Anda di halaman 1dari 4

Exit price accounting adalah sistem akuntansi yg menggunakan harga jual pasar untuk

mengukur posisi finansial beserta performa perusahaan.

A. Income and Capital

Terdapat dua perbedaan yang mendasar dengan perhitungan historical cost pada
akuntansi:

 Nilai dari aset non moneter yang disesuaikan berdasarkan harga pasar berfungsi
untuk mengukur aset tersebut dan jika terdapat income dianggap sebagai unrealized
gains.
 Perubahan dalam daya beli umum uang dipertimbangkan ketika mengukur modal
keuangan dan hasil usaha

Jadi aset yang tercatat pada neraca disajikan kembali pada exit values (harga jual), sehingga
laporan yang ada menggambarkan nilai wajar pasar pada perusahaan, bukan saat situasi fire-
sale (ambigu). Laporan laba rugi menggambarkan profit atau losses dari hasil operasi yang
disesuaikan dengan keuntungan dalam memegang aset. Bagaimanapun, profit diukur dalam
konsep comprehensive dimana dalam konsep ini mengukur secara total perubahan riil dalam
nilai daripada elemen ekuitas yang telah di akui.

B. Objective of Accounting ( Adaptive Decision Making)

Ketika perusahaan membeli aset tidak lancar, maka akan merubah kemampuannya
dalam beradaptasi. Misal, jika aset tersebut dibeli secara cash maka saldo kas perusahaan
akan turun dan membatasi perusahaan untuk mengeluarkan kas untuk investasi lain.
Sebaliknya, jika perusahaan membelinya secara kredit, maka akan mengurangi kemampuan
pengambilan kredit perusahaan di masa datang. Konsep perilaku adatif melihat perusahaan
untuk siap dalam tindakan untuk membuang aset, jika tindakan ini memberikan keuntungan
terbaik bagi perusahaan. Perusahaan akan menjaga aset tidak lancarnya hanya jika nilai
sekarang dari arus kas masa depan dari penggunaan aset lebih besar dari nilai sekarang dari
arus kas masa depan jika ada alternatif investasi lain.

Chamber mengakui bahwa setiap aset yang dimiliki pada prinsipnya adalah nilai dari
pertukaran (exit value) dan nilai pakai (value in use). Nilai pakai (Nilai saat ini) pada
dasarnya adalah sejumlah nilai yang dihitung dari harapan saaat ini, dan hal itu merupakan
keyakinan atas masa depan, bukan fakta pada saat ini.

A. Support Terhadap Exit Price Accounting

Berikut beberapa pernyataan yang mendukung exit price accounting

1) Menyediakan informasi yang berguna


Perusahaan bisnis pada masa lalu dimiliki langsung oleh orang atau mitra
kelompok kecil. Sehinggga akuntan memiliki kewajiban untuk menyiapkan laporan
keuangan hanya untuk dua pihak, pemilik yang mengelola bisnis dan tahu semua
rinciannya, dan kreditur yang tertarik terutama dalam kemampuan pemiliknya untuk
membayar rekening atau pinjaman saat jatuh tempo.
Pada masa sekarang, dengan banyaknya jumlah pemegang saham pada suatu
perusahaan menyebabkan Laporan keuangan perusahaan sebagai media informasi
utama mengenai perusahaan tersebut, sehingga Laporan keuangan dari akuntan
eksternal menjadi sangat penting.
Solusi ideal bagi akuntan adalah untuk melaporkan segala profit dan kerugian,
lalu nilainya ditentukan berdasarkan kompetitf dari pasar yang ada. Bagaimanapun,
tidak semua aset memiliki pasar yang siap. Oleh karena itu MacNeal mengusulkan
penerapan penilaian
 Aset yang dapat dipasarkan pada harga pasar (exit price)
 Aset tidak tidak dapat dipasarkan yang dapat direproduksi pada biaya pengganti.
 Aset tidak dapat dipasarkan yang tidak dapat direproduksi pada biaya historis.

