Anda di halaman 1dari 4

TUGAS SOSIOLOGI PEDESAAN

SISTEM SOSIAL MASYARAKAT DESA

DISUSUN OLEH:

ADELSON SAPUTRA D. LATIEF


614417035
A / AGRIBISNIS

JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2018
 DEFINISI MASYARAKAT DESA

Menurut Sutardjo Kartohadikusumo Desa adalah suatu kesatuan hukum tempat tinggal
suatu masyarakat yang berkuasa mengadakan pemerintahan sendiri.

Yang dimaksud desa menurut SutardjoKartohadikusuma mengemukakan sebagai berikut:


desa adalah suatu kesatuan hukum di mana bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan
sendiri.

Menurut Bintarto desa merupakan perwujudan atau kesatuan geografi, social, ekonomi,
politik dan kultural yang terdapat di situ (suatu daerah) dalam hubungannya dan pengaruhnya
secara timbal-balik dengan daerah lain. Sedangkan menurut Paul h. Landis, desa adalah
penduduknya kurang dari 2.500 jiwa.

 DEFINISI PERTANIAN

Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia
untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk
mengelola lingkungan hidupnya. Kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang termasuk
dalam pertanian biasa dipahami orang sebagai budidaya tanaman atau bercocok tanam.

 HUBUNGAN ANTARA MASYARAKAT DESA DAN PERTANIAN

Desa lahir setelah cocok tanam dikenal manusia. Desa sebagai tempat untuk menetap atau
bermukim memang erat berhubungan dengan pertanian. Sebab, cocok tanam berbeda dengan
perburuan memaksa orang tinggal di suatu tempat untuk memelihara tanaman dan menunggui
hasil panennya. Era kaitannya antara eksistensi desa dan pertanian ini menyebabkan orang
cenderung mengidentifikasikan desa dengan pertanian.

Masyarakat desa sangat berkaitan dengan pertanian, karena didesa tersebut masih
terbilang sangat berkaitan dengan alam atau dengan pertanian. Dari hasil pertanian tersebut
merupakan suatu mata pencaharian bagi masyarakat desa.

Hubungan antara masyarakat desa dengan pertanian, meliputi:

1. Pertanian sebagai kebutuhan masyarakat desa


Dimana, bahan pangan yang dihasilkan dari kegiatan bercocok tanam oleh masyarakat
desa bisa digunakan untuk mencukupi segala macam yang dibutuhkan oleh
masyarakat desa itu sendiri.
2. Pertanian sebagai mata pencaharian masyarakat desa
Dimana, pertanian merupakan sector yang berperan untuk menyerap tenaga kerja.
Dan jika dikaitkan dengan masyarakat desa, kegiatan pertanian merupakan mata
pencaharian mereka.
Dalam perkembangan yang terjadi saat ini, terutama di negara negara industri maju semakin
terlihat adanya kecenderungan bahwa desa tidak lagi identik dengan pertanian. Di kawasan
ini kebanyakan desa tidak lagi tergantung kepada sektor pertanian. Beberapa diantaranya desa
desa itu ada yang petaninnya tinggal sepersepuluh dari seluruh penduduk desa. Bahkan ada
pula petani yang berasal dari kota. Sifat pertanianpun telah bergeser menjadi suatu bisnis
modern. Dalam mana pertanian lebih merupakan sarana untuk mengejar keuntungan daripada
sebagai suatu cara hidup.

Dengan melihat kenyataan dan kecenderungan yang terjadi itu maka perlu disimak
secara lebih cermat , sejauh mana keterkaitan antara desa dan pertanian.

1. JENIS DAN SISTEM PERTANIAN

Pola kebudayaan manusia yang seragam yang menentukan corak pertanian, yang lebih lanjut
menentukan corak kehidupan mereka. Oleh karena itu untuk memahami corak kehidupan
masyarakat desa atau petani pada tingkat pertama setidak- tidaknya perlu dikenal jenis- jenis
dan sistem pertanian yang ada.

Jenis- jenis pertanian dalam hal ini berkaitan dengan tanaman pokok apa yang menjadi
sumber kehidupan dari suatu masyarakat desa atau petani. Perbedaan dalam jenis tanaman
pokok juga menciptakan perbedaan dalam corak kehidupan masyarakatnya. Delapan daerah
pangkal penyebaran cocok tanam dengan jenis tanaman yang berbeda sebagaimana
disimpulkan oleh Koentjaraningrat yang mengindikasikan palin tidak adanya delapan pola
kehidupan masyarakat desa atau petani yang berbeda. Keberagaman bentuk kehidupan
komunitas ini tentu semakin berkembang sesuai dengan keberagaman kondisi- kondisi lokal
tempat penyebaran suatu varietas tanaman pokok tertentu.

