BAB X
PEMASARAN, INVESTASI DAN ANALISIS KELAYAKAN
10.1. PEMASARAN
Dalam menjalankan suatu kegiatan usaha sektor pemasaran memegang
peranan penting dalam penjualan produk yang dihasilkan atau bisa dikatakan sebagai
ujung tombak agar perusahaan tetap berdiri. Pemasaran yang akan dilakukan oleh An.
Witono ini akan menerapkan metode penjualan langsung (direct sales) yaitu dengan
cara penjualan produk dapat diambil atau dibeli ditempat atau dilokasi penimbunan
(stockpile) dengan calon pembeli (buyer) membawa kendaraan angkutnya sendiri.
TRANSAKSI
PENJUAL PEMBELI
Gambar 10.1
Bagan Pemasaran
antara lain bahan baku pasir dan batu untuk campuran bahan bangunan, pengecoran
dan lain sebagainya. Belum lagi untuk keperluan pembangunan infrastruktur jalan
yang perkembangan sekarang oleh pemerintah sedang digalakan demi terciptanya
pemerataan ekonomi disetiap daerah. Kondisi ini saja sudah cukup memperlihatkan
prospek yang sangat besar bagi industri pertambangan sirtu. Sehingga dari sisi
pemasaran komoditas sirtu ini merupakan usaha yang sangat potensial untuk
dikembangkan.
Kegiatan pemasaran produk material sirtu ini akan dijual umum kepada suatu
badan usaha maupun perorangan yang berada di sekitaran Kabupaten Kapuas Hulu
dan sekitarnya. Dimana harga jual produk material sirtu ini dilokasi penimbunan
(stockpile) adalah sebagai berikut :
Tabel 10.1.
Produk Material Yang Dipasarkan Oleh An. Witono
1 Pasir - 65.000
2 Batu Split 1 x 2 cm 250.000
3 Batu Split 1 x 1 cm 250.000
4 Abu Batu - 200.000
Sumber :
Tabel 10.2.
Informasi Data Nilai Inflasi 15 Tahun Terakhir
TAHUN INFLASI TAHUN INFLASI TAHUN INFLASI
2018 3,13% 2013 8,38% 2008 11,06%
2017 3,61% 2012 4,30% 2007 6,59%
2016 3,02% 2011 3,79% 2006 6,60%
2015 3,35% 2010 6,96% 2005 17,11%
2014 8,36% 2009 2,78% 2004 6,4%
Sumber : BPS Indonesia tahun 2019
Dari informasi data inflasi tersebut, selanjutnya akan dijadikan dasar untuk
memperkirakan nilai inflasi tahun 2019 dengan menggunakan rumus sebagai berikut
:
Y2018 = a + bx
Dimana:
Y = Perkiraan Nilai Inflasi Tahun 2019
∑ ϒi
a=
n
∑ Xi ϒi
b=
∑ Xi2
Tabel 10.3.
Analisis Perkiraan Inflasi Menggunakan Metode Least Square
No Tahun Yi (%) Xi XiYi Xi2
1 2004 6,4 -7 -44,8 49
2 2005 17,11 -6 -102,66 36
3 2006 6,6 -5 -33 25
4 2007 6,59 -4 -26,36 16
5 2008 11,06 -3 -33,18 9
6 2009 2,78 -2 -5,56 4
7 2010 6,96 -1 -6,96 1
8 2011 3,79 0 0 0
9 2012 4,3 1 4,3 1
10 2013 8,38 2 16,76 4
11 2014 8,36 3 25,08 9
12 2015 3,35 4 13,4 16
13 2016 3,02 5 15,1 25
14 2017 3,61 6 21,66 36
15 2018 3,13 7 21,91 49
∑ 95,44 0 -134,31 280
Keterangan ; Yi = Inflasi
Dari tabel analisis tersebut maka dapat dihitung perkiraan nilai inflasi untuk
tahun 2019 adalah sebagai berikut :
95,44
a= = 6,362667
15
-134,31
b= = -0,47968
280
Xi = 8
Y2019 = a + bXi
10.3. INVESTASI
Dalam industri pertambangan, yang dimaksud dengan biaya investasi pada
umumnya diartikan sebagai jumlah biaya yang dibutuhkan untuk membuat sebuah
endapan bahan galian yang berada didalam bumi menjadi produk tambang yang dapat
dijual. Biaya investasi ini terdiri dari 2 (dua) komponen yaitu modal tetap dan modal
kerja.
