Anda di halaman 1dari 17

PRA-REGISTRASI

KAPSUL AMPISILIN DAN KLOKSASILIN

Oleh:
Ruth Sonya Natasya Silaen
173202052

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017
PRA-REGISTRASI

I. INFORMASI PRODUK
Nama obat : Aclox®
Bentuk sediaan : Kapsul
Kemasan : Dus 10 strip @10 tablet
PT : Jaya Farma
Indikasi : Pengobatan pada infeksi bakteri di saluran
perkemihan, pernapasan dll.

II. PERSYARATAN MUTU


2.1 Spesifikasi mutu obat jadi
Tiap kapsul mengandung :
Bahan Aktif Jumlah
Ampisilin 250 mg
Kloksasilin 250 mg
Bahan Tambahan Jumlah
Mg Stearat 1%
Talc 1%
Avicel ph 102 15 %
Aerosil 1%
Laktosa ad 100 %

Pemerian : Kapsul ampisilin dan kloksasilin mengandung ampsilin,


C16H19N3O4S dan kloksasilin C19H18CIN3O5S, tidak kurang dari
90,0% dan tidak lebih dari120,0% dari jumlah yang tertera pada
etiket.
Bobot rata- rata : 500 mg/kapsul
Disolusi : Q > 75% dalam 45 menit
Kadar : Tidak kurang dari 90% dan tidak lebih dari 120% dari jumlah
yang tertera di etiket

2.2 Spesifikasi Mutu Bahan Baku


2.2.1 Spesifikasi zat aktif
1. Ampisilin (FI edisi V, 2014).

2
Rumus molekul : C16H19N3O4S
Bobot Molekul : 403,36
Klorfeniramin Maleat mengandung tidak kurang dari 900 μg dan tidak lebih dari
1050 μg per mg, C16H19N3O4S, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.

Pemerian:
Serbuk hablur, putih; tidak berbau.

Kelarutan:
Sukar larut dalam air dan dalam metanol; tidak larut dalam benzen, dalam karbon
tetraklorida dan dalam kloroform.

Baku pembanding:
Ampisilin BPFI ; lakukan pengeringan dalam hampa udara diatas fosfor
pentoksida P pada suhu ruang hingga bobot tetap sebelum digunakan.

Identifikasi:
Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan dalam kalium bromida P
menunjukkan maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama seperti pada
Ampisilin BPFI

Endotoksin bakteri
Tidak lebih dari 0,15 unit Endotoksin FI per mg ampisilin, jika pada etiket
menyatakan ampisilin steril atau harus dilakukan proses
lebih lanjut untuk sediaan injeksi.

Sterilitas

3
Jika pada etiket menyatakan Ampisilinsteril, maka harus memenuhi syarat jika
dilakukan Uji Penyaringan membran seperti tertera pada Uji sterilitas produk,
kecuali larutkan 6 g zat dalam 800 ml Cairan D yang mengandung penisilinase
steril yang cukup untuk menginaktivasi ampisilin dan goyang labu sampai larut
sempurna sebelum disaring.

pH Antara 3,5 dan 6,0; lakukan penetapan menggunakan larutan 10 mg per ml.

Air Metode I Tidak lebih dari 2,0% jika pada etiket tertera ampisilin anhidrat.
Antara 12,0% dan 15,0% jika pada etiket tertera ampisilin trihidra

Penetapan Kadar :
Tidak lebih dari 0,2%. Lakukan penetapan secara Kromatografi gas seperti yang
tertera pada Kromatografi.
Fase gerak Buat campuran air-asetonitril P-kalium fosfat monobasa 1 M-asam
asetat 1 N (909:80:10:1), saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian
menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi. Pengencer Campur
10 ml kalium fosfat monobasa 1 M dan 1 ml asam asetat 1 N, encerkan dengan air
hingga1000 ml.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Ampisilin BPFI, larutkan dalam
Pengencer hingga kadar lebihkurang 1 mg per ml, gunakan pengocokan dan
sonikasi hingga larut sempurna. Gunakan larutan segera setelah dibuat.
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat setara dengan lebih kurang 100 mg
ampisilin anhidrat, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan lebih
kurang 75 ml Pengencer, jika perlu kocok dan sonikasi hingga larut sempurna,
encerkan dengan Pengencer sampai tanda. Gunakan larutan segera setelah
dibuat.
Larutan resolusi Larutkan sejumlah kafein dalam Larutan baku hingga kadar
lebih kurang 0,12 mg per ml. Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi .Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 254
nm, pra-kolom 4 mm x 5cm dan kolom analisis 4 mm x 30 cm berisi bahan
pengisi L1 dengan ukuran partikel 5 hingga 10 μm. Laju alir lebih kurang 2 ml per

