Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN HASIL PBL

BERDASARKAN HASIL PLENO


DENGAN KASUS HIV/AIDS PADA SISTEM IMUN

KELOMPOK 3
Ketua Kelompok : A. Ardiansyah (Keperawatan B)

Sekretaris : Akmal Hidayat (Keperawatan A)

Anggota : Ulfa Wildana Hasan (Keperawatan B)


Hikmawati (Keperawatan B)
Umrah (Keperawatan B)
Nurfadilah (Keperawatan B)
Meilinda Nur Khafifa (Keperawatan A)
Mulyana Anwar (Keperawatan A)
Nurhudaya Fauziah. L (Keperawatan A)
Evi Ashari (Keperawatan A)
Rohimin Muh. Ikram (Keperawatan A)
M. Abd. Wahab Br. (Keperawatan B)
Teza Ainun Raisy (Keperawatan B)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
2018
LAPORAN HASIL PLENO

MODERATOR : LAODE AGUSTINO SAPUTRA


PEMATERi : EVI ASHARI
NOTULEN : TEZA AINUN RAISY

1. Penanya 1 : Risdawati (kel 4)


Pertanyaan:
Mengapa ARV menyebabkan diare ? Jelaskan bagaimana mekanismenya !
Jawaban:
Akmal Hidayat:
Memang efek samping dari ARV itu menyebabkan diare. Tapi perlu kita ketahui bahwa
diare ini merupakan gejala major dari penyakit HIV/AIDS. Dan merujuk pada kasus,
pasien belum pernah diberikan ARV. Jadi melihat patofisiologi dari HIV/AIDS yang
menyerang CD4 sebagai system imun utama dalam tubuh sehingga menyebabkan seluruh
sistem imun menurun, maka segala mikroorganisme itu mudah masuk dan akan
menampakkan gejalanya masing-masing termasuk diare.

2. Penanya 2 : Muh. Aksa (kel 1)


Pertanyaan:
Jelaskan mekanisme mengapa kelompok mengangkat masalah pertama jalan nafas tidak
efektif ? dan apakah diagnosanya sudah berurutan atau tidak?
Jawaban:
Ulfa Wildana Hasan, A. Ardiansyah
Sebenarnya pada kasus HIV AIDS banyak diagnosa keperawatan yang bisa muncul
tapi dikaitkan dengan kasus yang diberikan kelompok, kami hanya mengambil 4 yaitu
bersihan jalan nafas tidak efektif, defisit volume cairan, nutrisi kurang dari kebutuhan dan
nyeri.
Untuk masalah keperawatan utama yang merujuk pada kasus, kelompok kami sepakat
mengambil “bersihan jalan nafas tidak efektif.” Mengapa? karena kita lihat juga beberapa
poin yang bisa dijadikan masalah keperawatan yang utama. Yang paling utama adalah
yang mengancam jiwa seseorang. Dilihat dari kasus, pasien masuk rumah sakit dengan
keluhan utama sesak nafas. Setelah dilakukan pemeriksaan radiologi, ditemukan
pneumocytis pneumonia (PCP). Dimana, PCP ini adalah penumpukan cairan atau
akumulasi cairan didalam paru-paru. Jadi bisa diketahui jika, ada yang menghalangi
masuknya oksigen didalam paru-paru begitu pula dengan pertukaran oksigennya. Maka
dari itu, kami mengambil masalah keperawatan yang utama adalah bersihan jalan nafas
tidak efektif.

