tidak ada anggota tim yang masih kontak dengan pasien.
9. Siapkan defibrilator yang telah dihubungkan dengan stop
kontak listrik.
10. Hubungkan tiga elektroda dengan kabel elektroda.
11. Nyalakan defibrilator dengan menekan tombol “ON”.
12. Tentukan energi yang diperlukan dengan cara memutar
tombol pengatur energi.
13. Pddle diberi jelly seukupnya.
14. Letakkan paddle dengan posisi paddle apeks diletakkan pada
apeks jantung dan paddle sternum diletakkan pada garis
sterna kanan dibawah klavilum kanan.
15. Charge energi, sampai terisi penuh.
16. Bila energy sudah penuh beri aba-aba “defibrilasi siap”, agar
tidak ada anggota tim yang masih kontak dengan pasien.
17. Kaji ulang gambaran ECG pada layar monitor, tekan tombol

7
PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN ALAT DEFIBRILATOR

No Dokumen No. revisi Halaman


2/2
RSUD
KABUPATEN
BUTON
“discharge” pada kedua paddle sambil menekan kedua paddle.
18. Kaji ulang gambaran ECG pada layar monitor, perlukan
defibrilasi ulang.
19. Bila sudah selesai digunakan tekan tombol “OFF” bersihkan
paddle dari sisa jelly dan simpan pada tempatnya, lepaskan
kabel dari stop kontak listrik.
20. Bereskan dan bersihkan kembali alat dan simpan pada
tempatnya.
Unit Terkait 1. ICU
2. IGD

8
PENANGANAN REKAMAN ALAT EKG

No Dokumen No. revisi Halaman


1/1
RSUD
KABUPATEN
BUTON
STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh
PROSEDUR Direktur RSUD Kab. Buton

OPERASIONAL
(SPO)
dr. Ramli Code, M. MKes
NIP. 19720116 200212 1 004
PEMBINA, IV/a
Pengertian Suatu cara penggunaan dan pemeliharaan alat EKG.
Tujuan 1. Untuk mengetahui gambaran EKG.
2. Agar pasien mendapatkan pelayanan yang baik.
3. Agar alat terpelihara dengan baik.
Kebijakan Keputusan Direktur RSUD Kab. BUTON
Nomor: 160 tahun 2018 tentang Kebijakan Pelayanan Pasien
Coma Dan Pasien Dengan alat Bantun Hidup Dasar di RSUD
Kabupaten BUTON.
Prosedur 1. Bersihkan kulit pasien.
2. Pasangkan elektroda dengan menggunakan jelly pada pasien
yang diperiksa.
3. Switch dihidupkan sehingga lampu indicator menyala yang
menandakan alat siap untuk dioperasikan.
4. Atur posisi jarum stylis pada posisi standar (IMV).
5. Atur posisi lead lainnya sampai dengan pemeriksaan selesai.
6. Setelah pemeriksaan atur switch pada posisi “Off” dan
lepaskan kabel listrik.
7. Simpan kabel
Unit Terkait 1. ICU
2. Poli jantung
3. Poli Penyakit dalam
4. Rawat Inap
5. IGD

9
[ PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN MONITOR ECG

No Dokumen No. revisi Halaman


RSUD 1/1
KABUPATEN
BUTON
STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh
PROSEDUR Direktur RSUD Kab. Buton

