Anda di halaman 1dari 6

PRAKTIKUM KECEPATAN SUARA DI UDARA

Program Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan


Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka, Jakarta.
Jalan Tanah Merdeka, Kelurahan Rambutan, Kecamatan Ciracas
Jakarta Timur, DKI Jakarta 13830
Tel : 021-8400341, Fax : 021-841153, Email : Mohamadjamaludin63@yahoo.com

ABSTRAK
Praktikum ini dilakukan untuk mengamati resonansi yang terjadi pada tabung resonansi,
dengan sumber frekuensi garpu tala. Praktikum ini juga dilakukan untuk menghitung nilai
cepat rambat suara di udara dengan menggunakan tabung resonansi.
Keyword : resonansi, frekuensi, garpu tala, cepat rambat suara.

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bunyi adalah gelombang longitudinal yang merambat melalui suatu medium. Bunyi
bukanlah hal yang asing dalam kehidupan manusia. Hampir setiap hari manusia
mendengarkan bunyi. Bunyi yang dapat didengar oleh telinga manusia adalah 20 Hz sampai
20 kHz.
Resonansi merupakan proses bergetarnya suatu benda dikarenakan ada benda lain yang
bergetar, hal ini terjadi dikarenakan suatu benda bergetar pada frekuensi yang sama dengan
frekuensi benda yang terpengaruhi. Jika ada dua benda dengan frekuensi yang sama , dan
saling berdekatan, maka frekuensi dari kedua benda akan menghasilkan resonansi, atau yang
dapat disebut pula sebagai amplitudo maksimum dari kedua frekuensi benda yang saling
berdekatan tersebut.
Cepat rambat gelombang adalah kecepatan suatu gelombang dapat merambat dalam
sebuah medium. Dengan menggunakan sifat-sifat bunyi, cepat rambat gelombang dapat
ditentukan nilainya.
1.2 Pembatasan Masalah
Percobaan ini dibatasi pada pengamatan dan perhitungan kecepatan suara di udara
dengan sifat-sifat bunyi (resonansi) dengan instrumen tabung resonansi.

2. KERANGKA TEORI

2.1 Konsep tertulis


Suatu gelombang ( standing wave ) dapat terjadi dari gelombang simpangan
atau gelombang tekanan. Untuk mudahnya anggaplah gelombang berdiri sebagai
gelombang simpngan (hanya satu anggapan) dalam satu tabung. Ujung yang tertutup
merupakan simpul simpangan, karena adanya ujung itu menyebabkan molekul-
molekul udara tidak dapat bergerak bebas.

Jika gelombang suara merambat dalam suatu tabung berisi udara, maka antara
gelombang datang dan gelombang yang dipantulkan oleh dasar tabung akan terjadi
superposisi, sehingga dapat timbul resonansi gelombang berdiri jika panjang tabung

udara merupakan kelipatan dari ( = panjang gelombang).


Jika gelombang suara dipandang sebagai gelombang simpangan, pada ujung tabung
yang tertutup akan terjadi simpul, tetapi jika ujungnya terbuka akan terjadi perut .

Untuk tabung yang salah satu ujungnya tertutup, hubungan antara panjang tabung L
dan panjang gelombang adalah:

Dan untuk tabung yang kedua ujungnya terbuka, maka :

Karena ukuran garis tabung kecil jika dibandingkan dengan panjang gelombang, perut
gelombang simpangan tidak tepat terjadi pada ujung terbuka didekatnya (lihat Gb-2),
pada suatu jarak e = ± 0,6 R diluar tabung (R = jari-jari tabung)
Jadi persamaan (1a) dan (1b) menjadi

Karena (V=kecepatan ,merambat suara dan N = frekuensi ), maka

2.2 Hipotesis
Semakin besar frekuensi garpu tala, semakin cepat resonansi yang dihasilkan.

3. METODOLOGI

Praktikum ini dilakukan di laboratorium Fisika Dasar Universitas


Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA yang beralamat di Jalan Tanah Merdeka,
Kelurahan Rambutan, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur, DKI Jakarta 13830.
Dengan metode praktikum. Objek yang digunakan adalah satu set perlengkapan
praktikum kecepatan suara di udara, yang terdiri dari, statif, tabung resonansi, garpu
tala, reservoir, dan pemukul garpu tala. Data pengamatan diperoleh dari kontinu
sampling, yaitu pengambilan sampel secara berlanjut dari nilai resonansi yang
dihasilkan oleh garpu tala.

