Anda di halaman 1dari 9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Ikan Selar Kuning


Ikan Selar (Selar crumenophthalmus) merupakan ikan pelagis yang aktif
mencari makan pada malam hari (nokturnal). Ikan Selar termasuk karnivora
(Kimura 2011). Makanannya berupa larva ikan Clupeidae, Balistidae, Serranidae,
Leptocephal, larva kepiting Megalops, Decapoda, Foranimifera, Cephalopoda yaitu
gurita (Roux and Conand 2000). Ikan Selar termasuk ikan ekonomis yang harganya
dapat dijangkau oleh semua kalangan masyarakat (Genisa 1999).
Selar kuning, Selaroides leptolepis (Carangidae); hidup bergerombol di
perairan lepas pantai, daerah-daerah pantai laut dalam, kadar garam tinggi,
panjang ikan dapat mencapai 20 cm, umumnya 15 cm. Termasuk ikan pelagis
kecil, pemakan plankton. Penangkapan dengan purse seine, payang, jaring
insang, pukat beton, jala lompo (Genisa, 1999).
Ikan selar termasuk ikan laut perenang cepat dan kuat. Penyebaran ikan ini
adalah semua laut di daerah tropis dan semua lautan Indopasifik. Ikan ini banyak
tertangkap di perairan pantai serta hidup berkelompok (Djuhanda, 1981 diacu
dalam Wijayanti, 2009).
Menurut Nontji (1993) ikan dari genus Caranx/selar teridentifikasi di

perairan Indonesia sebanyak 30 jenis, yang tersebar mulai dari perairan

Indonesia Barat sampai Indonesia Timur. Ikan selar lebih banyak jumlah dan

jenisnya di perairan Indonesia Timur dibandingkan dengan perairan Indonesia

Barat. Daerah distribusi ikan selar meliputi Sumatera (Tarusan, Padang, Tiku,

Pariaman, dan Sibolga), Nias, Pulau Weh, Singapura, Jawa, Bali, Lombok,

Sumbawa, Sulawesi (Makasar, Bulukumba dan Manado), dan Laut Banda

(Weber dan Beaufort, 1913).


2.1 Klasifikasi Ikan Selar Kuning
Menurut Saanin (1984), Ikan Selar Kuning diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Famili : Carangidae
Genus : Selaroides
Spesies : Selaroides leptolepis