Tabel 10.4.
Biaya Modal Tetap
Modal Tetap
Total
A. BIAYA PERSIAPAN PEMBUKAAN TAMBANG
1 BIAYA EKSPLORASI
Biaya Langsung 0
Sub total 0
2 PEMBEBASAN & PEMBERSIHAN LAHAN
- Land clearing 45,000,000
Sub total 45,000,000
3 BIAYA ADMINISTRASI PERIZINAN
- Biaya Administrasi Surat Izin Gangguan 3,000,000
- Biaya Administrasi Surat Izin Pemakaian Jalan 2,000,000
- Biaya Administrasi Surat Izin Membangun Bangunan 2,350,000
- Biaya Administrasi Surat Izin Perdagangan 2,000,000
- Biaya Administrasi Surat Izin Pengangkutan dan Penggunaan Alat 5,000,000
- Biaya Administrasi Surat Izin Tempat Usaha 3,000,000
- Biaya Kerjasama Dengan Pihak Ketiga 180,000,000
Sub total 197,350,000
TOTAL 242,350,000
B BIAYA KONSTRUKSI DAN REKAYASA
1 Bangunan
Pos Keamanan 6,000,000
Bangunan Kantor 36,000,000
Workshop dan Gudang 81,000,000
Bangunan Genset dan pompa air 18,000,000
Area Unit Pengolahan dan stockpile 412,500,000
Stockrom Area 375,000,000
2 Infrastruktur
- Jalan Pengangkutan (Hauling Road) 240,750,000
TOTAL 1,169,250,000
C BIAYA PERALATAN
1 A. Peralatan tambang 2,061,960,300
2 B. Pengolahan 1,110,000,000
3 C. Peralatan di Bengkel 50,500,000
4 D. Peralatan Pendukung Operasional 481,436,200
5 E. Peralatan K3 53,250,000
TOTAL 3,757,146,500
TOTAL 5,168,746,500
Besarnya modal kerja diperoleh dari biaya operasi tahun pertama yang terdiri
dari pembiayaan :
a. Gaji tenaga kerja
Tabel 10.5.
Biaya Modal Kerja
Tabel 10.6
Sumber Pendanaan Kegiatan Pertambangan Sirtu
Porsi Persentase
Sumber Dana Jumlah (Rp)
(%)
- Modal Sendiri (Ekuitas) 2.017.968.926 33,53
- Pinjaman Bank 4.000.000.000 66,47
Total 6.017.968.926 100
Biaya produksi ini mencakup biaya produksi langsung dan biaya produksi tidak
langsung. Biaya produksi langsung digunakan untuk membiayai semua kegiatan yang
langsung berhubungan dengan operasi untuk menghasilkan produk olahan sirtu,
sedangkan biaya tidak langsung digunakan untuk membiayai semua kegiatan yang
tidak langsung berhubungan dengan proses produksi.
- Biaya Operasi Langsung
Biaya operasi langsung merupakan biaya utama dan berkaitan langsung
dengan produk yang dihasilkan. Walaupun komponen biaya operasi langsung
dari satu tambang ke tambang lain bervariasi, akan tetapi pada umumnya
terdiri dari :
Biaya Gaji Tenaga Kerja
Biaya Konsumsi Tenaga Kerja
Biaya BBM dan Pelumas (Oli dan grease)
Biaya Pemeliharaan/perawatan dan Sparepart Peralatan
- Biaya Operasi Tidak Langsung
Biaya operasi tidak langsung adalah pengeluaran-pengeluaran yang tak
terpengaruh oleh produksi yang dihasilkan, pada umumnya terdiri dari :
Biaya Gaji Tenaga Kerja (Administrasi Kantor)
Tabel 10.7
Biaya Produksi
Komponen Biaya
- Biaya Operasi Langsung
- Gaji Tenaga Kerja (Produksi) 1,101,700,000
- Konsumsi Tenaga Kerja 465,375,000
- Kebutuhan BBM 941,139,990
- Kebutuhan Pelumas (Oli) 59,340,000
- Kebutuhan Pelumas (Grease) 8,757,000
- Pemeliharaan / Perawatan dan Spare part peralatan 108,559,913
Total Biaya Operasi Langsung 2,684,871,903
-Biaya Operasi Tidak Langsung
- Gaji Tenaga Kerja (Administrasi) 371,000,000
- Jaminan Sosial Tenaga Kerja 46,798,200
- Pemeliharaan / Perawatan Infrastruktur 7,050,000
- Pengembangan Masyarakat 29,550,000
- Reklamasi daerah bekas tambang 32,000,000
- Pascatambang 64,818,400
Total Biaya Operasi Tidak Langsung 551,216,600
Total Biaya Produksi 3,236,088,503
Tabel 10.8.