4
menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan resolusi, rekam kromatogram dan
ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara puncak
kafein dan ampisilin tidak kurang dari 2,0. Waktu retensi relatif ampisilin dan
kafein berturutturut lebih kurang 0,5 dan 1,0. Lakukan kromatografi terhadap
Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada
Prosedur:factor kapasitas, k’, tidak lebih dari 2,5; faktor ikutan tidak lebih dari 1,4
dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.

Wadah dan penyimpanan:


Dalam wadah tertutup rapat dan tidak tembus cahaya.

2. Kloksasilin

Rumus molekul : C16H19N3O4S


Bobot Molekul : 475,88
Kloksasilin Natrium mengandung setara dengan tidak kurang dari 825 μg
kloksasilin, C19H18ClN3O5S, per mg.

Pemerian:
Serbuk hablur, putih; tidak berbau.

Kelarutan:
Mudah larut dalam air; larut dalam etanol; sukar larut dalam mikroform.

Baku pembanding:
Klosaksilin Natrium BPFI; tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan.

Identifikasi:

5
Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan dalam kalium bromida P
menunjukkan maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama seperti pada
Kloksasilin natrium BPFI.

pH Antara 4,5 dan 7,5; lakukan penetapan mennggunakan larutan 10 mg per ml.

Air Metode I Antara 3,0% dan 5,0%.

Dimetilanilin Tidak lebih dari 20 bpj. Lakukan penetapan dengan cara


Kromatografi

Penetapan Kadar:
Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang
tertera pada Kromatograf. Pengencer Larutkan 5,44 g kaliumfosfat monobasa P
dalam air hingga 2000 ml, atur pH hingga 5,0 ± 0,1 dengan penambahan kalium
hidroksida 8 N. Fase gerak Buat campuran Pengencer acetonitril P (75:25) saring
dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem
seperti yang tertera pada Kromatografi. Kenaikan kadar asetonitril menurunkan
waktu retensi kloksasilin.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Kloksasilin Natrium BPFI larutkan
dalam Pengencer hingga kadar lebih kurang 1,1 mg per ml.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 220 mg, masukkan ke dalam labu
tentukur 200-ml, encerkan dengan Pengencer sampai tanda. Aduk menggunakan
pengaduk magnetik selama 5 menit hingga larut sempurna.
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera pada Kromatografi.
Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 225 nm dan kolom 4,6
mm x 25 cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang 2 ml per menit.
Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak seperti yang tertera pada Prosedur: faktor kapasitas, k’, untuk
kloksasilin antara 2,2 dan 5,7; efisiensi kolom yang ditentukan dari puncak analit
tidak kurang dari 1000 lempeng teoritis, faktor ikutan puncak analit tidak lebih
dari 1,5 dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0.

6
2.2.2 Spesifikasi zat tambahan
1. Avicel PH 102

Microcrystalline cellulose yang diekstrak dari bubur kayu dengan tingkat


polimerisasi 100-250 satuan glukopyranose dan 50-60% nya adalah crystalline
(dari kristal). Jika hectorite dicampur dengan asam hidroflorik dapat
menghasilkan panas
Pemerian:
Serbuk kristal yang mengandung porous particles, berwarna putih, tidak berwarna,
tidak berasa
Kelarutan :
mudah larut dalam 5% w/v larutan sodium hidroksida, praktis tidak larut dalam
air, larutan asam, dan pelarut organik
Ukuran partikel : 20 – 200 μm
pH : 5 – 7.5
Titik leleh/ lebur : 260 – 2700 C
Inkompabitilitas : Zat pengoksidasi yang kuat
Penyimpanan : Wadah tertutup rapat, tempat kering

2. Magnesium Stearat (Ditjen BKAK, 2014).

Magnesium stearat merupakan senyawa magnesium dengan campuran asam-asam


organik padat yang diperoleh dari lemak, terutama terdiri dari magnesium stearat
dan magnesium palmitat dalam berbagai perbandingan. Mengandung setara
dengan tidak kurang dari 6,8 % dan tidak lebih dari 8,3 % MgO.