OPERASIONAL
(SPO)
dr. Ramli Code, M. MKes
NIP. 19720116 200212 1 004
PEMBINA, IV/a
Pengertian Monitor ECG adalah alat yang digunakan pada pasien yang
memerlukan perawatan dan pemantauan secara intensif yang
dapat memantau gambaran ECG, tekanan darah, heart rate,
respirate rate dan saturasi oksigen.
Tujuan Sebagai pedoman dalam penerapan langkah-langkah pemakaian
dan pemeliharaan mesin monitor ECG.
Kebijakan Keputusan Direktur RSUD Kab. BUTON
Nomor: 160 tahun 2018 tentang Kebijakan Pelayanan Pasien
Coma Dan Pasien Dengan alat Bantun Hidup Dasar di RSUD
Kabupaten BUTON.
Prosedur 1. Sebelum dipergunakan, pastikan tidak ada kerusakan atau
gangguan pada mesin monitor ECG.
2. Atur posisi mesin monitor ECG disamping pasien, diatas meja
yang sudah ditentukan.
3. Pasang tiga buah elektroda dipermukaan dada pasien, dan
hubungkan ketiga elektroda tersebut dengan kabel ECG.
4. Pasang kabel saturasi oksigen pada jari pasien.
5. Pasang manset pengukur tekanan darah pada lengan pasien.
6. Pasang kabel monitor ke stop kontak listrik. Nyalakan mesin
monitor menekan tombol power “ON” tunggu sampai tampak
gambar ECG pada layar monitor.
7. Tekan tombol menu untuk mengatur hal-hal yang perlu
ditampilkan pada layar monitor (TD, HR, Sat O2, ECG). Bila
mesin monitor ECG sudah selesai dipergunakan, tekan tombol
power “Off”, kemudian lepaskan elektroda, manset TD dan
kabel saturasi oksigen dari tubuh pasien.
8. Mesin monitor di bersihkan dan dibereskan kembali sebelum
disimpan ditempatnya semula.
Unit Terkait 1. ICU
2. Poliklinik Jantung

10
PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN ALAT SUCTION PUMP

No Dokumen No. revisi Halaman


1/1
RSUD
KABUPATEN
BUTON
STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh
PROSEDUR Direktur RSUD Kab. Buton

OPERASIONAL
(SPO)
dr. Ramli Code, M. MKes
NIP. 19720116 200212 1 004
PEMBINA, IV/a
Pengertian Suction pump adalah suatu alat penghisap yang digunakan untuk
menghisap cairan dalam tubuh.
Tujuan Sebagai pedoman dalam penerapan langkah-langkah pemakaian
dan pemeliharaan alat suction pump.
Kebijakan Keputusan Direktur RSUD Kab. BUTON
Nomor: 160 tahun 2018 tentang Kebijakan Pelayanan Pasien
Coma Dan Pasien Dengan alat Bantun Hidup Dasar di RSUD
Kabupaten BUTON.
Prosedur 1. Siapkan alat suction pump dan pastikan alat tersebut dapat
digunakan. Tempatkan disamping pasien yang memerlukan
alat suction pump.
2. Hubungkan kabel ke stop kontak listrik.
3. Atur kekuatan hisap alat sesuai dengan cairan yang akan
dihisap.
4. Cek cairan dalam botol pembuangan, jangan sampai melebihi
batas maksimum.
5. Nyalakan alat dengan menekan tombol on dan siap untuk
menghisap.
6. Hisap cairan tubuh dengan menggunakan selang suction.
7. Untuk mencegah sumbatan pada selang suction hisaplah NaCL
bergantian dengan cairan tubuh.
8. Bila telah selesai digunakan, tekan tombol off dan lepaskan
kabel stop kontak listrik.
9. Buanglah cairan kedalam botol dan bersihkan
10. Bersihkan alat dan bereskan kembali.
11. Simpan alat pada tempatnya.
Unit Terkait 1. Rawat Inap
2. IGD
3. OK

11
PEMAKAIAN ALAT LARYNGOSCOPE

No Dokumen No. revisi Halaman


1/1
RSUD
KABUPATEN
BUTON
STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh
PROSEDUR Direktur RSUD Kab. Buton

