Anda di halaman 1dari 22

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Gambaran lokasi dan Pengambilan Data


Gambaran lokasi pengambilan kasus dalam Karya Tulis Ilmiah ini yaitu RSUD
Prof. Dr. Margono Soekarjo yang terletak di kabupaten Banyumas Jawa Tengah.
Rumah sakit dengan akreditasi A dengan rumah sakit umum kelas B pendidikan milik
Pemerintah Daerah Jawa Tengah tingkat 1. Ruang Melati adalah salah satu ruangan
yang terdapat di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo dengan 5 kamar, peralatan yang
ada di Ruang Melati cukup lengkap dan steril sesuai dengan prinsip kesterilan. Kasus
yang ada di Ruang Melati adalah bayi prematur. Perawat yang ada di Ruang Melati
berjumlah 15 orang. Sistem regulasi ruangannya cukup baik, terdapat Standar
Operasional Prosedur (SOP) untuk setiap tindakan dan terdapat eaflet tentang
menyusui yang benar, perawatan bayi hiperbilirubin. Bab ini berisi tentang hasil dan
pembahasan laporan kasus bayi baru lahir prematur dengan risiko ikterik neonatus yang
telah dilaksanakan masing-masing tiga hari mulai tanggal 13 April 2019 sampai 15
April dan tanggal 15 April sampai tanggal 17 April 2019 di Ruang Melati RSUD Prof.
Dr. Margono Soekarjo Purwokerto dengan dua pasien yaitu By Ny. S (1 hari) dan By.
Ny. T (5 hari) sebagai perbandingan Yang mencakup pengkajian data, analisa data,
diagnosis keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi keperawatan dan
evaluasi keperawatan. .
2. Pengkajian
Pengkajian dilakukan penulis pada tanggal 13 April 2019 dengan By Ny. S
dan tanggal 15 April 2019 dengan By. Ny. T. berdasarkan pengkajian didapatkan data
klien sebagai berikut :
a. Identitas Bayi
Tabel 4.1
Identitas Data Bayi

Identitas Pasien Pasien 1 Pasien 2


Nama By. Ny. S By. Ny. T
Umur 1 hari 5 hari
Tanggal/jam lahir 12 April 2019/ 23.24 WIB 10 April 2019 / 03.00 WIB
Jenis kelamin Perempuan Perempuan
BBS/PB 1870 gram/43 cm 1250 gram/38 cm
Alamat Mersi RT 4/6 Purwokerto Dawuhan Wetan RT 6/4
Timur Kedungbanteng
Tanggal masuk 12 April 2019 10 April 2019
Diagnosa Medis BBLR BBLR

b. Riwayat Penyakit
Tabel 4.2
Riwayat Penyakit Kedua Bayi

Riwayat Penyakit Bayi 1 Bayi 2


Keluhan Utama Bayi mengalami kelahiran Bayi mengalami kelahiran
prematur prematur
Riwayat Kesehatan Bayi Ny.S usia 1 hari lahir Bayi Ny.T usia 5 hari lahir
Sekarang pada tanggal 12 April 2019 di pada tanggal 10 April 2019 di
RSUD Prof. Dr. Margono RSUD Prof. Dr. Margono
Soekardjo Purwokerto Soekardjo Purwokerto
dengan kelahiran prematur dengan kelahiran prematur
sehingga harus di rawat di sehingga harus di rawat di
rung Melati untuk menjalani rung Melati untuk menjalani
perawatan. Bayi dirawat perawatan. Bayi dirawat
terpisah dengan ibunya, terpisah dengan ibunya,
produksi ASI sedikit produksi ASI sedikit
sehingga untuk memenuhi sehingga untuk memenuhi
kebutuhan nutrisinya kebutuhan nutrisinya
diberikan PASI. Pada saat ini diberikan PASI. Pada saat ini
bayi dirawat di ruang Melati bayi dirawat di ruang Melati
dengan diagnosa medis dengan diagnosa medis
Prematuritas. Prematuritas.
Riwayat Kesehatan Dahulu Bayi lahir pada tanggal 12 Bayi lahir pada tanggal 10
April 2019 dari ibu P1A0 April 2019 dari ibu P2A0
usia 18 tahun dengan usia usia 26 tahun dengan usia
kehamilan 29 minggu lebih 3 kehamilan 30 minggu lebih 1
hari. Lahir preeklamsi hari. Lahir spontan pada
sehingga segera dilakukan pukul 02.59 WIB. Bayi lahir
operasi SC pada pukul 23.24. secara spontan dengan
Bayi lahir secara SC ketuban ketuban berwarna jernih,
berwarna jernih, BBL 1835 BBL 1250 gr, PB 38 cm, anus
gr, PB 43 cm, anus ada, tidak ada, tidak ada kelainan,
ada kelainan, APGAR score APGAR score 7-8-9. Setelah
5-6-7. Setelah lahir bayi lahir bayi diberikan ASI
diberikan ASI melalui selang melalui selang NGT. Ibu
NGT. Ibu dirawat di ruang sudah pulang ke rumah tetapi
Flamboyan tetapi ASI yang ASI yang keluar masih
keluar masih sedikit. sedikit. Sekarang bayi
Sekarang bayi dirawat di dirawat di ruang Melati
ruang Melati RSUD RSUD Margono Soekardjo
Margono Soekardjo Purwokerto.
Purwokerto.