2) Informasi yang Relevan dan dapat dipercaya.


Sterling yakin bahwa ada suatu metode terbaik dalam menentukan
keuntungan. Kriteria dalam menentukan metode penilaian mana yang terbaik adalah
metode yang memberikan informasi lebih banyak dimana isi informasi tersebut harus
relevan dan dapat dipercaya.
Untuk menjadi relevan, informasi harus bergunan dalam pengambilan
keputusan akuntansi bagi para pengguna laporan. Model pengambilan keputusan,
memungkinkan pengguna untuk memutuskan yang mana merupakan aksi yang tepat
dari berbagai alternatif yang ada. Jika tidak ada kendala, informasi dapat dikumpulkan
yang mana saja yang relevan terhadap masalah yang dihadapi dan model keputusan.
Bagaimanpun, kendala ada karena sumber informasi yang langka juga mahal.
Masalahnya adalah untuk memilih model keputusan yang sesuai dengan cara menilai
kemampuan model untuk memprediksi konsekuensi dari alternative yang tersedia.

3) Additivity
Chambers mempertimbangkan masalah aditif menjadi faktor kunci dalam CCE
accounting, Produk utama dari sistem laporan akuntansi – neraca dan laporan laba rugi. Jika
memberikan nilai yang berbeda dengan berbagai karakteristik yang berbeda juga, maka
tidak dapat secara logis dapat ditambahkan bersama-sama. Sebagai contoh, tidak dapat
menilai kewajiban sebesar harga perolehan (surat hutang), beberapa aset sebesar biaya
replacement (persediaan), yang lain sebesar nilai saat ini (sewa). Juga tidak dapat
mencampuradukkan biaya historis dengan tanggal yang berbeda dan makna yang berbeda
dalam mengkalkulasikan aset bersih.
1. Allocation
Thomas mengeluhkan fakta bahwa dalam sistem akuntansi biaya (historical dan
current) sangat bergantung pada alokasi untuk valuasi aset dan menentukan profit.
Positifnyadari exit price accounting bahwa laporan keuangan dialokasikan secara bebas.
Profit menggambarkan jumlah dari perubahan dari daya beli yang rill dari aset bersih,
terkecuali tambahan investasi dari atau didistribusikan oleh owner.
2. Reality
Exit price accounting melibatkan referensi yang nyata karena memang menggunakan
harga pasar actual saat ini. Penyusutan tidak terjadi jika nilai aset selalu naik atau harga
konstan. Jika tidak ada nilai realisasi dapat dikaitkan dengan item, maka item yang ada
memiliki saldo nol. Dengan dua kendala – dipertukarkan dan adanya harga jual – item-item
dari laporan keuangan bisa semakin kuat dengan bukti nyata yang ada di dunia.
3. Objectivity
Banyak yang mengatakan bahwa harga pasar tidak objektif, namun pada
kenyataannya nilai pasar adalah nilai yang mencerminkan kenyataan pada saat ini. Parker
melakukan penelitian relative dan objektivitas untuk exit price dengan historical cost.
Parket menunjukkan bahwa exit price mengungkapkan dispersi dari jumlah tercatat.
Penyebab utamanya adalah perbedaan estimasi masa manfaat dan nilai sisa.
4. A measure of risk
Untuk memungkinkan para pengguna laporan keuangan dalam mengevaluasi berbagai
risiko dan kinerja dalam risiko finansial yang signifikan akan membutuhkan:
 deskripsi dari setiap risiko keuangan yang signifikan dan tujuan perusahaan serta
kebijakan untuk mengelola risiko tersebut.
 Informasi mengenai dampak risiko terhadap neraca dan laporan kinerja keuangan
 Informasi mengenai metode dan asumsi utama yang digunakan dalam
mengestimasi nilai wajar instrument keuangan

Anda mungkin juga menyukai