Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
I. Tujuan :
1. Mengetahui cara mengkalibrasi alat ukur radiasi.
2. Menghitung factor kalibrasi dengan metode langsung.
3. Menghitung kalibrasi dengan metode tak langsung.
4. Menentukan kesalahan pengukuran dari alat ukur.
II. Dasar teori :
Kalibrasi alat ukur adalah suatu system yang digunakan untuk
standarisasi alat ukur yang belum standar terhadap alat ukur standar. Kalibrasi
alat ukur radiasi adalah suatu system yang digunakan untuk standarisasi alat
ukur radiasi yang belum standar terhadap alat ukur radiasi standar. Berdasarkan
definisi diatas dapat dikatakan bahwa untuk penggunaan alat deteksi baik
dilapangan maupun dilaboratorium perlu dikalibrasi atau distandarisasi dengan
alat ukur yang sudah standar agar tidak terjadi penyimpangan yang besar dalam
pengukuran.
Sudah merupakan suatu ketentuan bahwa setiap alat ukur proteksi radiasi
harus di kalibrasi secara periodik oleh instansi yang berwenang. Hal ini
dilakukan untuk menguji ketepatan nilai yang ditampilkan alat terhadap nilai
sebenarnya. Perbedaan nilai antara yang ditampilkan dan yang sebenarnya harus
dikoreksi dengan suatu parameter yang disebut sebagai faktor kalibrasi ( Fk ).
Dalam melakukan pengukuran, nilai yang ditampilkan alat harus dikalikan
dengan faktor kalibrasinya. Secara ideal, faktor kalibrasi ini bernilai satu, akan
tetapi pada kenyataannya tidak banyak alat ukur yang mempunyai faktor
kalibrasi sama dengan satu. Nilai yang masih dapat 'diterima' berkisar antara 0,8
sampai dengan 1,2. Faktor Kalibrasi dapat dihitung dengan persamaan berikut.
1. Kalibrasi Langsung
Suatu metode kalibrasi dengan menggunakan sumber radiasi yang diketahui
aktivitasnya. Cara kalibrasi alat ukur ini dapat dilakukan setelah terlebih
dahulu dihitung laju dosis paparan radiasi sumber standar pada jarak
tertentu. Kemudian laju dosis paparan radiasi yang dihitung tersebut sebagai
pembanding terhadap laju dosis paparan radiasi alat ukur radiasi yang
diamati.
2. Kalibrasi TidakLangsung
Alat ukur radiasi standard mempunyai tingkat ketelitian yang sangat akurat, dan
mempunyai penyimpangan (standard deviasi) lebih kecil dari 5%. Alat ukur
radiasi standard ini digunakan untuk kalibrasi alat ukur radiasi standard
sekunder.
Suatu alat ukur radiasi standard yang ukurannya ditetapkan oleh para ahli yang
berkedudukan di IAEA sebagai standard untuk kalibrasi alat ukur radiasi di
suatu Negara.
