Oleh :
MILA TIARA MIRNAYANTI
P1337424818023
Mengetahui
Pembimbing Institusi
TINJAUAN TEORI
(4) Endokrin
Diabetes melitus dapat menyebabkan makrosomia,
kardiomegali, hiperplasia adrenal.
(5) Radiasi
Paparan radium dan sinar rontgen dapat
mengakibatkan kelainan pada janin seperti mikrosefali,
spina bifida, retardasi mental dna deformitas anggota gerak,
kelainan kongenital mata, kelainan jantung.
(6) Infeksi
Infeksi pada trimester pertama dan kedua oleh
TORCH (Toksoplasma, Rubella, Sitomegalo virus, Herpes
simpleks) dapat menyebabkan kelainan pada janin, seperti
katarak, bisu tuli, mikrosefali, retardasi mental dan
kelainan jatung kongenital.
(7) Pekerjaan/pendapatan
Menurut Soetjiningsih dan Gde Ranuh (2015),
pendapatan atau pekerjaan keluarga yang memadai akan
menunjang tumbuh kembang anak, karena orangtua dapat
menyediakan semua kebutuhan dasar anak. Berdasarkan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Ariani (2012)
mengatakan bahwa, kedua orangtua bekerja untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya merupakan salah satu
faktor risiko keterlambatan perkembangan anak.
Keberadaan pengasuh atau pengganti ibu berperan dalam
mencegah keterlambatan perkembangan. Sedangkan
menurut hasil penelitian Kusumanti dan Zulaicha (2015),
di dapatkan karakteristik responden status pekerjaan yaitu
ibu dengan status bekerja sebanyak 80 orang (54,8%) dan
yang tidak bekerja 66 orang (45,2%) menunjukan terdapat
hubungan antara status pekerjaan dengan motorik kasar
pada balita di Desa Kaligono. Ditunjukkan dengan nilai
sig. p sebesar 0,000 atau p<0,05.
(8) Pendidikan Ayah/Ibu
Menurut Soetjiningsih dan Gde Ranuh (2015),
pendidikan orangtua merupakan salah satu faktor yang
penting untuk tumbuh kembang anak. Karena dengan
pendidikan yang baik, orangtua dapat menerima segala
informasi dari luar terutama tentang cara pengasuhan anak
yang baik, bagaimana menjaga kesehatan anak,
mendidiknya, dan sebagainnya. Semakin tinggi pendidikan
seseorang, makin mudah menerima informasi sehingga
makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. Hal ini
jelas bahwa tingkat pendidikan yang rendah merupakan
faktor penghambat dalam mencari dan menerima informasi
terutama informasi kesehatan.
(9) Stimulasi
Perkembangan memerlukan rangsangan atau
stimulasi khususnya dalam keluarga, misal penyediaan alat
mainan, sosialisasi anak, keterlibatan ibu dan anggota
keluarga lain terhadap kegiatan anak. Menurut
Soetjiningsih dan Gde Ranuh (2015), anak yang mendapat
stimulasi terarah dan teratur akan lebih cepat berkembang
dibandingkan dengan anak yang kurang atau tidak
mendapat stimulasi. Stimulasi dapat dilakukan dengan
verbal (bicara), audio (pendengaran), visual (penglihatan)
serta taktil (sentuhan). Melakukan stimulasi sesuai tahap
pertumbuhan, perkembangan, dan kondisi anak yang
memadai artinya merangsang otak balita sehingga
perkembangan kemampuan gerak, bicara dan bahasa,
sosialisasi dan kemandirian pada anak berlangsung secara
optimal sesuai dengan umur dan kondisi anak (Kemenkes
RI, 2014).
(10) Lingkungan pengasuhan
Pada lingkungan pengasuhan, interaksi ibu dan anak
sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak.
(11) Obat-obatan
Pemakaian kortikosteroid jangka lama akan
menghambat pertumbuhan demikian halnya dengan
pemakaian obat perangsang terhadap susunan saraf yang
menyebabkan terhambatnya produkdi hormon prtumbuhan.
f. Tahap Pencapaian Tumbuh Kembang Anak
Menurut Ranuh (2015) pencapaian tumbuh kembang anak
meliputi:
1) Masa Pranatal
Masa pranatal (saat dalam kandungan) adalah waktu yang
terletak antara masa pembuahan dan masa kelahiran. Pada saat ini
terjadi pertumbuhan yang luar biasa dari satu sel menjadi satu
organisme yang lengkap dengan otak dan kemampuan berperilaku,
dihasilkan dalam waktu Iebih kurang sembilan bulan.Masa pranatal
terdiri atas dua fase yaitu: Fase Embrio dan Fase Fetus.
2) Masa Pascanatal
Tumbuh kembang pada masa pascanatal dibagi ke dalam
beberapa fase berikut, yaitu:
a) Masa Neonatus (0-28 hari)
Tumbuh kembang masa pascanatal diawali dengan masa
neonatus, yaitu dimana terjadinya kehidupan yang baru. Pada
masa ini terjadi proses adaptasi semua sistem organ tubuh,
dimulai dari aktifitas pernafasan, pertukaran gas dengan
frekuensi pernapasan antara 35-50 kali permenit, penyesuaian
denyut jantung antara 120-160 kali permenit, perubahan
ukuran jantung menjadi lebih besar di bandingkan dengan
rongga dada, kemudian gerakan bayi mulai meningkat untuk
memenuhi kebutuhan gizi
b) Masa Bayi (29 hari – 1 tahun)
Pada masa bayi, tahap tumbuh kembang dapat
dikelompokkan menjadi 3 tahap yaitu :
(1) Usia 1-4 bulan, tumbuh kembang pada tahap ini diawali
dengan perubahan berat badan. Bila gizi anak baik, maka
perkiraan berat badan akan mencapai 700-1000 g/bulan.