Ibu bayi mengatakan tidak Ibu bayi mengatakan tidak


ada riwayat penyakit ada riwayat penyakit
menurun seperti hipertensi, menurun seperti hipertensi,
diabetes mellitus dan diabetes mellitus dan
penyakit menurun lainnya. penyakit menurun lainnya
Riwayat Kesehatan
Keluarga

Riwayat Obstetri Ibu


Antenatal Jumlah Kunjungan : 6 kali Jumlah Kunjungan : 7 kali
Bidan/Dokter : 2 kali bidan/4 Bidan/Dokter : 3 kali bidan/4
kali dokter kali dokter
Penkes yang didapat: nutrisi Penkes yang didapat : nutrisi
pada ibu hamil pada ibu hamil
HPHT : 28 September 2018 HPHT : 3 September 2018
HPL : 27 Juni 2018 HPL : 11 Juni 2018
Kenaikan BB saat hamil : 14 Kenaikan BB saat hamil :
kg 7kg
Komplikasi saat hamil : Komplikasi saat hamil: mual
perdarahan pada triemster I pada saat trimester 1
Obat-obatan yang didapat : Obat-obatan yang didapat :
Tablet Fe, Vit C, Asam Folat Tablet Fe, Vit C, Asam Folat
Imunisasi TT : 7 Juli 2017 Imunisasi TT : 22 Mei 2012
Riwayat Hospitalisasi : Riwayat Hospitalisasi :
pernah dirawat di RSUD pernah dirawat di RSUD
Margono Margono
Golongan darah ibu : O Golongan darah ibu : B

Waktu Persalinan : 12 April Waktu Persalinan : 10 April


2019 pukul 23.24 WIB 2019 pukul 03.00 WIB
Tempat Persalinan : Rumah Tempat Persalinan : Rumah
Sakit Sakit
Jenis persalinan : SC Jenis persalinan : Spontan
Natal Penolong: dokter Penolong: bidan
Ketuban : jernih Ketuban : jernih
Komplikasi persalinan : Komplikasi persalinan :
Preeklampsi Preeklampsi
Keadaan bayi baru lahir Keadaan bayi baru lahir
usaha nafas : bantuan usaha nafas : bantuan
ventilator ventilator
Obat-obatan yang Obat-obatan yang diberikan
diberikan : Vit K 1 mg : Vit K 1 mg per IM,
per IM, gentamicin zalf gentamicin zalf
Trauma lahir : tidak ada Trauma lahir : tidak ada
Keluarnya feses : Keluarnya feses :
mekonium keluar 1 jam mekonium keluar 1 jam
setelah persalinan setelah persalinan
Keluarnya urine : urine Keluarnya urine : urine
keluar 30 menit setelah keluar 30 menit setelah
persalinan persalinan

c. Riwayat Sosial

Tabel 4.3
Riwayat sosial
Riwayat Sosial Bayi 1 Bayi 2
Sistem pendukung Orang Tua Orang Tua
Hubungan orang tua dengan Saat ini bayi dirawat diruang Saat ini bayi dirawat diruang
bayi melati sehingga terpisah melati sehingga terpisah
dengan orang tuanya. Selama dengan orang tuanya. Selama
bayi dirawat orang tua hanya bayi dirawat orang tua hanya
bisa melihat bayi dari luar bisa melihat bayi dari luar
ruangan dan pada saat jam ruangan dan pada saat jam
besuk saja. Ibu ingin sekali besuk saja. Ibu ingin sekali
menyusui anaknya walaupun menyusui anaknya walaupun
ASI yang keluar masih ASI yang keluar masih
sedikit namun tidak sedikit namun tidak
diperbolehkan karena bayi diperbolehkan karena bayi
dalam program perawatan dalam program perawatan
BBLR. ASI yang keluar BBLR. ASI yang keluar
ditampung dibotol +- 80 ditampung dibotol +- 100
cc/hari cc/hari
Kurangnya interaksi antara Kurangnya interaksi antara
Problem sosial yang bayi dan oran tua sehingga bayi dan oran tua sehingga
dialami bayi tidak mendapatkan ASI bayi tidak mendapatkan ASI
dari ibunya. dari ibunya
d. Pemeriksaan Fisik
a) Pemeriksaan Umum
Tabel 4.4

Pemeriksaan Umum Bayi 1 Bayi 2


Keadaan Umum Cukup Cukup
Kesadaran Composmentis Composmentis
Tanda-tanda vital S : 35,9°C S : 36,8°C
N : 148 x/menit N : 135 x/menit
RR : 60 x/menit RR : 70 x/menit

b) Antropometri
Tabel 4.5

Antrompometri Bayi 1 Bayi 2


Berat Badan Sekarang 1835 gram 1250 gram
Panjang badan 43 cm 38 cm
Lingkar kepala 30 cm 26 cm
Lingkar Dada 26 cm 24 cm

c) Pemeriksaan Head To Toe


Tabel 4.6

Pemeriksaan Bayi 1 Bayi 2


Head to Toe
Reflek Reflek moro baik Reflek moro baik
Reflek menggenggam baik Reflek menggenggam baik
Reflek menghisap kurang Reflek menghisap kurang
Reflek rooting kurang Reflek rooting baik
Tonus/aktivitas Bayi telihat lemas, dapat Bayi telihat lemas, dapat
menangis menangis
Kepala Rambut hitam Rambut hitam
Leher Terlihat gerakan menelan, Terlihat gerakan menelan, tidak
tidak ditemukan pembesaran ditemukan pembesaran kelenjar
kelenjar tiroid tiroid
Mata Bersih, tidak ada sekresi, Bersih, tidak ada sekresi,
konjungtiva tidak anemis, konjungtiva tidak anemis, sklera
sklera tidak ikterik tidak ikterik

Mulut Mukosa bibir lembab, tidak ada Mukosa bibir lembab, tidak ada
kelainan labiopalatoskisiz kelainan labiopalatoskisiz
Telinga Bentuk telinga simetris, tidak Bentuk telinga simetris, tidak
ada benjolan atau sekret, daun ada benjolan atau sekret, daun
telinga menonjol telinga menonjol