Pemerian:

7
Serbuk halus, putih dan voluminous; bau lemah khas, mudah melekat di kulit;
bebas dari butiran.
Kelarutan:
Tidak larut dalam air, dalam etanol, dan dalam eter.
Identifikasi:
a. Campur 25 g dengan 200 mL air panas, tambahkan 60 mL asam sulfat 2 N
kemudian panaskan sambil sering diaduk hingga asam lemak terpisah
sempurna sebagai suatu lapisan jernih. Pisahkan lapisan air, dan simpan untuk
identifikasi.
b. Cuci lapisan asam lemak dengan air mendidih hingga bebas sulfat kumpulkan
dalam gelas piala kecil, hangatkan di atas tangas uap hingga air memisah dan
asam lemak menjadi jernih. Biarkan dingin, dan buang lapisan air. Kemudian
lelehkan asam lemak. Saring panas - panas ke dalam gelas piala kering, dan
keringkan pada suhu 1000 Selama 20 menit. Suhu beku padatan asam lemak
tidak kurang dari 54°C.
c. Lapisan air yang diperoleh dari pemisahan asam lemak pada identifikasi A
menunjukkan reaksi magnesium:
1) Tambahkan ammonium klorida P ke dalam larutan, kemudian netralkan
dengan ammonium karbonat LP : tidak terbentuk endapan. Tambahkan
selanjutnya natrium fosfat dibasa LP terbentuk endapan hablur putih,
yang tidak larut dalam ammonium hidroksida 6 N.
2) Ke dalam 0,5 mL larutan netral atau sedikit asam tambahkan 0,2 mL
larutan kuning titan P 0,1 % dan 0,5 mL natnium hidroksida 0,1 N :
terjadi kekeruhan merah terang yang perlahan-lahan berubah menjadi
endapan merah terang.
Batas mikroba:
Angka lempeng total tidak lebih dar 1000 per g dan tidak boleh mengandung
Escherichia coli.
Susut Pengeringan:
Tidak lebih dari 4,0 %; lakukan pengeringan pada suhu 105° hingga bobot tetap.

Timbal :

8
Tidak lebih dari 10 bpj ; lakukan penetapan sebagai berikut Pijarkan 500
mg pada suhu 475° hingga suhu 500° selama 15 hingga 20 menit. Dinginkan,
tambahkan 3 tetes asam nitrat P. uapkan di atas api kecil hingga kering dan
pijarkan kembali pada suhu suhu 475° hingga suhu 500 o selama 30 menit.
Larutkan residu dalam 1 mL campuran volume sama asam nitrat P dan air, cuci
beberapa kali dengan air ke dalam corong pisah. Tambahkan 3 mL larutan
ammonium sitrat dan 0,5 mL larutan hidroksilamin hidroklorida dan basakan
dengan ammonium hidroksida P terhadap merah fenol LP. Tambahkan 10 mL
larutan kalium sianida. Segera ekstraksi berturut-turut dengan 5 mL larutan
pengekstraksi ditizon. Alirkan setiap ekstrak ke dalam corong pisah lainnya,
hingga larutan ditizon terakhir tetap berwarna hijau. Kocok campuran ekstrak
selama 30 detik dengan 20 mL asam nitrat 0,2 N, dan buang lapisan kloroform.
Tambahkan ke dalam larutan asam 0,4 mL larutan ammonia sianida dan 2 tetes
larutan hidroksilamin hidroklorida. Tambahkan 10,0 mL larutan baku ditizon,
kocok selama 30 detik. Saring lapisan kloroform melalui kertas saring yang telah
dicuci dengan asam ke dalam tabung pembanding warna dan bandingkan warna
yang terjadi dengan larutan baku yang disiapkan sebagai berikut : Ke dalam 20
mL asam nitrat 0,2 N ditambahkan 5 μg timbal, 4 mL larutan ammonia sianida
dan 2 tetes larutan hidroksilamin hidroklorida, kocok dengan 10,0 mL larutan
baku ditizon selama 30 detik. Saring melalui kertas saring yang dicuci dengan
asam ke dalam tabung pembanding warna. Warna dari larutan uji tidak lebih gelap
dari larutan baku.