Sebagai gambaran umum tentu mudah dibayangkan apabila terjadi bentuk- bentuk
kehidupan komunitas desa yang berbeda berdasar jenis tanaman pokok yang berbeda seperti
antara kelompok masyarakat petani padi, petani kedelai, pekebun teh, dll. Dan keberagaman
okupasional dalam bidang pertanian ini juga berakibat terciptanya keberagaman dalam corak
kehidupan komunitas desa atau petani.

Sistem pertanian yan bersahaja akan menciptakan coak komunitas petani yang berbeda
dengan sistem pertanian modern. contohnya, tingkat teknologi yang bersahaja akan
menciptakan bentuk komunitas petani yang bebeda dengan tingkat teknologi yang modern.

D. Whittlesey mengemukakan ada sembilan corak sistem pertanian, yakni :

1. bercocok tanam di ladang,

2. bercocok tanam tanpa irigasi yang menetap,

3. bercocok tanam yang menetap dan intensif dengan irigasi sederhana berdasarkan tanaman
pokok padi,
4. bercocok tanam yang menetap dan intensif dengan irigasi sederhana tanpa padi,

5. bercocok tanam sekitar lautan tengah,

6. pertanian buah- buahan,

7. pertanian komersial,

8. pertanian komersil dengan mekanisasi,

9. pertanian perkebunan dengan mekanisasi.

2. HUBUNGAN MASYARAKAT DESA DENGAN TANAH

Mengenai sistem pertanian juga mencakup hubungan antara masyarakat desa khususnya
petani dan tanah. Untuk masyarakat desa, terutama di desa- desa dominan pertanian, tanah
pertanian sangat penting artinya bagi kehidupan mereka. Hubungan antara manusia dan tanah
ini mencakup sejumlah bentuk dan sifat hubungan. Yang terpenting adalah berkaitan dengan
pembagian dan penggunaan tanah, pemilikan serta berbagai bentuk penguasaan, dan
termasuk luas sempitnya penguasaan tanah.

Heteroginitas desa- desa yang ada di Indonesia dengan sendiri akan mempersulit usaha
untuk pendapatan gambaran umum mengenai sistem hubungan antara masyarakat desa dan
tanah mereka. Contoh, 1. desa pertanian dengan yang non pertanian, 2. desa di daerah
pegunungan berbeda dengan yang di daerah dataran rendah, 3. desa di daerah maju berbeda
dengan desa yang di daerah terbelakang, 4. desa di tepian pantai berbeda dengan desa yang di
daerah pedalaman.

3. FAKTOR- FAKTOR DETERMINAN DALAM EKONOMI DESA

Sistem pertanian pada masyarakat desa yang dominan pertanian sangatlah vital bagi
kehidupan mereka. Sistem pertanian bagi mereka adalah merupakan cara bagaimana mereka
bisa hidup. terlebih untuk masyarakat desa yang masih bersahaja, yang kehidupannya
tergantung sepenuhnya pada pertanian. Maka bagi masyarakat desa semacam itu, sistem
pertanian adalah identik dengan sistem pertanian mereka, yakni bila ekonomi diartikan
sebagai cara “ pemenuhan keperluan jasmaniah manusia “. Sejauh ini, digeneralisasi secara
umum sekali, desa- desa di Indonesia umumnya adalah desa pertanian. Bahkan desa- desa
nelayan ( yang sekalipun jumlahnya relatif banyak, tetapi sangat kecil dibanding dengan desa
pertanian ). Kebanyakan juga tidak terlepas dari sektor pertanian. Artinya, banyak nelayan-
nelayan kecil yang disamping menjadi pelayan juga menjadi petani.

Bagaimana sistem ekonomi, atau khususnya sistem pertanian, tercipta di suatu desa atau
kawasan tertentu tidaklah lepas dari pengaruh berbagai faktor. diantara sekian faktor yang
sangat besar pengaruhnya terhadap sistem ekonomi atau pertanian tersebut adalah keluarga,
tanah, pasar.

Anda mungkin juga menyukai