Hidung Bentuk simetris, terpasang Bentuk simetris, terpasang


CPAP PEEP 6 FiO2 30% CPAP PEEP 6 FiO2 30%
Abdomen Inspeksi : terlihat cembung, Inspeksi : terlihat cembung,
lingkar perut 30 lingkar perut 30 cm
cm Palpasi : tidak terdapat benjolan
Palpasi : tidak terdapat Perkusi : tympani
benjolan Auskultasi : bising usus normal
Perkusi : tympani
Auskultasi : bising usus normal

Paru-paru Inspeksi : simetri, tidak ada Inspeksi : simetri, tidak ada


retraksi dada retraksi dada
Palpasi : sonor Palpasi : sonor
Auskultasi : vesikuler Auskultasi : vesikuler

Jantung Inspeksi : iktus cordis tidak Inspeksi : iktus cordis tidak


terlihat terlihat
Palpasi : iktus cordis teraba Palpasi : iktus cordis teraba
Perkusi : pekak Perkusi : pekak
Auskultasi : tidak ada suara Auskultasi : tidak ada suara
tambahan tambahan
Ekstremitas Ekstremitas kanan kiri simetris, Ekstremitas kanan kiri simetris,
dapat bergerak aktif, tidak ada dapat bergerak aktif, tidak ada
edema edema
Umbilikal Tali pusar belum terlepas Tali pusar belum terlepas

Genitalia Berjenis kelamin perempuan, Berjenis kelamin perempuan,


tidak ada kelainan tidak ada kelainan
Anus Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan

Kulit Akral hangat, bayi tampak Akral hangat, bayi tampak


kemerahan kemerahan
Suhu Suhu Bayi : 35,9°C Suhu Bayi : 36°C
Suhu Cuvist : 31°C Suhu Cuvist : 31°C

e. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan bilirubin bayi 1 pada tanggal 13 April 2019
Tabel 4.7

Pemeriksaan Bilirubin Bayi 1


Bilirubin Total 9,55 mg/dl
Bilirubin Direk 0,20 mg/dl
Bilirubin Indirek 11,50 mg/dl

Pemeriksaan Bilirubin bayi 2 pada tanggal 10 April 2019


Tabel 4.8

Pemeriksaan Bilirubin Bayi 2


Bilirubin Total 9,87 mg/dl
Bilirubin Direk 0,22 mg/dl
Bilirubin Indirek 11,65 mg/dl
f. Terapi
Tabel 4.9

Bayi 1 Bayi 2
Infus D10% 5 tpm Infus D10% 5 tpm
Injeksi ampicilin 2x90 mg Injeksi ampicilin 2x90 mg
Injeksi aminopilin 3x2 mg Injeksi aminopilin 3x2 mg

3. Analisa Data
Tabel 4.10
Analisa Data pada Dua Bayi

No Analisa Data Etiologi Problem


Bayi 1
1. DS : ibu mengatakan ada Risiko ikterik
riwayat preeklamsi sehingga neonatus
bayi lahir kurang bulan.
DO:
1. BB : 1835 gram
2. S : 35,9
3. RR : 60x/menit
4. N : 148 x/menit
5. Usia : 1 hari
6. Bilirubin Total : 11,55
mg/dl
7. Riwayat ibu preeklamsi
Bayi 2
1. DS : ibu mengatakan ketuban Risiko ikterik
pecah dini sehingga bayi lahir neonatus
kurang bulan.
DO:
1. BB : 1250 gram
2. S : 36,8 °C
3. RR : 70 x/menit
4. N : 135 x/menit
5. Usia : 5 hari
6. Bilirubin Total : 11,87
mg/dl
4. Diagnosis Keperawatan
Tabel 4.11
Diagnosa Keperawatan pada Dua Bayi

Diagnosa Bayi 1 Diagnosa Bayi 2


Risiko Ikterik Neonatus Risiko Ikterik Neonatus

5. Perencanaan
Tabel 4.12
Perencanaan pada Dua Bayi
Diagnosa NOC NIC
Keperawatan
Bayi 1
Risiko Ikterik Setelah dilakukan tindakan keperawatan NIC : Pemberian Makan
Neonatus 3x24 jam diharapkan pasien tidak terjadi dengan Botol
ikterik dengan indikator : 1. Pastikan bayi pada
NOC : Keberhasilan Menyusui Bayi semi fowler pada
Indikator Awal Tujuan saat bayi menyusu
Kesejajaran 1 3 2. Sendawakan bayi
tubuh yang sesering mungkin
sesuai dan 3. Dorong untuk
bayi menghisap dengan
menempel menstimulasi reflek
dengan baik rooting sesuai
Kompresi 1 3 kebutuhan
aerola 4. Monitor/evaluasi
dengan tepat reflek menghisap
Reflek 1 3 selama menyusu
menghisap 5. Monitor berat badan
Terdengar 1 3 bayi sesuai
menelan kebutuhan
Skala :
1 : tidak adekuat
2 : Sedikit adekuat
3 : Cukup adekuat
4 : Sebagian besar adekuat
5 : Sepenuhnya adekuat
NOC : Status Nutrisi
NOC : Keberhasilan Menyusui Bayi NIC : Konseling Laktasi
Indikator Awal Tujuan 1. Monitor kemampuan
Asupan Gizi 1 3 bayi untuk
menghisap
Asupan 1 3 2. Bantu menjamin
makanan adanya kelekatan
Asupan 1 3 bayi ke dada dengan
cairan cara yang tepat
Rasio berat 1 3 3. Instruksikan posisi
badan/tinggi menyusui yang
badan bervariasi
Hidrasi 1 3 4. Instruksikan ibu
Skala : untuk melakukan
1 : sangat menyimpang dari normal perawatan putting
2 : banyak menyimpang dari normal susu
3 : cukup menyimpang dari normal
4 : sedikit menyimpang dari normal
5 : tidak menyimpang dari normal

