Anda di halaman 1dari 2

Pengertian Zakat dan Peranan Zakat

Secara bahasa zakat berarti an-numu wa az-ziyadah yang berarti tumuh dan
bertambah. Kadang dipaiakan makna ath-thaharah yang berarti suci, dan al-barakah yang
berarti berkah. Zakat dalam pengertian suci adalah membersihkan diri, jiwa, dan harta.
(Rozalinda, 2016).
Seseorang yang mengeluarkan zakat berarti dia telah membersihkan diri dan jiwa
nya dari penyakit kikir dan membersihkan harta nya darihak milik orang lain. Sementara
itu zakat dalam pengertian berkah adalah sisa harta yang sudah dikeluarkanzakatnya
secara kualitatif akan mendapat berkah dan akan berkembang walaupun secara kualitatif
jumlahnya berkurang.
Q.S At Taubah: 103
Zakat merupakan mengeluarkan bagian tertentu dari harta tertentu yang
telah sampai nisabnya untuk orang-orang yang berhak menerimanya. Pada definisi lain,
zakat juga berarti pemindahan peilikan harta tertentu untuk orang yang berhak
menerimanya dengan syarat-syarat tertentu. (Rozalinda,2016).
Nisab dalam syariat diartikan sebagai jumlah batasan kepemilikan seorang
Muslim selama satu tahun untuk wajib mengeluarkan zakat. (Wikipedia)
Zakat merupakan rukun iman yang ke tiga, setelah syahadat dan sholat di urutan
pertama dan kedua, maka dari itu zakat ini wajib dilakukan bagi seluruh muzakki (orang
yang membayar zakat) yang telah sampai nisabnya. Zakat merupakan ibadah bagi kaum
muslimin, zakat juga tidak dapat digantikan dengan ibadah-ibadah lainnya.

Syarat-syarat Zakat
Ketika ibadah zakat dilaksanakan, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh
orang-orang yang membayar pajak atau muzakki dan juga ada syarat-syarat harta yang
harus dizakati.
1) Syarat-syarat Muzakki (Orang yang Wajib Membayar Pajak)
Adapun beberapa syarat yang harus dipenuhi seorang muzakki antara lain:
a. Merdeka
Menurut beberapa ulama, seseorang yang merupakan budak atau hamba
sahaya maka mereka tidak wajib untuk mengeluarkan zakat, sebab mereka
tidak memiliki hak milik. Begitu pula para ulama Maliki menyatakan bahwa
hamba sahaya atau budak tidak ada kewajiban membayar zakat atas hak milik
yang atas namanya ataupun atas nama tuannya, karena hak milik hamba
sahaya tersebut bersifat tidak sempurna.
b. Islam
Seseorang yang membayak zakat haruslah beragama Islam karena zakat
merupakan suatu bentuk ibadah yang suci bagi setiap muslim, bahkan zakat
merupakan rukun islam yang ketiga. Maka dari itu tidak wajib bagi seorang
yang tidak beragama Islam ataupun kafir untuk membayar zakat ini,
begitupula dengan orang yang murtad atau keluar dari agama Islam, dia tidak
diwajibkan untuk membayar zakat.
c. Baligh dan berakal
Menurut ulama yang bermahzab Hanafi, seseorang yang tidak berakal dalam
hal ini yaitu gila, dan orang yang belum baligh bisa jadi anak kecil, maka
orang0orang tersebut tidak diwajibkan untuk berzakat. Sedangkan menurut
juhmur ulama, baligh dan berakal bukan merupakan syarat wajib untuk
mengeluarkan zakat. Nash yang memerintahkan untuk mengeluarkan zakat
adalah terhadap orang-orang kaya atau orang yang telah sampai nisab hartanya
untuk melaksanakan zakat baik itu anak kecil maupun orang gila, hal ini tentu
pembayaran zakat untuk anak kecil dan orang gila diwakilkan oleh walinya.

2) Syarat-syarat Harta

Anda mungkin juga menyukai