Laba Rugi Tahun 2019
Tahun 2019
Uraian Satuan
Rencana
Produksi M3 42,000
Penjualan tonase M3 42,000
Harga Jual/ M3 Rp
Pasir Rp Rp65,000
-20 + 10 mm (batu split 1 x 2) Rp Rp250,000
-10 + 5 mm ( batu split 1x1 ) Rp Rp250,000
-Abu Batu Rp Rp200,000
Penjualan Rp Rp 8,116,718,000
Royalti Rp Rp -
Harga Pokok Penjualan Rp Rp 2,865,088,503
Laba kotor Penjualan Rp Rp 5,251,629,498
Biaya-Biaya: Rp
Biaya Konsultan Rp Rp 180,000,000
Biaya Depresiasi Peralatan Rp Rp 483,061,693
Biaya Depresiasi Bangunan Rp Rp 17,661,429
Biaya Amortisasi Rp Rp 94,190,000
Jumlah Biaya-Biaya Rp Rp 774,913,121
Biaya Lain-Lain: Rp
Beban Angsuran Pokok Bank Rp Rp 778,689,627
Beban Bunga Bank Rp Rp 54,000,000
Biaya Perizinan Rp Rp 197,350,000
Biaya Eksplorasi & Pembersihan Lahan Rp Rp 85,220,000
PPH Final Pasal 4 Ayat 2 Rp Rp 3,600,000
Retribusi Daerah Rp Rp 378,001,800
Jumlah Biaya Lain-Lain Rp Rp 1,496,861,427
Laba Sebelum Pajak Rp Rp 2,979,854,949
Pajak Penghasilan Rp Rp 40,583,590
Laba bersih Rp Rp 2,939,271,359
Proyeksi skema aliran uang kas ini dapat dilihat pada tabel aliran kas (cash
flow) di halaman lampiran dokumen studi kelayakan ini.
Tabel 10.9.
Arus Kas Keuangan Tahun 2019
TAHUN 2019
URAIAN
RENCANA
Arus Kas dari Aktivitas Operasi
Laba (Rugi) Bersih tahun Berjalan Rp 2,939,271,359
Biaya Depresiasi Peralatan Rp 483,061,693
Biaya Depresiasi Bangunan Rp 17,661,429
Biaya Amortisasi Rp 94,190,000
Pembebanan untuk program pensiun yang melebihi pembayaran lain
Penambahan Modal Kerja non kas yang berhubungan dengan operasi
Penambahan Piutang Usaha
Penambahan Persediaan
Penambahan Hutang Usaha
Pengurangan Biaya yang masih harus dibayar
Arus Kas Netto digunakan untuk aktivitas Operasi Rp 3,534,184,481
Arus Kas dari Aktivitas Investasi
Pengurangan Aktiva Tetap Rp 3,757,146,500
Pengurangan Aktiva lain-lain Rp 27,700,000
Arus Kas Netto yang digunakan untuk aktivitas Investasi Rp 3,784,846,500
Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan
Penambahan Hutang Bank Rp 4,000,000,000
Penambahan Hutang lain-lainnya
Modal Rp 2,017,968,926
Arus Kas Netto yang digunakan untuk Aktivitas Pendanaan Rp 6,017,968,926
TOTAL DARI ARUS KAS BERSIH Rp 5,767,306,906
KAS DAN BANK AWAL TAHUN
KAS DAN BANK AKHIR TAHUN Rp 5,767,306,906
10.6.2. Neraca
Neraca adalah bagian dari laporan keuangan yang mencatat informasi tentang
aset, kewajiban pembayaran pada pihak-pihak yang terkait dalam operasional
perusahaan, dan modal pada saat tertentu.
Tabel 10.10.