Bayi 2
Risiko Ikterik Setelah dilakukan tindakan keperawatan NIC : Pemberian Makan
Neonatus 3x24 jam diharapkan pasien tidak terjadi dengan Botol
ikterik dengan indikator : 1. Pastikan bayi pada
NOC : Keberhasilan Menyusui Bayi semi fowler pada
saat bayi menyusu
2. Sendawakan bayi
sesering mungkin
3. Dorong untuk
menghisap dengan
Indikator Awal Tujuan menstimulasi reflek
Kesejajaran 1 3 rooting sesuai
tubuh yang kebutuhan
sesuai dan 4. Monitor/evaluasi
bayi reflek menghisap
menempel selama menyusu
dengan baik 5. Monitor berat badan
Kompresi 1 3 bayi sesuai
aerola kebutuhan
dengan tepat
Reflek 1 3
menghisap
Terdengar 1 3
menelan
Skala :
1 : tidak adekuat
2 : Sedikit adekuat
3 : Cukup adekuat
4 : Sebagian besar adekuat
5 : Sepenuhnya adekuat
NOC : Status Nutrisi
NOC : Keberhasilan Menyusui Bayi
Indikator Awal Tujuan
Asupan Gizi 1 3
NIC : Konseling Laktasi
Asupan 1 3 1. Monitor kemampuan
makanan bayi untuk
Asupan 1 3 menghisap
cairan 2. Bantu menjamin
Rasio berat 1 3 adanya kelekatan
badan/tinggi bayi ke dada dengan
badan cara yang tepat
Hidrasi 1 3 3. Instruksikan posisi
menyusui yang
Skala : bervariasi
1 : sangat menyimpang dari normal 4. Instruksikan ibu
2 : banyak menyimpang dari normal untuk melakukan
3 : cukup menyimpang dari normal perawatan putting
4 : sedikit menyimpang dari normal susu
5 : tidak menyimpang dari normal
6. Pelaksanaan
Tabel 4.13
Pelaksanaan pada Dua Bayi
Dx Hari 1 Hari 2 Hari 3
Keperawatan
Bayi 1
I 07.00 Menimbang berat badan bayi 07.00 Menimbang berat badan bayi 07.00 Menimbang berat badan bayi
sebelum menyusui sebelum menyusui sebelum menyusui
07.15 Memastikan bayi pada posisi 07.15 Memastikan bayi pada posisi 07.15 Memastikan bayi pada posisi
semi fowler pada saat bayi semi fowler pada saat bayi semi fowler pada saat bayi
menyusu dengan cara menyusu dengan cara menyusu dengan cara
memberikan bantalan kepada memberikan bantalan kepada memberikan bantalan kepada
kepala bayi kepala bayi kepala bayi
07.30 Memberikan PASI melalui 07.30 Memberikan PASI melalui OGT 07.30 Memberikan PASI melalui
OGT sebanyak 50 cc sebanyak 50 cc OGT sebanyak 50 cc
07.45 Menyendawakan bayi 07.45 Menyendawakan bayi sesering 07.45 Menyendawakan bayi sesering
sesering mungkin untuk mungkin untuk mencegah muntah mungkin untuk mencegah
mencegah muntah 08.00 Mendorong untuk menghisap muntah
08.00 Mendorong untuk menghisap dengan menstimulasi reflek 08.00 Mendorong untuk menghisap
dengan menstimulasi reflek rooting sesuai kebutuhan dengan dengan menstimulasi reflek
rooting sesuai kebutuhan cara membelai pipi atau pinggiran rooting sesuai kebutuhan
dengan cara membelai pipi mulut bayi dengan cara membelai pipi
atau pinggiran mulut bayi 08.30 Memonitor tanda-tanda vital atau pinggiran mulut bayi
08.30 Mengevaluasi reflek yaitu ukur suhu, nadi dan 08.30 Mengevaluasi reflek
menghisap selama menyusu respirasi menghisap selama menyusu
09.00 Memberikan injeksi 09.00 Memberikan PASI melalui OGT 09.00 Memberikan PASI melalui
ampicilin 90 mg dan sebanyak 50 cc OGT sebanyak 50 cc
aminopilin 2 mg 11.00 Memberikan PASI melalui OGT 11.00 Memberikan PASI melalui
11.00 Memberikan PASI melalui sebanyak 50 cc OGT sebanyak 50 cc
OGT sebanyak 50 cc 11.15 Memberikan injeksi ampicilin 90 13.00 Menimbang berat badan bayi
11.30 Penkes tentang cara menyusui mg dan aminopilin 2 mg sebelum menyusui
yang benar 11.30 Penkes tentang cara menyusui 13.15 Memberikan PASI melalui
11.45 Menimbang berat badan bayi yang benar OGT sebanyak 50 cc
sebelum menyusui 12.30 Menimbang berat badan bayi
sebelum menyusui
13.00 Memberikan PASI melalui 13.00 Memberikan PASI melalui OGT 14.00 Memonitor tanda-tanda vital
OGT sebanyak 50 cc sebanyak 50 cc yaitu ukur suhu, nadi dan
14.00 Memonitor tanda-tanda vital respirasi
yaitu ukur suhu, nadi dan
respirasi