Penetapan Kadar:
Timbang seksama lebih kurang 1 g, didihkan dengan 50 mL asam sulfat
0,1 N selama lebih kurang 30 menit atau hingga lapisan asam lemak terpisah
jernih, jika perlu tambahkan air untuk mempertahankan volume. Dinginkan,
saring dan cuci penyaring dan labu dengan air hingga air cucian terakhir tidak
bereaksi asam terhadap lakmus P. Netralkan filtrat terhadap lakmus P dengan
natrium hidroksida 1 N Sambil diaduk dan menggunakan pengaduk magnetik,
titrasi dengan dinatrium edetat 0,05 M LV sebagai berikut tambahkan lebih kurang
30 mL melalui buret 50 mL kemudian tambahkan 5 mL dapar ammonia-amonium

9
klorida LP dan 0,15 mL hitam eriokrom LP dan lanjutkan titrasi hingga warna
biru.
1 mL dinatrium edetat 0,05 M setara dengan 2,015 mg MgO
Wadah dan penyimpanan: Dalam wadah tertutup baik.

3. Talcum
Talk adalah magnesium silikat hidrat alam, kadang-kadang mengandung sedikit
aluminium silikat
Pemerian:
serbuk kristal sangat halus, berwarna putih hingga putih keabu - abuan, tidak
berbau dan tidak berasa
Kelarutan:
Praktis tidak larut dalam larutan asam dan alkalis, pelarut organic dan air.
Ukuran partikel: 74 μm atau 44 μm
pH : 7 - 10 untuk untuk 20 % w/v dispersi aqueos
Inkompatibilitas:
Tidak tercampurkan dengan campuran ammonium quartener.

4. Tix-o-sil = Aerosil
Pemerian : Serbuk hablur micronize, putih tidak berbau.
Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air.
pH (5% suspensi) : 6,0-7,0
Moisture (1050 C) : Tidak lebih dari 9%
Absorpsi minyak : Tidak kurang dari 300 ml/100 g
Susut pengeringan : Tidak lebih dari 0,5%

5. Laktosa
Pemerian : Serbuk atau masa hablur, keras, putih atau putih krem. Tidak berbau
dan agak sedikit manis. Stabil di udara, tetapi mudah menyerap
bau.

10
Kelarutan : Mudah (dan pelan-pelan) larut dalam air dan lebih mudah larut
dalam air mendidih, sangat sukar larut dalam etanol; tidak larut
dalam kloroform dan dalam eter.
Kejernihan dan warna larutan Larutkan 3 g dalam 10 ml air mendidih : terbentuk larutan
jernih, tidak berwarna atau hampir tidak berwarna dan tidak berbau.

Batas mikroba : Angka lempeng total tidak lebih dari 100 per g dan
tidak boleh mengandung salmonella sp dan escheria
coli.
Air : Metode I tidak lebih dari 1,0% untuk bentuk anhidrat
dan tidak lebih dari 5,5% untuk bentuk hidrat.
Sisa pemijaran :Tidak lebih dari 0,1%
Sisa larut etanol :Tambahkan 10 g serbuk laktosa yang sangat halus pada
40 ml etanol P, kocok selam 10 menit. Saring, uapkan 10
ml filtrat hingga kering, keringkan pada suhu 100°
selama 10 menit: bobot sisa tidak lebih dari 20 mg.
Logam berat : Tidak lebih dari 5 bpj; lakukan penetapan denga
melarutkan 4 g dalam 20 ml air hangat, tambahkan 1 ml
asam klorida 0,1 N dan encerkan dengan air hingga 25
ml

Wadah dan penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

3 Protap Metode Analisis Zat Aktif


2.3.1 Pengujian Kadar Krim Betametason
Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera
pada
Kromatografi <931>.
Fase gerak, Larutan baku internal, Larutan baku danSistem kromatografi
Lakukan seperti tertera pada Penetapan Kadar dalam Betametason Valerat.

11
Larutan uji Timbang saksama sejumlah krim setara dengan lebih kurang 2,5 mg
betametason, masukkan ke dalam tabung sentrifuga 50 ml bersumbat. Tambahkan
10,0 ml Larutan baku internal dan 5,0 ml campuran asam asetat glasial P-
metanol P (1 dalam 1000). Sumbat tabung sentrifuga dan masukkan ke dalam
tangas air pada suhu 60 hingga krim melebur. Angkat dan kocok kuat hingga
memadat kembali.Ulangi pemanasan dan pengocokan dua kali. Masukkan tabung
sentrifuga dalam tangas metanol-es selama 20 menit, sentrifus hingga terjadi
pemisahan. Enaptuangkan beningan ke dalam labu bersumbat yang sesuai,
diamkan hingga suhu ruang.
Prosedur Lakukan seperti tertera pada Penetapan Kadardalam Betametason
Valerat. Hitung jumlah dalam mg betametason, C22H29FO5, dalam krim yang
digunakan, dengan rumus:

