a. Eugen Ehrlich
Hukum dalam pandangan aliran ini lebih bersifat fungsional ketimbang
analitis,
karena itu istilah sociolocal menurut paton kurang tepat karena dapat menimbulkan
kekacauan karena itu ia menyebutkan sociological jurisprudence ini dengan
anthropological untuk menghindari kekacauan pengertian dengan sosiologi hukum.
Berdasarkan preskripsinya yang demikian, Ehrlich akhirnya mengajukan sebuah
hipotesis bahwa hukum positif baru akan berlaku efektif ditentukan dan dinilai dari
sudut pandang asismiliasi (kesesuian) denga hukum yang hidup di masyrakat.
Masyarakat bagi Ehrlich adalah ide umum yang dapat digunakan untuk
menandakan hubungan sosial. suatu kesatuan yang lebih tinggi dan berwibawa
diantara mereka, seperti keluarga, desa lemabaga sosial, negara dan sistem ekonomi
dunia. Hubungan hukum sebagai hukum, ditandai dengan faktor-faktor ekonomis,
karenanya sistem ekonomiyang digunakan dalam produksi, distribusi dan konsumsi
bersifat menentukan bagi pembentukan hukum. Hukum dalam pandangan Ehrlich
merupakan suatu Naturalisme sosiologis, yang didekati sama seperti benda-benda
alam, penyangkalan terhadap sifat normatif hukum berdasarkan pada argumentasi
bahwa hukum merupakan kenyataan saja, kenyataann sosial yang melahirkan hukum
itu ditafsirkannya secara ekonomis, Ehrlich memberikan empat jalan untuk
menjelaskan perubahan dialektis dengan mana kenyataan-kenyataan yang anormatif
menjadikan normatif, keempat jalan itu ialah: (1) kebiasaan (2)kekuasaan efektif, (3)
milik efektif dan (4) pernyataan kehendak pribadi.
Peraturan yang memungkinkan proses pengambilan keputusan sosial
mengindikasikan adanya sengketa antara kelompok dan individu, dilihat dari
pembatasan dan kompetisinya. dengan kerangka ini, kita lebih banyak mencerati
persoalan konflik daripada rekonsiliasi, dengan subjek yang berbeda baik inidividu-
kolektif maupun sebaliknya, bahkan dalam suatu titik individu yang salingberhadap-
hadapan sebagai suatu yang terpisah dan terputus hubunganya dari lingkaran
masyarakatnya, Ehrlich mengajukan kriteria terhadap peraturan ini, dimana ia
meletakan perbedaan antara individu dan masyarakat dan kesetaraan organis tubuh
kelompok-kelompok sosial
b. Roseoe punda, Stone dan Cardozo
Roscoe Punda menyatakan bahwa hukum dirumuskan untuk memaksimalkan
pemuasan kebutuhan dan kepentingan masyarakat latar belakang pemikiran pound
yang demikian diawali dari konfrontasi analitiknya yang terjadi secara terus menerus
dari masalah-masalah pengawasan sosial dan kepentingan sosial., persoalan filsafat
pragmatise dan teori-teori eksperimental tentang nilai-nilai sebagai kemantapan dan
keluwesan dalam sejarah, tipologi dan sistem hukum, dan masalah mafaat, unsur
kebijakan administratif dalam proses peradilan, pada tahun 1923 roseoe punda
menandaskan, dalam suatu analisa mengenai teori tentang keputusan pengadilan,
gambaran yang harus dipergunakan oleh ahlinya hukum modern untuk membantu
pengadila.
Dalam karangan yang sama, pound menekankan bahwa perundang-indangan,
hukum, merupakan kebiasaan, hukum administratif dan keadilan hukum menurut tipe
tiperekayasa sosial yang berbeda,
Menurut Alvin S Johson disebabkan karena yang menjadi pokok pemikiran
pound adalah sebagai berikut;
1. Menelaah akibat-akibat sosial yang aktual dari adanya lembaga-
lembaga hukum dan dokrin-doktrin hukum (lebih pada fungsi hukum
dari pada abstraknya)
2. Mengajukan studi sosiologis untuk mempersiapkan perundang-
undangan dan menganggap hukum sebagai suatu lembaga sosial yang
dapat diperbaiki oleh usaha-usaha yang bijaksana dalam menemukan
cara-cara terbaik untuk melanjutkan dan membimbinhg usaha-usaha
yang seperti itu
3. Untuk menciptakan efektivitas cara dalam membuat perundang-
undangan dan memberikan tekanan kepada hukum untuk mencapai
tujuan-tujuan sosial (tidak ditekankan kepada saksi)
Dalam banyak karangannya pound menunjukan sikapnya mengenai pentinya
kekuatan-kekuatan sosial pembentukan hukum dari pada ungkapan-ingkapan hukum
teknis. untuk mendukung rekayasa sosial yang demikian, pound memberikan
klasifikasi mengenai kepentingan-kepintingan yang sah dilindungi, serta
pengelompokoan hubungan sosial, yang lebih lanjut oleh para ahli modern diuraikan
lebih lanjut atau ditata ulang berdasarkan klasifikasi pound, sperti yang dilakukan
oleh stone,paton dan cordozo, klasifikasi tersebut adalah sebagai berikut ini:
1) Kepentingan umum
2) Kepentingan Sosial
3) Kepentingan Pribadi
Dari klasifikasi yang demikian, dapat disimpulkan bahwa pound terpenngaruh
rancangan-rangcangan banguan pemikiran Von Jhering dan Bentham, terutama
pendekatan hukum sebagai jalan ke arah tujuan sosial dan sebagai alat dalam
perkembangan sosial.