Bayi 2
I 07.00 Menimbang berat badan bayi 07.00 Menimbang berat badan bayi 07.00 Menimbang berat badan bayi
sebelum menyusui sebelum menyusui sebelum menyusui
07.15 Memastikan bayi pada posisi 07.15 Memastikan bayi pada posisi 07.15 Memastikan bayi pada posisi
semi fowler pada saat bayi semi fowler pada saat bayi semi fowler pada saat bayi
menyusu dengan cara menyusu dengan cara menyusu dengan cara
memberikan bantalan kepada memberikan bantalan kepada memberikan bantalan kepada
kepala bayi kepala bayi kepala bayi
07.30 Memberikan PASI melalui 07.30 Memberikan PASI melalui OGT 07.30 Memberikan PASI melalui
OGT sebanyak 50 cc sebanyak 50 cc OGT sebanyak 50 cc
07.45 Menyendawakan bayi Menyendawakan bayi sesering 07.45 Menyendawakan bayi sesering
sesering mungkin untuk mungkin untuk mencegah muntah mungkin untuk mencegah
mencegah muntah 07.45 Mendorong untuk menghisap muntah
08.00 Mendorong untuk menghisap dengan menstimulasi reflek 08.00 Mendorong untuk menghisap
dengan menstimulasi reflek rooting sesuai kebutuhan dengan dengan menstimulasi reflek
rooting sesuai kebutuhan cara membelai pipi atau pinggiran rooting sesuai kebutuhan
dengan cara membelai pipi mulut bayi dengan cara membelai pipi
atau pinggiran mulut bayi 08.00 Mengevaluasi reflek menghisap atau pinggiran mulut bayi
Mengevaluasi reflek selama menyusu 08.30 Mengevaluasi reflek
08.30 menghisap selama menyusu 08.30 Menimbang berat badan bayi menghisap selama menyusu
sebelum menyusui 09.00 Memberikan PASI melalui
OGT sebanyak 50 cc
09.00 Memberikan PASI melalui 09.00 Memberikan PASI melalui OGT 11.00 Memberikan PASI melalui
OGT sebanyak 50 cc sebanyak 50 cc OGT sebanyak 50 cc
11.00 Menimbang berat badan bayi 11.00 Penkes tentang cara menyusui 12.30 Menimbang berat badan bayi
sebelum menyusui yang benar sebelum menyusui
11.30 Memberikan PASI melalui 11.30 Memberikan PASI melalui OGT 13.00 Memberikan PASI melalui
OGT sebanyak 50 cc sebanyak 50 cc OGT sebanyak 50 cc
11.45 Memberikan injeksi 11.45 Memonitor tanda-tanda vital 14.00 Memonitor tanda-tanda vital
ampicilin 90 mg dan 13.00 Memberikan PASI melalui OGT yaitu mengukur suhu, nadi,
aminopilin 2 mg sebanyak 50 cc dan respirasi
13.00 Memberikan PASI melalui 13.15 Memberikan injeksi ampicilin 90
OGT sebanyak 50 cc mg dan aminopilin 2 mg
13.15 Memonitor tanda-tanda vital
yaitu mengukur suhu, nadi
dan respirasi
7. Evaluasi
Tabel 4. 14
Evaluasi pada Dua Bayi

