LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH KABUPATEN NUNUKAN
NOMOR : C.1.006/PAND/PMKP/RSUD
TENTANG
PANDUAN SISTEM MANAJEMEN DATA
PENINGKATAN MUTU DAN KESELMATAN
PASIEN
BAB I
DEFINISI
BAB II
RUANG LINGKUP
1. Rumah sakit perlu mempunyai sistem managemen data yang didukung dengan
tehnologi informasi, mulai dari pengumpulan, pelaporan , analisis, validasi
serta publikasi data untuk internal rumah sakit dan eksternal rumah sakit.
Publikasi data tetap harus mempertahankan kerahasiaan pasien sesuai dengan
peraturan perundang undangan.
2. Data yang dimaksud meliputi : indikator mutu unit dan indikator mutu
prioritas rumah sakit.
3. Data dari pelaporan insiden keselamatan pasien
4. Data hasil monitoring kinerja staf klinis (bila monitoring kinerja menggunakan
indikator mutu)
5. Data hasil pengukuran budaya dan keselamatan
6. Integrasi seluruh data diatas baik di tingkat rumah sakit dan unit kerja
meliputi :
a. Pengumpulan
b. Pelaporan
c. Analisa
d. Validasi dan publikasi indikator mutu
3
BAB III
TATA LAKSANA
6. Data indikator mutu yang reliable bila terdapat kesamaan data dalam waktu
yang berbeda. Kalau dalam objek kemarin berwarna merah, maka sekarang
dan besok tetap berwarna merah.
7. Data indikator mutu yang dipilih untuk dilakukan validasi dikumpulkan
oleh orang yang kedua dari unit tertentu dan dilakukan dalam periode yang
sama.
8. Sample data yang dipilih dari unit tertentu yang akan dilakukan validasi data
harus valid secara Mutu melakukan Perbandingan data asli dengan hasil
data yang diambil oleh orang kedua.
9. Hasil sample data yang dilakukan oleh orang pertama dan kedua bisa terjadi
kesamaan atau perbedaan secara signifikan.
10. Hasil data yang mengalami perbedaan secara signifikan atau ada perbedaan
akurasi dilakukan pengukuran data ulang dengan rumus akurasi sebagai
berikut: jumlah temuan yang berbeda dibagi total sample yang ada dikalikan
100%. Dengan rumus akurasi:
11. Data akurat/valid jika hasil ketidakakurasian data tidak melebihi dari 10%.
12. Ketidakakurasian data melebiihi ≥ 10%, harus dilakukan corrective action,
kemudian diimplementasikan kepada unit terkait, setelah corrective action
dilakukan.
13. Data dari sasaran mutu, setelah corrective action dilakukan pengukuran
frekuensi analisa data oleh unit.
14. Validasi data dilakukan oleh orang berbeda/selain orang yang melakukan
sampling terhadap satu populasi.
15. Data yang tidak memenuhi validitas akan dikembalikan kepada Kepala
Gustu untuk dilakukan pengukuran ulang.
16. Data yang terkumpul dan tervalidasi akan menjadi data base Rumah Sakit
Umum Daerah Kabupaten Nunukan
D. Analisa Data
1. Ketua Komite Mutu melakukan analisa data indikator mutu dengan
menggunakan metode statistik dan kerangka terori yang dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
2. Data yang disajikan oleh Ketua Komite Mutu merupakan hasil analisa yang
komprehensif, terukur dan valid.
3. Direktur menentukan frekuensi analisa data indikator mutu corrective
action, Jika datanya sedikit bisa dilakukan 3 bulan sekali dan jika datanya
banyak harus dilakukan sebulan sekali. Akan tetapi jika datanya dianggap
sangat penting maka bisa dilakukan seminggu sekali.
4. Komite mutu menampilkan data hasil analisa setelah corrective action,
dengan menggunakan data statistic deskriptif pada tinjauan manajerial.
5. Komite Mutu melaporkan hasil analisa data corrective action kepada
Direktur Rumah Sakit untuk mendapatkan legalitas sesuai dengan tujuan
validasi data terutama untuk kepentingan publikasi pimpinan rumah sakit
memastikan reliabilitas data.
6. Komite Mutu melakukan proses benchmarking secara internal dan eksternal
1. Data Indikator mutu yang akan dilaporkan dalam RTM harus mendapatkan
persetujuan dari Direktur.
2. Persetujuan Direktur atas data yang akan dilaporkan dalam RTM dibuktikan
dengan Tanda tangan Direktur/Cap Direktur pada Form Laporan Sasaran
Mutu.
3. Komite Mutu melakukan pelaporan hasil Pengukuran, Validasi dan Analisa
data dalam Rapat Tinjauan Manajemen.
4. Pelaporan hasil Analisa Data Indikator mutu dihadiri oleh seluruh pejabat
struktural (Direktur sampai Kepala Pelaksana Harian).
5. Pelaporan Data Hasil Indikator mutu dalam RTM harus ditampilkan dengan
menggunakan presentasi.
6. Untuk memudahkan pemahaman audiens, presentasi harus menggunakan
grafik dan gambar.
7. Form Pelaporan Indiaktor Mutu Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Nunukan.
7
Tabel 1
Form Pelaporan Indikator Mutu Rumah Sakit
BAB IV
DOKUMENTASI
Tabel 3
Formulir Pemantauan Indikator Mutu
Definisi
No Indikator Formula Frekuensi Sumber Data Area Tipe Lapor Target Tercapai
Operasional
1
10
11
12
13
14
11
10
11
12
13
14
12
8. Pelaporan :
a. Komite mutu bertanggung jawab atas pelaporan kepada Direktur dalam
bentuk laporan tertulis setiap bulan.
b. Komite Mutu Melalui Direktur melaporkan hasil Pencapaian Indikator
Mutu dan Indikator Kunci kepada pemilik setiap 3 bulan sekali.
Ditetapkan di Nunukan
Pada tanggan 13 juli 2018
DIREKTUR
RSUD KABUPATEN NUNUKAN,
DULMAN. L
13
BAB V
MONITORING DAN EVALUASI
1. Seluruh jajaran Manajemen Rumah Sakit Umum Daerah Nunukan secara berkala
melakukan monitoring dan evaluasi Pencapaian Indikator Mutu yang
dilaksanakan oleh Komite Mutu Rumah Sakit Umum Daerah Nunukan.
2. Komite Mutu dan Komite Keselamatan Pasien serta Komite PPI Rumah Sakit
Umum Daerah Nunukan secara berkala (paling lama 2 tahun) melakukan evaluasi
secara bersama dan melakukan bench marking ke rumah sakit lain untuk
memantau kinerja Indikator Mutu yang sudah ditetapkan.
Mengetahui,
Direktur RSUD Kabupaten Nunukan