OPERASIONAL
(SPO)
dr. Ramli Code, M. MKes
NIP. 19720116 200212 1 004
PEMBINA, IV/a
Pengertian - Laryngoscope adalah alat yang memberikan penerangan
pada saat tindakan melalui mulut dan tenggorokan.
- Laryngoscope dapat digunakan untuk pemasangan ETT.
Tujuan Sebagai pedoman dalam pemakaian alat Laryngoscope guna
memperlancar tindakan.
Kebijakan Keputusan Direktur RSUD Kab. BUTON
Nomor: 160 tahun 2018 tentang Kebijakan Pelayanan Pasien
Coma Dan Pasien Dengan alat Bantun Hidup Dasar di RSUD
Kabupaten BUTON.
Prosedur 1. Cek ukuran alat yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan
pasien.
2. Pasangkan lampu Laryngoscope terhadap gagangnya.
3. Siapkan pasien dalam keadaan terlentang dengan posisi
bagian kepala sedikit ekstensi, bukakan mulut dan tekan
daerah Epiglotis.
4. Masukan alat, bagian lampu diarahkan ke bagian tenggorokan
dengan cara bagian atas diputar secara perlahan.
5. Setelah selesai dipergunakan kembali alat dibersihkan dan
simpan di tempat yang aman.
Unit Terkait 1. Rawat Inap
2. IGD
3. ICU
4. OK (Ruang Operasi)

12
PEMASANGAN NGT/SONDE FOODING

No Dokumen No. revisi Halaman


1/2
RSUD
KABUPATEN
BUTON
STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh
PROSEDUR Direktur RSUD Kab. Buton

OPERASIONAL
(SPO)
dr. Ramli Code, M. MKes
NIP. 19720116 200212 1 004
PEMBINA, IV/a
Pengertian 1. NGT adalah alat yang terbuat dari karet untuk membersihkan
lambung atau memberikan makan dan minuman.
2. Pemasangan NGT adalah suatu tindakan memasukkan slang
kedalam lambung melalui hidung.
Tujuan Sebagai acuan persiapan dalam pelaksanaan pemasangan NGT
pada pasien.
Kebijakan Keputusan Direktur RSUD Kab. BUTON
Nomor: 160 tahun 2018 tentang Kebijakan Pelayanan Pasien
Coma Dan Pasien Dengan alat Bantun Hidup Dasar di RSUD
Kabupaten BUTON.
Prosedur 1. Persiapan alat :
a. Slang penduga
b. Spuit 50 cc lubang tengah
c. Bengkok
d. Plester dan gunting
e. Air matang dan gelas
f. Jelly
g. Stetoscope
h. Kassa steril
i. Sarung tangan
j. Pengalas
k. Larutan chlorine
2. Persiapan pasien/perawat :
a. Posisi pasien diatur kepala ekstensi
b. Pengalas dipasang diatas dada
c. Bengkok diletakkan disanping pipi
d. Lubang hidung dibersihkan
e. Cuci tangan
3. Pemasangan NGT :
a. Slang penduga/NGT diukur panjangnya dari osprontal
sampai dengan epigastrium atau dari epigastrium
sampai dengan kehidung kemudian dibelokan ke
telinga diberi tanda. Petugas memakai sarung tangan.
b. Slang dibuka dari bungkusnya kemudian pangkal slang
dilipat dengan lengan kiri dan ujungnya diberi jelly,
slang dimasukkan ke hidung perlahan-lahan, bila
pasien sadar suruh menelan.

13
PEMASANGAN NGT/SONDE FOODING

No Dokumen No. revisi Halaman


2/2
RSUD
KABUPATEN
BUTON
Prosedur c. Slang NGT dites dengan cara memasukan udara (pakai
spuit) kedalam slang disertai dengan perawat
mendengarkan bunyi udara dengan menggunakan
statescope di epigastrium.
d. Bila perawat ragu bisa menggunakan cara memasukan
ujung slang ke permukaan air yang ada di gelas.
4. Dinyatakan berhasil bila tak ada gelembung udara di gelas
tersebut.
5. Fiksasi slang NGT dengan plester di hidung.
6. Lihat respon pasien.
7. Setelah selesai rapikan peralatan dan direndam dengan
larutan Chlorin selama 10 menit.
8. Perawat cuci tangan.
Unit Terkait 5. Rawat Inap
6. IGD
7. ICU
8. OK (Ruang Operasi)

14
PEMAKAIAN REKAMAN ALAT EKG

No Dokumen No. revisi Halaman


1/1
RSUD
KABUPATEN
BUTON
STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh
PROSEDUR Direktur RSUD Kab. Buton