Pertumbuhan tinggi badan agak stabil, tidak mengalami
kecepatan dalam pertumbuhan tinggi badan.
(2) Usia 4-8 bulan, pertumbuhan pada usia ini ditandai dengan
perubahan berat benda pada waktu lahir. Rata-rata kenaikan
berat benda adalah 500-600 g/bulan, apabila mendapatkan
gizi yang baik. Sedangkan pertumbuhan tinggi badan tidak
mengalamikecepatan dan stabil berdasarkan pertambahan
umur.
(3) Usia 8-12 bulan, pada usia ini pertumbuhan berat badan
dapat mencapai tiga kali berat badan lahir, pertambahan
berat badan perbulan sekitar 350-450 gram pada usia 7-9
bulan, 250-350 gram pada usia 10-12 bulan, bila
memperoleh gizi baik. Pertumbuhan tinggi badan sekitar
1,5 kali tinggi badan pada saat lahir. Pada usia 1 tahun,
pertambahan tinggi badan masih stabil dan diperkirakan
mencapai 75 cm.
c) Masa Anak (1-2 tahun)
Pada masa ini, anak akan mengalami beberapa perlambatan
dalam pertumbuhan fisik. Pada tahun kedua, anak hanya
mengalami kenaikan berat badan sekitar 1,5 – 2,5 kg dan
penambahan tinggi badan 6-10 cm. Pertumbuhan otak juga
akan mengalami perlambatan, kenaikan lingkar kepala hanya 2
cm. untuk pertumbuhan gigi, terdapat tambahan 8 buah gigi
susu, termasuk gigi geraham pertama dan gigi taring, sehingga
seluruhnya berjumlah 14-16 buah. Pada usia 2 tahun,
pertumbuhan fisik berat badan sudah mencapai 4x berat badan
lahir dan tinggi badan sudah mencapai 50 persen tinggi badan
orang dewasa. Menginjak usia 3 tahun, rata-rata berat badan
naik menjadi 2-3 kg/tahun, tinggi badan naik 6-8 cm/tahun,
dan lingkar kepala menjadi sekitar 50 cm.
d) Masa Prasekolah (3-6 tahun)
Pada masa prasekolah, berat badan mengalami kenaikan
rata-rata 2kg/tahun. Tubuh anak terlihat kurus, akan tetapi
aktivitas motorik tinggi dan sistem tubuh mencapai
kematangan dalam hal berjalan, melompat, dan lain-lain.
Tinggi badan bertambah rata-rata 6,75 – 7,5 cm setiap
tahun.Pada masa ini anak mengalami proses perubahan pola
bakan, umumnya mengalami kesulitan untuk makan. Anak
juga mulai menunjukkan kemandirian pada proses eliminasi.
e) Masa Sekolah (6-12 tahun)
Fase perkembangan yang berlangsung sejak kira-kira umur
6 sampai 12 tahun, sama dengan masa usia Sekolah Dasar.
Anak-anak menguasai keterampilan-keterampilan dasar
membaca, menulis dan berhitung. Secara formal mereka mulai
memastiki dunia yang lebih luas dengan budayanya.
Pencapaian prestasi menjadi arah perhatian pada dunia anak,
dan pengendalian diri sendiri bertambah pula.
h. Pathway
Stimulus
↓
Otak mempelajari hal baru
↓
Letupan listrik antar sel syaraf
↓
Koneksi sel syaraf
↓
Sel otak menyimpan informasi
↓
Sel otak mengembang
↓
Hubungan antarsyaraf kuat
↓
Banyak neuron membentuk unit
↓
Fungsi otak maksimal
Pelaksanaan asuhan
Penatalaksanaan
Evaluasi hasil asuhan
DAFTAR PUSTAKA
Anik Maryunani, 2010, Ilmu Kesehatan Anak, Jakarta : CV. Trans Info Media.
Ariani (2012).Usia anak dan pendidikan ibu sebagai faktor resiko gangguan
perkembangan anak. Vol 27 No.2. Jurnal Kedokteran Brawijaya.
Chamidah, Atien Nur. 2009. Talk Show “Tumbuh Kembang dan Kesehatan Anak”.
Fakultas Ilmu Pendidikan UNY (diunduh tanggal 18 februari 2019).
Dewi, Vivyan, Nany Lia. 2010. Asuhan Neonatus, Bayi dan Anak Balita. Jakarta:
Salemba Medika.
Faras Handayani (ed): Stimulasi Otak untuk Kecerdasan. Penerbitan Sarana Bobo,
Jakarta, 2009.
Kemenkes RI. 2013. Pedoman Pelaksanaan , Stimulasi, Deteksi Dan Intervensi Dini
Tumbuh Kembang Anak Di Tingkat Pelayanan Dasar. Kemenkes RI
Muslihatun. 2010. Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita. Yogyakarta: Fitra Maya
Soetjiningsih, Gde Ranuh IGN. 2015. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC
Wong, Donna L, dkk. (2009). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik, Volume 2. Jakarta :
EGC.