4. PEMBAHASAN DAN HASIL

Percobaan dilakukan dengan pengambilan tiga sampel garpu tala dengan


frekuensi yang berbeda dan nilai resonansi n = 0, 1, 2. pengambilan data dari tiap-
tiap frekuensi garpu tala adalah tiga kali pencarian titik resonansi pertama, hingga
titik resonansi ketiga.
Dari praktikum yang praktikan lakukan, didapat data hasil sebagai berikut :
Cepat rambat suara terukur Kesalahan relatif terhadap literatur
frekuensi
(rata-rata) m/s (%)
314 Hz 231,1 32
426 Hz 262,6 22,7
512 Hz 253,12 25,6

1. Grafik jarak titik resonansi dari permukaan tabung dengan bilangan bulat n.

a. Garpu tala 314 Hz

Grafik L terhadap n
80
70
60
50
40
L

30 Grafik L terhadap n
20
10
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5
n

b. Garpu tala 426 Hz

Grafik L terhadap n
80
70
60
50
40
L

30 L
20
10
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5
n
c. Garpu tala 512 Hz

Grafik L terhadap n
60

50

40

30
L

Grafik L terhadap n
20

10

0
0 0.5 1 1.5 2 2.5
n

2. Analisis grafik
Dari grafik-grafik diatas, setiap kenaikan bilangan bulat resonansi, maka jarak
L dari titik resonansi juga bertambah besar (dihitung dari mulut tabung).
Besarnya frekuensi juga mempengaruhi titik resonansi. Semakin besar
frekuensi yang digunakan, maka L yang didapat akan semakin kecil (cepat
didapatkan). Semakin kecil frekuensi yang digunakan, maka akan semakin
besar L yang didapatkn.

5. KESIMPULAN
Bunyi adalah gelombang longitudinal yang merambat melalui suatu medium.
Bunyi bukanlah hal yang asing dalam kehidupan manusia. Hampir setiap hari manusia
mendengarkan bunyi. Bunyi yang dapat didengar oleh telinga manusia adalah 20 Hz
sampai 20 kHz.
Resonansi merupakan proses bergetarnya suatu benda dikarenakan ada benda
lain yang bergetar, hal ini terjadi dikarenakan suatu benda bergetar pada frekuensi
yang sama dengan frekuensi benda yang terpengaruhi.
Cepat rambat gelombang adalah kecepatan suatu gelombang dapat merambat
dalam sebuah medium.
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan, besarnya frekuensi yang digunakan
akan berpengaruh terhadap jarak jatuhnya resonansi L, untuk setiap bilangan reonansi
n.

6. IMPLIKASI

Bagi penulis, karya ilmiah ini dpat menambah pengetahuan mengenai


kecepatan suara di udara, sekaligus sebagai bahan-bahan menerapkan ilmu yang
didapat di program studi pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Prof. DR.
HAMKA, yang pada akhirny sebagai tolak ukur penulis dari pembelajaran yang
selama ini telah dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA

Giancoli, Douglas C., 2001, Fisika Jilid I (terjemahan), Jakarta : Penerbit Erlangga
Halliday dan Resnick, 1991, Fisika Jilid I, Terjemahan, Jakarta : Penerbit Erlangga
Tipler, P.A.,1998, Fisika untuk Sains dan Teknik-Jilid I (terjemahan), Jakarta :
Penebit Erlangga

Anda mungkin juga menyukai