Anda di halaman 1dari 1

Prematur: bayi yang lahir pada usia kurang dari 37 minggu.

Faktor yang memengaruhi perkembangan bicara anak

Orangtua dan lingkungan terdekat memegang peranan penting dalam perkembangan bicara dan
bahasa seorang anak. Kosakata anak berbanding lurus dengan jumlah kata yang didengarnya
pada masa kritikal perkembangan bicaranya. Hal-hal yang dapat dilakukan orangtua untuk
mengoptimalkan perkembangan bicara dan bahasa anak antara lain:

 Rajin berbicara dan berkomunikasi dengan anak, dimulai pada masa bayi. Kapanpun,
di manapun orangtua berada bersama anak, katakanlah apa yang sedang terjadi, apa yang
sedang dilakukan, dan sebutkan nama benda-benda yang ditemui. Walau bayi yang sangat
muda belum bisa berbicara, kata-kata yang didengarnya akan menjadi bekal dalam
perkembangan bicara dan bahasanya.
 Membacakan cerita adalah cara yang baik untuk meningkatkan kosakata anak. Bayi dan
anak kecil biasanya tertarik pada cerita yang bersajak. Sembari membaca, anak dapat
diajak menunjuk gambar dan menyebut nama benda yang ditunjuk.2

Hub. Bayi prematur dengan KU

Bayi prematur berisiko mengalami neurodevelompental disability (NDD) yang termasuk


gangguan pendengaran. Keterlambatan bicara dapat disebabkan oleh gangguan pendengaran.
Sebanyak 50% diantara bayi yang mengalami gangguan pendengaran ternyata tidak
mempunyai faktor risiko, tetapi jika mempunyai faktor risiko maka kemungkinan mengalami
gangguan pendengaran menjadi 10-20 kali lipat. Saat ini dianjurkan pemeriksaan pendengaran
universal semua bayi baru lahir dengan OAE (bayi baru lahir > 24 jam dan sebelum keluar
rumah sakit).2-3

Dapus

1. Sulistijono E, Alasiry E, Irawan G, Utomo MT, Iskandar RATP, Etika R, Wandita S,


et al. Konsensus asuhan nutrisi pada bayi prematur. Jakarta: Ikatan Dokter Anak
Indonesia; 2016.
2. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Keterlambatan bicara. 2013 June 06 [cited 2019 April
14]. Available from: http://www.idai.or.id/artikel/klinik/keluhan-anak/keterlambatan-
bicara
3. Trihono PP, Windiastuti E, Pardede SO, Endyarni B, Alatas FS. Pendidikan
kedokteran berkelanjutan: pelayanan kesehatan anak terpadu. Jakarta: Departemen
Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM; 2013.

Anda mungkin juga menyukai