OPERASIONAL
(SPO)
dr. Ramli Code, M. MKes
NIP. 19720116 200212 1 004
PEMBINA, IV/a
Pengertian Suatu tata cara penggunaan dan pemeliharaan alat EKG.
Tujuan 1. Untuk mengetahui gambaran EKG.
2. Agar pasien mendapatkan pelayanan yang baik.
3. Agar alat terpelihara dengan baik.
Kebijakan Keputusan Direktur RSUD Kab. BUTON
Nomor: 160 tahun 2018 tentang Kebijakan Pelayanan Pasien
Coma Dan Pasien Dengan alat Bantun Hidup Dasar di RSUD
Kabupaten BUTON.
Prosedur 1. Bersihkan kulit pasien.
2. Pasangkan elektroda dengan menggunakan jelly/air pada
pasien yang akan diperiksa.
3. Switch dihidupkan sehingga lampu indikator menyala
yang menandakan alat siap untuk dioperasikan.
4. Atur posisi jarum stylis pada posisi standar (IMV).
5. Atur posisi lead lainnya sampai dengan pemeriksaan
menyala.
6. Setelah pemeriksaan atur switch pada posisi “off” dan
lepaskan kabel dan listrik.
7. Simpan kabel.
Unit Terkait 1. Unit rawat inap
2. Unit rawat jalan
3. IGD
4. ICU

15
PENGGUNAAN SYRING PUMP

No Dokumen No. revisi Halaman


1/1
RSUD
KABUPATEN
BUTON
STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh
PROSEDUR Direktur RSUD Kab. Buton

OPERASIONAL
(SPO)
dr. Ramli Code, M. MKes
NIP. 19720116 200212 1 004
PEMBINA, IV/a
Pengertian Syring Pump adalah suatu alat yang digunakan untuk pembuatan
obat yang ditentukan dosisnya ke pembuluh darah vena yang
terpasang infus.
Tujuan Memudahkan pemberian obat sesuai dosis dan waktu yang
ditentukan.
Kebijakan Keputusan Direktur RSUD Kab. BUTON
Nomor: 160 tahun 2018 tentang Kebijakan Pelayanan Pasien
Coma Dan Pasien Dengan alat Bantun Hidup Dasar di RSUD
Kabupaten BUTON.
Prosedur 1. Persiapan alat :
a. Syiring Pump.
b. Spuit 50 cc.
c. Obat yang dibutuhkan.
d. Ferpusor (selang kecil).
e. Three Way.
f. Cairan untuk pengencer (pelarur) obat.
2. Pelaksanaan alat :
a. Pastikan pasien terpasang infuse.
b. Sambungkan alat Syiring Pump ke aliran listrik.
c. Siapkan obat yang dibutuhkan untuk pasien, sesuai dosis
dengan berat badan.
d. Larutkan obat dengan cairan yang ditentukan kedalam
Spuit 50 cc.
e. Sambungkan Ferpusor dengan spuit 50 cc melalui Three
Way ke infuse.
f. Letakkan spuit yang sudah siap terpasang dengan
Ferpusor dengan three way kealat Syiring Pump.
g. Tekan tombol “On” kemudian atur dosis obat yang akan
diberika ke pasien, lalu tekan Star dan alat mulai berfungsi.
Unit Terkait 1. Unit rawat inap
2. Unit rawat jalan
3. IGD
4. ICU

16
PENGGUNAAN VENTILATOR

No Dokumen No. revisi Halaman


1/1
RSUD
KABUPATEN
BUTON
STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh
PROSEDUR Direktur RSUD Kab. Buton

