Kimia Xi 1
Kimia Xi 1
Disusun oleh
Nama : ECHA ALDA MELINIA
Nis : 4332
Kelas : XI FARMASI
Kelompok : 2 (DUA)
Pagaralam, 2016
Kepala Laboraturium Praktikan,
Mengetahui,
Kepala Jurusan Farmasi
2. Pertanyaan :
Apa yang dimaksud dengan titrasi asam basa ?
Jawab : adalah penetapan kadar suatu zat berdasarkan reaksi asam basa bila sebagai
titran digunakan larutan baku asam, maka penetapan tersebut dinamakan
adisimetri
3. Pertanyaan :
Sebutkan beberapa jenis reaksi dapat digunakan untuk titrasi?
Jawab : yaitu pengendapan reaksi oksidasi-reduksi, reaksi asam-basa dan reaksi
pembentukan kompleks.
4. Pertanyaan :
Apa yang dimaksud dengan alkalimetri?
Jawab : jika larutan basa sebagai titrandisebut alkalimetri.
5. Pertanyaan :
Apa yang dimaksud dengan asidimetri ?
Jawab : bila sebagai titran digunakan larutan baku asam, maka penetapan tersebut
dinamakan adisimetri
V. Alat
Pipet tetes
Pipet volume
Buret dan statif
Erlemeyer
Beker glass
Bahan
Akuades
Asam cuka
NaOH
Indikator pp
Erlemeyer
Diambil
Masukkan larutan
pekat asam cuka
menggunakan pipet
volume
Diukur
sesuai prosedur yang
diminta,larutan
tersebut
Dimasukkan
Kedalam erlemeyer,
kemudian
Dimasukkan
Larutan NaOH
Dimasukkan
Kedalam bekerglass,
lalu larutan yang
didalam bekerglass
Dimasukkan
Menggunakan larutan
asam cuka yang telah
berada di erlemeyer,
dengan cara
dimasukkan
Sampai tetesan
menemukan titik
ekuivalen dan sampai
titik akhir.
Ditemukan
VIII. Pembahasan
Dalam praktikum ini saya mempraktikumkan tentang percobaan titrasi asam
basa, sebelum saya mempraktikumkan tentang titrasi asam basa ini saya terlebih
dahulu untuk mengenal apa itu titrasi, tertanyata titrasi adalah suatu metode yang
digunakan untuk menentukan suatu kosentrasi maupun dari asam basa, setelah saya
mengetauhi penjelasan titrasi saya mempraktikumkan dengan harus telitih dan
tepat.
Pertama- tama saya mengambil erlemeyer yang bersih lalu saya masukkan
asam asetat dengan menggunakan pipet volume dengan bobot 5 ml, lalu saya beri
indikator pp 2-3, zat ini sebagai bahan pemicu dengan pH 8,3-10,5 yang bersifat
basa, asam asetat tersebutt dalam titrasi sebagai titran yaitu senyawa yang belum di
ketauhi kosentrasinya. Setelah saya menambahkan phenolpetalain saya sisihkan
erlemeyer tersebut yang telah diisi dengan asam asetat, kemudian saya tutup supaya
zat ya tidak menguap.
Kedua saya membersihkan buret dengan akuadest karena akuades bersifat
netral, lalu saya pasang buret dengan statif, kemudian saya masukkan larutan
NaOH kedalam bekerglas kemudian larutan tersebut saya masukkan kedalam buret
yang berukuran 50ml, setelah saya memasukkan larutan saya membuka kran buret
dengan ditadahkan pada erlemeyer yang di isi NaOH supaya pada ujung runcip dari
buret terisi, NaOH ini dalam titrasi didebut sebagai titer yakni senyawa yang
diketauhi kosentrasi dengan kosentrasi 1 M. Dalam memasukkan natrium
hidroksida dipinggir buret harus menggunakan tisu di didinding buret, supaya
dinding dari buret tidak basa.