Gambar 1. Ikan Selar Kuning

2.3 Morfologi Ikan Selar Kuning


Ikan selar kuning memiliki bentuk tubuh yang jorong memanjang dan pipih
tegak atau yang biasa disebut fusiform, pangkal ekor kecil (Gambar 1). Bentuk
mulut ikan ini adalah subterminal. Mempunyai sisik-sisik kecil tipis jenis sikloid.
Terdapat bintik hitam besar dibagian atas tutup insang. Sisi tubuh dan perut
berwarna keperakan. Bagian punggung ikan berwarna biru dan terdapat garis
kuning di bagian punggung.
Menurut Nelson (2006) ikan Selar merupakan family dari Carangidae
dimana tubuhnya berbentuk compressed , tipe sisik pada kebanyakan spesies adalah
cycloid tetapi ada juga yang ctenoid. Menurut Kimura (2011) ikan Selar memiliki
warna tubuh pada bagian dorsal biru kehijauan, pada bagian ventral silver
keputihan, dengan garis kuning membujur yang membatasi dari opercle sampai
peduncle panjang maksimum sampai 70cm.
Ikan Selar kuning masuk dalam family Carangidae dengan nama ilmiah
Selaroides leptolepis. Morfologi dari ikan tersebut adalah:
1. Panjang ikan dapat mencapai 20 cm, umumnya 15 cm
2. Termasuk ikan pelagis kecil, pemakan plankton
3. Ikan selar kuning memiliki bentuk tubuh yang jorong memanjang dan pipih
tegak atau yang biasa disebut fusiform
4. Bentuk mulut ikan ini adalah subterminal
5. Mempunyai sisik-sisik kecil tipis jenis sikloid
6. Terdapat bintik hitam besar dibagian atas tutup insang
7. Sisi tubuh bagian atas berwarna kebiruan dan diikuti dengan garis kuning
yang dan sisi tubuh bagian bawah berwarna keperakan
8. Bagian punggung ikan berwarna biru dan terdapat garis kuning di bagian
punggung
2.4 Anatomi Ikan Selar Kuning
Ikan Selar Kuning memiliki anatomi tubuh sebagai berikut :
A. Sistem pencernaan
Pada alat pencernaan ikan terdiri dari dua bagian yaitu saluran pencernaan dan
kelenjar pencernaan. Saluran pencernaan terdiri dari mulut, rongga mulut (terdapat
gigi), faring, esophagus, lambung, pylorus, usus, rectum, dan anus. Sedangkan
kelenjar pencernaan terdiri dari hati, empedu, dan pankreas. Sistem pencernaan ikan
tergantung pada jenis makanannya. Makanan ikan akan masuk melalui mulut
menuju rongga mulut, didalam rongga mulut terdapat gigi. Gigi pada ikan beragam
tergantung dari jenis makanannya. Menurut bentuknya gigi ikan digolongkan pada
beberapa bentuk yaitu Villiform, Conical, Cannine, Maliform, Incisor, Fuse
beak.Lambung dan usus ikan biasanya memiliki variasi bentuk dan ukuran yang
merupakan akibat dari adaptasi morfologi dan struktural terhadap kebiasaan
makanan.
Ikan Selar Kuning termasuk dalam tipe ikan karnivora. Ikan karnivora memiliki
ciri ususnya lebih pendek dari saluran ikan herbivora karena daging yang dimakan
memiliki dinding seltipis berupa selaput sehingga lebih mudah dicerna. Saluran
pencernaan pada ikan karnivora hanya sepanjang tubuh saja sedangkan pada ikan
herbivora dapat mencapai tiga
kali panjang tubuhnya. Lambung ikan karnivora membesar dan berdinding tebal y
ang kuatmirip dengan ampel pada ayam. Ciri lain pada ikan karnivora yaitu,
memiliki gigi untuk menyerap, menahan dan merobek mangsa. Makanannya berupa
larva ikan Clupeidae, Balistidae, Serranidae, Leptocephal, larva kepiting Megalops,
Decapoda, Foranimifera, Cephalopoda yaitu gurita (Roux and Conand 2000).
B. Sistem Otot
Ikan memiliki susunan otot yang lebih sederhana jika dibandingkan dengan.
vertebrata yang lain. Walaupun susunannya lebih sederhana pada ikan juga
didapatkan tiga jenis otot yaitu otot polos, otot bergaris, dan otot jantung. Bila
dilihat secara keseluruhan, urat daging bergaris diseluruh tubuh ikan terdiri dari