OPERASIONAL
(SPO)
dr. Ramli Code, M. MKes
NIP. 19720116 200212 1 004
PEMBINA, IV/a
Pengertian Suatu alat atau yang digunakan untuk membantu pasien dengan
kondisi gagal nafas.
Tujuan Memberikan nafas bantuan.
Kebijakan Keputusan Direktur RSUD Kab. BUTON
Nomor: 160 tahun 2018 tentang Kebijakan Pelayanan Pasien
Coma Dan Pasien Dengan alat Bantun Hidup Dasar di RSUD
Kabupaten BUTON.
Prosedur a. Persiapan alat :
b. Mensin Ventilator.
c. Tabung O2.
d. Aquabidest.
e. Pemasangan alat :
f. Pastikan pasien sudah terpasang ETT.
g. Sambungkan O2 dengan Ventilator.
h. Dekatkan alat ventilator dengan aliran listrik.
i. Isi Humidifier dengan Aquabidest.
j. Putar potensi pada posisi (A/C).
k. Obsteri K/U pasien apakah pasien dapat bernafas sendiri
secara spontan atau tidak ada nafas.
l. Setelah menentukan kebutuhan pasien lalu pasangkan atau
atur sendiri sesuai kebutuhan pasien.
m. Setelah kebutuhan pasien terpenuhi, posisikan alat sebagai
berikut :
1. A/C (75% dari pasien).
2. SIMU (50% ada respon dari pasien).
3. CPAP (100% dari alat).
4. Sambungkan ventilator ke ETT
n. Obstetri untuk pemasangan Ventilator ke ETT. Atur
Ventilator.
Unit Terkait 1. IGD
2. ICU

17
MONITOR PEMANTAUAN PASIEN

No Dokumen No. revisi Halaman


1/1
RSUD
KABUPATEN
BUTON
STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh
PROSEDUR Direktur RSUD Kab. Buton

OPERASIONAL
(SPO)
dr. Ramli Code, M. MKes
NIP. 19720116 200212 1 004
PEMBINA, IV/a
Pengertian Monitor adalah suatu alat yang digunakan untuk memudahkan
pemantauan pasien secara menyeluruh meliputi TD, RR, SB, HR,
SpO2 dan gambaran irama jantung.
Tujuan 1. Untuk memudahkan dan mengetahui kondisi pasien.
2. Untuk memudahkan dalam pengawasan secara intensif dan
efesien dalam waktu 24 jam.
3. Untuk memudahkan obstetric atau keadaan pasien.
Kebijakan Keputusan Direktur RSUD Kab. BUTON
Nomor: 160 tahun 2018 tentang Kebijakan Pelayanan Pasien
Coma Dan Pasien Dengan alat Bantun Hidup Dasar di RSUD
Kabupaten BUTON.
Prosedur 1. Pasang elektroda pada pasien :
a. Warna merah = diletakkan di Intercostal IV sebelah
kanan.
b. Warna kuning = letakkan di Intercostal IV sebelah kiri.
c. Warna putih = letakkan di procesus xipoideus.
d. Warna hitam = letakan di abdomen kanan.
e. Warna hijau = letakkan di abdomen kiri.
2. Pasang manset untuk tensimeter.
3. Pasang pulse Oxymetri atau SPO2.
4. Pasang alat pengukur suhu.
5. Nyalakan tombol “Aktif”.
6. Setting alat satri sesuai dengan fungsinya.
7. Program monitor untuk memasukkan data ke sentral monitor
+ data pada pasien (nama, status, umum).
8. Pastikan data monitor sudah masuk ke sentral monitor.
Unit Terkait ICU

18
PULSE OXYMETRI

No Dokumen No. revisi Halaman


1/1
RSUD
KABUPATEN
BUTON
STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh
PROSEDUR Direktur RSUD Kab. Buton

OPERASIONAL
(SPO)
dr. Ramli Code, M. MKes
NIP. 19720116 200212 1 004
PEMBINA, IV/a
Pengertian Suatu alat pengukur jumlah oksigen yang ada dalam tubuh pasien
dan dipasang diujung ekstremitas.
Tujuan Sebagai acuan untuk mengetahui seberapa jauh jumlah oksigen
yang masuk dalam tubuh sebelum dan susudah dipasang oksigen.
Kebijakan Keputusan Direktur RSUD Kab. BUTON
Nomor: 160 tahun 2018 tentang Kebijakan Pelayanan Pasien
Coma Dan Pasien Dengan alat Bantun Hidup Dasar di RSUD
Kabupaten BUTON.
Prosedur 1. Siapkan alat dan cek serta dilihat ada kerusakan atau tidak.
2. Sambungan ke stop kontak monitor, bila alat dalam keadaan
baik akan menyala dan berarti ada aliran elektriknya.
3. Sebelum dipasangkan ke pasien, alat dicoba dulu ke petugas
untuk mengetahui angka normal yaitu 90-100.
4. Kemudian alat dipasangkan pada ekstremitas (ujung jari) bisa
bagian atas atau bagian bawah.
5. Perhatikan nilai SPO2 yang muncul pada monitor, bila hasil
SPO2 kurang dari standar normal segera lapor dokter yang
merawat.
Unit Terkait ICU