3. Penanya 3 : Fitri Ramadani (kel 4)


Pertanyaannya :
Jelaskan 3 anatomi fisiologi sistem imun (sel,imunoglobin,jaringan)?
Penjawab :
Nurhudaya fauzia, Almasari kanita
Jawabannya:
a. Sel
1) T cell menstimulasi B cell untuk memproduksi antibody namun bisa juga langsung
menghancurkan antigen misalnya virus yang menyerang sel-sel tubuh dengan cara
mengeluarkan senyawa sitosin.
2) B cell merupakan kelompok Iain dari sel berwana putih yang juga terdapat dalam
darah dan sumsum tulang, serta jaringan limfoid. Jika mendapat stimulasi dari T
cell dan sitokin, maka B cell berubah menjadi sel plasma yang mengeluarkan
antibodi yang meningkatkan respons tubuh terhadap penyakit. Antibodi yang
diproduksi oleh berbagai jenis sel plasma, masing-masing bereaksi melawan
antigen yang spesifik.
3) Antigen-presenting cell adalah kelompok sel yang ditemukan di kulit dan di
seluruh jaringan Iimfoid. SeI-sel ini memproses antigen yang masuk agar dikenali
oleh T cell sebagai sel atau substansi ”asing” yang membahayakan tubuh.
b. Senyawa kimia
Salah satu dari senyawa kimia dalam system imun adalah sistem imun. Antibodi
juga dikenal dengan nama immunoglobulin atau Ig. Ada 5 jenis antibodi :
1) IgG adalah imunoglobin yang paling melimpah. Ditemukan dalam darah dan
seluruh jaringan tubuh. Tugasnya mengaktifkan sistem komplemen dan
menstimulasi netrofil dan makrofages yang menghancurkan antigen.
2) IgM ditemukan dalam aliran darah. Tugasnya mengaktifkan sistem komplemen,
khususnya sangat penting dalam melawan bakteri. Melindungi saluran pencemaan
dari infeksi dan mendorong perkembangan jazad renik usus yang sehat.
3) IgA terdapat dalam airmata, cairan ludah, cairan yang dikeluarkan oleh selaput
lendir (misalnya pada saluran pencernaan, saluran pernapasan, dan saluran
reproduksi). Merupakan salah satu yang mampu melawan serbuan organisme
mikro.
4) lgE terdapat dalam jarigan-jaringan tubuh, bertugas memicu reaksi alergi seperti
alergi benang sari bunga (hay fever) dengan cara menstimulasi mast cell untuk
melepaskan histamin.
5) IgD ada di dalam tubuh dengan kadar sangat rendah. Perannya dalam reaksi imun
belum jelas.
c. Jaringan
Sementara banyak reaksi imun yang terjadi di dalam aliran darah, namun ada
jaringan-jaringan “limfoid” yang sama pentingnya terhadap imunitas, yaitu simpul
getah bening (lymph nodel), mucosa associated lympohoid tissue (MALT), limpa,
sumsum tulang, dan kelenjar timus.
1) Lymph nodes adalah berbagai sel limfoid yang ditemukan di seluruh tubuh
termasuk leher belakang, ketiak, dan lipat paha. Simpul-simpul kelenjar ini
saling dihubungkan oleh jaringan pembuluh limfatik dan merupakan sisi utama
dari tempat penyimpangan, ativasi, dan produksi dari limfosit. Kelenjar getah
bening juga merupakan tempat macrophages menelan dan memproses partikel
antigen-antigen asing.
2) MALT adalah berbagai potongan-potongan yang tersebar dari jaringan limfoid,
dapat ditemukan di banyak bagian tubuh termasuk lapisan saluran pencernaan,
apendiks, tonsin, payudara, dan paru. Isinya kelompok B cell, T cell, dan mast
cell.
3) Spleen atau limpa seperti juga jaringan limfoid berisi B cell, T cell, mast cell,
dan makrofag. Di dalam tubuh janin yang sedang tumbuh limpa juga
memproduksi sel-sel darah merah.
4) Bone marrow atau sumsum tulang.