Pada saat menetes natrium hidroksida kedalam erlemeyer kalau saya tangan
kanan untuk memegang erlemeyer dan tangan kiri pintar untuk menggunakan kran
supaya keluar dengan tetesan. Tak lama saya melihat dalam titrasi saya adanya
berwarna pink kenudian jika saya kocok berupa pada warna semula ternyata itu
bernama titik ekuivalen, pada titrasi itu saya menemukan titik ekuivalen dengan
menghabiskan natrium hidroksida sebanyak 13,9ml. Kemudian sudah lama saya
sering menemukan titik ekuivalen tiba-tiba pada saat titik ke bobot yang 39,2ml
tetesan natrium hidroksida masuk ke dalam erlemeyer tercampur dengan larutan
asam asetat kemudian berwarna ping dan tangan kiri saya menghentikan kran buret
secara bersaman mengkocok erlemeyer tak disangka warna tersebut tidak berubah
ke tempat semula, berarti saya telah mendapatkan titik akhir titrasi.
Demikian dalam praktikum ini pak pun menjelaskan bahwa jika kita
mendapatkan titik akhir titrasi kelebihat setetes maka titrasi tersebut tidak berhasil.
Maka harus telitih.
IX. Kesimpulan
1. Dalam titrasi zat yang belum diketauhi kosentrasinya harus dalam alat erlemeyer
dalam titrasi ini titranya adalah asam cuka
2. Sebagai titer dalam titrasi adalah NaOH karena telah diketauhi kosentrasinya
3. Zat pemicu dalam titrasi adalah indikator pp ( phenolptalein) dengan Ph 8,3
sampai 10,5 2-3 tetes
4. Dalam titrasi ada yang namanya akhir titrasi dan titik ekuivalen
5. Dalam praktikum menggunakan perlengkapan yang lengkap jika terjadi
kecelakaan dalam praktikum bisa diatasi
X. Daftar pustaka
www.seorangpelajar, 2015/10. Dasar teori laporan praktikum titrasi asam basa,
jakarta: universitas indonesia
XI. LAMPIRAN
Buret Statif
PENANGANAN :
Kontak Mata : Periksa dan lepaskan jika ada lensa kontak.
Dalam kasus terjadi kontak, segera siram mata
dengan banyak air sekurang-kurangnya 15
menit. Air dingin dapat digunakan. Dapatkan
perawatan medis dengan segera.
Kontak Kulit : Dalam kasus terjadi kontak, segera basuh kulit
dengan banyak air sedikitnya selama 15 menit
dengan mengeluarkan pakaian yang
terkontaminasi dan sepatu. Tutupi kulit yang
teriritasi dengan yg sesuatu melunakkan. Air
dingin mungkin dapat digunakan pakaian.cuci
sebelum digunakan kembali. benar-benar bersih
sepatu sebelum digunakan kembali. Dapatkan
perawatan medis dengan segera.
Kulit Serius : Cuci dengan sabun desinfektan dan menutupi
kulit terkontaminasi dengan krim anti-bakteri.
Mencari medis segera
Inhalasi : Jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika
tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika
sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan
segera perhatian medis.
Serius Terhirup : Evakuasi korban ke daerah yang aman
secepatnya. Longgarkan pakaian yang ketat
seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat
pinggang. jika sulit bernapas, beri oksigen.
Jika korban tidak bernafas, lakukan pernafasan
dari mulut ke mulut.
PERINGATAN:
Ini mungkin berbahaya bagi orang yang memberikan bantuan lewat mulut
ke mulut (resusitasi) bila bahan dihirup adalah racun, infeksi atau korosif. Cari
bantuan medis segera.
TERTELAN:
Jangan mengusahakan muntah kecuali bila diarahkan berbuat demikian
oleh personel medis. Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut kepada
korban yang sadar. Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat
pinggang atau ikat pinggang. Dapatkan bantuan medis jika gejala muncul.