Neraca Keuangan Tahun 2019
Tahun 2019
URAIAN
Rencana
Aktiva Lancar:
Kas dan Bank Rp 5,767,306,906
Piutang Usaha
Perlengkapan
Jumlah Aktiva Lancar Rp 5,767,306,906
Aktiva Tidak Lancar:
Aktiva Tetap Rp 3,757,146,500
Peralatan Kantor Rp 27,700,000
Akm Penyusutan Peralatan Rp 483,061,693
Akm Penyusutan Bangunan Rp 17,661,429
Amortisasi Rp 94,190,000
Jumlah Aktiva Tidak Lancar Rp 3,189,933,379
Jumlah Aktiva Rp 8,957,240,285
Kewajiban Jangka Pendek:
Hutang Akrual
Hutang Afiliasi
Hutang lain-lain
Jumlah Kewajiban Jangka Pendek
Kewajiban Jangka Panjang:
Hutang Bank Rp 4,000,000,000
Hutang Leasing
Hutang Afiliasi
Jumlah Kewajiban Jangka Panjang Rp 4,000,000,000
Jumlah Kewajiban Rp 4,000,000,000
Modal Rp 2,017,968,926
Laba ditahan Rp 2,939,271,359
Ekuitas Rp 4,957,240,285
Jumlah Kewajiban dan Ekuitas Rp 8,957,240,285
Tabel 10.11.
Rata –Rata Biaya Modal Tertimbang (WACC)
Tabel 10.12
Nilai IRR An. Witono
Tahun Tambang Cash in flow Present Value Discounted
Interest Factor Present Value
28.90%
0 (25,245,812,517.92)
1 8,711,631,121.43 0.775804081 6,758,518,978.59
2 9,007,891,328.43 0.601871973 5,421,597,322.16
3 9,314,965,032.98 0.466934733 4,349,480,707.73
4 9,539,056,927.76 0.362249871 3,455,522,144.54
5 9,868,956,111.69 0.281034929 2,773,521,376.29
6 10,210,896,615.83 0.218028045 2,226,261,822.72
7 1,542,505,002.47 0.169147047 260,910,165.89
Tabel 10.13.
Nilai NPV An. Witono
Tahun Present Value Tahun Present Value Interest
Cash In Flow (CIF) Discounted Present Value Cash Out Flow (COF) Discounted Present Value
Penambangan Interest Factor Penambangan Factor
0.1436 0.1436
0 (5,283,966,500.00) 1 Rp 5,283,966,500.00
1 8,711,631,121.43 0.874431619 Rp 7,617,725,709.54 1 (4,591,872,850.60) 0.874431619 Rp 4,015,278,813.04
2 9,007,891,328.43 0.764630657 Rp 6,887,709,865.45 2 (4,712,761,561.79) 0.764630657 Rp 3,603,521,969.70
3 9,314,965,032.98 0.668617224 Rp 6,228,146,059.75 3 (4,835,012,503.29) 0.668617224 Rp 3,232,772,636.78
4 9,539,056,927.76 0.584660042 Rp 5,577,105,421.74 4 (4,860,973,270.05) 0.584660042 Rp 2,842,016,835.07
5 9,868,956,111.69 0.511245227 Rp 5,045,456,708.98 5 (4,992,314,096.53) 0.511245227 Rp 2,552,296,754.25
6 10,210,896,615.83 0.447048992 Rp 4,564,771,038.56 6 (4,438,625,434.50) 0.447048992 Rp 1,984,283,025.94
7 1,542,505,002.47 0.390913774 Rp 602,986,451.87 7 (4,429,815,725.30) 0.390913774 Rp 1,731,675,983.14
7 (MK) 3,236,088,502.50 0.390913774 Rp 1,265,031,569.39
7 (NS) 420,784,650.00 0.390913774 Rp 164,490,515.56
Present Value Cash In Flow (PVCIF) Rp 37,953,423,340.85 Present Value Cash Out Flow (PVCOF) Rp 25,245,812,517.92
NPV Rp 12,707,610,822.93
Keterangan :
7(MK) = Modal Kerja di tahun 7
7(NS) = Nilai Sisa di tahun 7
Tabel 10.14
Perhitungan PBP (Pay Back Period)
Tahun Tambang Cash in flow Cash out flow Sisa out flow
0 (5,283,966,500.00) (5,283,966,500.00)
1 8,711,631,121.43 (4,591,872,850.60) (1,164,208,229.17)
2 9,007,891,328.43 (4,712,761,561.79) 3,130,921,537.47
3 9,314,965,032.98 (4,835,012,503.29) 7,610,874,067.17
4 9,539,056,927.76 (4,860,973,270.05) 12,288,957,724.87
5 9,868,956,111.69 (4,992,314,096.53)
6 10,210,896,615.83 (4,438,625,434.50)
7 1,542,505,002.47 (4,429,815,725.30)
PBP 1.35
PBP 1 Tahun 4 Bulan 5 Hari