19
PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN ALAT INFUS PUMP

No Dokumen No. revisi Halaman


1/1
RSUD
KABUPATEN
BUTON
STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh
PROSEDUR Direktur RSUD Kab. Buton

OPERASIONAL
(SPO)
dr. Ramli Code, M. MKes
NIP. 19720116 200212 1 004
PEMBINA, IV/a
Pengertian Infus Pump adalah suatu alat untuk mengatur kecepatan tetesan
cairan infus dengan tetap dan akurat sehingga cairan yang masuk
dapat dimonitor dengan baik. Infus pump juga dapat digunakan
untuk memasukan obat dengan cepat.
Tujuan Sebagai pedoman penerapan langkah-langkah pemakaian dan
pemeliharaan alat infus pimp.
Kebijakan Keputusan Direktur RSUD Kab. BUTON
Nomor: 160 tahun 2018 tentang Kebijakan Pelayanan Pasien
Coma Dan Pasien Dengan alat Bantun Hidup Dasar di RSUD
Kabupaten BUTON.
Prosedur 1. Cek kelengkapan alat infus pump.
2. Tekan tombol ke posisi “on” untuk menghidupkan mesin.
3. Siapkan cairan infus dan isi seluruh selang infus dengan
cairan. Perhatikan agar tidak ada gelembung udara dalam
selang.
4. Selipkan selang yang sudah terisi cairan sesuai dengan
alurnya ke dalam mesin (tanda merah), atur jangan terlalu
ketat pintu penutupnya.
5. Atur jumlah tetesan sesuai kebutuhan dengan menekan
tombol pengatur.
6. Tekan tombol star untuk memuai tetesan.
7. Bila telah selesai, tekan tombol stop dan OK dan lepaskan
kabel dari stop kontak.
8. Bersihkan alat secara berkala dan simpan kembali pada
tempatnya.
Unit Terkait 1. Rawat Inap
2. ICU

20
DAFTAR ISI

SPO PEMAKAIAN ALAT BANTU HIDUP DASAR

HAL

1. PENANGANAN KASUS HENTI JANTUNG …………………………………………………… 1


2. PEMBERIAN OKSIGEN……………………………………………………………………………… 3
3. PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN ALAT MANOMETER OKSIGEN…………… 4
4. PEMAKAIAN ALAT DC SYOCK…………………………………………………………………… 5
5. PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN AMBU BAG………………………………………… 6
6. PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN ALAT DEFIBRILATOR………………………… 7
7. PENANGANAN REKAMAN ALAT EKG………………………………………………………… 9
8. PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN MONITOR ECG…………………………………… 10
9. PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN ALAT SUCTION PUMP………………………… 11
10. PEMAKAIAN ALAT LARINGOSCOPE…………………………………………………………… 12
11. PEMASANGAN NGT/SONDE FOODING……………………………………………………… 13
12. PEMAKAIAN REKAMAN ALAT EKG…………………………………………………………… 15
13. PENGGUNAAN SYRING PUMP…………………………………………………………………… 16
14. PENGGUNAAN VENTILATOR…………………………………………………………………… 17
15. MONITOR PEMANTAU PASIEN………………………………………………………………… 18
16. PULSE OXYMETRI…………………………………………………………………………………… 19
17. PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN ALAT INFUS JUMP JMS……………………… 20

21
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PEMAKAIAN ALAT BANTU HIDUP DASAR

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


KABUPATEN BUTON
TAHUN 2019

22

Anda mungkin juga menyukai