Rumus – Rumus Yang Digunakan :
a) At A0 e t dengan ln 2
T1 / 2
At
b) Xs (R/jam)
d2
c) Kalibrasi langsung
Xs
fk ; dengan X = laju dosis paparan radiasi rata-rata
X
e) Ketelitian
1
n
( Xi X ) 2
2
K x100%
X
Keterangan :
t:Selang waktu dari aktivitas sumber mula-mula sampai aktivitas sumber akhir (pada
saat waktu pengukuran)
Xs:Laju dosis paparan radiasi sumber standard pada jarak tertentu berdasarkan
perhitungan (R/jam)
X : Harga rata-rata laju dosis paparan radiasi berdasarkan pembacaan alat ukur radiasi
yang dikalibrasi pada jarak yang sama (R/jam)
Xi:Pengukuran pengulangan dosis paparan radiasi berdasarkan pembacaan alat ukur
radiasi yang dikalibrasi pada jarak yang sama (R/jam)
d: Jarak antara sumber standar dengan alat ukur radiasi yang dikalibrasi(meter)
N: Jumlah pengukuran
ln 2 0,6931
= 0,0231
T1 / 2 30,04
At A0 e t
= 1 𝜇𝐶𝑖. 𝑒 −0,0231.8,167
= 1 𝜇𝐶𝑖 . 0,8281
= 0,8281 𝑥 10−6 𝐶𝑖
At
Xs (R/jam)
d2
𝑅𝑚2
(0,33 )(0,8281 𝑥 10−6 𝐶𝑖)
𝑗𝑎𝑚𝐶𝑖
= (0,05 𝑚)2
Jarak = 0,07 m
At
Xs (R/jam)
d2
𝑅𝑚2
(0,33 )(0,8281 𝑥 10−6 𝐶𝑖)
𝑗𝑎𝑚𝐶𝑖
= (0,07 𝑚)2
At
Xs (R/jam)
d2
𝑅𝑚2
(0,33 )(0,8281 𝑥 10−6 𝐶𝑖)
𝑗𝑎𝑚𝐶𝑖
= (0,1 𝑚)2
𝑅𝑚2
(0,33 )(0,8281 𝑥 10−6 𝐶𝑖)
𝑗𝑎𝑚𝐶𝑖
= (0,1𝑚)2
Xs
fk
X
1,0931 𝑥 10−4 𝑅/𝑗𝑎𝑚
= 0,00136 𝑅/𝑗𝑎𝑚
= 0,0804
1
n
( Xi X ) 2
1
= √ { (0,0012 − 0,00136)2 − (0,0014 − 0,00136)2 − (0,0015 − 0,00136) }
3
= √1,56 𝑥 10−8
= 1,249 𝑥 10−4
2
K x100%
X
2 . 1,249 𝑥 10−4
= 𝑥 100%
0,00136
= 18,37 %
Xs
fk
X
5,577 𝑥 10−4 𝑅/𝑗𝑎𝑚
= 0,00093 𝑅/𝑗𝑎𝑚
= 0,6
1
n
( Xi X ) 2
1
= √ { ((0,0009 − 0,00093)2 − (0,0009 − 0,00093)2 − (0,001 − 0,00093)2 }
3
= √2,23 𝑥 10−9
= 4,722 𝑥 10−5
2
K x100%
X
2 . 0,4722 𝑥 10−4
= 𝑥 100%
0,00093
= 10,15 %
Xs
fk
X
2,733 𝑥 10−4 𝑅/𝑗𝑎𝑚
= 0,00036𝑅/𝑗𝑎𝑚
= 0,76
1
n
( Xi X ) 2
1
= √ { ((0,0002 − 0,00036)2 − (0,0005 − 0,00036)2 − (0,004 − 0,00036)2 }
3
= √1,56 𝑥 10−8
= 1,249 𝑥 10−4
2
K x100%
X
2 . 1,249𝑥 10−4
= 𝑥 100%
0,00036
= 69,38 %
= 0,48013
fs X s
fk
X
= 0,0764
1
n
( Xi X ) 2
1
= √ { ((0,0017 − 0,00143)2 − (0,0012 − 0,00143)2 − (0,0014 − 0,00143)2 }
3
= √4,223 𝑥 10−8
= 2,055 𝑥 10−4
2
K x100%
X
2 . 2,055𝑥 10−4
= 𝑥 100%
0,00143
= 28,74 %
fs X s
fk
X
1
n
( Xi X ) 2
1
= √ { ((0,0007 − 0,0008)2 − (0,0009 − 0,0008)2 − (0,0008 − 0,0008)2 }
3
= √1,667 𝑥 10−8
= 1,291 𝑥 10−4
2
K x100%
X
2 . 1,291 𝑥 10−4
= 𝑥 100%
0,0008
= 32,28 %
fs X s
fk
X
= 0,0684
1
n
( Xi X ) 2
1
= √ { ((0,0004 − 0,0004)2 − (0,0003 − 0,0004)2 − (0,0005 − 0,0004)2 }
3
= √6,667 𝑥 10−9
= 8,1652
2
K x100%
X
2 . 8,1562 𝑥 10−5
= 𝑥 100%
0,0004
= 40,83 %
= 0,07153
VII. Pembahasan
Praktikum ini bertujuan untuk menjelaskan tata cara melakukan kalibrasi
alat ukur radiasi, menghitung faktor kalibrasi alat ukur radiasi langsung dan
tidak langsung serta dapat menghitung kesalahan pengukuran dari alat ukur.