4. Penanya 4 : Muslimin A (kel 4)


Pertanyaan:
a. Jelaskan patofisiologi ke8 manifestasi klinis ?
b. Mengapa pada anak lebih cenderung terkena penyakit ini?
Jawaban:
Akmal Hidayat, Meilinda Nur Khafifa
a. Kembali lagi kita melihat patofisiologi terjadinya HIV AIDS, karena ini sudah
mengarah ke AIDS, kita harus melihat gejala mayor dan minornya. Gejala-gejala
tersebut terjadi karena sistem imun yang utama diserang dan sistem imun pun ikut
melemah. Semua sistem imun dalam tubuh, tidak ada yang kontrol, maka dari itu
mikroorganisme yang masuk akan bebas menyerang tubuh sehingga terjadilah
penyakit-penyakit atau gejala major dan minor tadi. Melemahnya sistem imun
menyebabkan tidak ada lagi yang mampu mengontrol mikroorganisme yang masuk
sehingga mereka bebas menyerang tubuh.
b. Dan mengapa pada anak lebih cenderung terkena penyakit ini, karena diketahui pada
anak sistem tubuhnya itu belum matur jadi mereka gampang terkena penyakit
dibanding dengan orang dewasa yang sistm imunnya sudah mature.

5. Penanya 5 : Bunga Lestari (kel 2)


Pertanyaan:
a. Jelaskan fase keberapakah jika seorang anak pada kasus diatas terkena AIDS?
b. Mengapa bukan pola nafas tidak efektif, atau gangguan pertukaran gas pada masalah
keperawatan
Jawaban:
Mulyana Anwar, Ulfa Wildana Hasan
a. Berdasarkan pada kasus diatas, kita ketahui bahwa ada beberapa fase yang dilewati
sehingga bisa terjadi AIDS, yaitu fase window, fase laten, fase kronik serta fase
AIDS. Jadi menurut kelompok kami, anak tersebut sudah mamemasuki fase AIDS.
Alasannya, dilihat dari banyaknya komplikasi yang muncul seperti kandidiasis
esofageal, PCP, dll.
b. Mengapa kelompok kami tidak menambil diagnosa pola nafas tidak efektif ataupun
gangguan pertukaran gas?karena, dalam kasus tersebut, kita masih kekurangan data
untuk bisa mengambil diagnosa-diagnosa tadi. Seperti, pola nafas tidak efektif,
didalam kasus harus ada data yang menunjukkan bagaimana irama nafasnya. Juga
untuk diagnosa gangguan pertukaran gas, didalam kasus harus ada data seperti anak
mengalami sianosis dan juga ada hasil analisis gas darah.

6. Penanya: Sry Hartina HM


Pertanyaan:
Bagaimana cara kita sebagai perawat dalam memberikan edukasi pada pasien dan
keluarga (dari segi psikososial anak dan keluarga) yang dimana anak tersebut mengalami
penyakit HIV/AIDS yang parah yaitu pada fase AIDS?
Jawaban:
Hikmawati
Untuk anak dengan HIV/AIDS sebaiknya membawa anak ke layanan VCT (Voluntary
Conseling and Testing). Di layanan ini, anak akan diberikan perawatan, dukungan dan
pengobatan.
Pemberian edukasi pun harus dengan hati-hati. Jangan sampai melukai perasaan anak
dan orang tuanya. Berikan pemahaman bahwa penyakit ini memang mematikan tetapi jika
anak dan orang tua selalu mengontrol viralload dalam tubuh anak, maka akan mengurangi
gejala-gejala yang bisa muncul lebih lanjut dan bisa menghambat kematian. Berikan
motivasi kepada orang tua untuk terus menyupport anaknya meskipun anaknya sudah
dalam fase AIDS.

7. Penanya : Dinasari
Pertanyaan:
Bagaimana penanganan seorang perawat dalam menyembuhkan penyakit HIV dan
komplikasi apa saja yang dapat terjadi jika kasus tersebut tidak dapat ditangani?
Jawaban:
Ulfa Wildana Hasan
a. Kita ketahui bersama bahwa penyakit HIV/AIDS sampai sekarang penyembuhan atau
obatnya belum diketahui. HIV/AIDS hanya bisa diringankan gejalanya seperti
pemberian ARV, pemberian gizi yang baik, obat simptomatik dan pengobatan infeksi
oportunistik.
b. Komplikasi yang muncul akibat HIV/AIDS itu banyak apalagi jika tidak diringankan
gejala-gejalanya. Hal ini akan menyebabkan proses kematian yang cepat pada anak.

Anda mungkin juga menyukai