Dx Hari 1 Hari 2 Hari 3


Bayi 1
Risiko Ikterik S:- S:- S:-
Neonatus O : BB : 1835 gram O : BB : 1865 gram O : BB : 1900 gram
S : 35,9°C S : 36°C S : 36,3°C
N : 148 x/menit N : 158 x/menit N : 140 x/menit
Usia : 1 hari Usia : 2 hari Usia : 3 hari
Bilirubin Total : 9,55 mg/dl Bilirubin Total : 9,55 mg/dl Bilirubin Total : 9,55 mg/dl
A : masalah belum teratasi A : masalah belum teratasi A : masalah teratasi
Indikator Awal Tujuan Hasil Indikator Awal Tujuan Hasil Indikator Awal Tujuan Hasil
Kesejajaran 1 4 1 Kesejajaran 1 4 2 Kesejajaran 3 4 4
tubuh yang tubuh yang tubuh yang
sesuai dan sesuai dan sesuai dan
bayi bayi bayi
menempel menempel menempel
dengan baik dengan dengan
Kompresi 1 4 1 baik baik
pada aerola Kompresi 1 4 2 Kompresi 3 4 4
dengan pada aerola pada aerola
tepat dengan dengan
Refleks 1 4 1 tepat tepat
menhisap Refleks 1 4 2 Refleks 1 4 4
Terdengar 1 4 1 menhisap menhisap
menelan Terdengar 1 4 2 Terdengar 1 4 4
menelan menelan
Tabel
Evaluasi pada dua bayi (lanjutan)
Dx Hari 1 Hari 2 Hari 3
Skala : Skala : Skala :
1 : tidak adekuat 1 : tidak adekuat 1 : tidak adekuat
2 : seddikit adekuat 2 : seddikit adekuat 2 : seddikit adekuat
3 : cukup adekuat 3 : cukup adekuat 3 : cukup adekuat
4 : sebagian besar adekuat 4 : sebagian besar adekuat 4 : sebagian besar adekuat
5 : sepenuhnya adekuat 5 : sepenuhnya adekuat 5 : sepenuhnya adekuat
Indikator Awal Tujuan Hasil Indikator Awal Tujuan Hasil Indikator Awal Tujuan Hasil
Asupan Gizi 1 4 1 Asupan Gizi 2 4 2 Asupan Gizi 3 4 4
Asupan 1 4 1 Asupan 2 4 2 Asupan 3 4 4
makanan makanan makanan
Asupan 1 4 2 Asupan 3 4 3 Asupan 3 4 4
cairan cairan cairan
Rasio berat 1 4 1 Rasio berat 2 4 2 Rasio berat 4 4 4
badan/tinggi badan/tinggi badan/tinggi
badan badan badan
Hidrasi 1 4 1 Hidrasi 2 4 2 Hidrasi 4 4 4
Skala : Skala : Skala :
1 : sangat menyimpang dari normal 1 : sangat menyimpang dari normal 1 : sangat menyimpang dari normal
2 : banyak menyimpang dari normal 2 : banyak menyimpang dari normal 2 : banyak menyimpang dari normal
3 : cukup menyimpang dari normal 3 : cukup menyimpang dari normal 3 : cukup menyimpang dari normal
4 : sedikit menyimpang dari normal 4 : sedikit menyimpang dari normal 4 : sedikit menyimpang dari normal
5 : tidak menyimpang dari normal 5 : tidak menyimpang dari normal 5 : tidak menyimpang dari normal
P : Lanjutkan intervensi P : Lanjutkan intervensi P : masalah teratasi sebagian
a. Monitor/evaluasi reflek hisap a. Monitor/evaluasi reflek hisap a. Monitor/evaluasi reflek hisap
selama menyusu selama menyusu selama menyusu
b. Monitor berat badan bayi sesuai b. Monitor berat badan bayi sesuai b. Monitor berat badan bayi sesuai
kebutuhan kebutuhan kebutuhan
Dx Hari 1 Hari 2 Hari 3
Bayi 2
Risiko Ikterik S:- S:- S:-
Neonatus O : BB : 1250 gram O : BB : 1350 gram O : BB : 1400 gram
S : 36,8°C S : 36°C S : 36,3°C
N : 135 x/menit N : 158 x/menit N : 144 x/menit
Usia : 5 hari Usia : 6 hari Usia : 3 hari
Bilirubin Total : 9,87 mg/dl Bilirubin Total : 9,87 mg/dl Bilirubin Total : 9,87 mg/dl
A : masalah belum teratasi A : masalah belum teratasi A : masalah teratasi
Indikator Awal Tujuan Hasil Indikator Awal Tujuan Hasil Indikator Awal Tujuan Hasil
Kesejajaran 1 4 1 Kesejajaran 1 4 2 Kesejajaran 3 4 3
tubuh yang tubuh yang tubuh yang
sesuai dan sesuai dan sesuai dan
bayi bayi bayi
menempel menempel menempel
dengan baik dengan dengan
Kompresi 1 4 1 baik baik
pada aerola Kompresi 1 4 2 Kompresi 3 4 3
dengan pada aerola pada aerola
tepat dengan dengan
Refleks 2 4 2 tepat tepat
menhisap Refleks 3 4 3 Refleks 4 4 4
Terdengar 1 4 1 menhisap menhisap
menelan Terdengar 1 4 2 Terdengar 4 4 4
menelan menelan
Tabel
Evaluasi pada dua bayi (lanjutan)
Dx Hari 1 Hari 2 Hari 3
Skala : Skala : Skala :
1 : tidak adekuat 1 : tidak adekuat 1 : tidak adekuat
2 : seddikit adekuat 2 : seddikit adekuat 2 : seddikit adekuat
3 : cukup adekuat 3 : cukup adekuat 3 : cukup adekuat
4 : sebagian besar adekuat 4 : sebagian besar adekuat 4 : sebagian besar adekuat
5 : sepenuhnya adekuat 5 : sepenuhnya adekuat 5 : sepenuhnya adekuat
Indikator Awal Tujuan Hasil Indikator Awal Tujuan Hasil Indikator Awal Tujuan Hasil
Asupan Gizi 1 4 1 Asupan Gizi 2 4 2 Asupan Gizi 3 4 3
Asupan 1 4 1 Asupan 2 4 2 Asupan 3 4 3
makanan makanan makanan
Asupan 1 4 2 Asupan 3 4 3 Asupan 3 4 3
cairan cairan cairan
Rasio berat 1 4 1 Rasio berat 2 4 2 Rasio berat 4 4 3
badan/tinggi badan/tinggi badan/tinggi
badan badan badan
Hidrasi 1 4 1 Hidrasi 2 4 2 Hidrasi 3 4 3
Skala : Skala : Skala :
1 : sangat menyimpang dari normal 1 : sangat menyimpang dari normal 1 : sangat menyimpang dari normal
2 : banyak menyimpang dari normal 2 : banyak menyimpang dari normal 2 : banyak menyimpang dari normal
3 : cukup menyimpang dari normal 3 : cukup menyimpang dari normal 3 : cukup menyimpang dari normal
4 : sedikit menyimpang dari normal 4 : sedikit menyimpang dari normal 4 : sedikit menyimpang dari normal
5 : tidak menyimpang dari normal 5 : tidak menyimpang dari normal 5 : tidak menyimpang dari normal
P : Lanjutkan intervensi P : Lanjutkan intervensi P : masalah teratasi sebagian
a. Monitor/evaluasi reflek hisap c. Monitor/evaluasi reflek hisap a. Monitor/evaluasi reflek hisap