Menurut Shidarta, dalam model penalaran hukum, pound menekankan
pendapatan dua arah antara kutub empirisme di satu sisi dan rasionalisme dikutub
lainya, pound menyapaikan bahwa proses praktis tatanan hukum, tidaklah hanya
berhenti pada penemuan eksprimental dengan trial dan error, inklusi pradilan dan
pengecualian peradilan, terutama untuk menyelesaikan konflik kepentingan yang
tumpang-tindih. Atas dasar ini, pengalaman dikembangkan melalui argumentasi-
rasioanl. sebaliknya, pertimbanga rasional diuji oleh pengalaman, demikianlah kita
mendapatkan metode kedua, yaitu menilai dengan mengacu pada dalil-dalil hukum
(jural postulates) berperadapan dalam ruangan dan waktu saat ini.
Aliran Sociological Jurispurdence sebagai salah satu aliran pemikiran filsafat hukum
menitik beratkan pada hukum dalam kaitannya dengan masyarakat. Menurut aliran ini :
“ Hukum yang baik haruslah hukum yang sesuai dengan hukum yang hidup di antara
masyarakat”.
Roscoe Pound, hukum harus dipandang sebagai suatu lembaga kemasyarakatan yang
berfungsi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan sosial, dan adalah tugas ilmu hukum untuk
mengembangkan suatu kerangka dengan mana kebutuhan-kebutuhan sosial dapat terpenuhi
secara maksimal.
Eugen Ehrlich, Penulis yang pertama kali menyandang sosiolog hukum (Grundlegung
der Soziologie des Recht, 1912). Menurut Ehrlich pusat gaya tarik perkembangan hukum
tidak terletak pada perundang-undangan, tidak pada ilmu hukum, tetapi di dalam masyarakat
sendiri. Ajaran berpokok pada pembedaan antara hukum positif dengan hukum yang hidup,
atau dengan kata lain pembedaan antara kaidah-kaidah hukum dengan kaidah-kaidah sosial
lainnya. Hukum positif hanya akan efektif apabila selaras dengan hukum yang hidup dalam
masyarakat.
Roscoe Pound menganggap bahwa hukum sebagai alat rekayasa sosial (Law as a tool
of social engineering and social controle) yang bertujuan menciptakan harmoni dan
keserasian agar secara optimal dapat memenuhi kebutuhan dan kepentingan manusia dalam
masyarakat. Keadilan adalah lambang usaha penyerasian yang harmonis dan tidak memihak
dalam mengupayakan kepentingan anggota masyarakat yang bersangkutan. Untuk
kepentingan yang ideal itu diperlukan kekuatan paksa yang dilakukan oleh penguasa negara.
Aliran ini secara tegas memisahkan antara hukum positif dengan (the positive law)
dengan hukum yang hidup (the living law). Aliran ini timbul dari proses dialektika antara
(tesis) Positivisme Hukum (antitesis) dan Mazhab Sejarah. Sebagaimana diketahui,
Positivisme Hukum memandang tiada hukum kecuali perintah yang diberikan penguasa (law
is a command of law givers), sebaliknya Mazhab Sejarah menyatakan hukum timbul dan
berkembang bersama dengan masyarakat.
Suatu hal yang patut dipahami, bahwa dalam program sosiologi jurisprudence Pound, lebih
mengutamakan tujuan praktis dengan :
1. Menelaah akibat sosial yang aktual dari lembaga hukum dan doktirin hukum, karena
itu , lebih memandang kerjanya hukum dari pada isi abstraknya.
2. Mempelajari cara membuat peraturan yang efektif dan menitik beratkan pada tujuan
sosial yang hendak dicapai oleh hukum dan bukannya pada sanksi.
3. Menelaah sejarah hukum sosiologis yakni tentang akibat sosial yang ditimbulkan oleh
doktrin hukum dan bagaimana cara mengahasilkannya.
4. Membela apa yang dinamakan pelaksanaan hukum secara adil dan mendesak supaya
ajaran hukum harus dianggap sebagai bentuk yang tidak dapat berubah.
5. Meningkatkan efektifitas pencapaian tujuan yang tersebut diatas agar usaha untuk
mencapai maksud serta tujuan hukum lebih efektif.