OSLER
NPM : 113170061
Kelompok : 8F
Penguji :
d. Interpretasi
a. Fungsi Paru Normal Hasil spirometri normal menunjukkan FEV1 >80% dan
FVC >80%
Tujuan :
Untuk mendektesi mycobacterium tuberculosis dan kepekaannya terhadap rifampicin
dengan menggunakan GeneXpert MTB/RIF.
Prinsip :
Bakteri dalam sputum dilisiskan dan DNA bakteri diisolasi. Fragmen DNA
spesifik M.tb diamplifikasi jutaan kali dengan Real Time Polymerase Chain Reaction.
Primer dalam assai Xpert MTB/RIF memperbanyak bagian dari gen rpoB yang
mengandung 81 pasangan basa “core”. Probes dapat membedakan conserved wild-type
sequence dan mutasi pada core yang berhubungan dengan resistensi terhadap RIF.
5. Pindai atau ketik identitas contoh uji. Pastikan identitas benar. Identitas contoh uji
berhubungan dengan hasil uji dan akan ditampilkan “View Result” window dan semua
laporan.
8. Bila lampu hijau berkedip, buka pintu modul dan masukkan catridge.
9. Tutup pintu.
12. Tunggu sampai sistem membuka pintu pada akhir pengujian, kemudian buka
pintu modul dan keluarkan catridge.(Cepheid GeneXpert Rev. D, 2011).
Interprestasi Hasil
Membaca hasil pada perangkat lunak GeneXpert :
1. Klik “VIEW RESULTS” tampak view result.
2. Apabila perangkat lunak melaporkan “Error” “Invalid” or “No result”,ulangi
pengujian dengan menggunakan contoh uji yang telah diolah dan catridge yang
baru.
Tes mantoux disarankan / wajib dilakukan selain foto rontgen terhadap orang-
orang yang beresiko tinggi terpapar Mycobacterium. Orang-orang yang termasuk
beresiko tinggu yaitu :
4. Pasien penyakit lain yang kronis dan mengalami penurunan sistem kekebalan tubuh.
Contoh pasien seperti ini adalah pasien penderita kanker, penderita HIV / AIDS, dan
orang yang menerima organ tranplantasi.
Prosedur
Tes mantoux dilakukan dengan menyuntikkan reagen atau campuran bahan kimia
yang disebut PPD 5 TU atau PPD 2 TU. Reagen / anti gen ini berisi protein dari bakteri
TBC. Dengan menyuntikkan reagen sebesar 0,1ml berarti telah memasukkan jenis bakteri
ke dalam tubuh melalui kulit untuk mengetahui reaksinya.
Suntikan mantoux dilakukan pada pertengahan bagian atas, lengan bawah kiri
yang menghadap depan. Menyuntik antigen yang diapkan sampai bagian dalam kulit.
Setelah selesai melakukan suntikan, dokter akan menandai tempat / daerah menyuntik
dengan spidol. Hasil pemeriksaan akan diperiksa 48 sampai 72 jam kemudian.
Ada beberapa interprestasi yang mungkin diberikan oleh dokter setelah tes mantoux.
Interprestasi tersebut umumnya dikombinasikan dengan semua hasil diagnosis yang ada.
Interprestasi terhadap tes ini, yaitu :
1. Apabila pada bekas suntikan tidak terjadi pembengkakan atau tidak ada benjolan yang
terjadi sampai 72 jam setelahnya, berarti tidak ada reaksi dari imun tubuh terhadap
antigen yang masuk. Ini berarti dalam tubuh pasien tidak ada Mycobacterium atau hasil
tes mantoux negatif.
2. Apabila ada benjolan / indurasi dengan ukuran sekitar 5 mm, yang diukur melintang dari
lengan, berarti ada reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap antigen yang masuk. Adanya
benjolan / indurasi dengan ukuran sekitar 5 mm, berarti positif terinfeksi
Mycobacterium. Indurasi 5 mm dianggap positif oleh dokter apabila pasien memenuhi
kriteria berikut :
Orang yang pernah mengalami sakit TBC sebelumnya, sehingga apabila dilihat hasil
foto rontgen paru-paru terjadi perubahan fibrotik.
Orang yang pernah menerima tranplantasi organ / pemindahan organ dari orang lain
ke dalam tubuhnya,
Orang yang memang mempunyai daya tahan tubuh / imunitas yang rendah karena
sebab tertentu. Penyebab imun rendah misalnya konsumsi obat tertentu, seperti jenis
prednisone dan steroid.
3. Indurasi sekitar 10 mm, dianggap positif oleh dokter apabila pasien memenuhi keriteria
di bawah ini :
Baru pindah tempat tinggal, kurang dari 5 tahun, dari negara atau daerah yang
endemik atau banyak memiliki penderita TBC.
Pengguna narkotika dan napza yang menggunakan jarum suntik, terutama
penggunaan secara bergantian merupakan salah satu cara penularan HIV dan
Mycobacterium.
Orang yang bekerja atau bertempat tinggal di daerah yang padat penduduknya.
Tempat seperti ini meningkatkan resiko kontak dengan penderita TBC.
Anak di bawah usia 4 tahun, sangat beresiko terpapar Mycobacterium karena daya
tahan tubuhnya masih lemah.
Balita, anak, dan dewasa yang melakukan hubungan langsung atau tidak langsung
dengan penderita TBC.
6. Diet pada TB paru ?
Terapi diit bertujuan memberikan makanan secukupnya guna memperbaiki dan mencegah
kerusakan jaringan tubuh lebih lanjut serta memperbaiki status gizi agar penderita adapa
melakukan aktifitas normal
Terapi diet untuk penderita kasus TB Paru adalah :
a. Energi diberikan sesuai dengan keadaan penderita untuk mencapai berat badan
normal
b. Protein tinggi untuk mengganti sel-sel yang rusak , meningkatkan kadar albumin
serum yang rendah (75-100 gr)
c. Lemak cukup 15-25% dari kebutuhan energi total
d. Karbohidrat cukup sisa dari kebutuhan energi total
e. Vitamin dan mineral cukup sesuai kebutuhan energi total
Macam diet untuk penyakit TB:
a. Diet tinggi energi tinggi protein 1 (TETP 1)
Energi: 2600 kkal, protein 100 gr (2/ KgBB)
b. Diet tinggi energi tinggi protein 1 (TETP 1)
Energi: 3000 kkal, protein 125 gr (2,5/ KgBB)