Kalibrasi alat ukur harus dilakukan secara periodik untuk menguji
ketepatan nilai yang ditampilkan oleh alat terhadap nilai yang sebenarnya. Untuk
melakukan koreksi terhadap nilai yang ditampilkan alat maka diperlukan faktor
kalibrasi (fk). Apabila alat ukur tersebut tepat maka faktor kalibrasinya bernilai
1, namun pada kenyataannya hanya sedikit alat ukur yang memiliki faktor
kalibrasi = 1, sehingga nilai yang masih diterima adalah 0,8 sampai 1,2.
Ada dua cara dalam melakukan kalibrasi alat ukur yaitu secara langsung
dan secara tidak langsung. Kalibrasi yang pertama dilakukan pada praktikum ini
adalah kalibrasi langsung dengan cara meletakkan survey meter yang akan
dikalibrasi sejajar dengan sumber radiasi Cs-137 dengan variasi jarak antara
detektor dengan sumber yaitu 0,05 m; 0,07 m; 0,1 m.
Berdasarkan percobaan dan perhitungan diperoleh nilai rata-rata faktor
kalibrasi langsung sebesar 0,48013. Smentara nilai rata-rata faktor kalibrasi
tidak langsung yang diperoleh sebesar = 0,07153 nilai yang sangat kecil ini
menunjukkan bahwa nilai faktor kalibrasi langsung maupun tidak langsung pada
percobaan ini tidak dapat diterima karna nilai faktor kalibrasi kurang dari 0,8
atau pada batas minimum ini suatu detektor baru dikatakan bekerja dengan baik.
Faktor kalbrasi yang kecil tersebut dapat terjadi dikarenakan galat pengujian
jarak masih besar sehingga untuk memperbaiki galat tersebut diperlukan adanya
tambahan tapis digital.
Selanjutnya dilakukan pengujian terhadap ketelitian alat. Untuk menghitung
ketelitian alat, maka dari data-data pengukuran dihitung standart deviasinya
terlebih dahulu. Suatu data dikatakan baik apabila nilai standart deviasi atau
simpangannya kecil. Nilai ketelitian alat akan berbanding terbalik dengan nilai
simpangannya, apabila nilai simpangannya kecil maka ketelitiannya beasar.
Pada praktikum dan berdasarkan perhitungan diperoleh keteitian pengukuran
kalibrasi langsung pada jarak:
a) Kalibrasi langsung
1. 0,05 m : 18,37 %
2. 0,07 m : 10,15 %
3. 0,1 : 69,39 %
b) Kalibrasi tak langsung
1. 0,05 m : 28,74 %
2. 0,07 m : 32,28 %
3. 0,1 m : 40,83 %
Data diatas menunjukkan bahwa nilai simpangan pada masing – masing jarak
relatif besar sehingga dapat disimpulkan bahwa ketelitiannya kecil. Ketelitian
yang kecil pada percobaan ini disebabkan oleh :
1. Ketidakpastian dalam Pengukuran Berulang
2. Kesalahan kalibrasi yaitu kesalahan yang terjadi akibat adanya penyesuaian
pembubuhan nilai pada garis skala saat pembuatan alat.
3. Pengamat kurang terampil dalam menggunakan instrumen, posisi mata saat
membaca skala yang tidak benar, dan kekeliruan dalam membaca skala.
VIII. Kesimpulan
1. Kalibrasi langsung adalah mengkalibrasi alat ukur dengan cara mengukur
laju dosis paparan sumber radiasi standart.
2. Rata-rata nilai pada faktor kalibrasi langsung sebesar 0,48013
3. Rata-rata nilai pada faktor kalibrasi tidak langsung sebesar 0,07153
4. Ketelitian alat ukur pada:
a. kalibrasi langsung berkisar : 18,37% sampai 69,38% %
b. kalibrasi tidak langsung berkisar : 28,74% sampai 40,38 %%
DAFTAR PUSTAKA