kumpulan blok urat daging. Tiap-tiap blok urat daging ini dinamakan miotom yang
dilapisi oleh mioseptum. Urat daging bergaris terdapat disepanjang tubuh ikan
mulai belakang kepala sampai ekor pada jaringan yang dapat dikendalikan.
Menurut Sjafei (1989) urat daging yang terdapat di kedua sisi tubuh ikan dapat
dibedakan menjadi dua bagian, yaitu epaksial dan hipoksial. Kedua bagian tersebut
dipisahkan oleh suatu selaput yang dinamakan “horizontal akletogeneous septum“.
Dibagian permukaan selaput ini terdapat urat daging yang menutupinya “musculus
lateralis superficialis“ yang banyak mengandung lemak karena warna yang merah
kehitaman.
C. Sistem pernafasan
Sistem pernafasan ikan bergantung pada suatu organ utama yang disebut
insang. Insang pada ikan berfungsi untuk mengikat oksigen dan mengeluarkan
karbon dioksida sebagai hasil respirasi. Organ insang juga berhubungan langsung
dengan pembuluh darah sehingga memungkinkan terjadinya pertukaran langsung
antara oksigen dan karbon dioksida. Insang pada ikan terletak di dua sisi tubuh ikan
bagian depan. Dapat dikatakan bahwa insang adalah salah satu dari bagian - bagian
tubuh hewan yang penting khususnya pada ikan.
Insang terdiri dari gill filament atau lembaran insang yang terstruktur dan
memiliki permukaan yang luas untuk menyerap oksigen. Transfer gas pernafasan
pada ikan dilakukan melalui epitel khusus yakni lamella dan filamen insang yang
epithelium respiratorik. Epitelium ini sangat tipis dan ukurannya menyesuaikan.
Pada ikan biasanya terdapat 4 lembar insang pada setiap sisi tubuh, Ikan hiu
dan Ikan pari memiliki 5 insang sedangkan beberapa spesies bahkan memiliki 6
atau 7 lembaran insang.
Ada beberapa bagian yang menyusun insang pada ikan, yaitu :
 Lengkung insang yang tersusun dari tulang rawan
 Rigi – rigi insang yang terletak di depan lengkung insang. Rigi insang
tersusun oleh beberapa tulang dan berfungsi untuk menyaring air
 Lembaran insang, bagian ini terletak dibelakang bagian lengkung insang.
Lembaran insang biasanya berwarna merah karena mengandung pembuluh
darah. Lembar insang berbentuk menyerupai sisir. Tiap lembaran insang
memiliki filamen dan setiap filamen terdiri dari banyak lembaran tipis atau
lamella
D. Sistem pengeluaran
Limbah metabolisme dibuang melalui organ-organ pengeluaran seperti ginjal,
kantung kemih, dan insang. Ginjal ada dua buah organ yang berwarna merah gelap
yang terletak di bawah tulang punggung dan melekat dekat dengan rongga tubuh
bagian belakang. Organ ini adalah ginjal yang berfungsi untuk memproduksi urin
dan membuang limbah. Kantung kemih berbentuk datar dan oval dan berada di
antara anus dan lubang ekskresi. Dibelakang kantung kemih terdapat saluran
kencing (uretra). Insang sebagai alat mengeluarkan banyak sisa limbah
metabolisme.
E. Sistem sirkulasi
Sistem peredaran darah ikan bersifat tunggal, artinya hanya terdapat satu jalur
sirkulasi peredaran darah. Start dari jantung, darah menuju insang untuk melakukan
pertukaran gas. Selanjutnya, darah dialirkan ke dorsal aorta dan terbagi ke segenap
organ-organ tubuh melalui saluran-saluran kecil. Selain itu, sebagian darah dari
insang kadang langsung kembali ke jantung. Hal ini terjadi bilamana tidak semua
output cardiac dibutuhkan untuk menuju ke dalam dorsal aorta dan pembuluh eferen
yang lain. Pada bagian lain, yaitu berawal dari insang pertama, sebelum
dihubungkan ke sistem vena. Peranan kedua organ ini mungkin sebagai ventilasi
kontrol dan untuk sekresi gas ke cairan mata ( Soewolo, 2005 : 244 ).
Secara umum sistem peredaran darah pada ikan mirip sistem hidraulis yang