392,46 dan 476,59 berturut-turut adalah bobot molekul betametason dan


betametason valerat; C adalah kadar Betametason Valerat BPFI dalam mg per ml
Larutan baku; RU dan RS berturut-turut adalah perbandingan respons puncak
betametason valerat terhadap beklometason dipropionat dari Larutan uji dan
Larutan baku

2.3 Protap Metode Analisis Obat Jadi


A. Protap metode analisis identifikasi
Lakukan penetapan seperti tertera pada Identifikasi secara Kromatografi
Lapis Tipis <281>. Fase gerak Campuran aseton P-air-toluen P-asam asetat
glasial P (650:100:100:25). Pelarut Campuran aseton P-asam klorida 0,1 N
(4:1) Larutan baku Timbang sejumlah Ampisilin BPFI, larutkan dalam
Pelarut hingga kadar 0,5%. Larutan uji Timbang sejumlah zat larutkan dalam
Pelarut hingga kadar 0,5%. Penampak bercak Larutan ninhidrin P 0,3%
dalam etanol P. Prosedur Totolkan masing-masing 2 μl Larutan baku dan
Larutan uji pada lempeng kromatografi silika gel P setebal 0,25 mm.
Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi berisi Fase gerak, biarkan

12
merambat hingga tiga perempat tinggi lempeng. Angkat lempeng, tandai batas
rambat, biarkan kering. Semprot lempeng dengan Penampak bercak dan
panaskan lempeng pada suhu 90º selama 15 menit; harga, Rf, dari bercak
utama Larutan uji sesuai dengan Larutan baku.
.
2.3.1 Protap metode analisis pH
Penetapan pH dilakukan dengan menggunakan larutan (1 bagian dalam 25
bagian).
2.3.2 Protap metode analisis susut pengeringan
Campur dan timbang saksama zat uji dengan menggunakan 1 g hingga 2 g.
Apabila zat uji berupa hablur besar, gerus secara cepat hingga ukuran
partikel lebih kurang 2 mm. Tara botol timbang dangkal bersumbat kaca
yang telah dikeringkan selama 30 menit pada kondisi seperti yang akan
digunakan dalam penetapan. Masukkan zat uji ke dalam botol timbang
tersebut dan timbang saksama botol beserta isinya. Perlahan-lahan dengan
menggoyang, ratakan zat uji sampai setinggi lebih kurang 5 mm dan dalam
hal zat ruahan tidak lebih dari 10 mm. Masukkan ke dalam oven, buka
sumbat dan biarkan sumbat ini di dalam oven. Panaskan zat uji pada suhu
110o selama 3 jam. Sewaktu oven dibuka, botol segera ditutup dan biarkan
dalam desikator sampai suhunya mencapai suhu kamar sebelum ditimbang.
Jika zat uji melebur pada suhu lebih rendah dari suhu yang ditetapkan untuk
penetapan susut pengeringan, biarkan botol beserta isinya selama 1 jam
sampai 2 jam pada suhu 5o hingga 10o dibawah suhu lebur, kemudian
keringkan pada suhu yang telah ditetapkan dengan menggunakan sebuah
desikator vakum atau pistol (alat) pengering vakum lain yang sesuai dengan
tekanan tidak lebih dari 5 mmHg
2.3.3 Protap metode analisis sisa pemijaran
Timbang saksama 1 g sampai 2 g zat dalam krus yang sesuai, yang
sebelumnya telah dipijarkan, didinginkan dan ditimbang. Mula-mula
panaskan perlahan-lahan sampai zat mengarang sempurna, dinginkan,
basahkan sisa dengan 1 ml asam sulfat P, panaskan hati-hati sampai tidak
terbentuk asap putih dan pijarkan pada 800o ± 25o sampai arang habis
terbakar. Dinginkan dalam desikator, timbang dan hitung persentase sisa.
Jika jumlah sisa yang diperoleh lebih dari batas yang ditetapkan pada