selama menyusu selama menyusu selama menyusu
b. Monitor berat badan bayi sesuai d. Monitor berat badan bayi sesuai b. Monitor berat badan bayi sesuai
kebutuhan kebutuhan kebutuhan
B. Pembahasan Laporan Kasus
Bab ini penulis akan membahas kesenjangan yang terjadi antara teori dan kondisi
riil kasus saat pelaksanaan asuhan keperawatan dengan kasus bayi baru lahir prematur
dengan risiko ikterik neonatus pada dua bayi (By. Ny. S dan By. Ny. T) yang dilakukan
penulis selama masing-masing 3 hari pada tanggal 13 -17 April 2019 di Ruang Melati
RSUDR Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto.
1. Pengkajian
a. Biodata Pasien
Pengkajian dilakukan pada tanggal 13 April 2019 dan 15 April 2019. Dalam
pengambilan kasus ini, penulis mengumpulkan data dengan wawancara kepada
keluarga pasien, mengobservasi secara langsung, status pasien dari pemeriksaan
fisik. Penulis melakukan pengkajian pada bayi I umur 1 hari dengan nomer RM
02094753, berjenis kelamin perempuan, dengan berat badan 1835 gram, lahir pada
tanggal 12 April 2019 pukul 23.24 WIB. Pengkajian yang dilakukan kepada bayi
II umur 5 hari dengan nomer RM 0209429, berjenis kelamin perempuan dengan
berat badan 1250 gram, lahir pada tanggal 10 April 209 pada pukul 03.00 WIB.
Menurut teori dari Maryunani (2013), pengkajian biodata pasien meliputi
nama, jenis kelamin, BB, TB, LK, LD. Sedangkan pengkajian biodata orangtua
meliputi nama, umur, pkerjaan, pendidikan, alamat. Berdasarkan teori Maryunani
(2013) terdapat kesenjangan antara teori dan penulis jabarkan pada pengkajian
tersebut yaitu penulis menambahkan tanggal masuk rumah sakit, nomer rekam
medis dan diagnosa medis. Menurut penulis tanggal masuk rumah sakir diperlukan
untuk mengetahui berapa lama perawatan yang dilakukan. Diagnosa medis juga
diperlukan untuk mempermudah petugas kesehatan melakukan tindakan.
b. Riwayat Penyakit
Berdasarkan pengkajian didapatkan data keluhan utama dari kedua pasien
lahir kurang bulan. Bayi S lahir secara SC pada usia kehamilan 29 minggu lebih 3
hari karena preeklamsi dengan riwayat obstetrik ibu G0P1A0. Sedangkan bayi T
lahir secara spontan pada usia kehamilan 30 minggu lebih 1 hari dengan riwayat
obstetrik P2A0. Setelah dilakukan pemeriksaan bilirubin pada keduanya didapatkan
hasil Bayi S 9,55 mg/dl dan Bayi T 9,87 mg/dl. Kedua orang tua bayi tidak memiliki
riwayat penyakit menurun seperti hipertensi dan diabetes mellitus.
Menurut Nurarif (2015) ikterik bersifat patologis atau hiperbilirubinemia
apabila ikterus terjadi 24 jam pertama, peningkatan konsentrasi bilirubin 5 mg/dl
atau lebih setiap 24 jam, konsentrasi bilirubin sewaktu 10 mg/dl pada neonatus
kurang bulan dan 12,5 mg/dl, kehilangan berat badan sampai 5% selama 24 jam
yang disebabkan oleh rendahnya intake kalori, dan ikterus yang disertai hemolysis
(inkompabilitas darah dan defisiensi enzim G-6-PD). Pada kedua klien tidak
muncul kriteria yang dapat menyebabkan ikterik.
c. Pemeriksaan Fisik
Pengkajian pada bayi baru lahir dengan risiko ikterik neonatus menurut
Sukarni & Sudarti (2013) yaitu Ikterus terlihat pada sklera, selaput lendir, kulit
berwarna merah tua, urin warna pekat seperti teh, letargi, hipotonus, refleks hisap
kurang, peka rangsang, tremor, kejang, tangisan melengking. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa bayi 1 memiliki reflek hisap dan rooting yang lemah, dan
pada bayi 2 reflek hisap dan rooting baik. Sklera kedua bayi tidak ikterik. Kulit
kedua bayi tampak kemerahan.
d. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Nurarif dan Hardhi (2015) pemeriksaan laboratorium untuk
menegakkan diagnosa risiko ikterik neonatus adalah pemeriksaan kadar bilirubin,
pemeriksaan darah lengkap, golongan darah ibu dan bayi, serta pemeriksaan
penyaring defisiensi enzim G-6-PD biakan darah atau biopsy bila perlu. Kadar
bilirubin bayi aterm lebih dari 12,5 mg/dL, prematur lebih dari 15 mg/dL Namun
pada kedua pasien hanya dilakukan pemeriksaan kadar bilirubin saja. Hasil
pemeriksaan bilirubin pada bayi 1 adalah 9,55 mg/dl pada tanggal 13 April 2019.
Kemudian hasil pemeriksaan bilirubin pada bayi 2 yang dilakukan pada tanggal 10
April 2019 adalah 9,87 mg/dl.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosis Keperawatan dapat berfokus pada masalah atau tingkat promosi atau
risiko potensial. Diagnosis keperawatan yang muncul berdasarkan keluhan dari kedua
pasien dan berdasarkan analisa data yaitu risiko ikterik neonatus. Karena data subjektif
dari kedua pasien mengatakan bahwa anaknya lahir belum cukup bulan dengan faktor
risiko menurut Herdman dan Kamitsuru (2015) prematuritas, usia kurang dari 7 hari,
keterlambatan pengeluaran mekonium, penurunan berat badan abnormal.
3. Perencanaan
Intervensi yang dilakukan penulis untuk masalah risiko ikterik neonatus menurut
Moorhead, Johnson, Maas dan Swanson (2016) yaitu monitor/evaluasi reflek hisap
selama menyusu, monitor berat badan sesuai kebutuhan, dorong untuk menghisap
dengan menstimulasi reflek rooting sesuai kebutuhan, pastikan bayi pada posisi semi
fowler pada saat menyusu, sendawakan bayi sering-sering selama dan setelah