terdiri atas sebuah pompa, pipa, katup, dan cairan. Meskipun, jantung teleostei
terdiri atas empat bagian. Namun pada kenyataanya mirip dengan satu silinder atau
pompa piston tunggal. Untuk menjamin aliran darah terus berlangsung, maka
daerah dipompa dengan perbedaan tekanan. Tekanan jantung lebih besar dari
tekanan arteri, dan tekanan arteri lenih besar dari tekanan arterionale. Akibat adanya
perbedaan tekanan maka aliran darah dapat terjadi (Soewolo, 2005 : 225).
F. Sistem urinogenital
Gonad adalah bagian dari organ reproduksi pada ikan yang menghasilkan telur
pada ikan betina dan sperma pada ikan jantan. Ikan pada umumnya mempunyai
sepasang gonad dan jenis kelamin umumnya terpisah (Sukiya 2005). Ikan memiliki
ukuran dan jumlah telur yang berbeda, tergantung tingkah laku dan habitatnya.
Sebagian ikan memiliki jumlah telur banyak, namun berukuran kecil sebagai
konsekuensi dari kelangsungan hidup yang rendah. Sebaliknya, ikan yang memiliki
jumlah telur sedikit, ukuran butirnya besar, dan kadang-kadang memerlukan
perawatan dari induknya, misal ikan Tilapia (Fujaya, Yushinta., 2004).
Perkembangan gonad pada ikan menjadi perhatian para peneliti reproduksi
dimana peninjauan perkembangan tadi dilakukan dari berbagai aspek termasuk
proses-proses yang terjadi di dalam gonad baik terhadap individu maupun populasi.
Perkembangan gonad yang semakin matang merupakan bagian dari reproduksi ikan
sebelum terjadi pemijahan. Selama itu sebagian besar hasil metabolisme tertuju
kepada perkembangan gonad. Dalam individu telur terdapat proses yang dinamakan
vitellogenesis yaitu terjadinya pengendapan kuning telur pada tiap individu-
individu telur. Hal ini menyebabkan perubahan-perubahan pada gonad. Umumnya
pertambahan berat gonad pada ikan betina sebesar 10-25% dari berat tubuh dan
pada ikan jantan sebesar 5-10%.
Dalam biologi perikanan, pencatatan perubahan atau tahap-tahap kematangan
gonad diperlukan untuk mengetahui perbandingan ikan-ikan yang akan melakukan
reproduksi dan yang tidak. Dari pengetahuan tahap kematangan gonad ini juga akan
didapat keterangan bilamana ikan itu akan memijah, baru memijah, atau sudah
selesai memijah. Mengetahui ukuran ikan untuk pertama kali gonadnya menjadi
masak, ada hubungannya dengan pertumbuhan ikan itu sendiri dan faktor-faktor
lingkungan yang mempengaruhinya.
Tiap-tiap spesies ikan pada waktu pertama kali gonadnya masak menjadi
masak tidak sama ukuranya. Demikian dengan ikan yang sama spesiesnya. Lebih-
lebih bila ikan yang sama spesiesnya itu tersebar pada lintang yang perbedaanya
lebih dari lima derajat, maka akan terdapat perbedaanya ukuran dan umur ketika
mencapai kematangan gonad untuk pertama kalinya.
Pengamatan kematangan gonad dilakukan dengan dua cara : pertama cara
histologi dilakukan di laboratorium, kedua cara pengamatan morfologi yang dapat
dilakukan di laboratorium dan dapat pula dilakukan di lapangan. Dari penelitian
histologi akan diketahui anatomi perkembangan gonad tadi lebih jelas dan
menditail. Sedangkan pengamatan secara morfologi tidak akan sedetail cara
histologi, namun cara morfologi ini banyak dilakukan para peneliti. Dasar yang
dipakai untuk menentukan tingkat kematangan gonad dengan cara morfologi ialah
bentuk, ukuran panjang dan berat, warna dan perkembangan isi gonad yang dapat
dilihat. Perkembangan gonad ikan betina lebih banyak diperhatikan dari pada ikan
jantan perkembangan diameter telur yang terdapat dalam gonad lebih mudah dilihat
dari pada sperma yang terdapat di dalam testis.
Garis besar perkembangan ovarium ikan terbagi dua tahap, pertama tahap