13
masing-masing monografi, basahkan lagi sisa dengan 1 ml asam sulfat P,
panaskan dan pijarkan seperti di atas, hitunglah persentase sisa. Lanjutkan
pemijaran hingga diperoleh bobot tetap. Lakukan pemijaran dalam lemari
asam berventilasi baik, tetapi terlindung dari aliran udara dan pada suhu
terendah mungkin agar terjadi pembakaran karbon sempurna. Dapat
digunakan tanur, terutama untuk pemijaran akhir pada 800o ± 25o. Kalibrasi
tanur dapat dilakukan menggunakan pengukur suhu digital yang sesuai dan
kuar termokoper dikalibrasi terhadap termokopel baku. Periksalah posisi
sirkuit tanur di dalam tanur pada suhu kontrol yang ditetapkan untuk
penggunaan. Toleransi ±25o pada setiap posisi yang diukur.

2.3.4 Protap metode analisis penetapan potensi


Bakteri uji : Neisseria gonorrhoeae
Penyiapan inokula :
Inokulasikan biakan segar mikroba dari agar miring atau biakan lain ke
permukaan 250 ml media agar dalam sebuah botol Roux. Sebarkan suspensi
secara merata ke atas permukaan agar dengan bantuan butiran kaca steril dan
inkubasikan pada suhu 32oC - 35oC selama 24 jam. Pada akhir periode inkubasi,
dibuat suspensi persediaan dengan mengumpulkan biakan permukaan ke dalam 50
ml larutan natrium klorida P 0,9% steril.
Untuk penetapan, encerkan sebagaian suspensi persediaan dengan menambahkan
menambahkan air steril atau larutan natrium klorida P 0,9% steril dengan
perbandingan 1:14 dan diukur transmitannya pada 580 nm. Diharapkan dari
prosedur ini, transmitannya 25% terhadap larutan natrium klorida P 0,9%
(blanko).

Cara pengujian:
Cara pengujian dapat dipilih antara dua yaitu metode lempeng sekunder dan
metode turbidimetri. Yang akan dijelaskan adalah metode lempeng sekunder.
Penyiapan media 11:
Bahan Jumlah

14
Pepton P 6g
Digesti pankreatik 4g
kasein P
Ekstrak ragi P 3g
Ekstrak daging P 1,5 g
Glukosa P 1g
Agar P 15 g
Air 1000 ml
pH setelah sterilisasi 8,3 ± 0,1

Prosedur :
Tuangkan 21 ml media 11 ke dalam masing-masing dari sejumlah cawan yangg
diperlukan dan biarkan memadat sebagai lapisan dasar yang licin dengan
ketebalan seragam. Tambahkan 4 ml lapisan inokula (encerkan 0.03 ml dalam 100
ml). jatuhkan 6 buah silinder pada permukaan yang telah diinokulasi dari
ketinggian 12 mm, menggunakan alat mekanik atau alat lain untuk menjamin
penempatannya pada radius 2,8 cm, kemudian tutup lempeng untuk mencegah
kontaminasi. Inkubasi lempeng pada suhu 36o sampai 37,5o selama 16-18 jam.
Ambil semua silinder, ukur dan catat diameter tiap hambatan pertumbuhan hingga
mendekati 0,1 mm.
Cara perhitungan:
Gunakan metode garis lurus transformasi log dengan prosedur penyesuaian
kuadrat terkecil dan uji linearitas. Bila sejumlah penetapan dari bahan uji yang
sama dilakukan menggunakan kurva baku yang sama, hitung koefisien variasi dari
hasil semua penetapan bahan uji. Bila lebih dari satu penetapan dilakukan untuk
bahan uji yang sama dengan kurva baku yang berbeda, buat rata-rata dari dua atau
lebih nilai potensi.

2.4 Protap Metode Analisis Obat Jadi


Protap metode analisis obat jadi yang dilakukan sama dengan protap metode
analisis zat aktif. Beberapa perubahan akan dijelaskan berikut.
2.4.1 Protap metode analisis identifikasi
Sejumlah kapsul yang ekivalen dengan 5 mg kapsul, dengan 200 ml kloroform
dan 5 ml air. Pisahkan dan saring fase airnya. Filtrat harus memenuhi persyaratan
identifikasi injeksi betametason. Filtrat tersebut diambil dalam jumlah tertentu
yang setara dengan 20 µg ampisilin dan kloksasilin dan dibuat juga larutan dengan