menyusu, monitor kemampuan bayi untuk menghisap, instruksikan posisi menyusui
yang bervariasi.
4. Implementasi
Pelaksanaan tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah risiko ikterik neonatus
yang sudah penulis lakukan selama 3 hari sesuai dengan intervensi yang ditetapkan
menurut Moorhead, Johnson, Maas dan Swanson (2016) yaitu memonitor/mengevaluasi
reflek menghisap selama menyusu, pada hari pertama bayi S belum mampu menunjukkan
reflek menghisapnya. Kemudian hari kedua dan hari ketiga sudah ada reflek menghisap
dari bayi. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rinata, dkk (2016) menunjukkan bahwa
keefektifan menghisap yang baik adalah bayi dengan umur gestasi ≥ 37 minggu.
Kefektifan hisapan yang kurang pada bayi dengan usia gestasi ≤ 37 minggu. Usia bayi
lebih dari 37 minggu masih ditemukan bayi yang menyusu dengan perlekatan yang kurang
dan kefektifan menghisap yang kurang.
Tindakan keperawatan selanjutnya adalah memonitor berat badan bayi sesuai
kebutuhan, pada hari pertama berat badan bayi masih kurang. Makanan terbaik bagi bayi
adalah ASI. Menurut Penelitian Indiyani (2019) bayi baru lahir akan mengalami
penurunan berat badan sekitar 4-7% dan maksimal sekitar hari ke 3, kemudian mengalami
peningkatan kembali hingga mencapai berat badan lahirnya kembali sekitar hari ke 5 dan
hari ke 7. Pada bayi prematur dibutuhkan ASI yang banyak untuk meningkatkan berat
badan bayi dan upaya mencegah ikterik (Baskoro, 2008 dalam Susanti, dkk 2013). Upaya
untuk meningkatkan ASI adalah dengan memberikan pendidikan kesehatan tentang cara
menyusui kepada ibu. Menurut penelitian yang dilakukan Sari, dkk (2017) yaitu
memberikan ASI secara on-demand atau menyusui kapanpun bayi memintaadalah cara
terbaik karena dapat mencegah masalah proses menyusui dan bayi tetap kenyang. Selain
frekuensi, durasi juga berpengaruh, dimana jika durasi menyusu lama maka bayi akan
mendapat sehingga bayi menerima asupan foremilk dan handmilksecara seimbang. Pada
hari kedua, kedua pasien mengalami kenaikan berat badan. Peningkatan berat badan ini
dilakukan dengan memberikan ASI melalui OGT masing-masing 50 cc per 2 jam.
Tindakan selanjutnya adalah memonitor reflek bayi untuk menghisap, pada hari
pertama bayi S reflek menghisapnya masih lemah, pada bayi T reflek menghisapnya baik.
Pada hari kedua dan ketiga reflek hisapnya sudah kuat. Hal tersebut sesuai dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Tauriska dan Ummamah (2014) yang mengemukakan
bahwa ada hubungan antara isapan bayi dengan produksi ASI pada ibu menyusui.
Menstimulasi reflek rooting dengan cara membelai pipi bayi, respon kedua bayi
menunjukkan sudah baik. Menurut penelitian yang dilakukan Kuswinarno, dkk (2013).
Bayi akan menoleh ke arah dimana terjadi sentuhan pada pipinya. Bayi akan membuka
mulutnya apabila bibirnya disentuh dan berusaha untuk menghisap benda yang
disentuhkan tersebut. Bila pipi bayi disentuh, dia akan menoleh kearah sentuhan. Bila
bibir bayi disentuh dia akan membuka mulut dan berusaha mencari putting untuk menetek.
Lidah keluar dan melengkung menangkap puting dan aerola.
Tindakan keperawatan selanjutnya yaitu menginstruksikan menyusui yang
bevariasi. Karena ibu dan bayi dirawat terpisah, penulis memberikan pendidikan
kesehatan tentang cara menyusui yang didalamnya ada teknik menyusui yang bervariasi.
Salah satu teknik menyusui yang bervariasi adalah bayi ditengkurapkan diatas dada ibu,
tangan ibu sedikit menahan kepala bayi, dalam posisi ini bayi tidak akan tersedak menurut
Suhartika&Djamilus (2015).
Tindakan keperawatan selanjutnya adalah menyendawakan bayi setelah menyusu.
Menurut Surrinah 2009 dalam Samsuri 2016, menyendawakan bayi yang meminum ASI
melalui botol hendaknya setiap menghabiskan 10 ml harus disendawakan. Kedua pasien
diberikan ASI sebanyak 50 cc, pemberiannya melalui OGT setiap 10 cc. Selanjurnya
adalah memastikan bayi pada posisi semi fowler dengan cara memberikan bantalan pada
kepala bayi. Hal ini sesuai dengan teori yang tertulis.
5. Evaluasi
Evaluasi dari tindakan keperawatan yang selama 3 hari penulis lakukan adalah
reflek menghisap bayi baik, rasio berat badan/tinggi badan teratasi, reflek rooting baik.
Kedua pasien menunjukkan reflek hisapnya dengan skala 3. Pada hari ketiga kedua pasien
mampu menunjukkan reflek hisap dan rootingnya, berat badan naik dan tidak terjadi
ikterik.
Menginstruksikan posisi menyusui yang benar, penulis memberikan materi
pendikan kesehatan cara menyusui yang benar kepada kedua ibu bayi yang berisi tentang
pengertian dari menyusui, manfaat dari menyusui yang benar, cara menyusui yang benar
yang disini penulis mengajarkan posisi menyusui, tanda menyusui yang benar dan akibat
dari tidak menyusui yang benar.
Evaluasi keperawatan menurut Sukarni & Sudarti 2014 adalah tidak terjadi
kernikterus pada neonatus, tanda vital dan suhu tubuh bayi stabil dalam batas normal,
keseimbangan cairan dan elektrolit bayi terpelihara, integritas kulit baik/utuh, bayi
menunjukkan partisipasi terhadap rangsangan visual, terjalin interaksi bayi dan orang tua.

Anda mungkin juga menyukai