perkembangan struktural yaitu pertumbuhan ovarium hingga hewan mencapai
dewasa kelamin dan kedua tahap perkembangan fungsional yaitu tahap pematangan
telur. Sehubungan dengan tahap perkembangan telur, perubahan-perubahan
morfologi dapat dipakai sebagai tolak ukur tahap perkembangan oogenesis.
Perubahan morfologi yang terjadi dapat meliputi warna, bentuk, keadaan
permukaan, penampakan oosit dan pembuluh darah.
G. Gelembung renang
Gelembung renang pada Ikan Selar Kuning memiliki fungsi yang sama seperti
ikan air tawar lainnya, yaitu untuk mengatur gerak renang pada ikan. Khususnya
pada gerakan naik dan turun dalam gerak ikan di perairan. Gelembung renang
sebagai organ hidrostatik yaitu penyeimbang ketika beranang dan digunakan untuk
naik dan turun.
H. Sistem saraf dan sistem endokrin
Sistem ini berfungsi untuk mengkoordinasi pergerakan semua organ agar
semuanya selaras. Sistem saraf terdiri dari otak, sumsum tulang belakang dan saraf.
Ujung saraf ini berhubungan dengan semua organ sensori (organ sensori di kulit,
organ akustik, organ penciuman, dan organ penglihatan, dll.) serta jaringan otot
untuk mendapatkan impuls. Otak, saraf dan saraf tulang belakang dapat
mengendalikan semua aktivitas di seluruh tubuh. Sistem endokrin dikendalikan
oleh sistem saraf. Sistem endokrin berfungsi untuk menyesuaikan seluruh aktivitas
tubuh Ikan Selar Kuning dengan mengeluarkan hormon.
Sistem saraf ikan dibagi menjadi sistem saraf pusat dan sistem saraf periferi.
Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan medulla spinalis. Sistem saraf periferi terdiri
dari saraf spinal dan cranial beserta cabang-cabangnya. Sistem saraf otonom
merupakan bagian dari sistem perifera, mempengaruhi otot polos dan kelenjar.
Bagian-bagian otak ikan yaitu medulla spinalis (sumsum tulang belakang),
epiphyse (kelenjar), cerebrum di depannya terdapat lobusol foktorices yang
memberi syaraf ke hidung yaitu nevus olfaktorious, medula oblongata, cerebellum
(otak kecil), mesecephalon ( lobus opticus) sebagai tonjolan yang bulat.
Sistem endokrin dapat dijumpai pada semua golongan hewan, baik
vertebrata maupun invertebrata. Sistem endokrin (hormon) dan sistem saraf secara
bersama lebih dikenal sebagai supra sistem neuroendokrin yang secara kooperatif
untuk menyelenggarakan fungsi kendali dan koordinasi pada tubuh hewan. Pada
umumnya, sistem endokrin bekerja untuk mengendalikan berbagai fungsi fisiologis
tubuh, antara lain aktivitas metabolisme, pertumbuhan, reproduksi, regulasi
osmotik, dan regulasi ionik (Isnaeni 2006). Pada ikan, sistem endokrin bekerja lebih
sederhana dari mamalia meskipun jenis hormone dan kelenjar yang dihasilkan
sama, namun fungsi dan peruntukan hormon pada beberapa kasus menunjukkan
perbedaan.

Daftar Pustaka :
Genisa, A. S. 1999. Pengenalan Jenis-Jenis Ikan Laut Ekonomi Penting di
Indonesia . Oseana XXIV (1) : 31.
Kimura, S. 2011. Fishes of Terengganu.. Proceeding of Carangidae Jacks
(Scads, Trevallies). National Museum of Nature and Sciece. Malaysia.
pp.98.
Nelson, J. S. 2006. Fishes of The World . Acid free paper. Canada. pp. 362.
Nontji A. (1993), Laut Nusantara. Djambatan, Jakarta.
Roux, O and F . Conand. 2000. Feeding Habits of The Bigeye Scad Selar
crumenopthalmus (Carangidae), in LA reunion Island Waters (South-
Western Indian Ocean ) , Cybium 24 (2) : 176-177.
Wijayanti, AT. 2009. Kajian Penyaringan dan Lama Penyimpanan dalam
Pembuatan Fish Peptone dari Ikan Selar Kuning (Caranx leptolepis)
[skripsi]. Program Studi Teknologi Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 88 hal.

Anda mungkin juga menyukai