15
konsentrasi yang sama dari betametason sulfat BPFI. Keduanya ditotolkan pada
plat tipis kromatografi lapis tipis yang dibalut dengan 0.25 mm lapisan silika gel
yang mempunyai ukuran pori rata-rata 6 nm. Masukkan plat pada wadah
kromatografi yang sesuai dan lihatlah kromatogram yang terbentuk dimana fase
geraknya merupakan campuran dari kloroform, metanol dan amonium hidroksida
(20:13:10) sampai pelarut bergerak sekitar ¾ dari plat-nya. Keluarkan plat dari
wadah, keringkan dan semprot plat dengan iodin.
2.4.2 Protap metode analisis pengisian minimal
Pilih 10 sampel produk secara acak dan lepaskan pelabelan yang terdapat agar
penimbangan lebih akurat. Bersihkan bagian luar wadah dan keringkan dengan
cara yang sesuai, dan timbang satu per satu. Secara kuantitatif, keluarkan isi dari
tiap wadah, potong bagian latter dan bersihkan dengan pelarut yang sesuai, jika
memungkinkan, pertahankan bagian penutup dan bagian lain dari wadah.
Keringkan dan timbang kembali setiap wadah kosong bersama-sama. Selisih dari
berat keduanya adalah berat bersih krim. Berat bersih rata-rata untuk 10 wadah
tidak kurang dari jumlah yang tertera pada label dan berat bersih dari satu wadah
tidak kurang dari 90% dari jumlah yang tertera pada label apabila jumlahnya
adalah 60 g atau kurang dan tidak kurang dari dari 95% dari jumlah yang tertera
pada label apabila jumlahnya 60 g-150 g. Jika persyaratan ini tidak dapat dicapai,
lakukan pengujian kembali dengan menggunakan tambahan 20 sampel produk.
Berat bersih rata-rata dari 30 sampel produk tidak kurang dari jumlah yang tertera
pada label, dan berat bersih dari tidak lebih dari satu dari 30 wadah tidak kurang
dari 90% dari jumlah yang tertera pada label apabila jumlahnya adalah 60 g atau
kurang dan tidak kurang dari dari 95% dari jumlah yang tertera pada label apabila
jumlahnya 60 g-150 g.
2.4.3 Protap metode analisis penetapan potensi
Sesuai dengan yang tertera pada protap metode analisis penetapan potensi pada
zat aktif
2.4.4 Protap metode analisis penetapan kadar
Prosedur pembuatan buffer nomor 3 (kalium fosfat, monobasik 0,2 M) yaitu:
larutkan 27,22 g monobasik kalium fosfat (KH2PO4) dalam air, dan encerkan
dengan air sampai 1000 ml.
Prosedur penetapan: Timbang sejumlah krim hidrokortison 1% yang setara
dengan 1 mg hidrokortison asetat, dikocok dengan 50 ml eter pada corong pisah,
dan diekstraksi dengan 4 bagian dari 20 ml buffer nomor 3. Gabungkan ekstrak

16
airnya dan encerkan secara kuantitatif dan bertahahap dengan buffer nomor 3
untuk memperoleh uji pengenceran dengan konsentrasi yang diasumsikan sama
dengan dosis median yang terdapat pada standar.

2.5 Protap Uji Stabilitas


Pengujian stabilitas dibagi menjadi dua yaitu stabilitas pada suhu kamar dan
stabilitas dipercepat. Uji stabilitas dilakukan terhadap zat aktif dan sediaan jadi.
Yang diuji adalah kadar zat aktif dalam kondisi yang dipengaruhi oleh suhu dan
waktu. Karena pengujian ini melibatkan suhu dan kelembapan, maka zat aktif atau
sediaan harus disimpan ditempat yang suhu dan kelembapannya terkontrol. Salah
satu alat yang dapat digunakan adalah climatic chamber.
Stabilitas suhu kamar dilakukan pada suhu 25±2oC dengan kelembapan relatif
60±5%. Jenis uji stabilitas ini dilakukan setiap 3 bulan untuk tahun pertama,
setiap 6 bulan untuk tahun kedua dan tiap tahun pada tahun ketiga dan seterusnya.
Waktu minimal melakukan pengujian adalah selama 12 bulan.
Stabilitas dipercepat dilakukan pada suhu 40±2oC dengan kelembapan relatif
75±5%. Jenis uji stabilitas ini dilakukan selama 6 bulan dengan tiga titik waktu
yaitu bulan ke-0,3, dan 6.

17

Anda mungkin juga menyukai